Anda di halaman 1dari 14

BAB IV

ANALISA SITUASI

A. Analisa Masalah Keperawatan dengan Konsep Terkait dan Konsep Kasus Terkait
Masalah kesehatan yang terdapat dalam karya ilmiah ini adalah klien dengan
diagnosa hipertensi disertai ansietas. Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang
bersifat abnormal dan diukur paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda.
Seseorang dianggap mengalami hipertensi apabila tekanan darahnya lebih tinggi dari
140/90 mmHg (Elizabeth dalam Ardiansyah M., 2012).
1. Proses pengkajian dilakukan pada 9 klien yaitu Ny. K, Ny. A, Tn. R, Tn. S, Ny. I,
Tn. L, Tn H, Ny.P dan Tn. S dengan menggunakan metode wawancara, observasi,
serta catatan rekam medis klien. Pengkajian tersebut dilakukan pada klien yang
dirawat diruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Aji Muhammad.

Pada klien dengan hipertensi, terdapat beberapa masalah keperawatan sebagaimana


yang telah dituliskan di Bab sebelumnya. Namun, masalah keperawatan yang timbul pada
Ny. K, Ny. A, Tn. R, Tn. S, Ny. I, Tn. L, Tn H, Ny.P dan Tn. S adalah ansietas.
Masalah keperawatan tersebut akan didiskusikan lebih lanjut pada pembahasan
dibawah ini:

1. Ansietas
Ansietas adalah perasaan was-was, khawatir, atau tidak nyaman seakan-akan
terjadi sesuatu yang dirasakan sebagai ancaman. Ansietas berbeda dengan rasa takut.
Takut merupakan penilaian atas pikiran terhadap sesuatu yang berbahaya, sedangkan
ansietas adalah respon emosional terhadap penilaian tersebut (Keliat, 2012).
Ansietas adalah emosi dan pengalaman subyektif individu terhadap obyek yang
tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan individu
melakukan tindakan untuk menghadapi ancaman (Tim Pokja SDKI, 2017)
Berikut adalah data subjektif dan objektif sebelum dan setelah terapi
hipnosis lima jari yang didapatkan dari masing-masing klien, diantaranya:
Tabel 4.1
HASIL OBSERVASI PENGUKURAN TINGKAT ANSIETAS SEBELUM TERAPI
PADA PASIEN HIPERTENSI YANG DI RAWAT DI RUAG IGD RS A.M.
PARIKESIT TENGGARONG

Kondisi yang
No Ny. K Ny. A Tn. R Tn. S Ny. I Tn. L Tn. H Ny. P Tn. S
dialami klien
Cemas Cemas, Cemas, Cemas, Cemas, Cemas, Cemas, Cemas
Cemas,
firasat takut akan firasat firasat firasat takut
firasat
Perasaan buruk, pikiran buruk buruk buruk akan
1. buruk, takut
Ansitas mudah sendiri pikiran
akan pikiran
tersinggun sendiri
sendiri
g
Tidak bisa Merasa Lesu tidak bisa Merasa Merasa Merasa Merasa Merasa
istirahat tegang, istirahat tegang, tegang, tegang, tegang, tegang,
tenang, gelisah tenang, gelisah lesu, lesu, gelisah gelisah
mudah lesu, mudah mudah
menangis mudah terkejut terkejut
2. Ketegangan
terkejut
dan
kadang
mudah
menangis
Ditinggal sering sering Ditingg Ditinggal Ditinggal Ditinggal Ditingg
sendiri takut pada takut pada al sendiri, sendiri, sendiri, al
orang orang sendiri pada pada pada sendiri,
takut pada asing, asing, orang orang orang pada
binatang takut takut asing asing asing orang
besar dan kalau kalau asing
3. Ketakutan
kerumunan ditinggal ditinggal
orang sendiri sendiri
banyak dan pada
binatang
besar.

4. Gangguan sukar masuk Sukar sering Terbangu Tidak Terbangu Terbangu Terbangu Terbang
Tidur tidur, sering masuk sukar n malam nyenyak n malam n malam n malam un
terbangun tidur masuk hari, tidak hari, tidak hari, hari, malam
malam hari, tidur, tidur nyenyak, nyenyak tidak tidak hari,
tidak nyenyak nyenyak tidak
nyeyak nyenyak
tidak
sewaktu
nyenyak
bangun
tidur,
tidur
kadang
kadang
mimpi
merasa
buruk,
lesu dan
mimpi
kadang
menakutkan
mimpi
buruk.

