Anda di halaman 1dari 26

REPLIKASI, TRANSKRIPSI DAN TRANSLASI (SINTESIS PROTEIN)

Pengertian DNA

DNA, Deoxyribose Nucleic Acid adalah asam nukleotida, biasanya dalam bentuk heliks
ganda yang mengandung instruksi genetik yang menentukan perkembangan biologis dari
seluruh bentuk kehidupan sel. DNA berbentuk polimer panjang nukleotida, mengkode
barisan residu asam amino dalam protein dengan menggunakan kode genetik, sebuah kode
nukleotida triplet.

DNA seringkali dirujuk sebagai molekul hereditas karena ia bertanggung jawab untuk
penurunan sifat genetika dari kebanyakan ciri yang diwariskan. Pada manusia, ciri-ciri ini
misalnya dari warna rambut hingga kerentanan terhadap penyakit. Selama pembelahan sel,
DNA direplikasi dan dapat diteruskan ke keturunan selama reproduksi.

DNA bukanlah suatu molekul tunggal, nampaknya ia adalah sepasang molekul yang
digandeng oleh ikatan hidrogen: DNA tersusun sebagai untai komplementer dengan ikatan
hidrogen di antara mereka. Masing-masing untai DNA adalah rantai kimia ?batu bata
penyusun, yakni nukleotida, yang terdiri dari empat tipe: Adenine (A), Cytosine (C), Guanine
(G) dan Thymine (T). DNA mengandung informasi genetika yang diwariskan oleh keturunan
dari suatu organisme; informasi ini ditentukan oleh barisan pasangan basa. Sebuah untai
DNA mengandung gen, sebagai ?cetak biru? organisme. DNA membuat genom organisme.

Struktur DNA

DNA adalah polimer, lebih tepatnya, suatu himpunan dua polimer yang terbelit. Tiap-tiap
monomer yang menyusun polimer ini adalah nukleotida yang terdiri dari tiga elemen: fosfat,
gula dan basa. Gula dan fosfat dari seluruh nukleotida seluruhnya sama, tetapi nukleotida
dapat dibedakan dengan meninjau komponen basanya menjadi empat tipe, termasuk dua
kategori, purin: Adenine (A) dan Guanine (G) yang memiliki dua siklus organik dan
pirimidin: Cytosine (C) dan Thymine (T), yang memiliki satu siklus organik. Satu
pengamatan penting yang menuntun Watson dan Crick ke penemuan terkenal dari struktur
heliks ganda DNA adalah, basa cenderung berpasangan melalui ikatan hidrogen, dan
pasangan yang terbentuk oleh purin dan pirimidin memiliki ukuran yang hampir sama,
sehingga pasangan-pasangan demikian membentuk struktur dua rantai nukleotida berikatan
hidrogen yang sangat teratur. Untuk memahami mengapa dua rantai nukleotida terkait
membentuk heliks ganda, maka harus ditinjau interaksi antara grup penyusun nukleotida.
Gambar Struktur DNA
(Sumber : http://biosman1sbw.wordpress.com/2010/08/30/struktur-dna/)

Terdapat dua kelas interaksi dasar yang menstabilkan struktur heliks ganda :

 Ikatan hidrogen antara basa-basa komplementer;


 Interaksi tumpukan (stacking interaction) dari plateu pasangan basa. Barisan pasangan
basa dalam DNA mengkode informasi untuk mensintesa protein, adalah polimer yang
terdiri dari 20 asam amino berbeda. Dalam kaitan dengan gen, DNA mengandung
daerah tak terkode yang peranannya belum sepenuhnya dipahami. Selama replikasi
DNA, yang terjadi selama pembelahan sel, misalnya, molekul dikopi dengan cara
membukanya seperti ritsleting. Transkripsi DNA adalah pembacaan gen tunggal
untuk mensintesa protein.

Model DNA

DNA adalah entitas yang sangat dinamis dan srtukturnya tidak beku. Pernapasan (breathing),
DNA terkandung dalam pembukaan temporer pasangan-pasangan basa [2]. Dalam pemodelan
gerak fungsional DNA, dianalogikan dengan gerak mekanis. Terdapat banyak variasi model
yang mendeskripsikan gerak DNA: kontinyu dan diskrit, spiral dan tak spiral, gerak tiruan
dari setiap atau hampir setiap atom, model homogen dan model-model yang memasukkan
keberadaan barisan basa.

Gambar Model DNA


(Sumber : http://www.nimble2.com/dna.gif).

Model batang elastis dicirikan oleh tiga tipe gerak internal: gerak longitudinal, gerak rotasi
atau berpilin, dan gerak transversal. Model DNA tingkat kedua memasukkan perhitungan
bahwa molekul DNA terdiri dari dua rantai polinukleotida, dapat dimodelkan dengan dua
batang elastis yang berinteraksi lemah di antara mereka serta tergulung ke dalam spiral
ganda. Analogi diskrit dari model demikian mewakili dua rantai dari cakram yang terkait oleh
pegas longitudinal dan transversal serta kekakuan pegas longitudinal yang jauh lebih kuat
ketimbang pegas transversal.
Model DNA tingkat ketiga memperhitungkan tiap-tiap rantai terdiri dari tiga subunit: gula,
fosfat dan basa. Model DNA tingkat keempat diwakili oleh model kisi DNA dan
mendeskripsikan gerak atom yang menyusun sel kisi. Solusi tipe model DNA tingkat
keempat ini dapat diselesaikan dengan aproksimasi (harmonik) linier. Model DNA tingkat
kelima mensimulasi struktur dan gerak DNA dengan akurasi maksimum dalam model
dinamika molekuler.

Untuk mendeskripsikan gerak internal DNA, digunakan model aproksimasi berbeda. Model
yang paling sederhana dari DNA, katakanlah, model batang elastis dan versi diskritnya.
Untuk mendeskripsikan dinamika internal dari batang elastis, cukup dengan menuliskan tiga
pasang persamaan diferensial: satu persamaan untuk gerak longitudinal, satu persamaan
untuk gerak puntiran (torsional) dan satu persamaan untuk gerak transversal. Untuk
mendeskripsikan versi diskrit diperlukan 3N persamaan.

Model yang lebih kompleks, dengan meninjau molekul DNA yang terdiri dari dua rantai
polinukleotida. Model pertama terdiri dari dua batang elastis yang secara lemah berinteraksi
dan melilit satu sama lain untuk menghasilkan heliks ganda. Model kedua adalah versi
diskritnya. Untuk mendeskripsikan model yang terdiri dari dua batang elastis yang
berinteraksi lemah (dengan mengabaikan helisitas struktur DNA), diperlukan enam
persamaan diferensial tergandeng: dua persamaan untuk gerak longitudinal, dua persamaan
untuk gerak torsional dan dua persamaan untuk gerak transversal dalam kedua batang.
Deskripsi model untuk versi diskritnya terdiri dari 6N persamaan tergandeng

Model berikutnya dengan memasukkan dalam perhitungan bahwa masing-masing rantai


polinukleotida terdiri dari tiga tipe grup atom (basa, gula dan fosfat). Dalam model-model
DNA tersebut di atas, grup berbeda ditunjukkan dengan bentuk geometri yang berbeda, dan
untuk penyederhanaan helisitas struktur DNA diabaikan.

Pembentukan keadaan terbuka DNA dihubungkan dengan deviasi sudut basa dari keadaan
kesetimbangan. Proses ini dideskripsikan dengan menggunakan formalisme Hamiltonian.

Dalam skema penguraian DNA, dua rantai gula-fosfat digambarkan oleh dua garis panjang,
sementara basa ditandai dengan banyak garis pendek. Kusutan (kink) berhubungan dengan
daerah lokal dengan pasangan basa yang terbuka. Solusi tipe kink mendeskripsikan deformasi
lokal (pembukaan pasangan-pasangan basa) bergerak sepanjang molekul DNA.

Sintesis Protein

Replikasi

 Replikasi : proses perbanyakan bahan genetik (genom : DNA dan RNA)


 Proses yg mengawali pertumbuhan sel
 Replikasi akan diikuti oleh pembentukan sel-sel anakan yg membawa duplikat bhn
genetik hasil replikasi.
 Komposisi bahan genetik sel anakan sangat identik dengan komposisi genetik sel
induk. Fungsi replikasi ini merupakan fungsi genotipik.
 Kesalahan dlm replikasi bhn genetik dpt mengakibatkan perubahan pd sifat sel-sel
anakan
 Perbedaan struktural molekul bahan genetik (DNA) menyebabkan perbedaan
mekanisme replikasi pada prokariot dan eukariot
 Replikasi pd prokariot dimulai dari satu situs awal replikasi (ORI) dan berlangsung ke
dua arah menuju daerah terminasi Replikasi pd eukariot dimulai dari banyak ORI,
bergerak ke dua arah

Gambar Replikasi DNA


(Sumber : http://www.forumsains.com/biologi/bagaimana-dna-mengatur-sifat/)

Ada 3 hipotesis mengenai replikasi DNA yaitu semikonservatif, konservatif dan dispersif

1. Hipotesis semikonservatif : setiap molekul untai ganda DNA anakan terdiri atas satu
untai-tunggal DNA induk dan satu untai tunggal DNA hasil sintesis baru.
2. Konservatif : DNA untai ganda induk tetap bergabung sedangkan kedua untaian DNA
anakan terdiri atas molekul hasil sintesis baru.
3. Dispersif : molekul DNA induk mengalami fragmentasi sehingga DNA anakan terdiri
atas campuran molekul lama (induk) dan molekul hasil sintesis baru

(Sumber : http://dc383.4shared.com/doc/xpuHcay6/preview.html)
Diantara ketiga cara replikasi DNA yang diusulkan tersebut, hanya cara semikonservatif yang
dapat dibuktikan kebenarannya melalui percobaan yang dikenal dengan nama sentrifugasi
seimbang dalam tingkat kerapatan atau equilibrium density-gradient centrifugation.

