1. Pengertian (Definisi) 1. STEMI adalah elevasi segmen ST ≥ 1mm pada 2 lead berturut-turut (baik precordial atau limb leads). Progresifitas infark miokard dibagi menjadi 1.akut (beberapa jam pertama- 7 hari), 2. Healing (7-28 hari). 3. Sembuh (29 hari) 2. Anamnesis Nyeri visera seperti terbakar atau tertusuk, letaknya biasanya di dada tengah atau epigastrium, biasanya terjadi pada saat istirahat, terkadang menjalar ke lenan, dapat juga ke perut, punggung, rahang bawah, dan leher, nyeri dibarengi dengan lemah, nausea, keringat, muntah, ansietas
3. Pemeriksaan Fisik Pucat, ekstrimitas teraba dingin, dapat ditemukan
takikardia dana tau hipertensi (pada anterior infark), bradikardi dana tau hipotensi (posterior infarct). Terdapat bunyi jantung III dan IV, penurunan insentitas bunyi jantung, paradoksical splitting pada bunyi jantung II, dapat juga ditemukan transient midsysolic atau late systolic apical systolic murmur karena disfungsi katup mitral. Pericardial friction rub dapat ditemukan pada transmural STEMI. Pulsasi karotis seringkali menurun dalam volume.
4. Kriteria Diagnosis Diagnosis klinis berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik
5. Diagnosis Kerja STEMI 6. Diagnosis Banding Unstable angina NSTEMI Perikarditis Kor pulmonal akut Dressler’s syndrome 7. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan dilakukan sesuai indikasi untuk membantu menentukan jenis/ mencari penyebab. Pemeriksaan rutin: DL, GDS, Elektrolit, EKG, Serum cardiac Markers (Troponin), Pemeriksaan tambahan lainnya Lipid Profile, Ekokardiografi, MRI 8. Terapi 1) Aspirin: 160-325 mg tablet bucall, lanjutkan 75-162 mg/hari 2) Jika hipoksemia, berikan O2 2-4 l/menit selama 6-12 jam 3) Kontrol ketidaknyamanan Nitrogliserin sublingual 3x0,4 mg dengan jeda 5 menit. Bila gejala tidak hilang berikan NTG intravena Morfin 2-4mg iv, dapat diulang sampai 3 kali dengan jeda 5 menit Beta blockeriv: metoprolol 5 mg 2-5 menit sebanyak 3 kali. 15 menit setelah dosis ke-3, berikan 4x50mg p.o selama 2 hari, lalu 2x100mg. PCI: jika diagnosis meragukan, kontraindikasi terapi fibrinolysis, ada rejatan kardiogenik, resiko perdarahan meningkat, atau gejala tidak tertangani dalam 2-3 jam 4) Terapi revaskularisasi Jika tidak tersedia sarana IKP atau tidak mungkin mengerjakan IKP primer dalam < 2 jam - Terapi FIbrinolisis a) Waktu pemberian: efektifitas menurun dengan lamanya waktu, terutama bila >3 jam setelah onset b) Indikasi: serangan < 12 jam, elevasi segmen ST>0,1 mV (>1mm) dalam 2 lead berturut-turut atau adanya LBBB new onset c) Kontraindikasi: absolut dan relative d) Tissue plasminogen Activator (tPA): 15 mg bolus iv, lanjutkan 50mg selama 30 menit, lalu 35 mg selama 60 menit e) Streptokinase: 1,5 juta unit IV selama 1 jam - Intervensi Koroner Perkutan (IKP) a) Jika tersedia sarana IKP dan bisa dikerjakan < 2jam. Jika tidak bisa, berikan fibrinolitik 5) Tienopiridin: Clopidogrel 300-600mg dan Prasugrel 60 mg 6) Glycoprotein IIb/IIIa Inhibitors: bekerja menghambat agregasi trombosit 7) ACEI untuk hipertensi, akut miokard infark anterior atau disfungsi ventrikel kiri: captopril 3x6,25 mg mulai dalam waktu 24 jam atau ketika stabil ( TD sistolik > 100mmhg) 8) Lipid lowering agent (jika LDL >70-100mg/dL, total cholesterol > 135mg/dL): Atorvastatin 10-80mg/hari, rosuvastatin 20-40mg/hari 9. Edukasi Edukasi mengenai gaya hidup dan control rutin 10. Prognosis Terapi jangka panjang dengan antiplatelet agent mengurangi angka kekambuhan STEMI sebesar 25% 11. Kepustakaan ST Elevation Miocard Infark. Dalam: Fauci A, Kasper D. Longa D. Braunwald E. Hauser SHarrison’s Principle of Internal Medicine. 18th Edition, New York: McGraw-Hill:2012 Boyle. Andrew J. Jaffe, Allan S. Acute Myocardial Infarction. Dalam: Crawford, Michael H. Current Diagnosis & Treatment Cardiology 3rd Edition. The Macgrow Hills Companies. 2009