SYOK ANAFILAKTIK
KELOMPOK 6
i
KATA PENGATAR
Segala Puji dan syukur selalu penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Asuhan
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Gawat Darurat pada
Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas yang diberikan kepada kami
sebagai bahan diskusi. Semoga dengan terselesaikannya makalah ini dapat menjadi
pembelajaran yang lebih baik bagi kami dalam pembuatan makalah yang berikutnya.
makalah ini dapat memberikan wawasan baru bagi kami maupun bagi yang
membacanya. Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan maka
dari itu kami membutuhkan kritikan dan saran serta masukan, sehingga kedepanya
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER....................................................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................5
C. Tujuan...........................................................................................................5
D. Manfaat.........................................................................................................6
BAB II TELAAH PUSTAKA
A. Pengertian.............................................................................................................7
B. Epidemiologi.................................................................................................7
C. Etiologi..........................................................................................................8
D. Patofisiologi.........................................................................................................8
E. Manifestasi Klinis…………………………………………………………..12
F. Penatalaksanaan……………………………………………………………..13
G. Asuhan Keperawatan…………………………...…………………………..13
iii
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
reaksi obat yang tidak dikehendaki yang disebut sebagai efek samping.
Diperkirakan efek samping terjadi pada 6 sampai 15% pasien yang dirawat di
rumah sakit, sedangkan alergi obat berkisar antara 6-10% dari efek samping.
Anafilaktis memang jarang dijumpai, tetapi paling tidak dilaporkan lebih dari
kontraksi menyebabkan reaksi yang mengancam nyawa pada 0,1 % dan reaksi
yang fatal terjadi antara 1 : 10.000 dan 1 : 50.000 prosedur intravena. Kasus
kasus kematian karena uji kulit dan 24 kasus imunoterapi terjadi selama tahun
B. Rumusan Masalah
Apa konsep teori dan asuhan keperawatan pada pasien penderita syok anafilaktik
C. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui konsep teori dan asuhan keperawatan pada pasien panderita
syok anafilaktik.
6
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi masyarakat
2. Bagi mahasiswa
BAB II
7
TINJAUAN PUSTAKA
SYOK ANAFILAKTIK
1. Pengertian
yang terjadi akibat paparan antigen dan melibatkan berbagai sistem organ dengan
2. Etiologi
3. Patofisiologi
Bila suatu alergen spesifik disuntikkan langsung kedalam sirkulasi darah maka
alergen dapat bereaksi pada tempat yang luas diseluruh tubuh dengan adanya
basofil dalam darah dan sel mast yang segera berlokasi diluar pembuluh darah
anafilaksis.
banyak plasma dari sirkulasi maka dalam beberapa menit dapat meninggal akibat
8
kapiler setempat sehingga terjadi pembengkakan pada area yang berbatas jelas
( disebut hives ) . Urtikaria muncul akibat masuknya antigen kearea kulit yang
kebocoran cairan yang cepat dalam hidug menyebabkan dinding mukosa hidung
Allergen
(Antibiotik, makanan, bisabinatang, lateks )
Reaksi antibody
SYOK ANAFILAKTIK
Peningkatan
permeabilitas vascular
Peningkatan Spasme bronkus Spasmepembuluh
Mucus pada darahkoroner
jalan napas Penyempitan jalan nafas
Penurunanaliran darah pada
Penurunantekanan
perfusi jaringan Penurunan cairan intravaskuler Miokard kekurangan
oksigen(energi)
Akral dingin
5.
Tingkat Gejala Abdomen Jalan napas Kardiovaskuler
keparahan
I Gatal, - - -
kemerahan,
urtikaria,
angiodema
Pemeriksaan penunjang
6. Penyulit:
Kematian akibat oedema laring, gagal nafas, syok atau aritmia jantung dapat
terjadi beberapa menit setelah reaksi terjadi, tapi dapat juga terjadi dalam
7. Penatalaksanaan
Dari hasil telaah literature review oleh Agustinus Ervianto Irawan tahun 2020
berikut :
Penanganannya :
d. Persiapkan untuk kereksi biola terjadi obstruksi jalan napas dan instabilitas
epineprin.
setelah 5 menit jika pasien tidak menunjukkan adanya respon pada injeksi
konsentrasi 1:1000.