Sukar Daya - Sukar Sukar Sukar - -


Sukar konsentr ingat konsent konsentras konsentr
Gangguan
5. berkonsentra asi buruk rasi i, daya asi, daya
Kecerdasan
si ingat ingat
buruk buruk
Kadang Sedih Sedih, Hilangnya Hilangn - -
hilang perasaan minat ya
minat, berubah- minat
berkurangny ubah
a sepanjang Sedih, Sedih,
kesenangan hari, perasaan perasaan
Perasaan pada hobi, bangun berubah- berubah-
6.
Depresi sering dini hari ubah ubah
bangun dini sepanjang sepanjan
hari, hari g hari
perasaan
berubah-
ubah

7. Gejala sakit dan Kaku klien Sakit dan Kaku, Sakit dan Sakit dan Sakit dan Sakit
Somatik nyeri otot, mengatak nyeri di kedutan nyeri di nyeri di nyeri di dan
(Otot) kedutan di an kadang otot-otot otot otot-otot, otot-otot, otot-otot nyeri di
otot mengalam kaku kaku otot-
i otot
sakit/nyeri
pada
beberapa
otot,
kadang
kaku dan
ada
kedutan
pada otot-
otot.

Tinnitus, Merasa klien Merasa Merasa Pengihata Pengihat Merasa


penglihatan lemah, mengatak lemah lemah, n kabur, an kabur, lemah
kabur, muka an telinga muka merasa merasa
merasa merah sering merah lemah lemah
lemah atau berdengun atau
Gejala Perasaan
pucat g, pucat
8. Somatik ditusuk-
penglihata
(Sensorik) tusuk
n kabur
dan
merasa
lemah.

berdebar- Takhikard Nyeri di Perasaa Perasaa


debar ia, dada, n n
Takhikard Takhikar Takhikar
dan berdebar berdebar lesu/lem lesu/lem
ia, dia, dia,
kadang as as
Nyeri berdebar, berdebar, berdebar,
Gejala ada seperti seperti
didada, perasaan perasaan perasaan
9. Kardiovaskul perasaan mau mau
denyut nadi lesu/lemas lesu/lema lesu/lema
ar tertekan pingsan, pingsan,
mengeras seperti s seperti s seperti
atau berdeba berdeba
mau mau mau
sempit r r
pingsan pingsan pingsan
didada

10. Gejala Sering Sering klien Sering Sering Nafas Nafas Sering Sering
Respiratori menarik menarik mengatak menarik menarik pendek/Se pendek/S menarik menarik
nafas, Nafas nafas an sering nafas nafas sak esak nafas nafas
pendek/Sesa merasa
k tertekan
didada,
perasaan
tercekik
dan sering
menarik
nafas
Perut melilit, Mual perut Perut Nyeri Nyeri Nyeri Perut mual
gangguan kadang melilit, sebelum sebelum sebelum melilit,
pencernaan, melilit, nyeri dan dan dan nyeri
nyeri rasa penuh sebelum sesudah sesudah sesudah sebelum
sebelum diperut, dan makan, makan, makan, dan
makan, mual. sesudah rasa rasa penuh rasa sesudah
Gejala
mual. makan, penuh atau penuh makan,
11. Gastrointesti
rasa penuh atau kembung, atau rasa
nal
atau kembun mual, kembung penuh
kembung, g, mual, perasaan , mual, atau
mual perasaa terbakar di perasaan kembung
n perut terbakar , mual
terbakar di perut
di perut
Sering Sering Menjadi Sering Sering -
Gejala
12. BAK, buang air dingin buang air buang
Urogenital
amenorrhoe kecil (frigid) kecil air kecil
Mulut terasa pusing, mulut Mudah Mulut Mulut Mulut Mulut Pusing,
kering, Sakit kering, berkeringa kering, kering, kering, kering, sakit
muka kepala mudah t pusing, pusing, pusing, pusing, kepala
merah, berkeringa Sakit Sakit Sakit Sakit
Gejala
13. mudah t dan kepala kepala kepala kepala
Otonom
berkeringat, kadang
sering pusing/sak
pusing dan it kepala.
sakit kepala.
Gelisah, Gelisah, Gelisah, Gelisah, Gelisah, Gelisah, Tidak
Gelisah, tidak tidak tidak tidak Gelisah, muka muka tenang
Tingkah muka tenang, tenang tenang,mu tenang, muka tegang, tegang,
14. Laku Pada tegang, muka ka tegang, muka tegang, tonus tonus
Wawancara tonus otot tegang tonus otot tegang tonus otot otot otot
meningkat meningkat meningkat meningk meningk
at at
Tabel 4.2
HASIL OBSERVASI PENGUKURAN TINGKAT ANSIETAS SESUDAH TERAPI
PADA PASIEN HIPERTENSI YANG DI RAWAT DI RUAG IGD RS A.M.
PARIKESIT TENGGARONG
Kondisi yang
No Ny. K Ny. A Tn. R Tn. S Ny. I Tn. L Tn. H Ny. P Tn. S
dialami klien
- Mudah Takut - Firasat - Cemas Cemas
Perasaan tersinggun akan buruk
1. Cemas
Ansitas g pikiran
sendiri
Tidak bisa Merasa Lesu mudah Merasa Mudah mudah Merasa -
2. Ketegangan istirahat tegang, terkejut tegang, terkejut terkejut tegang
tenang gelisah gelisah
Ditinggal sering sering Ditingg Ditinggal - - Ditingg
sendiri takut pada takut pada al sendiri al
orang orang sendiri sendiri
asing, asing,
3. Ketakutan - takut takut
kalau kalau
ditinggal ditinggal
sendiri sendiri

