Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARUTAT

“ KEGAWATAN PADA SISTEM RESPIRASI ”

OLEH :
Bunga Elyamunawaro ( 2114201089 )
Henni Ramadhani Safitri ( 2114201088 )
Vanny Anggraini ( 2114201090 )

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS


KESEHATAN UNIVERSITAS FORT DE KOCK
BUKITTINGGI 2022
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala

kebesaran dan limpahan nikmat yang diberikan-Nya, sehingga kelompok kami

dapat menyelesaikan laporan makalah asuhan keperawatan gawat darurat dengan

judul “ Kegawatan Pada Sistem Respirasi ”. Shalawat serta salam tidak lupa pula

penyusun kirimkan kepada junjungan kita Nabi SAW.

Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari pengetahuan dan

keterbatasan penulis. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik

dan saran dari berbagai pihak agar laporan ini lebih baik dan bermanfaat.

Akhir kata penulis ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah

membantu dalam pembuatan laporan ini, semoga bermanfaat bagi para pembaca.

Bukittinggi, 25 Maret 2022

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i


DAFTAR ISI................................................................................................... ii
1. Konsep Kegawatan Sistem Respirasi .................................................. 1
a. Pengertian....................................................................................... 1
b. Patofisiologi.................................................................................... 1
c. Faktor pencetus............................................................................... 3
d. Manifestasi klinis............................................................................ 3
e. Etiologi........................................................................................... 4
f. WOC............................................................................................... 5
g. Pemeriksaan.................................................................................... 6
h. Terapi.............................................................................................. 6
i. Diet ................................................................................................ 6
j. Asuhan Keperawatan Gawat Darurat............................................. 7
2. Asuhan Kepearwatan Gawat Darurat Kasus ASMA............................ 9
a. Pengkajian....................................................................................... 9
b. Pemeriksaan ................................................................................... 9
c. Analisa data.................................................................................... 10
d. Diagnosa Keperawatan................................................................... 11
e. Intervensi ....................................................................................... 11
f. WOC............................................................................................... 13
3. Pencegahan ASMA............................................................................... 14
4. Pemeriksaan Diagnostik & Laboratorium............................................ 14
DAFTAR PUSTAKA

ii
1. KONSEP KEGAWATAN SISTEM RESPIRASI

A. PENGERTIAN ASMA BRONCHIAL

Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel

dimana trakea dan bronki berespon dalam secara hiperaktif terhadap

stimulasi tertentu (Smeltzer and Bare, 2002).

Penurunan fungsi paru dan hiperresponsivitas jalan napas terhadap

berbagai rangsang. Karakteristik penyakit meliputi bronkhospasme,

hipersekresi mukosa dan perubahan inflamasi pada jalan napas.(Campbell.

Haggerety,1990; orsi 1991). Banyak orang mengabaikan keseriusan

penyakit ini. Perawatan di RS sering kali karena akibat dari pengabaian

tanda penting ancaman serangan asma dan tidak mematuhi regimen

terapeutik. Status asmatikus mengacu pada kasus asma yang berat yang tak

berespon terhadap tindakan konvensional. Ini merupakan situasi yang

mengancam kehidupan dan memerlukan tindakan segera.

B. PATOFISIOLOGI

Asma adalah obstruksi jalan nafas difus reversibel. Obstruksi

disebabkan oleh satu atau lebih dari konstraksi otot-otot yang mengelilingi

bronkhi, yang menyempitkan jalan nafas, atau pembengkakan membran

yang melapisi bronkhi, atau penghisap bronkhi dengan mukus yang kental.

Selain itu, otot-otot bronkhial dan kelenjar mukosa membesar, sputum

yang kental, banyak dihasilkan dan alveoli menjadi hiperinflasi, dengan

udara terperangkap di dalam jaringan paru. Mekanisme yang pasti dari

perubahan ini belum diketahui, tetapi ada yang paling diketahui adalah

keterlibatan sistem imunologis dan sisitem otonom.

1
2

Beberapa individu dengan asma mengalami respon imun yang

buruk terhadap lingkungan mereka. Antibodi yang dihasilkan (IgE)

kemudian menyerang sel-sel mast dalam paru. Pemajanan ulang terhadap

antigen mengakibatkan ikatan antigen dengan antibodi, menyebabkan

pelepasan produk sel-sel mast (disebut mediator) seperti histamin,

bradikinin, dan prostaglandin serta anafilaksis dari substansi yang bereaksi

lambat (SRS-A). Pelepasan mediator ini dalam jaringan paru

mempengaruhi otot polos dan kelenjar jalan nafas, menyebabkan

bronkospasme, pembengkakan membaran mukosa dan pembentukan

mukus yang sangat banyak.

