Chapter II
Chapter II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Asimetri
Simetri berarti adanya persamaan ukuran, bentuk dan susunan pada bidang,
titik atau garis pada satu sisi dengan sisi yang lain.1,2 Asimetri berarti adanya
ketidakseimbangan ukuran, bentuk serta susunan pada bidang, titik ataupun garis
antara satu sisi dengan sisi yang lain. Asimetri merupakan kondisi yang dapat ditemui
hampir pada semua individu seperti halnya asimetri fungsi ataupun asimetri
morfologi yang dapat terlihat dalam aktivitas hidup sehari – hari seperti dominan
menggunakan tangan kanan atau tangan kiri.3
Garis tengah pada model cetakan gigi dapat ditentukan beberapa cara.
Penelitian Kula K dan Maurice TJ menghubungkan titik pertemuan rugae palatina
kedua kiri dan kanan pada maxilary palatal raphe dan titik yang jaraknya 1 cm lebih
distal dari titik pertama pada maxilary palatal raphe. Garis tengah model rahang
bawah diambil dari refleksi garis tengah model rahang atas.4,13
Teknik lain yang dipakai oleh Mahmoud JK untuk menentukan garis tengah
model rahang atas adalah dengan menghubungkan 2 titik referensi yaitu titik
pertemuan bagian distal papila insisivum dan fovea centralis. Garis tengah model
rahang bawah juga diambil dari refleksi garis tengah model rahang atas.21
Perhitungan setiap titik referensi kiri dan kanan ditentukan setelah garis
tengah model cetakan gigi diperoleh sehingga dapat dinilai kesimetrisan lengkung
gigi pada model cetakan gigi. Penelitian Maurice TJ, Kula K, dan Mahmoud JK
mengkategorikan asimetri lengkung gigi secara klinis bila selisih jarak titik referensi
kiri dan kanan ke garis tengah model ≥ 2 mm (Gambar 4).4,21
Asimetri lengkung gigi juga diteliti oleh Estevao P,dkk. Penelitian tersebut
membandingkan tingkat asimetri lengkung gigi pada sampel yang memiliki oklusi
normal dengan sampel yang memiliki maloklusi Klas II Angle. Garis tengah pada
model cetakan gigi rahang atas menggunakan papila insisivus dan sutura median
palatina sebagai referensi. Garis tengah model rahang bawah diambil dari refleksi
garis tengah model rahang atas (Gambar 5). Penelitian tersebut menggunakan cusp
caninus sebagai titik referensi untuk menentukan keberadaan asimetri lengkung gigi
(Gambar 6).14
Asimetri wajah dalam batas – batas tertentu dianggap normal dan dapat
ditemui hampir pada seluruh individu. Batas dimana asimetri wajah yang dianggap
normal menjadi abnormal adalah ketika perbedaan antara sisi kiri dan kanan
mencapai ≥ 2 mm.4,10,19 Pada asimetri wajah yang masih dalam batas normal
umumnya sisi kanan wajah lebih lebar dibanding dengan sisi kiri.3,9
Asimetri wajah juga merupakan salah satu indikasi yang menunjukkan tingkat
kesehatan individu. Individu dengan wajah yang simetri dianggap memiliki kesehatan
yang lebih baik dan lebih resisten terhadap penyakit dibanding dengan individu yang
memiliki wajah yang asimetri.16
Asimetri wajah merupakan hal yang penting untuk diperhatikan dalam
menegakkan diagnosis kasus ortodonti bila dalam melakukan perawatan ortodonti
klinisi tidak menyadari adanya asimetri, maka hal ini beresiko membuat jangka waktu
perawatan menjadi lebih lama.7
Asimetri wajah dapat diketahui dengan berbagai cara, diantaranya dengan
mengukur langsung tulang kranial, melakukan perhitungan pada hasil radiografi
misalnya panoramik, menggunakan 3D computed tomography maupun dengan
menggunakan konsep antropometri.3,10
2.5 Maloklusi
Defenisi oklusi menurut Angle merupakan suatu kondisi dimana gigi geligi
berada pada posisi interkuspasi maksimum ketika rahang atas berkontak dengan
rahang bawah.2 Maloklusi merupakan suatu keadaan adanya posisi postural adaptif,
gerak penutupan translokasi, mekanisme refleks, gigi berjejal, susunan gigi yang
tidak teratur, trauma gigi terhadap jaringan lunak dan penampilan pribadi yang buruk
atau gangguan pada bicara normal yang disebabkan oleh posisi gigi.23
(a) (b)
2.6 Diagnosis
Diagnosis merupakan hal harus dilakukan untuk mengetahui apakah seorang
pasien perlu dilakukan perawatan atau tidak, sama halnya dengan kasus asimetri,
penegakan diagnosis bahwa asimetri tersebut memerlukan perawatan ortodonti harus
benar – benar dianalisis sebelumnya.5,9 Rencana perawatan yang tepat dapat
dilakukan jika sebelumnya sudah dilakukan suatu proses penegakan diagnosis yang
tepat. Penegakan diagnosis asimetri lengkung gigi dan asimetri wajah dapat dilakukan
dengan beberapa cara seperti analisis fotometri, pemeriksaan klinis dan analisa
radiografi.1,3,7,10 Penggunaan beberapa metode dalam mendiagnosis asimetri
disarankan agar memperoleh hasil yang lebih akurat.1
Asimetri
Asimetri Wajah
Diagnosis
Perawatan
Asimetri Asimetri
Lengkung gigi Wajah
Maloklusi
Klas II Angle