Model replikasi semikonservatif memberikan gambaran bahwa untaian DNA induk berperan
sbg cetakan (template) bagi pembentukan untaian DNA baru . Dengan demikian, salah satu
bagian yg sangat penting dlm proses replikasi DNA adalah denaturasi awal untaian DNA yg
mrpk proses enzimatis. Denaturasi awal terjadi pd bagian DNA yg disebut ORI. Untaian
DNA membuka membentuk struktur yg disebut garpu replikasi (replication fork).

Garpu replikasi akan bergerak sehingga molekul DNA induk membuka secara bertahap
. Masing-masing untaian DNA yang sudah terpisah, berfungsi sebagai cetakan untuk
penempelan nukleotida-nukleotida yg akan menyusun molekul DNA baru. Sekuens basa
nitrogen DNA baru sesuai dengan sekuens basa cetakan DNA komplementernya.

Replikasi DNA berlangsung dlm tahapan : 1) denaturasi (pemisahan) untaian DNA induk; 2).
peng”awal”an (inisiasi) sintesis DNA; 3). Pemanjangan untaian DNA; 4). Ligasi fragmen
DNA; 5) peng”akhir”an (terminasi) sintesis DNA.

Sintesis untaian DNA yg baru akan dimulai segera setelah ke dua untaian DNA induk
terpisah membentuk garpu replikasi.

 Pemisahan dilakukan oleh enzim DNA helikase.


 Kedua untaian DNA induk menjadi cetakan dlm orientasi 5’-P ke arah 3’-OH
 Jadi, ada dua untaian DNA cetakan yg orientasinya berlawanan
 Garpu replikasi akan membuka secara bertahap
 Sintesis untaian DNA baru yang searah dg pembukaan garpu replikasi akan dpt
dilakukan dilakukan tanpa terputus (kontinyu) : untaian DNA awal (leading strand)
 Sebaliknya, tahap demi tahap (diskontinyu) : untaian DNA lambat (lagging strand)
 Mekanisme replikasi DNA berlangsung secara semidiskontinyu karena ada perbedaan
mekanisme dlm proses sintesis kedua untaian DNA
 Fragmen-fragmen DNA hasil replikasi diskontinyu (fragmen Okazaki) akan
disambung (ligasi) dengan enzim DNA ligase

Polimerisasi DNA hanya dpt dimulai jika tersedia molekul primer : molekul yg digunakan
untuk mengawali proses polimerisasi untai DNA

 Primer : molekul DNA, RNA atau protein spesifik


 Pada transkripsi : tidak diperlukan primer.
 Dlm replikasi DNA in vivo, primer berupa molekul RNA berukuran 10-12 nukleotida
 In vitro, misal pada Polymerase Chain Reaction (PCR) : diperlukan DNA sebagai
molekul primer
 Fungsi primer : menyediakan ujung 3’-OH yg akan digunakan untuk menempelkan
molekul DNA pertama dlm proses polimerisasi
 Sintesis RNA primer dilakukan oleh kompleks protein yg disebut primosom
(primase+bbrp protein lain)
 Diperlukan lebih dari 1 primer untuk proses sintesis pada untaian DNA lambat
(lagging strand)
 Pd. prokariot, polimerisasi dikatalisis DNA polimerase III
 Dissosiasi enzim ini dari DNA cetakan terjadi saat bertemu dengan ujung 5’-P RNA
primer yg menempel pd bagian lain

RNA primer pd fragmen Okazaki, didegradasi oleh aktivitas eksonuklease yg ada pd enzim
DNA polimerase I.

(Sumber : http://biologigonz.blogspot.com/2009/11/sintesa-protein-2.html)

 Bagian RNA yg terdegradasi, diisi oleh molekul DNA, meskipun antar fragmen masih
ada celah (takik = nick)
 Celah terbentuk karena belum ada ikatan fosfodiester antara ujung 3’-OH pd
nukleotida terakhir yg disintesis oleh DNA polimerase I dengan ujung 5’-P fragmen
DNA yg ada didekatnya
 Takik ini akan disambung oleh DNA ligase dengan menggunakan NAD atau ATP
sebagai sumber energi
 Pada untai DNA awal (leading strand) : hanya diperlukan satu molekul primer pd titik
awal replikasi
 Untaian DNA baru disintesis dengan aktivitas DNA polimerase III secara kontinyu.
 Replikasi dapat berlangsung ke dua arah yg berlawanan : replikasi dua arah
(bidirectional replication)
 Replikasi 2 arah terjadi pada prokariot maupun eukariot
 Replikasi pada plasmid colE1 : satu arah
 Proses pemisahan untaian DNA dilakukan oleh enzim DNA helikase
 Selain helikase, enzim lain yg berperan dlm pemisahan untaian DNA adalah enzim
DNA girase.
 DNA girase adalah salah satu enzim topoisomerase : suatu enzim yg dpt mengubah
topologi molekul DNA yakni dengan memutus ikatan hidrogen
 Protein SSb menjaga agar bagian DNA yg sudah terpisah tidak berikatan lagi
sehingga dpt digunakan sebagai cetakan
 Protein ini mempunyai sifat kooperatif, artinya pengikatan satu molekul protein pd
untai tunggal DNA akan meningkatkan kekuatan ikat (affinity) molekul yg lain
beberapa ribu kali.

Transkripsi

Transkripsi : proses penyalinan kode-kode genetik yang ada pada urutan DNA menjadi
molekul RNA. Merupakan proses yan mengawali ekspresi sifat-sifat genetik yang nantinya
muncul sebagai fenotip. RNA: selalu “single stranded” . Pada proses transkripsi hanya 1 untai
DNA yang disalin DNA  RNA. Sintesis RNA : 5’  3’.
Gambar Transkripsi DNA
(Sumber : http://oblktirupifabiounsoed.wordpress.com/2009/03/29/gambaran-umum-materi-olimpiade-
biologi/c7177btrans cription/)

Inisiasi Transkripsi

Pembentukan kompleks promoter tertutup. Pembentukan kompleks promoter terbuka.


Penggabungan beberapa nukleotida awal (sekitar 10 nukeotida). Perubahan konformasi RNA
polimerase karena subunit/faktor σ dilepaskan dari kompleks holoenzim.

 Mekanisme transkripsi pada eukariot pada dasarnya menyerupai mekanisme pada


prokariot
 Proses transkripsi diawali (diinisiasi) oleh proses penempelan faktor-faktor transkripsi
dan kompleks enzim RNA polimerase pd daerah promoter
 Berbeda dg prokariot, RNA polimerase eukariot tidak menempel secara langsung
pada DNA di daerah promoter, melainkan melalui perantaraan protein-protein lain, yg
disebut faktor transkripsi (transcription factor = TF) .
 TF dibedakan 2, yaitu : 1) TF umum dan 2) TF yg khusus untuk suatu gen n TF
umum dlm mengarahkan RNA polimerase II ke promoter adalah TFIIA, TFIIB,
TFIID, TFIIE, TFIIF, TFIIH, TFIIJ

Produk Transkripsi

mRNA (messenger RNA) : salinan kode genetik pada DNA’ yang pada proses translasi akan
diterjemahkan menjadi urutan asam amino yang menyusun suatu polipeptida atau protein
tertentu. tRNA (transfer RNA) : berperanan membawa asam amino spesifik yang akan
digabung pada proses translasi (sintesis protein). rRNA (ribosomal RNA) : digunakan untuk
menyusun ribosom sebagai tempat sintesis protein .

Faktor transkripsi

 Diperlukan untuk sintesis semua mRNA


 Mengenali urutan promoter basal spesifik
 Menentukan situs inisiasi transkripsi
 Menginstruksikan RNA polimerase II ke tempat tersebut
 Bersama-sama dengan RNA polimerase dan promoter basal membentuk Kompleks
inisiasi Transkripsi
 Pada prokariot, proses transkripsi dan translasi berlangsung hampir secara serentak,
artinya sebelum transkripsi selesai dilakukan, translasi sudah dpt dimulai
 Pada eukariot, transkripsi berlangsung di dlm nukleus , sedangkan translasi
berlangsung di dlm sitoplasma (ribosom)
 Dengan demikian, ada jeda waktu antara transkripsi dengan translasi, yg disebut
sebagai fase pasca-transkripsi
 Pd fase ini, terjadi proses : 1). Pemotongan dan penyambungan RNA (RNA-splicing);
2). Poliadenilasi (penambahan gugus poli-A pada ujung 3’mRNA); 3). Penambahan
tudung (cap) pada ujung 5’ mRNA dan 4). Penyuntingan mRNA

Translasi

Translasi adalah proses penerjemahan kode genetik oleh tRNA ke dalam urutan asam amino.
Translasi menjadi tiga tahap (sama seperti pada transkripsi) yaitu inisiasi, elongasi, dan
terminasi. Semua tahapan ini memerlukan faktor-faktor protein yang membantu mRNA,
tRNA, dan ribosom selama proses translasi. Inisiasi dan elongasi rantai polipeptida juga
membutuhkan sejumlah energi. Energi ini disediakan oleh GTP (guanosin triphosphat), suatu
molekul yang mirip dengan ATP.

