Anda di halaman 1dari 11

Helminths

Helminth

Nemathelminthes Platyhelminthes

Nematode Trematode Cestodes

Helminth terbagi menjadi 2 yaitu Nemathelminthes (Cacing gilik) dan Platyhelminthes (Cacing pipih).
Nemathelminthes mempunyai ciri-ciri yaitu:
- Bulat memanjang
- Mempunyai rongga dan alat-alat
- Mempunyai alat kelamin terpisah
Sedangkan Platyhelminthes mempunyai ciri-ciri:
- Badan pipih
- Tidak mempunyai rongga badan
- Tidak mempunyai alat kelamin terpisah
Trematode atau cacing daun mempunyai ciri-ciri:
- Leaf-shaped
- No segment
- Mempunyai alat pencernaan
Cestode mempunyai ciri-ciri:
- Berbentuk Pita
- Segments or proglotid

Helminth sendiri dapat menginfeksi manusia melalui stadium infektif yang termakan dari jaringan
hospes intermediate, hospes tertelan bentuk infektif, infeksi dengan perantara vector dan infeksi
dengan bentuk infektif menembus jaringan.
Nematode

Kelas Nematoda sendiri tidak bertambah banyak di dalam badan manusia. Telur di keluarkan oleh cacing
betina dan keluar bersama tinja manusia atau tubuh manusia. Bentuk infektif masuk ke dalam tubuh
manusia dengan berbagai macam cara yaitu melalui menembus kulit, fecal-oral, autoinfection maupun
melalui vector.
Helminth sendiri mempunyai 3 stadium hidup yaitu stadium telur, stadium larva dan stadium infektif.
Cacing nematode terbagi atas 2 jenis yaitu:
- Nematoda usus (Sebagian besar ialah Soil Transmitted Helminth di tambah Oxyuris vermicularis
dan Trichinella spiralis)
- Nematoda jaringan yang menyebabkan filariasis (Wuchereria Bancrofti, Brugia Malayi, Brugia
Timori, Loa-loa, Onchorceca volvulus)

Soil Transmitted Helminth


Soil Transmitted helminth merupakan cacing yang membutuhkan tanah untuk mematangkan telurnya
hingga mencapai stadium infeksi yang dapat menginfeksi tubuh manusia. Terdapat beberapa cacing
yang termasuk dalam golongan ini yaitu Ascaris lumbricoides, Ancylostoma duodenale, Necator
americanus, Trichuris trichiura, Strongyloides stercoralis, Oxyuris vermicularis dan Trichinella spiralis.

Ascaris lumbricoides
Manusia merupakan satu-satunya hospes dan penyakitnya di sebut askariasis. Penyakit ini merupakan
penyakit kosmopolit dan menjadi salah satu masalah kesehatan di dunia. Cacing jantan lebih pendek
daripada cacing betina. Telur infektif dapat matang di tanah dalam 3 minggu.

Siklus Hidup
Siklus hidup cacing ini ialah cacing menginfeksi manusia dengan menelan telur yang mengandung larva
infektif. Larva tersebut akan menetas di rongga usus halus dan masuk ke dalam paru dan menimbulkan
gangguan yaitu pendarahan kecil di alveolus, timbul gangguan paru di sertai batuk demam dan
eosinofilia dan foto thoraks menjukkan infiltrate pada para hilus. Biasanya infiltrate akan mengilang
dalam waktu 3 minggu dan semua gangguan ini yang di sebut Loeffler Syndrome

Gangguan yang dapat muncul akibat cacing dewasa yaitu , nausea, tidak nafsu makan hingga diare
maupun konstipasi, obstruksi ileus yang dapat menyebabkan malabsorbsi hingga malnutrisi maupun
migrasi cacing ke kantung empedu, apendiks maupun bronkus.

Diagnosis
Pemeriksaan tinja secara langsung, pemeriksaan telur ascaris pada tinja maupun cacing yang
keluar langsung pada anus, tinja maupun muntahan.

