Laporan Tutorial Biomekanika
Laporan Tutorial Biomekanika
Pembahasan
Kesimpulan : ( M. Nashirulhaqi I. )
TOTAL :
2.4 Output
2.4.1 Deskripsi
Nama Operator : Ahmad Hanif Faiz
Usia : 19 tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Berat Badan : 72 Kg
Tempat Penelitian : Laboratorium DSKE
Pekerjaan : Mengangkat beban 10kg
Pada Tabel hasil pengamatan tersebut menunjukan panjang SL1, SL2, SL3, dan SL4
sebesar 0.07, 0.26, 0.35 , 0.48 . Untuk SL1 didapatkan dari panjang antara pergelangan
tangan sampai sendi antara jari tengah dan telapak tangan. SL2 didapatkan dari panjang
lengan bawah. SL3 panjang lengan atas. SL4 panjang punggung. Kemudian untuk
menghitung gaya tekan nanti diperlukan besarnya sudut-sudut yang dibentuk oleh
telapak tangan, lengan atas, lengan bawah, punggung, inklinasi perut, dan inklinasi
paha). Besarnya sudut sudut yang terbentuk dapat dilihat pada tabel 2.2 diatas.
204,92−88,35(0,074)
FM =
0,05
198,39
FM =
0,05
FM = 3967,8 Newton
Kemudian setelah mengetahui nilai tekanan perut dan gaya otot ada spinal erector baru
kita dapat menghitung Gaya tekan pada L5/S1 atau yang biasa disebut dengan Force
Compression.
g. Gaya Tekan/Kompresi Pada L5/S1
FC = WTOT . Cos θ4 – FA + FM
FC = 522,56 . Cos 4,48 – 88,35 + 3967,8
FC = 520,9 – 88,35 +3967,8
FC = 4400,35 Newton
Hasil yang didapatkan pada analisis kegiatan pengangkatan beban statis 10kg diperoleh
gaya tekan pada L5/S1 sebesar 4400,35 Newton. Hasil tersebut lebih dari 3500 N dan
kurang Dari 6500 N,maka pekerjaan tersebut dapat dikategorikan tidak terlalu
berbahaya.
FC=4400,35 N
AL=3500 N MPL=6500 N
2.4.5 Rekomendasi
Dari hasil Perhitungan dan pengamatan, hasil Force Compression berada diantara AL
dan MPL. Hal tersebut menunjukkan bahwa operator sudah perlu hati-hati dalam
melakukan aktifitas tersebut. Oleh karena itu kita dapat menentukan perlu tidaknya
usulan kerja bagi operator. Terdapat 3 cara yang dapat digunakan untuk pencegahan
CTDs (Cumulative Trauma Disorders) yaitu Adminstrative Control, APD, ataupun
Engineering Control. Karena pada perhitungan FC berada diantara AL dan MPL maka
operator disarankan untuk melakukan pencegahan yaitu Adminstrative Control.
Pencegahan tersebut dapat berupa mengatur shift kerja pada operator agar operator
mempunyai waktu istirahat yang cukup. Sehingga operator tidak kelelahan dan bisa
mengurangi resiko cedera pada L5/S1. Selain itu ,bisa juga dilakukan dengan rotasi
kerja. Rotasi kerja yang dimaksud adalah operator tidak hanya monoton melakukan
pengangkatan namun juga bisa aktifitas lain yang lain yang lebih ringan.
Reguler
Ganjil 2017/2018
2.4.6 Kesimpulan
Setelah menganalisis dan mengolah data maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
Antwi-Afari, M., Li, H., Edwards, D., E. P., Seo, J., & Wong, A. (2017). Biomechanical analysis
of risk factors for work-related musculoskeletal. Biomechanics, 41-47.
Mehta, C., & Tewari, V. (2015). Biomechanical model to predict loads on lumbar vertebra of
a tractor. International Journal of Industrial Ergonomics, 104-116.