Anda di halaman 1dari 2

Didirikannya HMI Sebagai Penyesuaian Umat Islam

Dalam Mengikuti Perkembangan Zaman

Dalam perkembangan masuknya islam ke Indonesia pada abad ke 13 M


hingga awal kemerdekaan negara indonesia, kondisi mayoritas umat islam
Indonesia pada saat itu sangatlah memprihatinkan dalam faktor kepercayaannya.
Sehingga dapat dikatakan bahwa umat islam di Indonesia mengalami taqlid buta
pada saat itu, diantaranya adalah Pertama sebagian besar yang melakukan ajaran
islam itu hanya sebagai kewajiban yang diadatkan seperti dalam upacara
perkawinan, kematian serta kelahiran, Kedua Golongan alim ulama’ dan pengikut
- pengikutnya yang mengenal dan mempraktekkan ajaran islam sesuai yang
dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw. Ketiga Golongan alim ulama’ dan
pengikut - pengikutnya yang terpengaruh oleh mistikisme yang menyebabkan
mereka berpendirian bahwa hidup ini adalah untuk kepentingan akhirat saja.
Keempat Golongan kecil yang mencoba menyesuaikan diri dengan kemajuan
zaman, selaras dan wujud dengan hakekat agama islam. Mereka berusaha supaya
agama islam itu benar - benar dapat dipraktekkan dalam masyarakat Indonesia.
Kondisi mikrobiologis umat Islam di Indonesia diatas adalah merupakan
beberapa faktor akan didirikannya HMI sebagai perubah akan kondisi sosial
masyarakat akan keislaman dengan mengikuti alur kemajuan peradaban dunia
pada saat itu, agar tidak menjadi umat yang keterbelakangan atau tertinggal akan
perkembangan zaman.

Maka dari itu, beberapa tokoh di HMI seperti Nurcholis Majid (Cak Nur)
yang dikenal sebagai bapak sekularisme atau tokoh sekularisme di Indonesia,
menulis buku yang berjudul Islam Kemodernnan dan Keindonesiaan di dalam
buku tersebut selain membahas tentang pemikiran sekularisme dan sekularisasi
yang ditulisnya sejak bermahasiswa (selama menempuh pendidikannya), dia juga
membahas tentang bagaimana mengawinkan keislaman, kemodernnan dan
keIndonesiaan. Tokoh pemikir muslim modernis ini (Cak Nur) berpendapat
bahwa islam harus dilibatkan dalam pergulatan - pergulatan modernistik. Islam
jangan hanya ditempatkan pada acara-acara pernikahan, pemakaman, apalagi
yang mistik-mistik. Dari pemikiran Cak Nur itulah beliau berpendapat bahwa
umat islam harus mengikuti perkembangan zaman.

Dengan ulasan diatas dapat simpulkan bahwa tujuan didirikannya HMI


salah satunya adalah sebagai insan pengabdi dalam berbangsa dan bernegara
khususnya negara Indonesia yang didalamnya mayoritas penduduk muslim.
Maka dari itu kemajuan dan kemunduran negara Indonesia dapat diakatakan
berada di tangan umat muslim, sehingga maksud dan tujuan didirikannya
HMI adalah agar menjadikan umat Islam di Indonesia khususnya kader HMI
sendiri adalah untuk terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang
bernafaskan islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil
makmur yang diridhoi Allah Swt.

Nama : Yusril Rahmatullah Sholeh

Asal Komisariat : Syari’ah IAIN Kediri

Anda mungkin juga menyukai