Pengobatan
Pemberian mebendazol, albendazol maupun pyrantel pamoat dapat di gunakan untuk
mengobati penyakit askariasis.

Telur menjadi Bentuk infektif


bentuk infektif tertelan oleh
di tanah manusia

Cacing betina
akan Larva menetas
mengeluarkan di usus halus
telur melalui manusia
feses

Larva akan
Larva
kembali ke usus
menembus
dan berubah
membran
menjadi cacing
mukosa usus
dewasa

Larva akan Larva sampai


tertelan pada paru
kembali oleh (Loeffler
mekanisme syndrome
batuk muncul)
Larva sampai
pada faring dan
menimbulkan
rangsangan

Trichuris trichiuria
T. trichiuria merupakan cacing yang menginfeksi manusia dan menyebabkan trikuriasis. Cacing ini juga di
kenal sebagai cacing cambuk karena berbentuk seperti cambuk dengan panjang kurang lebih 4-5 cm.
cacing dewasa biasa hidup di daerah colon asenden dan sekum dengan bagian anteriornya seperti
cambuk masuk kedalam mukosa usus. Telur cacing ini berbentuk seperti tempayan dengan semacam
penonjolan jernih di kedua kutub dan telur yang di buahi akan keluar bersama tinja dan menjadi bentuk
infektif dalan 3-6 minggu. Telur yang mengandung larva ialah bentuk infektif

Siklus Hidup
Cara infeksi ialah dengan menelan telur infektif. Telur akan menetas dan masuk ke dalam usus halus.
Setelah dewasa, cacing akan turun ke bawah menuju daerah kolon terutama sekum. Cacing ini tidak
mempunyai siklus paru.
Patologi dan gejala klinis
Cacing ini hidup di daerah sekum dan mampu menghisap darah hospesnya. Gejala yang sering timbul
akibat terinfeksi cacing ini yaitu sindroma disentri akut yang merupakan diare akut mengandung darah
dan lendir. Juga dapat menyebabkan anemia dan prolapsus rectum pada kasus yang parah.

Diagnosis
Menemukan telur dalam tinja

Pengobatan
Albendazole dan mebendazole

Cacing Tambang (Ancylostoma duodenale dan Necator americanus)


Hanya cacing jenis kedua di atas yang menjadi pathogen dalam tubuh manusia. Nama penyakit yang di
sebabkan oleh cacing ini merupakan ankilostomiasis dan necatoriasis.

Morfologi dan daur hidup


Cacing dewasa hidup dalam ringga usus halus, dengan mulut besar yang melekat pada mukosa dinding
usus halus. Bentuk cacing Necator americanus menyerupai huruf S dan Ancylostoma menyerupai huruf
C. Cacing Necator americanus mempunyai benda kitin sedangkan anyclostoma mempunyai dua pasang
gigi. Telur di keluarkan dengan tinja dan menetas dalam 1-1,5 hari dan keluarlah larva rabditiform.
Dalam waktu 3 hari larva rabditiform akan berubah bentuk menjadi larva filariform yang dapat
menembus kulit dan hidup di dalam tanah selama 7-8 minggu.
Daur hidup cacing tambang:
Telur -> larva rabditiform -> larva filariform -> menembus kulit -> kapiler darah -> jantung kanan -> paru
-> bronkus -> trachea ->laring -> usus halus

Tanda dan gejala


Stadium larva dapat menyebabkan ground itch akibat dari banyaknya larva yng menembus kulit.
Perubahan pada paru biasanya ringan dan infeksi A.duodenale secara oral dapat menyebabkan gejala
mual, muntah, iritasi faring, sakit leher, batuk dan serak.
Stadium dewasa dapat menyebabkan anemia hipokrom mikrositer akibat Fe yang di serap oleh cacing.
Dapat juga menyebabkan eosinofilia di sertai daya tahan yang berkurang dan prestasi kerja yang turun.

