Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MATA KULIAH MANAJEMEN KOMUNIKASI DAKWAH

MAKALAH KISAH NABI NUH AS

Dosen Pengampu:

Mohamad Zein, S.E., M.M.

Disusun Oleh:
Cucu Sumiati
NIM. 181100010

Semester VII

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL AQIDAH AL HASYIMIYYAH


JAKARTA
Jalan Kayumanis Barat No 99 Jakarta Timur

2020
KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji hanyalah milik Allah, Tuhan semesta alam yang telah memberikan
segala nikmat-Nya kepada kita semua. Terutama kepada penulis karena berkah Rahmat dan Ridho-
Nya penyusunan karya tulis ini dapat selesai dengan sebagaimana mestinya.

Selawat serta salam senantiasa selalu tercurah keharibaan baginda Nabi Muhammad SAW
guru bagi kita semua umat manusia.

Penyusunan karya tulis ini ditujukan guna memenuhi tugas yang harus ditempuh oleh
setiap mahasiswa. Tentunya dengan niat ibadah dan penuh keikhlasan dalam mengisi
tanggungjawab sebagai seorang muslim yang diajarkan untuk senantiasa terus belajar menuntut
ilmu sedari buaian hingga akhir hayat tiba.

Karya sederhana ini disusun berdasarkan hasil penelusuran dan kutipan-kutipan dari
berbagai sumber yang kredibel. Meski begitu penulis menyadari hasilnya mungkin jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu dengan penuh kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan
masukan yang membangun dari semua pembaca.

Depok, 9 Januari 2020

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………….......................ii

DAFTAR ISI…………………………………………………….…………………………..…..iii

BAB I PENDAHULAN

1.1 Latar Belakang Masalah…………………………………….……………….........1

1.2 Rumusan Masalah..……………...………………………..…….............................1

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan………………………..……………………...........2

BAB II SEJARAH DAN KISAH DAKWAH NABI NUH AS


2.1 Sejarah Nabi Nuh AS………..…………………….………………………………3

2.2 Kisah Dakwah Nabi Nuh AS…...............................................................................3

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………..6

3.2 Kritik dan Saran…..…………………………………………………...............…..6

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….........................7

iii
BAB I

PENDAHULAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Nabi Nuh As adalah termasuk orang yang disebut dalam Alquran sebagai hamba
Allah SWT yang telah mengakar dalam dirinya keindahan sifat syukur. Kondisi masyarakat
pada saat kehadiran Nabi Nuh As sedang berada dalam kondisi yang jauh meninggalkan
ajaran Nabi sebelumnya bahkan berpaling menjadi syirik, meninggalkan segala bentuk amal
kebajikan, dengan melakukan kemungkaran dan kemaksiatan.
Kaum Nuh (terutama para pemuka, bangsawan dan hartawan) menolak ajarannya,
mereka justru balik mengejek dan menuduh Nabi Nuh sebagai seorang pendusta, mereka
menyebutnya Nuh bukanlah seorang nabi melainkan hanyalah seorang manusia biasa.
Pembangkangan itu dilakukan sebagai simbol-simbol kehebatan dan kepongahan di antara
mereka, terutama dari kelompok yang merasa dirinya mampu mengeksploitasi orang lain,
dan memandang hina orang lain.
Perlu waktu yang cukup lama bagi seorang Nabi Nuh dalam menjalankan
dakwahnya demi mencerahkan pemikiran masyarakat setempat pada saat itu. Kaumnya
sendiri bahkan mendustakan Nabi Nuh, mereka katakan bahwa Nuh adalah seorang gila dan
mengancamnya hingga akhirnya dalam QS. Al-Qamar (54): 9-17 dijelaskan kaumnya
ditenggelamkan dan tidak mendapat pertolongan selain dari Allah SWT.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan
masalah dalam penulisan kali ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana sejarah Nabi Nuh AS dalam perspektif Al Quran?

2. Bagaimana kisah dan perjuangan dakwah dari Nabi Nuh AS?

1
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan

1.3.1 Tujuan Penulisan

Secara umum, tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui dan menyajikan secara utuh
bagaimana kisah dan perjuangan Nabi Nuh AS dalam jalan dakwahnya. Secara khusus,
penyusunan karya ini bertujuan untuk:

a. Menjelaskan eksistensi dan sejarah Nabi Nuh AS.


b. Mengungkap kisah dan perjuangan dakwah dari Nabi Nuh AS.