- Sering Terbangu - - - Terbangu Terbang


sukar n malam n malam un
Gangguan -
4. masuk hari, tidak hari, malam
Tidur
tidur nyenyak, tidak hari
nyenyak
Gangguan - - - - - - - -
5. -
Kecerdasan
- Perasaan Hilangnya - - -
Perasaan
berubah- minat
Perasaan berubah-
6. ubah - -
Depresi ubah
sepanjang
hari,
7. Gejala Kedutan di - Kadang Sakit dan Kaku, Kaku dan Sakit dan Sakit dan Sakit
Somatik otot kaku dan nyeri di kedutan kedutan nyeri di nyeri di dan
(Otot) ada otot-otot otot otot otot-otot otot-otot nyeri di
kedutan otot-
pada otot- otot
otot.

Gejala Merasa Merasa Merasa Merasa Merasa Pengihata merasa Perasaan Merasa
8. Somatik lemah lemah lemah. lemah lemah n kabur lemah ditusuk- lemah
(Sensorik) tusuk
kadang - - kadang -
perasaan perasaan
ada ada
Gejala Takhikard lesu/lema lesu/lema
Denyut nadi perasaan perasaa
9. Kardiovaskul ia, s seperti s seperti
mengeras tertekan n
ar berdebar mau mau
tertekan
pingsan pingsan

Sering Sering Sering Nafas Sering Sering Sering


menarik menarik menarik pendek/Se menarik Nafas Nafas menarik menarik
Gejala
10. nafas, Nafas nafas nafas sak nafas pendek/Se pendek/S nafas nafas
Respiratori
pendek/Sesa sak esak
k
- Mual. rasa penuh - rasa penuh rasa mual mual
Gejala atau atau penuh
Mual.
11. Gastrointesti kembung kembung, atau
nal mual kembung
, mual,
Sering - Sering Sering - -
Gejala
12. - buang air buang air buang
Urogenital
kecil kecil air kecil
pusing, kadang Mudah pusing, Mulut pusing, - Pusing,
Gejala Pusing, sakit
13. Sakit pusing/sak berkeringa Sakit kering Sakit sakit
Otonom kepala.
kepala it kepala. t kepala kepala kepala
Tidak Gelisah, tidak Tidak Tidak
Tingkah Gelisah, Gelisah,
Tonus otot tenang, tidak tenang, tenang, muka tenang
14. Laku Pada muka muka
meningkat muka tenang tonus otot muka tegang
Wawancara tegang tegang
tegang meningkat tegang