Diagnosis
Menemuan telur dalam tinja segar dan dilakukan biakan harada-mori untuk membedakan jenis cacing
tambang

Pengobatan
Mebendazole maupun pyrantel pamoat
Strongyloides stercoralis
Manusia merupakan hospes cacing ini dan penyakit yang di timbulkan merupakan strongilodiasis. Hanya
cacing dewasa betina yang hidup sebagai parasit di vilus duodenum dan yeyunum. Telur bentuk parasitic
di letakkan di mukosa usus dan menetas menjadi larva rabditiform yang masuk ke rongga usus dan di
keluarkan bersama tinja.
3 Siklus hidup parasit tersebut yaitu:
1. Siklus langsung
Setelah 2-3 hari di tanah, larva rabditiform akan berubah menjadi larva filariform yang
merupakan bentuk infektif dan menembus kulit darah manusia, masuk peredaran darah
sistemik, masuk ke paru, naik ke trachea dan terjadi reflex batuk hingga tertelan kembali dan
masuk ke saluran pencernaan dan menjadi dewasa.
2. Siklus tidak langsung
Pada siklus tidak langsung, larva rabditiform berubah menjadi larva filariform di tanah dan
menjadi cacing dewasa jantan dan betina bentuk bebas. Sesudah pembuahan maka cacing
betina akan menhasilkan telur yang nantinya akan berkembang menjadi larva filariform yang
infektif dan menginfeksi manusia maupun kembali menjalani siklus tidak langsung.
3. Autoinfeksi
Larva rabditiform kadang-kadang matang menjadi larva filariform di dalam usus dan bermigrasi
ke daerah perianal dan menginfeksi kembali hospesnya.
Gejala Klinis
Larva filariform yang menembus kulit dalam jumlah banyak akan menyebabkan creeping eruption di
sertai rasa gatal yang hebat. seringkali infeksi cacing ini tidak menimbulkan gejala. Namun gejala yang
dapat timbul berupa sakit di bagian epigastrium tengah dan tidak menjalar, mungkin ada mual dan
muntah dan diare ditambah konstipasi secara bergantian. Jika parah parasit ini dapat di temukan di
seluruh traktus digestivus dan berbagai alat dalam.

Diagnosis
Ditemukan larva rabditiform dalam tinja segar, biakan maupun aspirasi duodenum.

Pengobatan
Albendazole dan mebendazole atau thiabendazole

Nematoda usus selain STH


Enterobius vermicularis (Oxyuris vermicularis)
Dikenal sebagai cacing kremi dan manusia merupakan hospes satu-satunya. Penyakitnya dapat di sebut
enterobiasis maupun oksiuriasis. Cacing jantan mempunyai sayap dan ekornya melingkar sehingga
berbentuk seperti tanda Tanya. Habitat cacing ini berada pada rongga sekum, usus besar maupun usus
halus yang berdekatan dengan rongga sekum. Makanannya ialah isi usus.
Cacing betina bertelur dengan bermigrasi ke daerah perianal oleh sebab itu jarang sekali di temukan
telur di daerah usus maupun feses.

Daur Hidup
Infeksi cacing kremi terjadi bila menelan telur matang atau bila larva yang menetas di daerah perianal
kembali ke usus besar. Telur menetas di daerah duodenum dan larva rabditiform berubah 2 kali sebelum
menjadi dewasa di yeyunum dan bagian atas ileum. Penyakit ini adalah penyakit self-limited.

Patologi dan gejala klinis


Iritasi di sekitar anus, perineum dan vagina yang di sebabkan oleh cacing betina gravid yang bermigtasi
ke daerah perianal sehingga menyebabkan pruritus local pada malam hari. Cacing dewasa juga daoat
sampai ke daerah lambung, esophagus dan hidung sehingga menyebabkan ganguan di daerah tersebut.
Juga dapat menyebabkan radang di saluran telur pada wanita. Gejala yang seing timbul ialah kurang
nafsu makan, berat badan turun, cepat marah, gigi menggeretak dan insomnia
Diagnosis
Anal swab di daerah perianal pada pagi hari sebelum anak buang air besar maupun cebok.