Gambar Langkah-langkahTranslasi
(Sumber : http://biology.unm.edu/ccouncil/Biology_124/Summaries/T&T.html)

Inisiasi

Tahap inisiasi terjadi karena adanya tiga komponen yaitu mRNA, sebuah tRNA yang memuat
asam amino pertama dari polipeptida, dan dua sub unit ribosom.
mRNA yang keluar dari nukleus menuju sitoplasma didatangi oleh ribosom, kemudian
mRNA masuk ke dalam “celah” ribosom. Ketika mRNA masuk ke ribosom, ribosom
“membaca” kodon yang masuk. Pembacaan dilakukan untuk setiap 3 urutan basa hingga
selesai seluruhnya. Sebagai catatan ribosom yang datang untuk mebaca kodon biasanya tidak
hanya satu, melainkan beberapa ribosom yang dikenal sebagai polisom membentuk rangkaian
mirip tusuk satu, di mana tusuknya adalah “mRNA” dan daging adalah “ribosomnya”.
Dengan demikian, proses pembacaan kodon dapat berlangsung secara berurutan. Ketika
kodon I terbaca ribosom (misal kodonnya AUG), tRNA yang membawa antikodon UAC dan
asam amino metionin datang. tRNA masuk ke celah ribosom.

Ribosom di sini berfungsi untuk memudahkan perlekatan yang spesifik antara antikodon
tRNA dengan kodon mRNA selama sintesis protein. Sub unit ribosom dibangun oleh protein-
protein dan molekul-molekul RNA ribosomal.

Elongasi

Pada tahap elongasi dari translasi, asam amino-asam amino ditambahkan satu per satu pada
asam amino pertama (metionin). Ribosom terus bergeser agar mRNA lebih masuk, guna
membaca kodon II. Misalnya kodon II UCA, yang segera diterjemahkan oleh tRNA berarti
kodon AGU sambil membawa asam amino serine. Di dalam ribosom, metionin yang pertama
kali masuk dirangkaikan dengan serine membentuk dipeptida.

Ribosom terus bergeser, membaca kodon III. Misalkan kodon III GAG, segera diterjemahkan
oleh antikodon CUC sambil membawa asam amino glisin. tRNA tersebut masuk ke ribosom.
Asam amino glisin dirangkaikan dengan dipeptida yang telah terbentuk sehingga membentuk
tripeptida. Demikian seterusnya proses pembacaan kode genetika itu berlangsung di dalam
ribobom, yang diterjemahkan ke dalam bentuk asam amino guna dirangkai menjadi
polipeptida.

Kodon mRNA pada ribosom membentuk ikatan hidrogen dengan antikodon molekul tRNA
yang baru masuk yang membawa asam amino yang tepat. Molekul mRNA yang telah
melepaskan asam amino akan kembali ke sitoplasma untuk mengulangi kembali
pengangkutan asam amino. Molekul rRNA dari sub unit ribosom besar berfungsi sebagai
enzim, yaitu mengkatalisis pembentukan ikatan peptida yang menggabungkan polipeptida
yang memanjang ke asam amino yang baru tiba.

Terminasi

Tahap akhir translasi adalah terminasi. Elongasi berlanjut hingga kodon stop mencapai
ribosom. Triplet basa kodon stop adalah UAA, UAG, dan UGA. Kodon stop tidak mengkode
suatu asam amino melainkan bertindak sinyal untuk menghentikan translasi. Polipeptida yang
dibentuk kemudian “diproses” menjadi protein.

Referensi

 Wikipedia Encyclopedia, http://en.wikipedia.org/wiki/Dna, 2006.


 Michel Peyrard, Nonlinear Dynamics and Statistical Physics of DNA, 2004
 Riznichenko Galina Yur?evna, Mathematical Models in Biophysics,
http://www.biophysics.org/education/galina.pdf, May 22, 2006.
 Ludmila V. Yakushevich, Is DNA a Nonlinear Dynamical System where Solitary
Conformational Waves are Possible?, J. Biosci., Vol.26, No.3, September 2001, 305-
313, Indian Academy of Sciences.
 Korespondensi dengan Ika Nurlaila, tidak dipublikasikan.
 Substansi Genetika, http://desybio.wordpress.com/tag/2-translasi/.
 Translasi Genetik, Wikipedia
Encyclopedia, http://id.wikipedia.org/wiki/Translasi_(genetik)

Sintesis RNA

Oleh Dr Ananya Mandal, MD

RNA biasanya disintesis dari DNA. Sintesis biasanya membutuhkan satu atau lebih enzim
seperti RNA polimerase. Untai DNA digunakan sebagai template atau panduan yang RNA
terbentuk. Karena RNA bentuk protein, ini adalah cara yang DNA mempertahankan cetak
biru untuk semua protein tanpa meninggalkan inti.

Transkripsi

Menggunakan untai DNA sebagai template, rantai panjang nukleotida terbentuk. Ini disebut
transkripsi. Inisiasi transkripsi ini bermula dengan pengikatan enzim promotor urutan dalam
DNA. Wilayah ini mengontrol pembacaan DNA dan pembentukan RNA untai.

DNA heliks ganda dan dua untai luka erat dan seluruh hal twisted terhadap dirinya sendiri.
Sebagai langkah pertama DNA beruntai ganda unwound oleh helicase aktivitas enzim.

Untai DNA kemudian membaca dari 3' 5' arah dan RNA komplementer dibentuk dengan
perpanjangan yang terjadi di 5' 3' arah. Urutan DNA juga menentukan dimana penghentian
sintesis RNA akan terjadi.

Ada beberapa ribu ribonucleotides siap sebelum terjadi proses transkripsi dan messenger
RNA atau mRNA terbentuk. Masing-masing 100.000 atau lebih protein dalam tubuh manusia
disintesis dari mRNA berbeda yang telah dicatat dari gen spesifik pada DNA.

Mungkin bertanya mengapa mRNA diperlukan di tempat pertama karena DNA memegang
informasi untuk protein. Jawabannya terletak pada fakta bahwa DNA perlu dipertahankan.
Jika DNA rusak dengan cara apapun, kemudian urutan pengkodean berubah dan mutasi bisa
menghasilkan yang sangat mempengaruhi sel atau bahkan seluruh organisme. Hal ini
membuat DNA yang rentan jika keluar dalam sitoplasma untuk ribosom untuk sintesis
protein. MRNA membawa informasi yang diperlukan dari DNA ke dalam sitoplasma
ribosom untuk sintesis protein.

Post-Transcription modifikasi

Setelah transkripsi selesai RNA untai diubah oleh enzim. Sebagai contoh, Poli dan topi 5'
ditambahkan ke pra-mRNA eukariota dan intron dihapus oleh spliceosome.
Dengan demikian mRNA terbentuk dari DNA adalah proses transkripsi yang mirip dengan
replikasi DNA. Namun, dalam transkripsi hanya satu untai-untai antisense-disalin untuk
membentuk mRNA. Karena template strand dan strand informasi pelengkap, dan karena
template strand dan molekul mRNA juga melengkapi dan mRNA adalah salinan untai DNA
informasi.

Polimerase

Beberapa RNA polimerase menggunakan DNA sebagai template untuk menyalin helai RNA
(seperti yang dijelaskan di atas). Ada juga banyak RNA-dependent RNA polimerase yang
menggunakan RNA sebagai template mereka untuk sintesis Strand baru RNA. Sebagai
contoh, jumlah virus RNA (seperti virus polio) menggunakan jenis enzim untuk meniru
materi genetik mereka.

Polimerase perlu tahu di mana untuk memulai menyalin DNA. Ini diakui oleh promotor situs.
Situs ini diakui oleh faktor yang disebut "SIGMA". Ini memberitahu DNA bergantung RNA
polimerase mana untuk memulai transkripsi. Setelah RNA polimerase telah diarahkan ke titik
awal gen oleh sigma, faktor sigma dilepaskan dan RNA polimerase melaksanakan proses
transkripsi.

Demikian pula faktor lain disebut "RHO" aids di mengakhiri proses transkripsi. Menjelang
akhir faktor rho mengikat mRNA dan berinteraksi dengan RNA polimerase. Ini melepaskan
RNA polimerase dan berhenti transkripsi.