B. Analisis Salah Satu Intervensi dengan Konsep dan Penelitian Terkait


Berdasarkan data kasus kelolaan, diperoleh data bahwa klien berjenis kelamin
laki-laki sebanyak 5 orang (55,6%), dan 4 orang berjenis kelamin perempuan (44,4%).
Data kasus kelolaan berdasarkan jenis usia diperoleh data bahwa klien berusia 40 – 65
tahun. Pada usia lanjut terjadi kemunduran sel – sel karena proses penuaan yang dapat
berakibat pada kelemahan organ, kemunduran fisik, timbulnya berbagai macam penyakit
terutama penyakit degeneratif. Hal ini akan menimbulkan masalah kesehatan, sosial,
ekonomi dan psikologis (Departemen Kesehatan RI, 2008 dalam Gracia, 2017). Tekanan
darah merupakan salah satu masalah yang sering dialami oleh lansia.
Perawat yang berperan sebagai pelaksana atau pemberi asuhan keperawatan,
sekaligus menjalankan peran kepemimpinannya agar dapat mempengaruhi perubahan
perilaku klien, menerima atau memberikan konsultasi tim perawat dan tim kesehatan
lain untuk memenuhi kebutuhan klien. Perawat juga dapat memberikan intervensi untuk
membantu menurunkan ansietas klien.
Selain intervensi farmakologis, banyak intervensi yang dapat dilakukan untuk
menurunkan ansietas klien, yang salah satunya adalah intervensi hipnosis lima jari.
Hipertensi merupakan salah satu penyakit kronis yang tidak dapat disembuhkan,
hanya mampu dicegah perkembangannya melalui modifikasi faktor risiko terjadinya
hipertensi. Oleh sebab itu penyakit hipertensi merupakan salah satu penyakit yang tidak
hanya berdampak secara fisik tapi juga dapat mempengaruhi kondisi psikologis (Gracia,
2017).
Ansietas pada klien hipertensi merupakan pengalaman psikologi yang tidak
menyenangkan, dan membutuhkan penanganan yang tepat baik menggunakan
farmakologi maupun terapi psikologi seperti hipnosis lima jari
Manajemen farmakologi yaitu manajemen yang berkolaborasi antara dokter
dengan perawat, yang menekankan pada pemberian obat yang mampu menghilangkan
ansietas. Sedangkan manajemen nonfarmakologi merupakan manajemen untuk
menghilangkan rasa cemas dengan menggunakan teknik relaksasi, yaitu pemberian
tindakan Hipnosis lima jari, teknik relaksasi, imajinasi terbimbing, distraksi.
Ansietas dapat menyebabkan terjadinya peningkatan andrenalin yang akan
mempengaruhi aktifitas jantung. Ketika adrenalin meningkat maka pembuluh darah akan
mengalami kontraksi yang meningkat, sehingga akan meningkatkan tekanan darah
(Noorkasiani, 2014). Pemberian intervensi relaksasi nafas dalam dan hipnosis lima jari
dapat memberikan perasaan rileks dan menenangkan, hal ini tentu saja berpengaruh pada
respon fisik klien. Ketika perasaan rileks, hormon endorphine akan di stimulasi sehingga
pembuluh darah menjadi vasodilasi dan ini akan menurunkan tekanan darah.
Menurut Nevid, Rathus dan Greene (2005) bahwa beberapa faktor yang menjadi
penyebab cemas pada klien yaitu:
1. Faktor sosial lingkungan : meliputi pemaparan dari peristiwa yang mengancam dan
membuat traumatis seseorang, mengamati respon orang lain terhadap ketakutan dan
kurang mendapat dukungan sosial.
2. Faktor biologis : meliputi predisposisi genetis, irregularitas dalam fungsi
neurotransmitter serta abnormal dalam otak yang memberi sinyal bahaya atau
menghambat tingkah laku repretitif
3. Faktor perilaku : meliputi pemasangan stimuli aversif dan stimuli yang sebelumnya
netral, kelegaan dan kecemasan karena melakukan sesuatu kegiatan yang konfulsif
atau menghindari stimuli fobik.
4. Faktor kognitif dan emosional : meliputi konflik psikologis yang tidak terselesaikan
serta prediksi berlebihan tentang ketakutan, keyakinan yang irrasional, sensitif dengan
adanya ancaman dan adanya kecemasan dan self efesiensi yang rendah.