12
i. Pasien dengan reaksi pada jalan napas bagian atas dapat dilakukan tindakan
magnesium secara intravena dengan dosis dan perhatian yang mirip dalam
a. Pengkajian
1) Primary Survey
a) Airway
Adanya rasa tercekik di daerah leher, suara serak sebab edema pada
laring. Hidung terasa gatal, bersin hingga tersumbat. Serta adanya batuk,
b) Breathing
Pada pasien syok anafilaktik ditemukan adanya batuk dan sesak napas
c) Circulation
d) Disability
e) Exposure
2) Secondary Survey
14
e) Pemeriksaan fisik
1) Bersihan jalan napas tidak efektif (D.0001) b.d spasme jalan napas,
hipersekresi jalan
4) Perfusi jaringan perifer tidak efektif (D.0009) b.d penurunan aliran arteri
atau vena
dengan bengkak dan gatal pada kulit dan hidung, ada hives, urtikaria, dan
hidung berair.
15
7. Sianosis. 4. Kolaborasi
8. Bunyi napas Kolaborasi pemberian
menurun. mukolitik atau
9. Frekuensi ekspektoran, jika perlu
2. Manajemen Jalan Nafas (I.
napas berubah.
01011)
10. Pola napas 1. Observasi
berubah Monitor pola napas
(frekuensi, kedalaman,
usaha napas)
Monitor bunyi napas
tambahan (mis.
Gurgling, mengi,
weezing, ronkhi kering)
Monitor sputum
(jumlah, warna, aroma)
2. Terapeutik
Pertahankan kepatenan
jalan napas dengan
head-tilt dan chin-lift
(jaw-thrust jika curiga
trauma cervical)
Posisikan semi-Fowler
atau Fowler
Berikan minum hangat
Lakukan fisioterapi
dada, jika perlu
Lakukan penghisapan
lendir kurang dari 15
detik
Lakukan
hiperoksigenasi
sebelum
Penghisapan
endotrakeal
Keluarkan sumbatan
benda padat dengan
forsepMcGill
Berikan oksigen, jika
perlu
3. Edukasi
Anjurkan asupan cairan
2000 ml/hari, jika tidak
kontraindikasi.
Ajarkan teknik batuk
efektif
4. Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
bronkodilator,
ekspektoran,
17
mukolitik, jika perlu.
3. Pemantauan Respirasi (I.01014)
1. Observasi
Monitor frekuensi,
irama, kedalaman, dan
upaya napas
Monitor pola napas
(seperti bradipnea,
takipnea, hiperventilasi,
Kussmaul, Cheyne-
Stokes, Biot, ataksik)
Monitor kemampuan
batuk efektif
Monitor adanya
produksi sputum
Monitor adanya
sumbatan jalan napas
Palpasi kesimetrisan
ekspansi paru
Auskultasi bunyi napas
Monitor saturasi
oksigen
Monitor nilai AGD
Monitor hasil x-
ray toraks
2. Terapeutik
Atur interval waktu
pemantauan respirasi
sesuai kondisi pasien
Dokumentasikan hasil
pemantauan
3. Edukasi
Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu
beristirahat dan
pemulihan
Siapkan menjalani
intervensi koroner
perkutan, jika perlu
Berikan dukungan
spiritual dan emosional
3. Edukasi
Anjurkan segera
melaporkan nyeri dada
Anjurkan menghindari
manuver Valsava (mis.
Mengedan sat BAB
atau batuk)
Jelaskan tindakan yang
dijalani pasien
Ajarkan teknik
menurunkan
kecemasan dan
ketakutan
4. Kolbaorasi
Kolaborasi pemberian
antiplatelat, jika perlu
Kolaborasi pemberian
antiangina(mis.
Nitrogliserin, beta
blocker, calcium
channel bloker)
Kolaborasi pemberian
morfin, jika perlu
Kolaborasi pemberian
inotropik, jika perlu
Kolaborasi pemberian
obat untuk mencegah
manuver Valsava (mis.,
pelunak, tinja,
antiemetik)
Kolaborasi pemberian
trombus dengan
antikoagulan, jika perlu
Kolaborasi
pemeriksaan x-ray
dada , jika perlu
penggunaan obat
penyekat beta
7. Ajurkan melahkukan
perawatan kulit yang
tepat(mis.
Melembabkan kulit
kering pada kaki)
8. Anjurkan program
rehabilitasi vaskuler
9. Anjurkan program diet
untuk memperbaiki
sirkulasi( mis. Rendah
lemak jenuh, minyak
ikan, omega3)
10. Informasikan tanda dan
gejala darurat yang
harus dilaporkan( mis.