Ditinjau oleh April Cashin-Garbutt, BA Hons (Cantab)

Sumber

1. http://140.128.142.86/yclclass/CellBiology/2010/Ch07-1.pdf
2. http://People.eecs.Ku.edu/~jhuan/EECS831_S11/slides/3_genome.pdf
3. http://Biology.Kenyon.edu/Courses/biol63/watson_06.pdf
4. http://www.Biology.Creative-Chemistry.org.uk/Documents/N-Bio-06.pdf
5. http://www.liver-eg.org/includes/Lectures/Bio/RNA.pdf
6. http://www.Saylor.org/site/wp-content/uploads/2010/11/BIO101-DNA-vs-RNA.pdf
7. http://ebooks.Cambridge.org/Chapter.JSF?Bid=CBO9780511807022&Cid=CBO97805118070
22A013
8. http://www.dnatutorial.com/RNATranscription2.shtml

Cara Kerja dan Aplikasi Stem Sel, Intervensi Medis Masa Depan

Stem Sel (Stem cell ) atau Sel punca, sel induk, sel batang merupakan sel yang belum
berdiferensiasi dan mempunyai potensi yang sangat tinggi untuk berkembang menjadi banyak
jenis sel yang berbeda di dalam tubuh.Stem Sel juga berfungsi sebagai sistem perbaikan untuk
mengganti sel-sel tubuh yang telah rusak demi kelangsungan hidup organisme. Saat Stem Sel
terbelah, sel yang baru mempunyai potensi untuk tetap menjadi sel punca atau menjadi sel
dari jenis lain dengan fungsi yang lebih khusus, misalnya sel otot, sel darah merah atau sel
otak. Peneliti medis meyakini bahwa penelitian sel punca berpotensi untuk mengubah
keadaan penyakit manusia dengan cara digunakan memperbaiki jaringan atau organ tubuh
tertentu. Namun demikian, hal ini tampaknya masih kontroversial dan belum dapat benar-
benar diwujudkan dewasa ini.

Stem sel adalah sel primitif yang memiliki kemampuan memperbaru dan potensi untuk
berdiferensiasi, merupakan sel yang bersumber dari tubuh, dalam keadaan tertentu dapat
berdiferensiasi menjadi berbagai fungsi jaringan sel maupun organ, dalam dunia medis
disebut sebagai “sel multi-fungsi”. Stem cell sendiri ada yang disebut stem cell embrionik
dan stem cell dewasa. Selama ini stem cell embrionik lebih populer di kalangan awam
ketimbang stem cell dewasa.

Dunia kesehatan telah lama mengenal stem cell atau sel punca atau sel induk. Sel ajaib yang
dapat menyerupai maupun berkembang menggantikan sel-sel rusak di bagian manapun. Sel
otak, hati, otot, paru dan masih banyak lagi.

Proses regenerasi stem sel adalah transplantasi dengan menggunakan sel induk tubuh sendiri,
dapat dikatakan stem sel atau sel induk dapat ditanamkan ke berbagai organ tubuh yang
sakit, untuk mencapai keefektifan pengobatan penyakit kronis.

Prinsip regenerasi sel induk

Konsep regeneratif kedokteran berasal dari binatang lintah, kadal dan cicak, binatang-
binatang tersebut tidak hanya mempunyai kemampuan regeneratif sel induk, tetapi juga
dapat mengaktifkan mekanisme pertumbuhan yang cepat, oleh karena itu setelah anggota
tubuh maupun ekor terputus, sangat cepat tumbuh kembali. Teknologi stem sel termasuk
“teknologi regeneratif kedokteran”, yang paling bernilai adalah melalui pemisahan atau
pengkloningan, pemeliharaan dan diferensiasi induksi di luar tubuh, dapat menciptakan
jaringan,sel dan organ yang baru, muda, dan normal. Melalui teknologi transplantasi
khusus, memasukkannya ke dalam tubuh untuk menggantikan sel yang rusak maupun yang
tidak normal, membawa perubahan dan harapan kepada penderita penyakit kronis
yang susah diobati.

Sejarah

 Penelitian Stem sel dapat dikatakan dimulai pada tahun 1960-an setelah dilakukannya
penelitian oleh ilmuwan Kanada, Ernest A. McCulloch dan James E. Till.
 Karena sifat unggulnya itulah Stem Sel dari darah tali pusat makin menarik perhatian untuk
diteliti dan digunakan bagi terapi berbagai jenis penyakit. Tahun 1988 untuk pertama kali di
Perancis dilakukan terapi Stem Sel menggunakan darah tali pusat. Selama ini tali pusat dan
plasenta biasanya cuma dibuang atau dikubur. Kini, daripada disia-siakan, darah yang berada
di tali pusat dan plasenta yang kaya akan sel punca sejak tahun 2000 mulai disimpan untuk
dua keperluan: untuk pengobatan penyakit darah seperti leukemia dan talasemia serta
untuk cadangan bagi si bayi jika suatu saat nanti ia menjadi penderita penyakit degeneratif.
 Percobaan sel punca pada tikus percobaan telah dilakukan sejak 10 tahun lalu oleh ilmuwan
dari Albert Einstein College of Medicine, Amerika Serikat. Dalam riset tersebut, para ahli
berhasil mengatasi kerusakan akibat stroke pada otak tikus yang disuntikkan sel punca.
Dalam tempo enam minggu, sel punca itu tumbuh menjadi sel saraf yang matang sekaligus
membuktikan kemungkinan dilakukannya metode itu pada mamalia.
 Christian Drapeau, salah satu peneliti yang tentang Stem Cell mengatakan, “ Hasil penelitian
ilmiah menunjukkan Satu-satunya kondisi yang terpenting dalam pemeliharaan kesehatan
secara optimal adalah dengan cara meningkatkan sirkulasi jumlah stem cell dalam tubuh.”
Penelitian stem cell masih terus dilakukan sampai saat ini. Bagaimana cara stem cell
mengupayakan regenerasi jaringan yang rusak ? Riset in vitro maupun in vivo telah berhasil
mengungkapkan beberapa hal untuk menjawab pertanyaan ini, antara lain dengan
diferensiasi, produksi faktor pertumbuhan (growth factors), dan terapi gen.

Para ilmuwan dan praktisi medis sebelumnya percaya bahwa organ jantung, hati, otak
ataupun pakreas dibentuk oleh sel-sel yang sudah berdiferensiasi secara penuh dan tidak
mampu melakukan regenerasi apabila terjadi kerusakan. Kini diketahui ternyata organ-organ
tersebut mengandung populasi stem cell yang mampu mengupayakan regenerasi sel penyusun
jaringan yang rusak.

STEM ACTIVE terbuat dari 100% Alga Biru-Hijau Aphanizomenon flos-aquae (AFA) yang
tumbuh secara liar di Danau Klamath, Oregon, USA. Aphanizomenon flos-aquae (AFA) ini
tidak dikembangbiakkan, ataupun modifikasi genetis, bersertifikasi Organik. Menggunakan
kapsul vegetarian (veggie caps) tidak mengandung gelatin atau bahan hewani lainnya, terbuat
dari serat polisakarida dan selulosa tumbuhan.

AFA mengandung L-selectin ligand yang berfungsi menghambat L-selectin dan mendukung
pelepasan stem cell dari sumsum tulang. L-selectin adalah molekul adhesi yang berperan
penting dalam memelihara stem cell pada sumsum tulang. Dalam double-blind crossover
placebo-controlled study, konsumsi 1 gram konsentrat AFA L-selection ligand dapat
meningkatkan rata 25-30% sirkulasi stem cell, yang berarti peningkatan 2-4 juta stem cell
baru dalam aliran darah. Puncak peningkatan sekitar 60 menit setelah konsumsi dan berakhir
setelah 3-4 jam.

Di samping mendukung system peremajaan alami, peningkatan jumlah stem cell tersebut juga
masih dalam kisaran fisiologis normal tubuh dan tidak beresiko terhadap tubuh. AFA juga
diketahui merangsang aktivitas makrofage yang merupakan benteng pertahanan awal tubuh
manusia, dengan polisakarida mendukungan aktivasi sel limposit tertentu yang disebut NK
(Natural Killer) cell. Sehingga membantu tubuh meningkatkan imunitas tubuh.
Aphanizomenon flos-aquae (AFA) mengandung 3 sampai 5x lebih banyak kandungan
Klorofil dibandingkan dengan berbagai makanan alami lainnya. Selain itu kandungan gizi
pada alga biru – hijau ini sangat berlimpah dan lengkap serta memiliki fungStem Active,
Konsentrat AFA adalah Stem cell Activator ( memobilisasi stem cell) alami yang pertama
beredar di pasaran. Dengan mendukung pelepasan stem cell dari sumsum tulang, AFA
memerikan dukungan yang aman terhadap fisiologi stem cell. Penemuan system alami
peremajaan tubuh telah merintis jalan menuju paradigm baru dalam aspek kesehatan dan
kebugaransi yang saling melengkapi untuk kebutuhan tubuh manusia.