Berdasarkan teori tersebut dapat diasumsikan bahwa perbedaan hasil penurunan


cemas setelah tindakan terapi hipnosis lima jari dan nafas dalam adalah bahwa faktor
lingkungan di IGD yang membuat klien merasa asing dan traumatis, juga bahwa setiap
klien memiliki kognitif dan emosional yang berbeda dalam menyikapi stimulus dan
tindakan.
Begitu juga penelitian yang dilakukan oleh Endah (2019) dengan judul hipnosis
lima jari terhadap penurunan cemas pada klien Diabetes Melitus di Puskesmas Tlogosari,
Wetan, Semarang, dengan hasil penelitian terdapat penurunan cemas pada klien dari
68,8% menjadi 41,2% (Endah Wahyuningsih, Eni Hidayati, 2019). Hipnosis lima jari dan
relaksasi nafas dalam merupakan rencana yang terorganisir untuk membimbing tubuh dan
jiwa berespon terhadap perintah verbal dengan cepat dan efisien untuk tenang dan
kembali pada kondisi seimbang dan normal dan bertujuan untuk menstabilkan
hemodinamik (Tekanan Darah, Respirasi Rate dan Nadi), menurunkan sistem saraf
simpatis, metabolisme dan meningkatkan kerja parasimpatis (Setyawati dalam Endah,
2019).
Tujuan Hipnosis lima jari untuk mengurangi ansietas yang dirasakan oleh klien
dapat menurunkan tingkat ketegangan otot, membantu memusatkan perhatian,
mengurangi ketakutan, mengurangi nyeri dan mengurangi tingkat kecemasan (Rizkiya,
PH dan Susanti, 2018)
Penelitian ini sejalan pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Agnes Silvina
Marbun, dkk. (2019) tentang Efektivitas Terapi Hipnotis Lima Jari Terhadap Kecemasan
Ibu Pre-Partum Di Klinik Chelsea Husada Tanjung Beringin Kabupaten Serdang Bedagai
yang menggunakan metode Quasy experiment One Group pre and Post test design yang
bertujuan untuk mengetahui pengaruh sebelum dan sesudah dilakukan terapi hipnotis
lima jari terhadap kecemasan ibu Pre-Partum di Klinik Chelsea Husada Tanjung Beringin
Kabupaten Serdang Bedagai. Rancangan ini tidak memiliki kelompok pembanding
(kontrol) akan tetapi dilakukan observasi pertama (pre-test) yang memungkinkan peneliti
menguji perubahan yang terjadi setelah adanya eksperimen. Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa didapatkan p.value = 0,001 artinya terdapat efektivitas hipnotis lima
jari terhadap tingkat kecemasan pada ibu pre-partum.
Teknik Relaksasi Lima Jari adalah suatu teknik relaksasi yang dikembangkan oleh
Prise and Wilson (Dalam Wahyudi, 2019). Terapi generalis ini dapat menimbulkan efek
relaksasi dan menenangkan dengan cara mengingat kembali pengalaman-pengalaman
yang menyenangkan yang pernah dialami (Nugroho, 2016). Menurut hasil penelitian yang
dilakukan oleh Mu’afiro, Adin &Emilia (2004) dalam (Astuti, Amin and Purborini, 2017)
menyatakan bahwa hipnotis lima jari mampu menurunkankecemasan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan olah Rizka Febtrina, Eka Malfasari, (2018)
yang berjudul “Efek Terapi Relaksasi Nafas Dalam Dan Hipnosis 5 Jari Terhadap
Penurunan Ansietas Klien Heart Failure”, bahwa keperawatan mempunyai kontribusi
yang sangat besar dalam mengatasi masalah ansietas pada klien, mengingat perawat
adalah tenaga kesehatan yang paling lama mendampingi klien dalam perawatannya. Salah
satu cara untuk mengatasi kecemasan adalah teknik relaksasi nafas dalam dan hypnosis 5
jari. Penggunaan hipnosis 5 jari adalah suatu cara untuk membawa gelombang pikiran
klien menuju trance (gelombang alpha/theta) yang bertujuan untuk pemograman diri,
menghilangkan kecemasan dengan melibatkan saraf parasimpatis dan akan menurunkan
