Anda di halaman 1dari 9

UTS TEORI

KEGAWATDARURATAN DALAM PELAYANAN KESEHATAN GIGI


MAKALAH
SYOK ANAFILAKTIK

Dosen Pembimbing :
dr. Endra Nastiti

Disusun Oleh :
Nama : Suyatmi
Nim : P1337425218015
Prodi : D IV Keperawatan Gigi
Semester : 4

D IV KEPERAWATAN GIGI
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmat dan karunianya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul Syok Anafilaktik ini sesuai waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dosen pada UTS mata kuliah Kegawatdaruratan dalam Pelayanan Kesehatan
Gigi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Syok
Anafilaktik dalam kegawatdaru yang berhubungan dengan Kesgilut bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada dr. Endra Nastiti , selaku dosen mata
kuliah Kegawatdaruratan dalam Pelayanan Kesehatan Gigi yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan .
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini

Semarang, 9 April 2020

Suyatmi
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATARBELAKANG
Perkembangan yang pesat dalam penemuan, penelitian dan produksi obat untuk
diagnosis, pengobatan dan pencegahan telah pula menimbulkan reaksi obat yang
tidak dikehendaki yang disebut sebagai efek samping. Reaksi tersebut tidak saja
menimbulkan persoalan baru disamping penyakit dasarnya ,tetapi kadang membawa
maut juga.
Reaksi anafilaktik merupakan salah satu contoh efek samping yang potensial
berbahaya Anafilaktik merupakan keadaan akut yang berpotensi mengancam jiwa
dan paling sering disebabkan oleh makanan, obat-obatan, sengatan serangga, dan
lateks. Gambaran klinis anafilaktik sangat heterogen dan tidak spesifik. Reaksi
awalnya cenderung ringan membuat masyarakat tidak mewaspadai bahaya yang akan
timbul, seperti syok, gagal nafas, henti jantung, dan kematian mendadak.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan syok anafilaktik ?
2. Apa yang meyebabkan terjadinya syok anafilaktik ?
3. Bagaimana tanda adan gejala syok anafilaktik ?
4. Bagaimana cara penanganan syok anafilaktik ?

C. TUJUAN
Untuk mengetahui penegakan diagnosis dan penanganan Syok Anafilaktik sehingga
dapat mengurangi morbiditas maupun mortalitas.
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI SYOK ANAFILAKTIK


Syok adalah suatu keadaan serius yang terjadi jika sistem kardiovaskuler  
(jantung dan pembuluh darah) tidak mampu mengalirkan darah ke seluruh tubuh
dalam jumlah yang memadai; syok biasanya berhubungan dengan tekanan darah
rendah dan kematian sel maupun jaringan.
Secara harafiah, anafilaksis berasal dari kata ana yang berarti balik dan phylaxis
yang berarti perlindungan. Dalam hal ini respons imun yang seharusnya melindungi
(prophylaxis) justru merusak jaringan, dengan kata lain kebalikan dari pada
melindungi (anti-phylaxis atau anaphylaxis).
Anafilaktik merupakan reaksi alergi yang dimediasi IgE. Jika seseorang sensitive
terhadap suatu antigen dan kemudian terjadi kontak lagi terhadap antigen tersebut,
akan timbul reaksi hipersensitivitas yang merupakan suatu reaksi anafilaktik yang
dapat berujung pada syok anafilaktik. Hal ini disebabkan oleh adanya suatu reaksi
antigen-antibodi yang timbul segera setelah suatu antigen yang sensitif masuk dalam
sirkulasi. Syok anafilaktik merupakan salah satu manifestasi klinis dari anafilaktik
yang merupakan syok distributif, ditandai oleh adanya hipotensi yang nyata akibat
vasodilatasi mendadak pada pembuluh darah dan disertai kolaps pada sirkulasi darah
yang dapat menyebabkan terjadinya kematian.
Menurut WHO pada tahun 2003 dalam Titi Ajeng 2014, anafilaksis adalah reaksi
hipersensitivitas generalista atau sistemik yang berat dan mengancam kehidupan.
Anafilaksis sendiri dibagi menjadi tiga, alergi, non alergi, dan idiopatik.Anafilaksis
alergi terjadi bila diperantarai suatu mekanisme imunologi, diperantarai IgE, atau
diperantarai antibodi-IgE. Sedangkan anafilaksis non alergi atau pseudo alergi(atau
anafilaktoid) diperantarai penyebab non imunologi. Sedangkan anafilaksis idiopatik,
yaitu anafilaksis yang tidak diketahui penyebabnya.