Stem Sel memiliki dua sifat penting yang sangat berbeda dengan sel yang lain:

 Stem Sel belum merupakan sel dengan spesialisasi fungsi tetapi dapat memperbaharui diri
dengan pembelahan sel bahkan setelah tidak aktif dalam waktu yang panjang
 Dalam situasi tertentu, sel punca dapat diinduksi untuk menjadi sel dengan fungsi tertentu
seperti sel jaringan maupun sel organ yang mempunyai tugas tersendiri. Pada sumsum
tulang dan darah tali pusar (umbilical cord blood), sel punca secara teratur membelah dan
memperbaiki jaringan yang rusak, meski demikian pada organ lain seperti pankreas atau
hati, pembelahan hanya terjadi dalam kondisi tertentu.
Peneliti medis meyakini bahwa penelitian Stem sel berpotensi untuk mengubah keadaan
penyakit manusia dengan cara digunakan memperbaiki jaringan atau organ tubuh
tertentu.Namun demikian, hal ini tampaknya belum dapat benar-benar diwujudkan dewasa
ini. Penelitian Stem sel dapat dikatakan dimulai pada tahun 1960-an setelah dilakukannya
penelitian oleh ilmuwan Kanada, Ernest A. McCulloch dan James E. Till.

Penggolongan

Sel-sel induk dapat digolongkan berdasarkan potensi yang dimiliki oleh sel tersebut maupun
berdasarkan asalnya.

Berdasarkan potensi

 Sel induk ber-totipotensi (toti=total) adalah sel induk yang memiliki potensi untuk
berdiferensiasi menjadi semua jenis sel, yaitu sel ekstraembrionik, sel somatik, dan sel
seksual.
 Jenis sel ini dapat bertumbuh menjadi organisme baru bila diberikan dukungan maternal
yang memadai. Sel induk bertotipotensi diperoleh dari sel induk embrio, hasil pembuahan
sel telur oleh sel sperma.
 Sel induk ber-pluripotensi (pluri=jamak) adalah sel-sel yang dapat berdiferensiasi menjadi
semua jenis sel dalam tubuh, namun tidak dapat membentuk suatu organisme baru.
 Sel induk ber-multipotensi adalah sel-sel yang dapat berdiferensiasi menjadi beberapa jenis
sel dewasa.
 Sel induk ber-unipotensi (uni=tunggal) adalah sel induk yang hanya dapat menghasilkan satu
jenis sel tertentu, tetapi memiliki kemampuan memperbarui diri yang tidak dimiliki oleh sel
yang bukan sel induk.

Berdasarkan asalnya

 Sel punca embrio (embryonic stem cells) Sel induk ini diambil dari embrio pada fase
blastosit (5-7 hari setelah pembuahan). Massa sel bagian dalam mengelompok dan
mengandung sel-sel induk embrionik. Sel-sel diisolasi dari massa sel bagian dalam dan
dikultur secara in vitro. Sel induk embrional dapat diarahkan menjadi semua jenis sel yang
dijumpai pada organisme dewasa, seperti sel-sel darah, sel-sel otot, sel-sel hati, sel-sel ginjal,
dan sel-sel lainnya.
 Sel germinal/benih embrionik (embryonic germ cells) Sel germinal/benih (seperti
sprema/ovum) embrionik induk/primordial (primordial germ cells) dan prekursor sel
germinal diploid ada sesaat pada embrio sebelum mereka terasosiasi dengan sel somatik
gond dan kemudian menjadi sel germinal[2]. Sel germinal embrionik manusia/human
embryonic germ cells (hEGCs) termasuk sel punca yang berasal dari sel germinal primordial
dari janin berumur 5-9 minggu.[rujukan?] Sel punca jenis ini memilki sifat pluripotensi.
 Stem sel fetal Stem sel fetal adalah sel primitif yang dapat ditemukan pada organ-organ
fetus (janin) seperti Stem sel hematopoietik fetal dan progenitor kelenjar pankreas. Sel
punca neural fetal yang ditemukan pada otak janin menunjukkan kemampuan untuk
berdiferensiasi menjadi sel neuron dan sel glial (sel-sel pendukung pada sistem saraf pusat).
Darah, plasenta, dan tali pusat janin kaya akan sel punca hematopoietik fetal.
 Stem sel dewasa (adult stem cells) Stem seldewasa mempunyai dua karakteristik.
Karakteristik pertama adalah sel-sel tersebut dapat berproliferasi untuk periode yang
panjang untuk memperbarui diri. Karakteristik kedua, sel-sel tersebut dapat berdiferensiasi
untuk menghasilkan sel-sel khusus yang mempunyai karakteristik morfologi dan fungsi yang
spesial.

1. Sel induk hematopoietik Salah satu macam sel induk dewasa adalah sel induk
hematopoietik (hematopoietic stem cells), yaitu sel induk pembentuk darah :yang mampu
membentuk sel darah merah, sel darah putih, dan keping darah yang sehat Sumber sel induk
hematopoietik adalah sumsum :tulang, darah tepi, dan darah tali pusar. Pembentukan sel
induk hematopietik terjadi pada tahap awal embriogenesis, yaitu dari mesoderm dan
disimpan pada situs-situs spesifik di dalam embrio
2. Stem sel mesenkimal Sel induk mesenkimal/ mesenchymal stem cells (MSC)dapat
ditemukan pada stroma sumsum tulang belakang, periosteum, lemak, dan kulit. MSC
termasuk sel induk multipontensi yang dapat berdiferensiasi menjadi sel-sel tulang, otot,
ligamen, tendon, dan lemak. Namun ada beberapa bukti yang menyatakan bahwa sebagian
MSC bersifat pluripotensi sehingga tidak hanya dapat berubah menjadi jaringan mesodermal
tetapi juga endodermal.
3. Sel punca kanker (cancer stem cells) Stem selkanker adalah sel yang mengaktivasi lintasan
onkogenik berupa tumorigenesis yang membuat sel normal mengalami fase inisiasi tumor,
namun sel punca kanker tidak memiliki sifat tumorigenik. Dari data terakhir, ditemukan
keberadaan sel punca kanker pada berbagai jenis kanker seperti leukimia, kanker payudara,
kanker otak, kanker otak, kanker usus besar dan kanker kulit. Sel punca kanker pankreas
memiliki kluster diferensiasi CD44, CD24 dan epithelial-specific antigen, selain SDF-1
(stromal cell-derived factor 1)/CXCR4 untuk bermigrasi seperti sel punca normal,serta
ekspresi genetik lebih tinggi dari sel punca normal, seperti gen BMI-1 dan SHH (Sonic
hedgehog) untuk memperbaharui diri

Transplantasi Stem sel

Transplantasi sel induk dapat berupa:

 Transplantasi autologus (menggunakan sel induk pasien sendiri, yang dikumpulkan sebelum
pemberian kemoterapi dosis tinggi)
 Transplantasi alogenik (menggunakan sel induk dari donor yang cocok, baik dengan
hubungan keluarga atau tanpa hubungan keluarga),
 Transplantasi singenik(menggunakan sel induk dari saudara kembar identik.

Jenis-jenis transplantasi Stem sel

Menurut sumbernya transplantasi sel induk dapat dibagi menjadi:

 Transplantasi Stem sel dari sumsum tulang (bone marrow transplantation) Umumnya Stem
Sel diambil dari sumsum tulang belakang karena memiliki lebih banyak Stem Sel. Hanya ada
satu sel punca dalam 10.000 sel sumsum tulang belakang. Sedangkan dalam darah, hanya
ada satu Stem Seldi antara 100.000 sel. Isolasi Stem Sel dipastikan dengan fluorescence
activated cell sorting (FACS) atau flowcytometer. FACS merupakan alat pendeteksi
karakteristik suatu sel berdasarkan pendaran sinar fluoresens. FACS melihat tanda
penomoran tertentu pada sel punca, yang dikenal sebagai cluster of differentiation.
Misalnya, CD105 dan CD73 untuk penanda sel punca mesenkimal (mampu berdiferensiasi
menjadi sel penyusun jaringan ikat, seperti osteosit, kondrosit, dan adiposit), Stem Sel
hematopoietik CD34, sel punca saraf CD133, dan sel punca jantung Sca-1. Dalam
laboratorium, Stem Sel yang diisolasi kemudian dibiakkan dalam larutan agar
memperbanyak diri dan berdiferensiasi menjadi organ tubuh tertentu. Sumsum tulang
adalah jaringan spons yang terdapat dalam tulang-tulang besar seperti tulang pinggang,
tulang dada, tulang punggung, dan tulang rusuk. Sumsum tulang merupakan sumber yang
kaya akan sel induk hematopoietik. Sejak dilakukan pertama kali kira-kira 30 tahun yang lalu,
transplantasi sumsum tulang digunakan sebagai bagian dari pengobatan leukemia, limfoma
jenis tertentu, dan anemia aplastik. Karena teknik dan angka keberhasilannya semakin
meningkat, maka pemakaian transplantasi sumsum tulang sekarang ini semakin meluas.
Pada transplantasi ini prosedur yang dilakukan cukup sederhana, yaitu biasanya dalam
keadaan teranestesi total. Sumsum tulang (sekitar 600 cc) diambil dari tulang panggul donor
dengan bantuan sebuah jarum suntik khusus, kemudian sumsum tulang itu disuntikkan ke
dalam vena resipien. Sumsum tulang donor berpindah dan menyatu di dalam tulang resipien
dan sel-selnya mulai berproliferasi. Pada akhirnya, jika semua berjalan lancar, seluruh
sumsum tulang resipien akan tergantikan dengan sumsum tulang yang baru. Namun,
prosedur transplantasi sumsum tulang memiliki kelemahan karena sel darah putih resipien
telah dihancurkan oleh terapi radiasi dan kemoterapi. Sumsum tulang yang baru
memerlukan waktu sekitar 2-3 minggu untuk menghasilkan sejumlah sel darah putih yang
diperlukan guna melindungi resipien terhadap infeksi. Transplantasi sumsum tulang
memerlukan kecocokan HLA 6/6 atau paling tidak 5/6. Risiko lainnya adalah timbulnya
penyakit GvHD, di mana sumsum tulang yang baru menghasilkan sel-sel aktif yang secara
imunologi menyerang sel-sel resipien. Selain itu, risiko kontaminasi virus lebih tinggi dan
prosedur pencarian donor yang memakan waktu lama.
 Transplantasi Stem sel darah tepi (peripheral blood stem cell transplantation) Seperti
halnya sumsum tulang, peredaran darah tepi merupakan sumber sel induk walaupun jumlah
sel induk yang dikandung tidak sebanyak pada sumsum tulang.Untuk mendapatkan jumlah
sel induk yang jumlahnya mencukupi untuk suatu transplantasi, biasanya pada donor
diberikan granulocyte-colony stimulating factor (G-CSF) untuk menstimulasi sel induk
hematopoietik bergerak dari sumsum tulang ke peredaran darah. Transplantasi ini dilakukan
dengan proses yang disebut aferesis.Jika resipien membutuhkan sel induk hematopoietik,
pada proses ini darah lengkap diambil dari donor dan sebuah mesin akan memisahkan darah
menjadi komponen-komponennya, secara selektif memisahkan sel induk dan
mengembalikan sisa darah ke donor. Transplantasi sel induk darah tepi pertama kali berhasil
dilakukan pada tahun 1986. Keuntungan transplantasi sel induk darah tepi adalah lebih
mudah didapat. Selain itu, pengambilan sel induk darah tepi tidak menyakitkan dan hanya
perlu sekitar 100 cc. Keuntungan lain, sel induk darah tepi lebih mudah tumbuh. Namun, sel
induk darah tepi lebih rentan, tidak setahan sumsum tulang. Sumsum tulang juga lebih
lengkap, selain mengandung sel induk juga ada jaringan penunjang untuk pertumbuhan sel.
Karena itu, transplantasi sel induk darah tepi tetap perlu dicampur dengan sumsum tulang.
 Transplantasi sel induk darah tali pusat Pada tahun 1970-an, para peneliti menemukan
bahwa darah plasenta manusia mengandung sel induk yang sama dengan sel induk yang
ditemukan dalam sumsum tulang. Karena sel induk dari sumsum tulang telah berhasil
mengobati pasien-pasien dengan penyakit-penyakit kelainan darah yang mengancam jiwa
seperti leukemia dan gangguan-gangguan sistem kekebalan tubuh, maka para peneliti
percaya bahwa mereka juga dapat menggunakan sel induk dari darah tali pusat untuk
menyelamatkan jiwa pasien mereka. Darah tali pusat mengandung sejumlah sel induk yang
bermakna dan memiliki keunggulan di atas transplantasi sel induk dari sumsum tulang atau
dari darah tepi bagi pasien-pasien tertentu.Transplantasi sel induk dari darah tali pusat telah
mengubah bahan sisa dari proses kelahiran menjadi sebuah sumber yang dapat
menyelamatkan jiwa. Transplantasi sel induk darah tali pusat pertama kali dilakukan di
Perancis pada penderita anemia Fanconi tahun 1988. Pada tahun 1991, darah tali pusat
ditransplantasikan pada penderita Chronic Myelogenous Leukemia.[rujukan?] Kedua
transplantasi ini berhasil dengan baik. Sampai saat ini telah dilakukan kira-kira 3.000
transplantasi darah tali pusat.
 Gigi Susu Saat ini peneliti sedang mempelajari bagaimana stem cell dari gigi susu ini dapat
digunakan untuk mengobati sejumlah penyakit dan kondisi, termasuk diabetes, cedera
tulang belakang, stroke dan masalah hati. Gigi susu bagian depan yang goyah lalu dicabut,
emudian pulpa gigi dari gigi susu ini dikumpulkan, dibekukan dan disimpan selama 30 tahun
atau lebih sampai nanti dibutuhkan. Ternyata pulpa gigi ini dapat mengobati penyakit, dan
hasil ekstraksi menemukan gigi susu ini bisa menjadi sumber stem cell yang baik. Di dalam
giginya ada sel dan bisa disimpan di dalam lemari es yang besar. Jika nanti terjadi sesuatu
atau membutuhkan operasi, maka sel-selnya ini akan membuatnya menjadi lebih baik.

Aplikasi Klinis dan Manfaat

Penggolongan

Sel-sel induk dapat digolongkan berdasarkan potensi yang dimiliki oleh sel tersebut maupun
berdasarkan asalnya.

Berdasarkan potensi

 Sel induk ber-totipotensi (toti=total) adalah sel induk yang memiliki potensi untuk
berdiferensiasi menjadi semua jenis sel, yaitu sel ekstraembrionik, sel somatik, dan sel
seksual.
 Jenis sel ini dapat bertumbuh menjadi organisme baru bila diberikan dukungan
maternal yang memadai. Sel induk bertotipotensi diperoleh dari sel induk embrio,
hasil pembuahan sel telur oleh sel sperma.
 Sel induk ber-pluripotensi (pluri=jamak) adalah sel-sel yang dapat berdiferensiasi
menjadi semua jenis sel dalam tubuh, namun tidak dapat membentuk suatu organisme
baru.
 Sel induk ber-multipotensi adalah sel-sel yang dapat berdiferensiasi menjadi beberapa
jenis sel dewasa.
 Sel induk ber-unipotensi (uni=tunggal) adalah sel induk yang hanya dapat
menghasilkan satu jenis sel tertentu, tetapi memiliki kemampuan memperbarui diri
yang tidak dimiliki oleh sel yang bukan sel induk.