Pengobatan
Piperazin, pyrantel pamoat tidak efektif melawan telur sedangkan mebendazol efektif melawan semua
stadium perkembangan cacing kremi

Nematoda jaringan
Nematoda jaringan yang penting ialah Wuscheria bacrofti, brugia malayi dan timori, loa-loa dan
onchocerca volvulus

Wucheria bancrofti
Menyebabkan filariasis limfatik dan tersebar luas di daerah yang beriklim tropis di seluruh dunia.

Daur hidup dan morfologi


Cacing dewasa hidup dalam saluran dan kelenjar limfa. Cacing betina mengeluarkan microfilaria dan
microfilaria tidak muncul setiap saat di peredaran darah tepi sehingga mempunyai periodisitas.
Umumnya microfilaria muncul pada waktu malam hari sehingga di sebut peridiositas nokturna. Pada
siang hari microfilaria terdapat pada kapiler darah organ dalam.
Penyakit ini di tularkan oleh nyamuk culex quinquefasciatus. Di pedesaan vektornya ialah nyamuk
anopheles dan aedes. microfilaria yang terhisap dari darah manusia oleh nyamuk akan menembus
dinding lambung da bersarang di antara otot-otot thoraks dan berubah dari stadium I hingga stadium III
dan menjadi aktif. Stadium III juga bermigrasi ke alat tusuk nyamuk sehingga menjadi stadium infektif. Di
dalam tubuh manusia larva berganti kulit menjadi stadium IV hingga stadium V yangdi anggap stadium
dewasa.

Gejala klinis
Cacing ini menyebabkan peradangan pada saluran dan kelenjar limpa dan akhirnya menyebabkan
obstruksi saluran limfa hingga akhirnya terjadi limfaedema. Penyakit ini juga dapat menyebabkan
hidrokel dan kiluria.

Diagnosis
Ditemukannya microfilariasis pada sample darah, kiluria maupun cairan hidrokel dan melalui deteksi
PCR
Pada radiologi juga dapat di temukan gambaran cacing yang bergerak-gerak pada skrotum dan kelenjar
getah bening pasien.
Pengobatan
Dietylcarbamasin sitrat (DEC) yang dapat membunuh microfilaria dan cacing dewasa maupun ivermectin
untuk membunuh microfilarisa saja
Pada pasien yang sudah terjadi elephantiasis dan hidrokel, maka tindakan pembedahan adalah satu-
satunya cara menanggulangi penyakit ini.

Brugia malayi dan timori


Merupakan cacing yang menyebabkan filariasis brugia. B.timori hanya terdapat di daerah timur
Indonesia sedangkan B.malayi terdapat di asia mulai dari india hingga jepang.

Daur hidup dan morfologi


Cacing dewasa jantan dan betina hidup di pembuluh limfe, bentuknya seperti benang dan berwarna
putih susu. Seperti W.bankrofti, microfilariasis mempunyai peridiositas nokturna. Penyakit ini ditularkan
ke sesama manusia dengan vector nyamuk Anopheles. Stadium III adalah stadium infektif dari cacing
tersebut dan mampu menghasilkan gejala klinis lebih akut daripada W.bankrofti.

Patologi dan gejala klinis


Gejala klinis sedikit berbeda dengan W.bankrofti . stadium akut di sertai demam dan peradangan
saluran limfe berulang kali. Limfadenitis hanya mengenai satu sisi di daerah inguinal dan biasanya
sembuh dalam waktu 2-5 hari tanpa pengobatan (hilang timbul) dapat juga menyebabkan limfaedema.
Limfadenitis biasanya di sertai perkembangan menjadi bisul dan pecah menjadi ulkus dan meningalkan
jaringan parut. Alat kelamin tidak pernah terkena namun terdapat infeksi yang bersamaan dengan W.
bankrofti.

Diagnosis
Menemukan microfilaria dalam peredaran darah tepid an diagnosis imunologu dengan deteksi IgG4

Pengobatan
Penggunaaan DEC masih merupakan obat pilihan.

Anda mungkin juga menyukai