B. PENYEBAB SYOK ANAFILAKTIK


Alergen adalah zat apa pun yang dapat menjadi penyebab terjadinya reaksi alergi
dalam tubuh penderita. Reaksi anafilaksis terjadi ketika sistem imun tubuh merespons
alergen yang dianggap berbahaya secara berlebihan, sehingga mengakibatkan
tekanan darah turun tiba-tiba (syok).
Etiologi terjadinya reaksi anafilaktik yaitu:
a. Obat-obatan (antibiotik golongan B-lactam, insulin, streptokinase)
b. Makanan (kacang-kacangan, telur, ikan laut)
c. Protein (antitoksin tetanus, transfusi darah)
d. Bisa binatang
e. Lateks
Selain itu, latihan maupun terpapar udara dingin (pada pasien dengan
Cryoglobulinemia)dapat menyebabkan terjadinya reaksi anafilaktik. Riwayat
keluarga atopi tidak meningkatkan risiko kejadian anafilaktik, namun dapat
meningkatkan risiko kematian ketika reaksi anafilaktik terjadi.
Obat-obatan yang bisa menyebabkan anafilaksis seperti antibiotik khususnya
penisilin,obat anestesi intravena, relaksan otot, aspirin, NSAID, opioid,OAT, vitamin
B1, asam folat, agen kometerapi seperti carboplatin dan doxorubicin serta agen
biologis seperti antibody monoclonal,selain itu dapat juga disebabkan oleh obat-
obatan herbal.
Alergen Penyebab Anafilaksis
Makanan Krustasea:Lobster, udang dan kepiting
Moluska : kerang
Ikan
Kacang- kacangna , biji-bijian
Buah beri
Putih telur
Susu
Obat Hormon : Insulin, PTH, ACTH, Vaso-presin, Relaxin
Enzim : Tripsin,Chymotripsin, Penicillinase, As-paraginase
Vaksin dan Darah
Toxoid : ATS, ADS, SABUA
Ekstrak alergen untuk uji kulit
Dextran
Antibiotika:
Penicillin,Streptomisin,Cephalosporin,Tetrasiklin,Ciprofloxacin,Am
 photericin B, Nitrofurantoin.
Agen diagnostik-kontras
Vitamin B1, Asam folat
Agent anestesi: Lidocain, Procain,
Lain-lain: Barbiturat, Diazepam, Phenitoin, Protamine,
Aminopyrine, Acetil cystein , Codein, Morfin, Asam salisilat dan
HCT
Bisa serangga Lebah Madu, Jaket kuning, Semut api Tawon (Wasp)
Lain - lain Lateks, Karet, Glikoprotein seminal fluid

C. TANDA DAN GEJALA SYOK ANAFILAKTIK


Tanda dan gejala dari anafilaksis dapat berupa:
1. Kulit, subkutan, mukosa (80-90% kasus)
- Kemerahan, gatal, urtikaria, angioedema, pilor erection
- Gatal di periorbital, eritema dan edema, eritema konjunctiva, mata berair
- Gatal pada bibir, lidah, palatum, kanalis auditori eksternus, bengkak di bibir, lidah,
dan uvula.
- Gatal di genital, telapak tangan dan kaki.
2. Respirasi (70%)
- Gatal di hidung, bersin-bersin, kongesti, rinorea, pilek
- Gatal pada tenggorokan, disfonia, suara serak, stridor, batuk kering (dry
staccato cough)
- Peningkatan laju nafas, susah bernafas, dada terasa terikat, wheezing, sianosis,
gagal nafas.
3. Gastrointestinal (45%)
- Nyeri abdomen, mual, muntah, diare, disfagia.
4. Sistem kardiovaskuler (45%)
- Nyeri dada, takikardia, bradikardia (jarang), palpitasi, hipotensi, merasa
ingin jatuh, henti jantung.
- Manifestasi primer pada jantung tampak dari perubahan EKG yaitu Tmendatar,
aritmia supraventrikular, AV block.
5. Sistem saraf pusat (15%)
Perubahan mood mendadak seperti iritabilitas, sakit kepala, perubahan
status mental, kebingungan.
6. Lain-lain
Metallic taste di mulut, kram dan pendarahan karena kontraksi uterus.

D. PENATALAKSANAAN SYOK ANAFILAKTIK


Penatalaksanaan reaksi anafilaksis sebagai berikut:
1. Evaluasi ABC
2. Posisikan pasien dengan posisi elevasi ekstremitas atas
3. Beri 02 100% 6-8 L/menit (distress nafas)
4. Adrenalin 1:1000 larutan (1mg/ml) disuntikkan 0,3-0,5 ml IM atau 0,01
mg/kgBB Akses infus (14atau 16 gauge) intravena dengan normal salin
5. Bila tidak ada perbaikan, pemnerian adrenalin dapat diulang 10-15 menit
kemudian dengan dosis maksimum 0,5 mg untuk dewasa dan 0,3 mg
untuk anak-anak
6. Medikasi lini kedua yang dapat digunakan adalah H1 antihistamin seperti
intravena chlorpheniramine (10 mg) atau dipenhidramin (25-50 mg),
cetirizine intra oral; β2 adrenergic agonists, seperti salbutamol inhaler (2,5
mg/3 mL); glukokortikoid seperti hydrocortison 100-500 mg IM atau IV,
metylprednisolon 125-250 mg IV, oral prednisone.
7. Observasi 2-3 kali dalam 24 jam dan hindari agen penyebab.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berhasil tidaknya penanggulangan syok tergantung darikemampuan mengenal
gejalagejala syok mengetahui, dan mengantisipasi penyebab syok serta efektiitas
dan efisiensi kerja kita pada menitmenit pertama pasien mengalami syok.
Diagnosis syok (shock) secara cepat dapat ditegakkan dengan tidak teraba atau
melemahnya nadi radialis/ karotis, pasientampak pucat, perabaan pada ekstremitas
teraba dingin, basah dan pucat sertamemanjangnnya waktu pengisian kapiler
(capillary refill time lebih dari 2 detik)

DARTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/16346258/kegawatdaruratan_Syok
https://baixardoc.com/documents/makalah-syok-anafilaksis-5c7c39656f95d
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/0c884b36841e1c6b47c70365
bf8a1597.pdf

Anda mungkin juga menyukai