Sistem saraf otonom mempengaruhi paru. Tonus otot bronkial

diatur oleh impuls saraf vagal melalui sistem parasimpatis, Asma idiopatik

atau nonalergik, ketika ujung saraf pada jalan nafas dirangsang oleh faktor

seperti infeksi, latihan, dingin, merokok, emosi dan polutan, jumlah

asetilkolin yang dilepaskan meningkat. Pelepasan asetilkolin ini secara

langsung menyebabkan bronkokonstriksi juga merangsang pembentukan

mediator kimiawi yang dibahas di atas. Individu dengan asma dapat

mempunyai toleransi rendah terhadap respon parasimpatis.

Selain itu, reseptor α- dan β- adrenergik dari sistem saraf simpatis

terletak dalam bronki. Ketika reseptor α- adrenergik dirangsang terjadi

bronkokonstriksi, bronkodilatasi terjadi ketika reseptor β- adregenik yang

dirangsang. Keseimbangan antara reseptor α- dan β- adregenik

dikendalikan terutama oleh siklik adenosin monofosfat (cAMP). Stimulasi

reseptor alfa mengakibatkan penurunan cAMP, mngarah pada peningkatan


3

mediator kimiawi yang dilepaskan oleh sel mast bronkokonstriksi.

Stimulasi reseptor beta adrenergik mengakibatkan peningkatan tingkat

cAMP yang menghambat pelepasan mediator kimiawi dan menyababkan

bronkodilatasi. Teori yang diajukan adalah bahwa penyekatan β-

adrenergik terjadi pada individu dengan asma. Akibatnya asmatik rentan

terhadap peningkatan pelepasan mediator kimiawi dan konstriksi otot

polos (Wijaya dan Putri, 2014).

C. FAKTOR PENCETUS

1) Alergen

2) Infeksi saluran nafas

3) Ketegangan jiwa Alrgen

4) Infeksi saluran nafas

5) Ketegangan jiwa

6) Kegiatan jasmani

7) Obat – obatan

8) Polusi udara

9) Lingkungan kerja

10) Lain – lain

D. MANIFESTASI KLINIS

Gejala yang timbul biasanya berhubungan dengan beratnya derajad

hiperaktifitas bronkus.Obstruksi jalan nafas dapat revesible secara

spontan maupun dengan pengobatan. Gejala asma antara lain :

1) Bising mengi ( weezing ) yang terdengar atau tanpa stetoskop

2) Batuk produktif, sering pada malam hari


4

3) Sesak nafas

4) Dada seperti tertekan atau terikat

5) Pernafasan cuping hidung

E. ETIOLOGI

Dua tipe dasar imunologik dan non imunologik .Asma alergik

( disebut ekstrinsik ) terjadi pada saat kanak – kanak terjadi karena

kontak dengan elergan dengan penderita yang sensitive.

Asma non imunologik atau non alergik ( di sebut instrinsik ), biasanya

terjadi pada usia diatas 35 tahun. Serangan dicetuskan oleh infeksi pada

sinus atau cabang pada bronchial.

Asma campuran yang serangannya diawali oleh infeksi virus atau

bacterial atau oleh allergen. Pada saat lain serangan dicetuskan oleh

factor yang berbeda atau juga dapat di cetuskan oleh perubahan suhu dan

kelembaban, uap yang mengiritasi, asap, bau – bauan yang kuat, latihan

fisik dan stress emosional.


5

F. WOC
Ekstrinsik Instrinsik/ Idiopatik

Mk: Ansietas
Respon alergi/ Kecemasan
Hipereaktivitas

Inflamasi dinding Spasme Otot


bronchus Sumbatan mukus Edema bronchus Ketegangan di
seluruh tubuh

Obstruksi Penerapan
saluran nafas Alveoli tertutup teknik relaksasi
wheezing
(bronchospasme) otot progresif

Hipoksemi
Mk : Bersihan
jalan nafas tidak Mk : Gangguan
efektif Pertukaran Gas
Penyempitan jalan
Asidosis
nafas metabolik

Peningkatan kerja
pernafasan
Status Asmatik

Peningkatan kebutuhan
oksigen

MK : Pola Nafas Tidak


Hiperventilasi
Efektif

Retensi CO2

Asidosis Respiratorik
6

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1) Test fungsi paru ( Spirometer )

2) Foto thorax

3) Pemeriksaan darah (DL, BGA)

4) Test kulit

5) Test Provokasi bronkhial

H. TERAPI

1) Oksigen 4 – 6 liter / menit

2) Agonis B2 ( salbutamol 5 mg atau feneterol 2,5 mg atau terbulatin 10

mg ) intalasi nebulasi dan pemberiannya dapa diulang setiap 20 menit

sampai 1 jam. Pemberian agonis B2 dapat secara subcutan atau iv

dengan dosis salbutamol 0,25 mg atau terbulatin 0,25 mg dalam

larutan dextrose 5 % dan diberikan perlahan.