Rasa sakit yang tidak
hilang saat istirahat,
luka tidak sembuh,
hilangnya rasa)
B. MANAJEMEN SENSASI
PERIFER (I. 06195)
1. Observasi
Identifikasi penyebab
perubahan sensasi
Identifikasi penggunaan
alat pengikat, prostesis,
sepatu, dan pakaian
Periksa perbedaan
sensasi tajam atau
tumpul
Periksa perbedaan
sensasi panas atau
dingin
Periksa kemampuan
mengidentifikasi lokasi
dan tekstur benda
Monitor terjadinya
parestesia, jika perlu
Monitor perubahan kulit
Monitor adanya
tromboflebitis dan
tromboemboli vena
2. Terapeutik
Hindari pemakaian
benda-benda yang
berlebihan suhunya
(terlalu panas atau
dingin)
3. Edukasi
27
Anjurkan penggunaan
termometer untuk
menguji suhu air
Anjurkan penggunaan
sarung tangan termal
saat memasak
Anjurkan memakai
sepatu lembut dan
bertumit rendah
4. Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
analgesik, jika perlu
Kolaborasi pemberian
kortikosteroid, jika
perlu
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Syok anafilaktik adalah syok yang terjadi secara akut yang disebabkan
oleh reaksi obat, makanan, serta gigitan serangga. Penatalaksaan dari syok
spasme pada bronkus, edema pada laring, dan mengenai hampir diseluruh
sistem.
karena itu, perlu pemahaman yang baik mengenai syok dan penanganannya
B. Saran
Sebab gawat dan darurat adalah kondisi dimana perlu pertolongan secara cepat
dan tepat, maka dari itu penulis mengharapkan melalui makalah ini akibat fatal
Chen, K., & Pohan, H. T. (2014). Penatalaksanaan Syok Septik. In Ilmu Penyakit
Dalam (keenam, pp. 4125–4129). Jakarta Pusat: Internal Publishing.
Hardisman, H. (2013). Memahami Patofisiologi dan Aspek Klinis Syok
Hipovolemik: Update dan Penyegar. Jurnal Kesehatan Andalas, 2(3), 178.
https://doi.org/10.25077/jka.v2i3.167
Hidayatulloh, Najib, M. A., Supriyadi, & Sriningsih, I. (2016). Pengaruh resusitasi
cairan terhadap statushemodinamik (MAP) dan status mental (GCS) pada pasien
syok hipovolemik di IGD RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Jurnal Ilmu
Keperawatan Dan Kebidanan.
Irawan, A. E. (2019). Jurnal Penelitian Perawat Profesional. Jurnal Penelitian
Perawat Profesional, 1(November), 89–94. Retrieved from
http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/download/
83/65
Junaedi, Sargowo, J., & Nasution, T. H. (2016). Shock Index (Si) Dn Mean Arterial
Pressure (Map) Sebagai Prediktor Kematian Pada Pasien Syok Hipovolemik Di
Rsud Gunung Jati Cirebon. Jurnal Kesehatan Hesti Wira Sakti, 4(April), 45–59.
Retrieved from
https://jurnal.poltekkes-soepraoen.ac.id/index.php/HWS/article/view/141
Kasjmir et al. (2014). Gangguan Ginjal Akut. In buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (pp.
2166–2175).
Leksana, E. (2015). Dehidrasi dan Syok. Cdk-228.
Ningsih, D. K. (2015). Penatalaksanaan Kegawatdaruratan Syok Dengan
Pendekatan Proses Keperawatan (Pertama). Malang: UB Press.
Pardede, S. O., Djer, M. M., Cahyani, F. S., Ambarsari, G., Soebadi, A., Kedokteran,
P., & Lxiv, B. (n.d.). Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Departemen
Ilmu Kesehatan Anak Penyunting: Tata Laksana Berbagai Keadaan Gawat
Darurat pada Anak.
Purwanto, D. S., & Astrawinata, D. A. W. (2018). Mekanisme Kompleks Sepsis dan
Syok Septik. Jurnal Biomedik (Jbm), 10(3), 143.
https://doi.org/10.35790/jbm.10.3.2018.21979
Umroh, A. (2019). Jurnal Penelitian Perawat Profesional. Jurnal Penelitian Perawat
Profesional, 1(November), 89–94. Retrieved from
http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/download/
83/65