1.3.2 Manfaat Penulisan

Karya tulis ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada para pembacanya baik dari
segi akademis maupun praktis, yaitu:

a. Manfaat Akademis

Memperkaya khazanah penulisan yang mengulas seputar dinamika dan sejarah panjang
Nabi Nuh AS hingga mendapat tempat di hati masyarakat pada saat itu.

b. Manfaat Praktis

Memberikan pandangan yang utuh kepada masyarakat agar diharapkan mampu


menyuguhkan makna demi meneladani sosok Nabi Nuh AS.

2
BAB II
ISI

2.1 Sejarah Nabi Nuh AS

Nabi Nuh As adalah termasuk orang yang disebut dalam Alquran sebagai hamba
Allah yang telah membudaya dalam dirinya terdapat keindahan sifat syukur. Hal itu
dinyatakan dalam firman Allah Swt Qs. Al-Israa (17): 3

“(yaitu) anak cucu dari orang-orang yang kami bawa bersama-sama Nuh.
Sesungguhnya dia adalah hamba (Allah) yang banyak bersyukur.”

Kisah Nabi Nuh sendiri dapat ditemukan dalam Alquran sedikitnya 28 surah. Kisah
itu bervariasi ada kalanya diungkapkan dalam beberapa ayat secara berturut-turut misalnya,
pada surah al-Qamar (54) dari ayat 9 sd 17, surah al-A’raf (7) dari ayat 59-64, surah asy-
Syu’araa (26): 105 sd 122, surah Yunus (10): 71 sd 73, surah Hud (11): 25 sd 49, surah
ash-Shafaat (37): 75 sd 82, dan surah al-Mukminiin (23): 23 sd 31 selain itu diungkapkan
pada satu surah secara khusus yakni surah yang ke 71 sebanyak 28 ayat. Selain itu kisah-
kisah Nuh terdapat pada ayat-ayat dibeberapa surah yang diungkap secara terpisah-pisah.

Nabi Nuh membuat sebuah revolusi pemikiran. Ia berada di puncak kemuliaan dan
kecerdasan. Ia merupakan manusia terbesar di zamannya. Ia bukan seorang raja di tengah-
tengah kaumnya, bukan juga seorang penguasa apalagi orang terkaya. Tiga hal tersebut
biasa dimiliki orang-orang yang hina. Namun kebesaran Nabi Nuh terletak pada kebesaran
hatinya, kesucian nuraninya dan kemampuan akalnya mengubah kehupan di sekitarnya.

2.2 Kisah Dakwah Seorang Nabi Nuh AS

Kedatangan Nabi Nuh As sebagai Rasul berhadapan dengan suatu masyarakat yang
berangsur-angsur melupakan ajaran agama. Beliau berada pada masa-masa “Fatrah”
kekosongan sebagai Nabi ke empat sesudah Adam, Syith dan Idris, dan termasuk keturunan
kesembilan dari Nabi Adam. Kondisi masyarakat pada saat itu sedang dalam meninggalkan
ajaran Nabi sebelumnya lalu menjadi syirik, meninggalkan amal kebajikan, melakukan

3
kemungkaran dan kemaksiatan. Berhala-berhala dipertuhankan dipercayai memiliki
kekuatan gaib.

Mereka termasuk golongan menentang Nabi Nuh dalam pelaksanaan dakwahnya,


dalam QS atTaubah (9):70. Pembangkangan yang dilakukan merupakan simbol-simbol
kehebatan dan kepongahan diantara mereka saat itu, terutama dari kelompok yang merasa
mampu mengeksploitasi orang lain, mereka malah tidak segan-segan memandang hina
orang lain, mereka lupa bahwa sikap seperti itu terhadap Rasul Allah tidak menambah atau
mengurangi sedikitpun kemahakuasaan Allah. QS an-Nisa (4):170

Nabi Nuh As hidup di tengah-tengah kaumnya selama 950 tahun, dia dikenal
sebagai seorang yang gigih dan tabah dalam berdakwah seperti diuraikan dalam QS. Al-
Ankabuut (29):14

“Dan Sesungguhnya kami Telah mengutus Nuh kepada kaumnya, Maka ia tinggal
di antara mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun. Maka mereka ditimpa banjir
besar, dan mereka adalah orang-orang yang zalim.”