peningkatan kerja jantung, pernafasan, tekanan darah, kelenjar keringat, dll (Barbara,
2010, dalam Rizka Febtrina, Eka Malfasari, 2018). Hipnosis 5 jari sendiri merupakan
salah bentuk self hypnosis yang dapat menimbulkan efek relaksasi yang tinggi (Jenita,
2008, dalam Rizka Febtrina,Eka Malfasari, 2018) sehingga akan mengurangi ketegangan
dan stress, kecemasan dari pikiran seseorang. Pada dasarnya hipnosis 5 jari ini mirip
dengan hipnosis pada umumnya yaitu dengan menidurkan klien (tidur hipnotik) tetapi
teknik lebih efektif untuk relaksasi diri sendiri dan waktu yang dilakukan biasanya kurang
dari 10 menit (Jenita, 2008, dalam Rizka2018).
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan tingkat ansietas
yang signifikan sebelum dan setelah dilakukan terapi relaksasi nafas dalam dan hipnosis 5
jari pada klien gagal jantung. Relaksasi nafas dalam dan hipnosis 5 jari ini diharapakan
dapat menjadi salah satu intervensi keperawatan mandiri yang dapat dilakukan perawat
dalam melakukan asuhan keperawatan pada klien Heart Failure.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rita Dwi Hartanti, Rifqi Ari Fajar
(2016) yang berjudul “Terapi Relaksasi Nafas Dalam Menurunkan Tekanan Darah
Pasien Hipertensi”, bahwa terapi nafas dalam dapat menurunkan tekanan darah baik itu
tekanan sistolik maupun diastolik. Kerja dari terapi ini dapat memberikan pereganggan
kardiopulmonari (Izzo 2008, h.138). Stimulasi peregangan di arkus aorta dan sinus
karotis diterima dan diteruskan oleh saraf vagus ke medula oblongata (pusat regulasi
kardiovaskuler), dan selanjutnya terjadinya peningkatan refleks baroreseptor. Impuls
aferen dari baroreseptor mencapai pusat jantung yang akan merangsang saraf
parasimpatis dan menghambat pusat simpatis, sehingga menjadi vasodilatasi sistemik,
penurunan denyut dan kontraksi jantung. Perangsangan saraf parasimpatis ke bagian –
bagian miokardium lainnya mengakibatkan penurunan kontraktilitas, volume sekuncup
menghasilkan suatu efek inotropik negatif. Keadaan tersebut mengakibatkan penurunan
volume sekuncup dan curah jantung. Pada otot rangka beberapa serabut vasomotor
mengeluarkan asetilkolin yang menyebabkan dilatasi pembuluh darah dan akibatnya
membuat tekanan darah menurun (Muttaqin 2009, hh. 18-22). Pada penelitian tersebut
analisis statistik menggunakan paired sample Ttest dengan tingkat kepercayaan yang
diambil sebesar 95% dengan α 5% (0,05), didapatkan nilai ρvalue tekanan darah sistolik
0,001 dan ρvalue tekanan darah diastolik 0,001. Hal ini berarti bahwa nilai ρvalue lebih
kecil dari nilai α 5% (0,05), sehingga H0 ditolak yang berarti ada pengaruh terapi
relaksasi nafas dalam terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi di Desa
Kesesi Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan.
Dari ketiga klien yang dilakukan penelitian ini dengan menggunakan
instrumen HRS-A, terdapat beberapa item pertanyaan yang tidak dapat dievaluasi
secara cepat adalah : Gangguan tidur, gangguan kecerdasan, dan gejala gastro
intestinal. Hal ini disebabkan karena tidak cukup waktu untuk mengevaluasi hasil
yang harusnya didapatkan dalam beberapa hari. Sedangkan item pertanyaan lain, bisa
langsung didapatkan perubahannya karena tidak memerlukan waktu yang lama dalam
perubahannya.
Pada klien kelolaan, terapi hipnosis lima jari dilakukan 1 kali. Setelah intervensi
diberikan dilakukan pengukuran skala cemas seperti sebelum intervensi dengan
menggunakan instrumen HRS-A. Adapun hasil pengukuran kecemasan pada klien
sebagai berikut:

Tabel 4.3
Evaluasi Skala Cemas Sebelum dan Sesudah Pemberian Terapi Hipnosis lima jari
Klien SkalaCemas SkalaCemas

Pre Test Post Test

Ny. K 29 19

Ny. A 26 13

Tn. R 27 19

Tn. S 25 17

Ny I 23 14

Tn. L 26 13

Tn. H 25 12

Ny. P 28 18

Tn. S 16 9

Berdasarkan tabel 4.3 didapatkan hasil pengukuran bahwa terdapat penurunan


skala cemas yang dirasakan oleh klien ansietas setelah diberikan intervensi hipnosis
lima jari dan nafas dalam.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Aisyah (2019)
dengan judul penerapan prosedur hipnosis lima jari terhadap klien dengan ansietas dalam
konteks keluarga, bahwa ada penurunan skor ansietas pada 9 subjek penelitian, yakni
subjek 1 penurunan 10 poin dari skor 29 menjadi 19, subjek 2 terjadi penurunan 13 poin
dari skor 26 menjadi 13, subjek 3 terjadi penurunan poin dari 27 menjadi 19, subjek 4
terjadi penurunan poin dari 25 menjadi 17, subjek 5 terjadi penurunan poin dari 23
menjadi 14, subjek 6 terjadi penurunan poin dari 26 menjadi 13, subjek 7 terjadi
penurunan poin dari 25 menjadi 12, subjek 8 terjadi penurunan poin dari 28 menjadi 18,
subjek 9 terjadi penurunan poin dari 16 menjadi 9. Penelitian ini menunjukkan adanya
penurunan skor ansietas akibat hipertensi dengan gambaran penerapan prosedur terapi
hipnosis lima jari dan nafas dalam.

Tabel 4.4
Evaluasi Tingkat Kecemasan Pasien Hipertensi sebelum mendapat terapi (n = 9)
Tingkat Kecemasan f %
Berat 2 22,22%
Sedang 7 77,78%
Ringan 0 0

Tabel 4.5
Evaluasi Tingkat Kecemasan Pasien Hipertensi setelah mendapat terapi (n = 9)
Tingkat Kecemasan f %
Berat 0 0
Sedang 0 0
Ringan 9 100%

Tabel 4.6
Analisis Data
No. pre pos : Efektifitas Terapi Hipnosis Lima Jari dan
RESEARCH
Responde tes t Nafas Dalam pada Penurunan Tingkat
QUESTION
n t test Kecemasan
: HO diterima (p-value > alpha α )= ada
1 29 19 Hipotesis pengaruh terapi hipnosis lima jari dan nafas
dalam pada penurunan tingkat kecemasan
2 26 13
t-Test: Two-Sample Assuming Equal
3 27 19
Variances
4 25 17
5 23 14 29 19
6 26 13 Mean 24,5 14,375
7 25 12 Variance 14 11,41071429
8 28 18 Observations 8 8
9 16 9 Pooled Variance 12,70535714
Hypothesized Mean
Difference 0
df 14
t Stat 5,681088946
P(T<=t) one-tail 2,83582E-05
t Critical one-tail 1,761310136
P(T<=t) two-tail 5,67163E-05
t Critical two-tail 2,144786688

Pada penelitian ini, tingkat kepercayaan yang diambil sebesar 95% dengan α 5%
(0,05). Berdasarkan analisis statistik menggunakan Uji T- menggunakan Microsoft Excel
(T-Test Two Sampel) didapatkan nilai ρvalue tingkat kecemasan 2,835. Hal ini berarti
bahwa nilai ρvalue lebih besar dari nilai α 5% (0,05), sehingga H0 diterima, yang berarti
ada pengaruh terapi hipnosis lima jari dan nafas dalam terhadap penurunan tingkat cemas
pada pasien hipertensi di Ruang IGD RS A. M. Parikesit Tenggarong.

C. Alternatif Pemecahan Masalah Yang Dapat Dilakukan


Masalah keperawatan yang muncul pada kasus kelolaan dapat diatasi bila terjadi
kolaborasi yang baik antara klien dan pemberi layanan kesehatan. Klien memiliki peran
penting untuk melakukan perawatan mandiri (self care) dalam perbaikan kesehatan dan
mencegah rawat ulang di Rumah Sakit (Barnason, Zimmerman & Young, 2011).
Perilaku yang diharapkan dari self care adalah kepatuhan dalam medikasi maupun
instruksi dokter sehingga penyembuhan cepat terjadi.
Begitu juga dengan masalah keperawatan ansietas yang muncul pada klien
hipertensi, dapat diatasi dengan melakukan hipnosis lima jari dan relaksasi nafas dalam
secara mandiri sehingga masalah dapat diatasi, minimalnya berkurang sebagaimana hasil
penelitian yang telah dilakukan oleh penulis.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti merekomendasikan bahwa
tindakan keperawatan hipnosis lima jari dengan Hipertensi di IGD dapat dilakukan oleh
perawat yang sedang bekerja, karena tidak menyita banyak waktu dan mudah
diaplikasikan.

Anda mungkin juga menyukai