Aplikasi Klinis dan Manfaat


 Saat ini dalam pengobatan stem sel banyak diterapkan pada pengobatan diabetes tipe
1 dan 2, sirosis, penyakit hati yang sudah parah, sindroma ginjal, radang lupus ginjal,
penyakit tulang, otot tidak bertenaga, fungsi kelamin pria yang tidak normal,
penyakit sekitar pembuluh darah, dan penyakit lain yang tidak dapat pengobatan
dengan cara biasa.
 Terapi stem cell juga dapat digunakan untuk osteoarthritis, cedera tulang belakang,
sakit ginjal, gangguan hati, stroke, Lupus, multiple sclerosis, rheumatoid arthritis,
Parkinson hingga gangguan ereksi.
 Pengobatan infark jantung Menggunakan sel stem sumsum tulang (bone marrow)
yang beredar dalam darah perifer dan sel stem yang sudah berada di jantung akan
menuju ke daerah infark, tetapi jumlahnya tidak cukup untuk dapat mengatasi dan
menyembuhkan daerah infark tersebut. Sel stem akan membentuk sel kardiomiosit
dan juga mengadakan neovaskularisasi. Karena jumlah sel stem endogen kurang
banyak maka logis untuk mecarikan bantuan sel stem dari luar yang bisa berasal dari
sumsum tulang atau sumber lain seperti UCB. Hal ini telah dilakukan dengan hasil
yang cukup menggembirakan. Intracoronary infusion BM stem cell otolog telah
dilakukan pada 22 pasien dengan AMI dan melaporkan hasil yang sangat baik. [9]
Sekarang dalam literatur sudah banyak dilaporkan hasil positif pemberian sel stem
BM intrakoroner pada AMI.
 Pengobatan diabetes tipe I Pada diabetes tipe I sel pankreas beta yang mensekresi
insulin mengalami kerusakan oleh faktor genetik, lingkungan dan imunologik.
Akibatnya terjadi defisiensi insulin dan menyebabkan hiperglikemi.Transplantasi
seluruh organ pankreas kadaver dapat menyembuhkan penderita. Tetapi jumlah
kadaver sangat sedikit dan obat imunosupresi yang dibutuhkan untuk mencegah reaksi
imunologik menimbulkan banyak efek samping. Transplantasi sel stem merupakan
alternatif baik dan telah menunjukkan hasil positif pada mencit. Tetapi masih banyak
kendala yang harus diatasi supaya penggunaan sel stem untuk menyembuhkan pasien
diabetes tipe I dapat terlaksana
 Penderita Sirosis Hati Terapi Stem Sel untuk mengganti hati yang rusak akibat
pengerutan hati atau sirosis kini sedang giat dikembangkan di China. Di dunia
international, sejak beberapa puluh terakhir terus diteliti alternatif lain pencangkokan
hati dengan sel punca. Terapi ini bertujuan untuk menggantikan sel atau organ yang
rusak dengan sel-sel baru yang berasal dari sel punca. Dengan terapi ini, hati yang
rusak dihidupkan kembali sehingga dapat berfungsi normal meski tanpa dilakukan
transplantasi hati. Selama ini, transplantasi hati menjadi pilihan terbaik bagi pasien
kanker hati atau sirosis hati yang sudah dalam stadium akhir. Akan tetapi, faktor
utama yang membatasi terapi ini adalah terbatasnya jumlah donor dan biaya yang
sangat mahal, mencapai miliaran rupiah. Untuk mengobati hati, sel punca diambil dari
sumsum tulang atau sel darah. Pembiakan lalu dilakukan di luar tubuh (in vitro)
kemudian dimasukkan kembali ke dalam tubuh melalui pembuluh arteri hati karena
pembuluh ini adalah pemasuk nutrisi sehingga hasilnya lebih efektif. Di Runah Sakit
Guangzhou Cina yang sudah menerapkan hal ini telah melakukan terapi sel punca
memperoleh hasil yang baik. Dari 30 kasus, 22 pasien sirosis fungsi hatinya terus
membaik setelah 12 minggu pasca terapi dan tidak ada lagi cairan di perut. Metode sel
punca pada sirosis hati stadium akhir harus dilakukan dengan dua kali pengambilan
sel punca. Bila satu kali pembiakan belum tentu semua sel bisa dipakai,” katanya.
Dalam satu kali terapi, disuntikkan 100 juta sel punca baru. Biaya satu kali terapi,
termasuk pembiakan dan penyuntikan kembali mencapai 60.000 RMB (Yuan) atau
sekitar Rp 780 juta.
 Penderita talasemia Pada penderita talasemia paling baik jika donor dari saudara
kandung sendiri. Hanya saja, jumlah darah tali pusat sering tak mencukupi, selain
tingkat keberhasilannya hanya 60 persen. Di Italia dan Thailand, sel punca darah tali
pusat dikombinasikan dengan sel punca dari sumsum tulang dan tingkat
keberhasilannya menjadi lebih dari 90 persen untuk tingkat kelangsungan hidup 10
tahun.
 Penderita stroke Seorang pasien stroke asal Inggris mendapat suntikan dua juta sel
punca saraf untuk memperbaiki sel-sel otak yang mati. Uji coba yang pertama kali di
dunia ini diharapkan membantu pasien itu sembuh dari stroke dengan cara
merangsang otak menggunakan sel saraf yang matang. Laruence Dunn, ahli bedah
saraf, berhasil menyuntikkan sel punca pada pasien stroke pertama sejak metode sel
punca embrionik ini diizinkan. Sebagian sel punca saraf yang diinjeksi tersebut
secara otomatis akan mengubah dirinya menjadi saraf. Seperti diketahui, sel-sel otak
pasien stroke mati karena kekurangan oksigen. Perkembangan terapi ini akan
dimonitor selama dua tahun. Dalam uji coba pada tikus percobaan diketahui, sel
punca juga memicu berbagai proses perbaikan pada tubuh, seperti membantu
pertumbuhan pembuluh darah di otak yang baru serta memacu otak untuk
menumbuhkan populasi sel punca sendiri. Hingga tahun 2011 mendatang, sudah
13 pasien yang terlibat dalam uji coba ini akan mendapatkan injeksi sel punca dengan
dosis yang ditingkatkan.
Seluruh pasien yang terlibat rata-rata berusia di atas 60 tahun dan berjenis kelamin
pria. Mereka mengalami stroke iskemik, terjadi akibat penyumbatan pembuluh darah
ke otak, dan tidak berhasil dalam menjalani terapi pengobatan.
 Kulit Elastis dan Rambut Hitam Di negara-negara maju seperti Jerman, Jepang,
Korea dan Amerika sudah banyak yang menjalankan terapi ini. Stem cell yang
masuk langsung menyebar ke dalam tubuh kemudian berikatan dengan kimia yang
dilepaskan sel-sel yang rusak. Di sana sel punca kemudian mereparasi dan
berkembang menjadi sel-sel baru menggantikan sel-sel yang telah rusak, sehingga
terjadi proses peremajaan. Perlahan-lahan terapi juga mengurangi kulit yang kusam
dan berkerut akibat penurunan produksi kolagen oleh proses degeneratif. Beberapa
praktisi mengkalim bahwa terapi hasilnya kulit akan bertambah elastis, kulit semakin
tebal dan mengurangi pigmentasi sehingga penampilan jauh lebih baik. Sedangkan
efek lain yang didapat, rambut juga semakin tebal dan menghitam karena mengurangi
kerontokan dan menumbuhkan rambut baru yang hitam dan tebal. Selain untuk
penampilan kulit dan rambut, beberapa pasien yang telah menjalani terapi juga
mengalami penurunan berat badan.
 Baik Untuk Terapi Kesehatan Terapi stem cell dapat digunakan untuk kebugaran
secara menyeluruh. Sebagian besar sel punca yang masuk ke tubuh langsung mencari
sasaran ke organ-organ yang membutuhkan. 37 % sel punca akan langsung menuju
paru-paru, sisanya menuju limpa, ginjal, hati, pankreas, otak, jantung dan otot.

Faktor-faktor yang menentukan hasil pengobatan stem sel:

Ada beberapa faktor yang menentukan tingkat keberhasilan terapi sel punca, antara lain
lamanya penyakit yang diderita, faktor usia, dan ada tidaknya riwayat penyakit lain.

 Makin muda usianya, makin besar peluang kesembuhannya. Namun untuk sirosis
hati, jika ditemukan ada tumor atau kanker terapi sel punca tidak kami lakukan.
 Faktor kualitas sel induk. Cara pengkloningan yang sederhana dan pemasukan
kembali pada tubuh pasien dari stem sel yang diambil dari darah atau sumsum tulang,
pada umumnya tidak ada hasil yang efektif. Stem sel menggunakan teknologi khusus
untuk pengkloningan dan perkembangbiakan sel.
 Cara implan atau pemasukkan stem sel ke tubuh pasien. Penggunaan cara transarterial
intercurent melalui pembuluh arteri hati. Sekarang ini di Internasional juga ada yang
melalui pembuluh darah vena. Tetapi karena pembuluh arteri hati berfungsi sebagai
pemasok nutrisi, sehingga hasil akan lebih efektif.
 Periode pengobatan. Faktor kondisi pasien menentukan periode pengobatan, tetapi
untuk menghemat biaya pengobatan dengan hasil pengobatan yang tetap terjamin
harus dipertimbangkan secara menyeluruh.
Proses pengobatan stem sel

 Pengambilan sumsum tulang dari tubuh pasien


 Pemisahan, pemeliharaan dan pengembang biakan sel induk di luar tubuh
 Kemudian stem sel dimasukkan ke organ tubh yang hendak dilakukan intervensi
 Stem sel akan bekerja di dalam organ tubuih dan berdiferensiasi menjadi sel yang
baru

Kontroversi Stem Sel

Menurut perusahaan swasta yang menawarkan jasa sebagai bank darah tali pusat, seperti
CordLife dari Singapura, menyimpan darah tali pusat dari sejak bayi hingga puluhan
tahun. Beberapa negara seperti Italia menerapkan ketentuan darah tali pusat disimpan oleh
bank darah pemerintah. Di Amerika Serikat, selain diurus oleh lembaga pemerintah, ada pula
beberapa bank darah swasta yang menawarkan jasa penyimpanan. CordLife, yang semula
sejak 2004 merintis kerja sama dengan Kalbe Farma dan pada tahun 2006 resmi mendirikan
bank darah tali pusat, sejak tahun lalu pecah kongsi. Kalbe, menurut sekretaris perusahaan,
Vidjongtius, lebih ingin konsentrasi pada penjualan produk-produk kesehatan dan terapi,
bukan kepada layanan bank sel punca. Hingga kini jumlah klien Indonesia yang menyimpan
darah tali pusat di CordLife mencapai 4.000-5.000 orang. Sejauh ini belum ada satu pun yang
digunakan.

Namun jasa penyimpanan tali pusat tersebut masih kontroversial. Belum ada jaminan apakah
darah tali pusat yang disimpan dalam nitrogen cair pada suhu minus 196 derajat celsius akan
tetap bertahan baik dan dapat dikembangbiakkan setelah puluhan tahun. Harus ada asuransi
jika itu disimpan dalam bank darah swasta. Statistik menunjukkan peluang penggunaan darah
tali pusat yang disimpan untuk diri sendiri hanya 1:100.000. Karena peluangnya amat kecil.
Karena itu, maka beberapa klinisi hanya memilih menggunakan sel punca dari sumsum
tulang dan dari darah tepi.

Sedikitnya jumlah darah dalam tali pusat plus plasenta juga menjadi kendala, apalagi jika
badan penerima transplantasi beratnya puluhan kilogram. Selain itu, biaya transplantasi di
sumsum tulang mencapai miliaran rupiah.

