HK.03.04/III/261/2017 02 1/3 RSUP DR. M. DJAMIL PADANG DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA PANDUAN TANGGAL REVISI PRAKTEK 5 JANUARI 2017 KLINIK Dr.dr. Yusirwan, SpB, SpBA(K), MARS Nip. 196211221989031001 PENGERTIAN Adalah bangkitan yang berlangsung lebih dari 5 menit atau dua atau lebih bangkitan, dimana diantara dua bangkitan tidak terdapat pemulihan kesadaran ANAMNESIS 1. Bangkitan berlangsung lebih dari 5 menit atau dua atau lebih bangkitan 2. Diantara dua bangkitan tidak terdapat pemulihan kesadaran PEMERIKSAAN FISIK Pemeriksaan tanda vital, Defisit Neurologi Fokal atau difus Berupa : Paresis Todd Gangguan Kesadaran Pascaiktal Afasia Paskaiktal
KRITERIA DIAGNOSIS 1. Kejang dengan bangkitan 2x atau lebih disertai
penurunan kesadaran dimana diantara kejang tidak terdapat pemulihan kesadaran 2. Kejang yang berlangsung lebih dari 5 menit baik penderita sadar atau tidak 3. Gejala tekanan intrakranial yang meningkat (pada kasus lesi desak ruang) 4. Gejala sistemik sebagai penyebab dasar (hepatoma, gagal ginjal, hipoksia, imbalance elektrolit, sepsis, dll) 5. Gejala fokal : a. True localizing sign b. False localizing sign c. Neighbouring sign 6. Pemeriksaan neuroimaging terdapat kelainan yang menunjukkan adanya massa (SOL). DIAGNOSIS KERJA STATUS EPILEPTIKUS DIAGNOSIS BANDING 1. Sinkop 2. Bangkitan Non Epileptiik Psikogenik 3. Aritmia Jantung 4. Sindroma Hiperventilasi atau Serangan panic PEMERIKSAAN 1. Laboratorium : DPL, Ur/Cr, SGOT/SGPT, profil lipid, PENUNJANG Gula darah, faal hemostasis, asam urat, Albumin, elektrolit, Lumbal pungsi, Kadar Obat Anti Epilepsi dalam darah. 2. Foto polos tengkorak 3. Rontgen thorax 4. EKG 5. Neurofisiologi : EEG, BAEP 6. CT Scanning dengan kontras/ MRI kepala dengan kontras STATUS EPILEPTIKUS
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
RSUP DR. M. DJAMIL HK.03.04/III/261/2017 02 2/3 PADANG TERAPI Stadium Penatalaksanaan Stadium I (0-10 Memperbaiki fungsi kardio-respiratorik, menit) Memperbaiki jalan nafas, pemberian oksigen, resusitasi Stadium II (0-60 Memasang infus pada pembuluh darah menit) besar Mengambil 5-10cc darah untuk pemeriksaan lab Pemberian OAE emergensi : Diazepam 10-20 mg iv (kecepatanpemberian < 2- 5 mg/menit atau rectal dapat diulang 15 menitkemudian.Memasukan 50 cc glukosa 40% dengan atau tanpa thiamin 250 mg intravena Menangani asidosis Lorazepam 0,1-0,15mg/kg BB dengan kecepatan pemberian 1-2 menit, dapat diulangi 5 menit kemudian jika masih kejang. Stadium III (0-60 - Menentukan etiologi 90 menit) Bila kejang berlangsung terus 5 menit setelah pemberian diazepampertama, beri phenytoin iv 15-20 mg/kgBB dengan kecepatan 50mg/menit. Memulai terapi dengan vasopresor bila diperlukan Mengoreksi komplikasi Stadium IV (30-90 Bila kejang tetap tidak teratasi selama menit) 30-60 menit, transfer pasien ke ICU, beri Propofol (2mg/kgBB bolus iv, diulang bila perlu) atauThiopentone (100-250 mg bolus iv pemberian dalam 20 menitdilanjutkan dengan bolus 50 mg setiap 2-3 menit)dilanjutkansampai 12-24 jam setelah bangkitan klinis atau bangkitan EEGterakhir, lalu dilakukan tapering offatau Midazolam 0,2mg/kg BB bolus dengan kecepatan 2mg/menit, maximal 10mg. Memonitor bangkitan dan EEG, tekanan intracranial, memulai pemberian OAE dosis maintenance LAMA PERAWATAN Pada kasus status epileptikus: pasien dirawat sampai diagnosis dapat ditegakkan dan kejang teratasi dalam waktu 2x24 jam dan pasien kembali ke keadaan sebelum status epileptikus STATUS EPILEPTIKUS
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
RSUP DR. M. DJAMIL HK.03.04/III/261/2017 02 3/3 PADANG EDUKASI 1. Menjelaskan tentang diagnosis dan terapi 2. Menjelaskan tentang resiko dan komplikasi serta prognosis PROGNOSIS Prognosis epilepsi akan menjadi lebih buruk bila terdapat hal-hal sebagai berikut: 1. Terdapat lesi struktural otak 2. Bangkitan epilepsi parsial 3. Sindroma epilepsi berat 4. Riwayat penyakit epilepsi dalam keluarga 5. Frekuensi bangkitan tonik-klonik yang tinggi sebelum dimulainya pengobatan 6. Terdapat kelainan neurologis maupun psikiatris TINGKAT EVIDENS I TINGKAT A REKOMENDASI PENELAAH KRITIS dr.Spesialis Neurologi INDIKATOR MEDIS 1. Mampu menyimpulkan diagnosis kejang berdasarkan gambaran klinik 2. Mampu melaksanakan terapi pemeliharaan dengan obat antikejang yang sesuai secara rasional 3. Mampu menangani kejang sesuai sindroma epilepsi yang terjadi dan mengevaluasi hasil terapi secara teratur 4. Mampu menafsirkan hasil pemeriksaan laboratorium untuk memantau efek samping obat dan kadar obat dalam darah KEPUSTAKAAN 1. Pedoman Tatalaksana Epilepsi, PERDOSSI, 2014. 2. ILAE Treatment Guideline:Evidence-based Analysis of Antiepileptic Drug Efficacy and Effectiveness as Initial Monotherapy for Epileptic Seizures and Syndromes. 3. Epilepsy; A Comprehensive Textbook, Engel Pedley, Lippincott Wilkins & Williams, 2008 4. The treatment of epilepsy 2 edition, Simon D Sharvon et al, Blackwell science, 2004 5. Epilepsy Syndrome, Mary Ann Werz, Saunders Elsevier, 2010 6. Wyllies Teratment of Epilepsy, Elaine Wyllies, Lippincott Wilkins & Williams, 2011psy, Elaine Wyllies, Lippincott Wilkins & Williams, 2011