Nabi Nuh tidak memberikan perlakuan khusus atau dispensasi kepada kaumnya
atas dasar kekeluargaan. Nabi Nuh meskipun berdakwah siang dan malam mengajak
kaumnya untuk beriman, namun kaumnya tetap menyembah berhala.

Kaum Nuh (terutama pemuka-pemuka, bangsawan dan hartawan) menolak


ajarannya, mereka mengejek dan menuduhnya sebagai seornag pendusta, menurutnya Nuh
adalah manusia biasa. Pengikut-pengikut Nabi Nuh adalah orang-orang yang lemah.
Meskipun demikian, Nabi Nuh tetap menjaga hubugan baik dengan mereka atas dasar
keimanan dan kesucian bukan atas dasar keutamaan lahiriyah melainkan atas keutamaan
jiwa.

Bahwa sesungguhnya Nuh As mengajak kaumnya menyembah Allah semata,


sebagaimana direkam oleh QS. Al-A’raf (7): 65 begitu pula ajaran Nabi Syuaib As dalam
QS. Huud (11): 84, kesemuanya menyatakan

“Sembahlah Allah sekali-kali tiada Tuhan bagimu selain Dia. Sesungguhnya


(kalau kamu tidak menyembah Allah) aku takut kamu akan ditimpa azab yang besar”

4
Dalam QS. Al-A’raf (7): 59-64 diterangkan bahwa Nabi Nuh berdakwah kepada
kaumnya dengan bujukan agar mereka bertakwa dan mendapat rahmat dari Allah SWT.
Nabi Nuh menjelaskan kepada kaumnya bahwa mustahil terdapat selain Allah SWT. Ia
memberikan pengertian kepada mereka bahwa setan telah lama menipu mereka dan telah
tiba waktunya untuk menghentikan tipuan ini. Nabi Nuh menyampaikan bahwa Allah telah
memuliakan manusia dengan menciptakan dan memberikan rizki dan menganugerahkan
akal kepada manusia.

Akan tetapi sayang kaumnya justru mendustakan Nabi Nuh, akhirnya Allah
tenggelamkan mereka. Nabi Nuh bersama orang-orang beriman dengannya diselamatkan
dari orang-orang yang tenggelam, mereka termasuk orang-orang yang buta mata hatinya.

Betapa indah dan dahsyatnya kandungan Alquran yang diturunkan sebagai


pelajaran bagi yang mau mengambil pelajaran. Dahsyatnya adzab dan ancaman Allah
melalui bencana banjir dan kejadian kapal itu adalah suatu pelajaran bagi setiap umat
manusia. Nabi Nuh Nuh diperintahkan untuk naik bahtera yang berlayar dengan
pengawasan Allah sebagian orang yang dingkari.

5
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Nabi Nuh adalah seorang Rasul yang diutus Tuhan untuk kaumnya mengajarkan
kepada mereka supaya mereka beriman hanya kepada Allah SWT, meninggalkan pemujaan
berhala karena hanya dengan keimanan mereka terhindar dari siksaan.

Nabi Nuh telah bekerja keras siang dan malam, berdakwah namun hasilnya dapat
dikatakan tidak ada, karena hanya beberapa orang saja yang dapat mengikutinya. Akhirnya
kaumnya dikaramkan dengan banjir besar kecuali beberapa orang yang beriman dinaikkan
kedalam perahu bersama beberapa ekor binatang

3.2 Kritik dan Saran

Berdasarkan temuan dari hasil tulisan yang telah dilakukan terdapat beberapa kritik
sekaligus saran yang dapat kita pegang sama-sama demi tetap menjaga

6
DAFTAR PUSTAKA

Alquran dan Terjemahannya, Departemen Agama

M. Baqir Hakim, Ulum Alquran, yang diterjemahka oleh Nashirul Haq, dengan judul Ulum

Alquran, Cet I, Jakarta; 2006

M Quraish Shihab, Wawasan Alquran (Tafsir Maudhui atas Pelbagai Persoalan Umat, Cet

III, Mizan: Bandung, 1996

Anda mungkin juga menyukai