3) Aminofilin bolus iv 5 – 6 mg / kg BB, jika sudah menggunakan obat

ini dalam 12 jam sebelumnya maka cukup diberikan setengah dosis.

4) Kortikosteroid hidrokortison 100 – 200 mg iv jika tak ada respon

segera atau pasien sedang menggunakan steroid oral atau dalam

serangan sangat berat.

I. DIET

1) Asam lemak omega -3

Minyak zaitun, walnut, biji chia, salmon, tuna, sarden.

2) Apel

3) Wortel

4) Bayam
7

5) Pisang

6) Jahe

Makanan yang harus di hindari :

1) Makanan mengandung sulfit

Buah-buah kering, jus lemon dan anggur dalam kemasan, wine,

molase (gula tetes batu)

2) Makanan yang mengandung gas

Makanan berkarbonasi, minuman manis dalam kemasan, permen

karet, gorengan, sayuran kubis dan kol, kacang polong, bawang putih.

3) Makanan cepat saji

4) Makanan pemicu alergi

Produk susu, seafood, telur, kacang

J. ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

1) Pengkajian

a. Keluhan :

- Sesak nafas tiba-tiba, biasanya ada faktor pencetus

- Terjadi kesulitan ekspirasi / ekspirasi diperpanjang

- Batuk dengan sekret lengket

- Berkeringat dingin

- Terdengar suara mengi / wheezing keras

- Terjadi berulang, setiap ada pencetus

- Sering ada faktor genetik/familier

b. Airway

- Inspeksi jalan nafas : sumbatan lendir, lidah, benda asing


8

- Auskultasi : suara sumbatan jalan nafas, whesing, mengi.

c. Breathing

- Saat serangan anak tampak gelisah, sesak nafas tak ada

perubahan dg merubah posisi

- Respirasi rate sedikit meningkat dengan ekspirasi diperpanjang

d. Cirkulasi

- Kadang disertai sianosis

2) Diagnosa Keperawatan

a. Bersihan jalan nafas tidak efektif

b. Pola nafas tidak efektif

c. Kecemasan berhubungan dengan ancaman kematian (sesaka nafas

akibat serangan ashma)


9

2. ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA KASUS

ASMA

Seorang laki-laki berusia 74 tahun masuk IGD dengan keluhan sesak

napas yang berat. Klien mengatakan sesak nafas dirasakan saat beraktifitas

dari tadi malam dan bertambah berat pada pagi hari. Klien mengatakan

memiliki riwayat asma dan pernah di rawat di RS sebanyak 3 kali dengan

penyakit yang sama. Hasil pemeriksaan didaptkan orientasi klien baik, ada

secret di jalan napas, batuk, terdengar suara gargling, gerakan dada

simetris, irama nafas cepat, pola napas tidak teratur, tidak ada sianosis,

CRT < 2 detik, kesadaran CM, GCS E4V5M6, TD : 140/90 mmHg, N :

90x/menit, RR : 45x/menit, S:36oC, auskultasi Thorax didapatkan adanya

suara ronchi. Medikasi yang didapatkan klien adalah nebulizer floxotid,

nebulizer combivent, injeksi omeprazol 1 ampul, dan infus RL drip

Aminophilin.

A. Pengkajian

Laki-laki usia 74 tahun masuk IGD dengan keluhan sesak napas yang

berat. Klien mengatakan sesak nafas dirasakan saat beraktifitas dari tadi

malam dan bertambah berat pada pagi hari. Klien mengatakan memiliki

riwayat asma dan pernah di rawat di RS sebanyak 3 kali dengan penyakit

yang sama.

B. Pemeriksaan

1) Primary Survey

a) Airway
10

Adanya sumbatan jalan napas, adanya secret dijalan napas, batuk,

terdengar suara gurgling, auskultasi thorax ronchi.

b) Breathing

Sesak napas berat, Irama napas cepat, pola napas tidak teratur,

RR : 45x/menit

c) Circulation

TD : 140/90 mmHg, N : 90x/menit, S : 36 oC, CRT < 2 detik dan

terpasanag infus RL drip Aminophilin

d) Disability

Orientasi baik, kesadaran composmetis, GCS : E4V5M6

e) Exsposure

Tidak dilakukan.