Referensi

 Stem cell basics”. National Institute of Health.


http://stemcells.nih.gov/info/basics/basics1.asp. Diakses pada 1 Maret 2010.
 Bongso A & Lee EH. 2005. Stem Cells: From Bench to Bedside.Singapore: World
Scientific Publishing Co. Pte. Ltd.
 Stem Cell and Developmental Biology Writing Group’s Report. 2004. Natl Inst
Diabetes & Digestive & Kidney Dses, NIH. 1-27
 Caplan AI. 1994. The mesengenic process.Clin Plast Surg 21: 429-435.
 Jiang Y, Jahagirder BN, Reindhardt RL, et al. 2002. Pluripotency of mesenchymal
stem cells derived from adult bone marrow. Nature 418:41-49

Biologisel.com
Rekayasa Genetika
Biologi Kelas XII : Rekayasa Genetika
By Wawang Armansyah

Setiap makhluk hidup mempunyai gen. Gen merupakan penentu sifat yang terdapat di dalam
kromosom. Apabila gen ini berubah, maka sifat dari makhluk hidup juga berubah, sehingga banyak
ahli yang memanfaatkan untuk mengubah gen dengan tujuan mendapatkan organisme baru yang
memiliki sifat sesuai yang dikehendaki. Proses pengubahan gen-gen ini disebut dengan nama
rekayasa genetika. Ada beberapa macam rekayasa genetika di antaranya adalah rekombinasi DNA,
fusi sel, dan transfer inti.

Rekombinasi DNA

Hal yang mendasar dan sangat penting dalam makhluk hidup adalah jika terjadi proses reproduksi
secara seksual yang normal, maka akan terjadi pemisahan dan penggabungan kembali molekul-
molekul DNA dari kromosom. Teknik pemisahan dan penggabungan ini dijadikan oleh ilmuwan
untuk lebih dikembangkan. Setiap jenis makhluk hidup mempunyai struktur DNA yang sama, untuk
itulah DNA dari satu spesies dapat disambungkan dengan DNA dari spesies yang lain, dengan tujuan
agar mendapatkan sifat yang baru. Proses penyambungan ini dikenal dengan nama rekombinasi DNA
dalam rekayasa genetika.

Rekombinasi DNA

Misalnya, telah ditemukannya gen seekor sapi yang berhasil dipindahkan ke dalam bakteri sehingga
bakteri tersebut telah menerima gen asing yang tepat seperti gen aslinya. Gen ini akan mempunyai
sifat-sifat dari sapi tersebut dan akan mempunyai sifat gen baru disebut gen yang diklon.
Rekayasa genetika dapat mengubah genotipe suatu organisme dengan cara mengenalkan gen-gen baru
yang belum dimiliki oleh suatu spesies. Teknik menyambung gen ini telah berhasil dan sukses dalam
menghasilkan gen baru. Para ahli menggunakan teknik rekayasa genetika dengan menggunakan
mikroba-mikroba seperti bakteri untuk membuat substansi yang tidak dapat dibuat oleh organisme
yang direkayasa. Tetapi pengenalan gengen dalam bakteri jauh lebih sulit, karena para ahli harus
mendapatkan gen yang diinginkan kemudian menggabungkan ke dalam DNA dari bakteri.

Gen yang diinginkan ini akan dihubungkan menjadi suatu lingkaran DNA bakteri kecil yang disebut
dengan plasmid. Kemudian plasmid ini siap untuk memasuki sel bakteri dan akan direplikasi
bersama-sama DNA selnya sendiri. Dengan cara ini, maka semua gen plasmid dan sel-selnya seperti
gen-gen aslinya. Selanjutnya, plasmid ini akan diteruskan dari satu sel ke sel lainnya dengan cara
transformasi. Untuk menghubungkan gen-gen asing ke dalam plasmid memerlukan rekombinasi
genetika. Berikut ini produk-produk yang telah berhasil dalam rekombinasi gen.

a) Pembuatan Insulin

Saat ini banyak sekali orang yang menderita penyakit kencing manis (diabetes mellitus). Penderita
diabetes akan mengalami kekurangan hormone insulin. Para ilmuwan telah berhasil mengatasi
penyakit ini dengan cara gen penghasil insulin manusia diambil dari DNA sel manusia, yaitu dengan
memotong DNA sel manusia dengan menggunakan enzim pemotong. Gen yang menghasilkan insulin
ini akan disambungkan pada plasmid bakteri Escherichia coli. Hasil sambungan ini kemudian
dimasukkan ke dalam sel bakteri Escherichia coli, sehingga bakteri tersebut sudah mengandung gen
insulin manusia.

Spesies ini dipelihara dalam tempat yang khusus untuk dikembangbiakkan dengan tujuan agar dapat
memproduksi insulin manusia. Selanjutnya, produk tersebut ditampung sebagai obat bagi penderita
diabtes mellitus.

Rekombinasi gen dalam pembuatan insulin ini memiliki keunggulan, yaitu insulin yang dihasilkan
lebih murni karena mengandung protein manusia sehingga insulin ini bisa diterima oleh tubuh
manusia, biaya lebih murah dibandingkan dengan pembuatan insulin menggunakan gen pankreas
hewan, prosesnya dapat dihentikan sampai kapan pun karena bakteri dapat disimpan sampai
diperlukan lagi.

b) Pembuatan Vaksin Hepatitis

Saat ini vaksin hepatitis sudah tersedia, sehingga anak-anak maupun orang dewasa dianjurkan untuk
melakukan vaksinasi hepatitis. Hepatitis merupakan penyakit hati yang disebabkan oleh virus. Virus
terdiri atas selubung protein dan DNA-nya. Jika bagian selubung protein ini dimasukkan dalam tubuh
manusia, maka tubuh akan membentuk antibodi sehingga tubuh dapat menangkal virus yang masuk.

Saat ini sudah berhasil diisolasi gen yang menghasilkan selubung protein tanpa menghasilkan DNA-
nya. Caranya hampir sama dengan pembuatan insulin, yaitu gen tersebut dimasukkan ke dalam sel
ragi Saccharomyces sehingga sel ragi ini akan menghasilkan protein virus yang tidak berbahaya bagi
tubuh kita. Jika protein tersebut disuntikkan ke dalam tubuh, maka tubuh akan memproduksi antibodi,
akibatnya orang yang disuntik akan kebal dari serangan virus hepatitis.

Teknologi hibridoma (Fusi Sel)

Teknologi hibridoma dikenal dengan fusi sel merupakan proses rekayasa genetika, yaitu
peleburan/fusi dua sel yang berbeda menjadi kesatuan tunggal yang mengandung gen-gen dari kedua
sel asli. Sel yang dihasilkan dari fusi ini dinamakan hibridoma (hibrid = sel asli yang dicampur, oma =
kanker).

Hibridoma ini sering digunakan untuk memperoleh antibodi dalam pemeriksaan kesehatan dan
pengobatan. Apabila sel-sel sekali melebur menjadi satu, maka sel-sel ini akan menghasilkan protein
yang sangat baik. Misalnya, antibodi monoklonal dapat digunakan untuk mendiagnosis penyakit, tes
kehamilan, dan mengobati kanker.

Berikut ini contoh dari keberhasilan dari fusi sel.

a) Fusi Sel Manusia dengan Sel Tikus

Sel limfosit manusia mampu menghasilkan antibodi, tetapi jika dikultur dan dipelihara proses
pembelahannya sangat lambat.

Fusi Sel

Sel manusia tersebut difusikan dengan sel kanker tikus dengan tujuan dapat membelah dengan cepat
karena sel tikus mengandung mieloma yang mempunyai kemampuan untuk membelah dengan cepat.
Hibridoma yang terbentuk akan mendapatkan antibodi (sifat sel manusia) dan mampu untuk
membelah dengan cepat (sifat sel kanker tikus).

b) Fusi Sel Tomat dan Kentang


Fusi sel tumbuhan sering disebut dengan fusi protoplasma karena dalam fusi sel antartumbuhan ini
dinding sel tumbuhan yang tersusun atas selulosa harus dihancurkan oleh enzim terlebih dahulu, maka
tinggallah protoplasma untuk difusikan. Misalnya, tanaman tomato, yaitu tanaman baru yang berbuah
tomat dan berumbi kentang.

Transfer inti (Kloning)

Transfer inti merupakan salah satu proses rekayasa genetika yang memindahkan inti sel tubuh ke
dalam sel telur tanpa inti, sehingga sel telur tersebut akan membelah diri dan menjadi embrio.
Transfer inti sebenarnya adalah kloning inti. Transfer inti pertama kali dilakukan oleh John Guardon
yang dicobakan pada katak. Pada mulanya ovum pada katak dirusak intinya dengan radiasi, kemudian
dimasukkan sel inti tubuh lainnya, yaitu sel somatik usus katak lainnya, maka akan tumbuh zigot baru
dan akan tumbuh menjadi katak. Proses ini merupakan reproduksi paraseksual karena bukan
merupakan reproduksi seksual dan aseksual.

Transfer Inti (Kloning)

Keberhasilan transfer inti adalah dilakukannya kloning domba ‘Dolly’. Inti sel tubuh yang diambil
dari jaringan kelenjar susu domba bermuka putih, sedangkan ovumnya diambilkan dari domba betina
yang bermuka hitam yang intinya telah dirusak sehingga menjadi ovum tak berinti. Selanjutnya, inti
sel tubuh domba muka putih dimasukkan ke dalam ovum domba muka hitam dan dipelihara sampai
mencapai tahap blastula, kemudian dimasukkan ke dalam uterus domba bermuka hitam, dan hasilnya
akan lahirlah domba Dolly.

Anda mungkin juga menyukai