C. Analisa Data

NO DATA ETIOLOGI MASALAH


1 DS:
- Klien mengeluh sesak Spasme jalan Bersihan Jalan
napas yang berat napas, adanya Napas Tidak efetif
- Klien mengatakan sesak sputum
nafas dirasakan saat
beraktifitas dari tadi malam
dan bertambah berat pada
pagi hari
- Klien mengatakan
memiliki riwayat asma dan
pernah di rawat di RS
sebanyak 3 kali dengan
penyakit yang sama.
11

DO:
- Orientasi klien baik
- Ada secret di jalan napas
- Batuk
- Terdengar suara gargling
- Gerakan dada simetris
- Irama nafas cepat
- Pola napas tidak teratur
- Tidak ada sianosis
- CRT < 2 detik
- kesadaran CM
- GCS E4V5M6
- TD : 140/90 mmHg, N :
90x/menit, RR : 45x/menit,
S:36oC
- Auskultasi Thorax
didapatkan adanya suara
ronchi
- Medikasi yang didapatkan
klien adalah :
 nebulizer floxotid
 nebulizer combivent
 injeksi omeprazol 1
ampul
 infus RL drip
Aminophilin.

D. Diagnosa Keperawatan

Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan spasme jalan

napas, adaya sputum

E. Intervensi
12

Observasi

- Monitor pola napas ( frekuensi, kedalaman, usaha napas )

- Monitor bunyi napas tambahan ( gurgling, mengi, whezing, ronchi )

- Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)

Terapeutik

- Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt dan chin-lift

( jaw-trust jika curiga trauma servikal )

- Posisikan semi fowler atau fowler

- Berikan minum hangat

- Lakukan fisioterafi dada, jika perlu

- Lakukan pengisapan lendir kurang dari 15 detik

- Berikan oksigen

Edukasi

- Ajarkan teknik batuk efektif

Kolaborasi

- pemberian bronkodilator, espektoran, mukolitik


13

F. WOC KASUS ASMA

Ekstrinsik

Respon Alergi/
Hiperaktivitas

Infalamasi dinding
Sumbatan mukus Edema Spasme otot bronchus
broncus

Obstruksi Saluran Napas


Gurgling dan Ronchi
(Bronchospasme)

MK :
Bersihan Jalan napas tidak
efektif
14

3. PENCEGAHAN PADA ASMA

a. Hindari pemicu penyebab asma

b. Menggunakan pegobatan pencegahan asma

c. Membawa obat kemanapun pergi

d. Menggunakan pelembab udara ( humidifer )

e. Berolahraga dengan tepat dan tidak berlebihan

f. Mengguakan masker

g. Imunoterapi

h. Atur pola makan

i. Sering cek fungsi paru

j. Biasakan bernapas lewat hidung

k. Bersihkan rumah, tempat tidur secara rutin

l. Mengelola stress dengan baik

4. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK DAN LABORATORIUM

Pemeriksaan penunjang :

a. Spirometri

Untuk mengkaji jumla udara yang dinspirasi

b. Uji provokasi bronkus

c. Pemeriksaan sputum

d. Pemeriksaan cosinofit total

e. Pemeriksaan tes kulit

Dilakukan untuk mencari faktor alergi dengan berbagai alergen yang

dapat menimbulkan reaksi yang positif pada asma.


15

f. Pemeriksaan kadar IgE total dan IgE spesifik dalam sputum

g. Foto thorak untuk mengetahui adanya pembengkakan , adanya

penyempitan bronkus dan adanya sumbatan

h. Analisa gas darah

Untuk mengetahui status kardiopulmoner yang berhubungan dengan

oksigenasi.
DAFTAR PUSTAKA

https://hellosehat.com/pernapasan/asma/pencegahan-asma/ diakses pada rabu, 23-


03-2022, 20.00 wib

http://repository.poltekeskupang.ac.id/1356/1/KTI%20AMANDA.pdf diakses
pada rabu, 23-03-2022, 19.00 wib

https://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/89363/ARYULA
%20PUTRI%20BERA%20RIA_152303101034_1.pdf?
sequence=1&isAllowed=y diakses pada rabu, 23-03-2022, 21.27 wib

https://www.academia.edu/7423397/
KEGAWATDARURATAN_SISTEM_PERNAPASAN diakses pada
rabu, 23-03-2022, 19.20 wib

Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(SDKI), Edisi 1, Jakarta, PersatuanPerawat Indonesia

Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(SIKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Yayasan ambulans gawat darurat ( 2017 ). BT&CLS Basic Trauma & Cardiac
Life Support (edisi ke 7). Aryono Pusponegoro. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai