01/D2/II/2019
DESAIN II Rev 01
Propeller & Sistem Perporosan Date 17 Des 2019
(ME 141320) Page 1 of 90
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis
diberi kesempatan serta kekuatan, Sehingga dapat menyelesaikan laporan Desain 2 : Tugas
Propeller dan Sistem Perporosan.
Laporan yang berjudul “TUGAS PROPELLER DAN SISTEM PERPOROSAN” ini
disusun untuk memenuhi tugas besar pada mata kuliah Desain 2. Laporan ini menjelaskan
bagaimana cara menghitung tahanan pada kapal, pemilihan mesin induk, pemilihan propeller,
engine propeller matching, perhitungan poros dan perhitungan stern tube.
Pada proses penyusunan laporan ini penulis mengucapkan terima kasih pada pihak
yang turut membantu memberikan masukan-masukan dan penjelasan tentang tugas ini.
Terimakasih penulis ucapakan kepada :
1. Bapak Adhi Iswantoro, S.T., M.T. selaku dosen koordinator mata kuliah Desain 2.
2. Bapak Ir. Amiadji, M.Sc.. selaku Dosen Pembimbing
3. Kepada orang tua kami yang tidak pernah bosan dan lelah untuk memberikan dukungan
4. Kepada para senior yang memberi penjelasan hal-hal yang tidak penulis mengerti dan
kepada teman-teman yang memberi dukungan dalam menyusun laporan ini.
Demikian laporan ini disusun, Penulis berharap laporan ini dapat berguna bagi
pembaca pada umumnya dan penulis sendiri khususnya. Penulis juga menyadari banyaknya
kesalahan dalam penyusunan laporan ini. Oleh karena itu, penulis memohon maaf serta
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk penyempurnaan laporan ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………..…………………...…………..…………………...…………..……….. 1
DAFTAR ISI……………………………………………..…………………..………..…………….….. 2
BAB I : PENDAHULUAN………………………………….……………………..……………………. 4
1.1. Filosofi Design……………………………………………………...……………………….. 4
1.2. Data Ukuran Utama Kapal…………………………………………………………………. 6
1.3. Data Gambar Lines Plan……………………………………………................................. 8
1.4. Data Gambar Midship Section……………………………………………........................ 9
1.5. Data Gambar CL Construction Profile…………........................................................... 9
1.6. Aturan dan Regulasi.…………………………………...………………………….……….. 9
LAMPIRAN………………………………………………………………………….…………….…..... 85
DAFTAR PUSTAKA ….……………………………………………………………………………….. 90
Doc. No. 01/D2/II/2019
DESAIN II Rev 01
Propeller & Sistem Perporosan Date 17 Des 2019
(ME 141320) Page 4 of 90
BAB I
PENDAHULUAN
mesin atau tidak. Daerah operasional ini disebut dengan engine envelope yang dapat diketahui
pada engine project guide yang dipilih.
Langkah selanjutnya adalah melakukan perhitungan dimensi dan geometri propeller
yang dipilih dalam EPM, dengan menggunakan data table Wageningen. Yang dihitung adalah
berupa dimensi foil pada ketinggian 0.2, 0.4, 0.5, 0.6, 0.7, 0.8, 0.9, sampai 1 kali jari jari
propeller untuk mendapatkan bentuk propeller expanded.
Setelah mendapatkan engine dan propeller yang matching maka dilanjutkan dengan
merancang sistem perporosan. Dalam merancang sistem perporosan, diperlukan data berupa
besarnya daya yang ditransmisikan oleh poros ke propeller yang disebut SHP dan besarnya
torsi yang diterima oleh poros tersebut. Rancangan poros mempengaruhi kemampuan poros
untuk mentransmisikan daya yang dihasilkan mesin ke propeller. Dalam laporan ini juga akan
dihitung mengenai perencanaan boss propeller, kopling, tebal bantalan, pasak, tebal bantalan,
poros intermediate serta kopling penghubung antara poros propeller dan poros intermediate.
Poros propeller mengalami gerak rotasi, untuk itu diperlukan adanya sistem pelumasan
untuk mengurangi gesekan dan panas yang terjadi saat poros berputar.Sistem pelumasan ini
tersusun dalam bagian sterntube yang juga berfungsi untuk menjaga kekedapan agar air laut
tidak masuk ke dalam sistem perporosan.
Doc. No. 01/D2/II/2019
DESAIN II Rev 01
Propeller & Sistem Perporosan Date 17 Des 2019
(ME 141320) Page 6 of 90
Data kapal yang dicari adalah kapal yang memiliki DWTdengan batas toleransi 10%
lebih besar sampai 10 % lebih kecil.
Setelah dilakukan perhitungan dengan metode regresi, perhitungan luasan area
dengan metode simpson, serta melakukan perhitungan dan penggambaran Curved Sectional
Area kapal pada Desain 1, didapatkan ukuran utama kapal sebagai berikut :
Nama Kapal MT. EAST BLESSED
Jenis Kapal Bulk Carrier
Panjang (LPP) 112.49 m
Panjang (LWL) 115.865 m
Ldisp 114.177 m
Lebar (B) 19.69 m
Tinggi Geladak (H) 11.033 m
Sarat Air (T) 9.029 m
Kecepatan Dinas (Vs) 14 Knot
Luasan midship (Am) 174.827 m2
Volume Displasemen 14564.175 m3
Cb 0.7
Cp 0.71
Cm 0.98
Doc. No. 01/D2/II/2019
DESAIN II Rev 01
Propeller & Sistem Perporosan Date 17 Des 2019
(ME 141320) Page 8 of 90
BAB II
PERHITUNGAN PROPELLER
2. Menentukan Ldisplacement
Lwl = 115.865 meter
Ldispl = 0,5*(Lpp+Lwl)
= 114.177 meter
= 374.59 feet
3. Menentukan Speed Length Ratio
Speed Length Ratio = Vs/√Ldisp
= 0.7233
4. Menenentukan Am
Am = Cm x B x T
= 174.827 m2
Cbwl = Cbdisp x Ldisp / Lwl
= 0.700407
5. Menentukan Vdisp
Vdisp = Cb x Lwl x B x T
= 14564.175 m3
6. Menentukan Berat Displasmen (▲)
▲ = ▼x ρ air laut
= 14564.175 ton
7. Menentukan Luas Permukaan Basah
S = 1.025*Lwl.((CbxB)+(1.7*T))
= 3459.948 m2
14 7.20 0.214
13 6.69 0.198
12 6.17 0.183
11 5.66 0.168
10 5.14 0.153
14 936571804.383 0.00093
13 869673818.356 0.00094
12 802775832.329 0.00095
11 735877846.301 0.00095
10 668979860.274 0.00096
Doc. No. 01/D2/II/2019
DESAIN II Rev 01
Propeller & Sistem Perporosan Date 17 Des 2019
(ME 141320) Page 14 of 90
(I.T.T.C 1957)
Dimana : Rf : Tahanan Gesek
p : massa jenis air laut (1.025 kg/m3)
s : luas area yang tercelup (3459.94 m2)
V : kecepatan dalam m/s
Vs 10^3Cr 10^3Cr
Vs Fn 10^3Cr Cr
(m/s) Diagram 4.5 Diagram 5
= -0.5%
Ca = 0.00033652
10^3Ca = 0.33652
155381.54
12 6.17 155123.7351 257.8069289 2 155.38
124396.94
11 5.66 124180.3112 216.6294333 06 124.40
95254.668
10 5.14 95075.63545 179.0325895 04 95.25
Dalam hal ini tahanan total masih dalam pelayaran percobaan, untuk kondisi rata-rata
pelayaran dinas harus diberikan kelonggaran tambahan pada tahanan dan daya efektif.
Kelonggaran itu disebut sea margin. Untuk rute pelayaran Asia Pasifik sea marginnya adalah
sebesar 15 - 30 %. harvald hal 133. Dalam hal ini saya ambil 15%.
Rt.sm Kapal
Vs (kN) Rt Holtrop Maxsurf
15 357.99 343.6
14 282.19 271.3
13 224.06 216.9
12 178.69 174.9
11 143.06 142.1
10 109.54 115.6
Ada beberapa pengertian mengenai daya yang sering digunakan didalam melakukan
estimasi terhadap kebutuhan daya pada sistem penggerak kapal, antara lain :
- Daya Efektif (Effective Power-PE);
- Daya Dorong (Thrust Power-PT);
- Daya yang disalurkan (Delivered Power-PD);
- Daya Poros (Shaft Power-PS);
- Daya Rem (Brake Power-PB);
- Daya yang diindikasi (Indicated Power-PI).
Doc. No. 01/D2/II/2019
DESAIN II Rev 01
Propeller & Sistem Perporosan Date 17 Des 2019
(ME 141320) Page 23 of 90
SHP = DHP/ηsηb
= 4538.69 HP : bekerja 98% (losses 2%)
= 3338.21 kW
V(WFO) = 317.297 m3
= 317297 Liter
V2
= 102% . V (WFO) (Koreksi untuk Double Bottom)
(WFO)
= 323.643 m3
= 323643 Liter
Doc. No. 01/D2/II/2019
DESAIN II Rev 01
Propeller & Sistem Perporosan Date 17 Des 2019
(ME 141320) Page 27 of 90
V3
= 102% . V2 (WFO) (Koreksi untuk Ekspansi karena Panas)
(WFO)
= 330.116 m3
= 330116 Liter
Maka
= 330.116 m3
V(WFO)
330116 Liter
("Tentang Rencana Umum" Gaguk Suhardjito 2006 hal 16)
V WFB /
= (m3)
(WFB) ρ ("Tentang Rencana Umum" Gaguk Suhardjito
= 47.5946 (m3)
2006 hal 16)
= 47594.6 Liter
2. Air Cuci
Doc. No. 01/D2/II/2019
DESAIN II Rev 01
Propeller & Sistem Perporosan Date 17 Des 2019
(ME 141320) Page 29 of 90
Berat Cadangan
Doc. No. 01/D2/II/2019
DESAIN II Rev 01
Propeller & Sistem Perporosan Date 17 Des 2019
(ME 141320) Page 30 of 90
(To
WR = (0.5~1.5)% . Vdisp
n)
= 1,5% . Vdisp
216.
= ton
31
LWT Calculation
1. Berat Baja Kapal (Wst)
Perhitungan berat baja kapal berdasarkan formula dari Watson, RINA (Practical Ship
Design, DGM Watson) :
Dimana nilai K didapat dari Tabel pada buku practical ship design hal 85.
K = 0,031 ± 0,002
= 0
Wst = K x E1,36
= 2272.8 Ton
Untuk menghindari kesalahan pada perencanaan akibat perkiraan yang kurang tepat
dalam hal perhitungan serta hal-hal yang sebelumnya belum dimasukkan dalam
perhitungan, maka perlu faktor penambahan berat (2 - 3) % LWT, diambil angka
penambahan sebesar 3%.
Berat sarat kosong terdapat di antara Sarat 4.5 - 5.5 m, sehingga dilakukan
interpolasi :
T(
Δ(Ton)
m)
x y (𝑇𝑥 − 𝑥1)
5.5 4900.03 (𝑥3 − 𝑥1)
Tx 5276.38 =Tx(𝑦2 − 𝑦1) = 5.740 meter
6.5 6469.83 (𝑦3 − 𝑦1)
Sarat kosong kapal akan berada di ketinggian antara 5.5 – 6.5 M, lakukan interpolasi
Doc. No. 01/D2/II/2019
DESAIN II Rev 01
Propeller & Sistem Perporosan Date 17 Des 2019
(ME 141320) Page 33 of 90
Sebelum memilih propeller, efisiensi seluruh tipe propeller harus diketahui. Untuk itu
diperlukan kalkulasi BP1 terlebih dahulu menggunakan rumus 0,1739√(BP1), yang digunakan
untuk pembacaan diagram BP-δ, dan dari pembacaan diagram tersebut akan didapatkan nilai
P/Do dan 1/Jo.
BP1 = Nprop x DHP0,5 / Va2,5
= 24.2234
0,1739√BP1= 0.86
Dmax
Tipe P/Do 1/Jo δo Do(ft) Db(ft) Db < Dmax Db(m)
(ft)
203.54 15.82
B3-35 0.740 2.010 15.192 17.67 Accepted 4.630
4 5
215.69 16.77
B3-50 0.737 2.130 16.394 17.67 Accepted 4.997
6 0
193.41 15.03
B3-65 0.777 1.910 14.436 17.67 Accepted 4.400
8 8
189.16 14.70
B3-80 0.844 1.868 14.119 17.67 Accepted 4.303
5 7
192.40 14.95
B4-40 0.795 1.900 14.360 17.67 Accepted 4.377
5 9
194.93 15.15
B4-55 0.782 1.925 14.549 17.67 Accepted 4.435
7 6
8 3
186.32 14.48
B4-85 0.851 1.840 13.761 17.67 Accepted 4.194
9 6
184.30 14.32
B5-45 0.850 1.820 13.756 17.67 Accepted 4.193
4 9
187.34 14.56
B5-60 0.830 1.850 13.983 17.67 Accepted 4.262
2 5
190.38 14.80
B5-75 0.840 1.880 14.209 17.67 Accepted 4.331
0 1
182.27 14.17
B5-90 0.873 1.800 13.605 17.67 Accepted 4.147
8 2
Type
Ap Va
Propell Ae/Ao Ao (ft2) Ae (ft2) Ad (ft2) Ap (ft2) N (rps)
(m2) (m/s)
er
B3-35 0.35 181.338 63.468 63.468 56.517 5.251 5.04 2.101
105.58 105.58
B3-50 0.50 211.161 94.472 8.777 5.04 2.101
0 0
106.43 106.43
B3-65 0.65 163.743 93.837 8.718 5.04 2.101
3 3
125.29 125.29 108.46
B3-80 0.80 156.621 10.077 5.04 2.101
7 7 6
B4-40 0.40 162.033 64.813 64.813 56.864 5.283 5.04 2.101
B4-55 0.55 166.325 91.479 91.479 80.543 7.483 5.04 2.101
119.47 119.47 104.50
B4-70 0.70 170.673 9.709 5.04 2.101
1 1 6
B4-85 0.85 148.778 126.46 126.46 108.99 10.126 5.04 2.101
Doc. No. 01/D2/II/2019
DESAIN II Rev 01
Propeller & Sistem Perporosan Date 17 Des 2019
(ME 141320) Page 41 of 90
1 1 0
141.41 141.41 120.05
B4-100 1.00 141.414 11.154 5.04 2.101
4 4 7
B5-45 0.45 148.675 66.904 66.904 57.821 5.372 5.04 2.101
B5-60 0.60 153.617 92.170 92.170 80.097 7.441 5.04 2.101
118.98 118.98 103.11
B5-75 0.75 158.640 9.580 5.04 2.101
0 0 1
130.88 130.88 112.39
B5-90 0.90 145.426 10.442 5.04 2.101
3 3 6
144.33 144.33 122.32
B5-105 1.05 137.459 11.365 5.04 2.101
2 2 7
B6-50 0.50 137.459 68.729 68.729 58.415 5.427 5.04 2.101
B6-65 0.65 140.619 91.402 91.402 78.165 7.262 5.04 2.101
112.49 112.49
B6-80 0.80 140.619 96.149 8.933 5.04 2.101
5 5
118.35 118.35
B6-95 0.95 124.579 99.742 9.267 5.04 2.101
0 0
Type τc
Vr2 T (kN) σ 0.7R τC Kavitasi
Propeller hitungan
4 8
13 0.00245 0.00282
6.69 0.44 0.51
194.83 224.06 3 5
12 0.00229 0.00264
6.17 0.41 0.47
155.38 178.69 5 4
11 0.00218 0.00251
5.66 0.39 0.45
124.40 143.06 7 9
10 0.00202 0.00233
5.14 0.36 0.42
95.25 109.54 6 4
KT Trial
0.6
0.5
15 knot
0.4
14 knot
0.3 13 knot
12 knot
0.2
11 knot
0.1 10 knot
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
KT Service
0.7
0.6
0.5 15 knot
14 knot
0.4
13 knot
0.3 12 knot
0.2 11 knot
10 knot
0.1
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
J KT 10KQ ηo
0 0.311 0.362 0
0.1 0.280881 0.3313 0.134889
0.2 0.250691 0.3007 0.265248
0.3 0.217515 0.2672 0.388503
0.4 0.181744 0.2309 0.500855
0.5 0.143771 0.1920 0.595722
0.6 0.103986 0.1505 0.659355
0.7 0.062781 0.1068 0.654854
0.8 0.020548 0.0608 0.430132
0.9 0 0.0128 0
1 0 0 0
Doc. No. 01/D2/II/2019
DESAIN II Rev 01
Propeller & Sistem Perporosan Date 17 Des 2019
(ME 141320) Page 47 of 90
Clean Hull
0.8
0.7 Kt
0.6 10KQ
0.5 ηo
KT 10KQ J
0.4 15 knot
0.3 14 knot
0.2 13 knot
0.1 12 knot
0 11 knot
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 10 knot
J
Clean Hull
Vs J KT 10KQ Eff
15 0.506 0.141 0.189 0.6
14 0.521 0.124 0.182 0.612
13 0.532 0.13 0.178 0.621
12 0.542 0.126 0.177 0.6298
11 0.55 0.124 0.171 0.634
10 0.561 0.19 0.166 0.6406
Doc. No. 01/D2/II/2019
DESAIN II Rev 01
Propeller & Sistem Perporosan Date 17 Des 2019
(ME 141320) Page 48 of 90
Rough Hull
0.8
0.7 Kt
0.6 10KQ
0.5 ηo
KT 10KQ J
0.4 15 knot
0.3 14 knot
0.2 13 knot
0.1 12 knot
0 11 knot
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
10 knot
J
Rough Hull
Vs J KT 10KQ Eff
15 0.488 0.149 0.198 0.586
14 0.502 0.143 0.191 0.598
13 0.512 0.137 0.186 0.606
12 0.523 0.134 0.182 0.615
11 0.532 0.131 0.179 0.621
10 0.542 0.126 0.173 0.629
Doc. No. 01/D2/II/2019
DESAIN II Rev 01
Propeller & Sistem Perporosan Date 17 Des 2019
(ME 141320) Page 49 of 90
Q BHPSCR
Vs Np (kNm) DHP SHP (kW) BHP (kW)
% BHP % RPM
(knot) (rps) 2
KQ.ρ.n . DHP/ɳs
BHP/cyl
D5 2π.Q.n ɳb SHP/ɳG
2.1345 274.95 3689.1 3764.4 3841.2 97.99 101.61
548.750
15 81 21 33 22 47 % %
1.9349 217.55 2645.9 2699.9 2755.0 70.28 92.10
393.579
14 17 33 56 55 56 % %
1.7595 175.95 1946.0 1985.7 2026.2 51.69 83.75
289.471
13 59 32 57 72 98 % %
1.5942 143.63 1439.3 1468.7 1498.6 38.23 75.89
214.096
12 41 19 27 01 74 % %
1.4401 113.23 1025.0 1045.9 1067.2 27.23 68.55
152.467
11 31 22 06 24 7 % %
1.2835 87.316 704.46 718.84 733.51 18.71 61.10
104.788
10 39 44 56 25 27 % %
Doc. No. 01/D2/II/2019
DESAIN II Rev 01
Propeller & Sistem Perporosan Date 17 Des 2019
(ME 141320) Page 50 of 90
Q BHPSCR
Vs
(kNm) DHP SHP (kW) BHP (kW) %
(knot Np (rps) % BHP
KQ.ρ.n2. DHP/ɳsɳ RPM
) BHP/cyl
D5 2π.Q.n b SHP/ɳG
2.21331 309.686 4308.43 4396.36 4486.08 114.44 105.4
640.870
15 6 1 8 5 7 % %
2.00815 3104.17 3167.52 3232.17
461.739
14 1 245.921 8 9 2 82.45% 95.6%
1.82829 198.505 2281.25 2327.80 2375.31
339.331
13 1 9 3 9 5 60.59% 87.0%
1.65215 1647.21 1680.83 1715.13
245.019
12 8 158.615 5 2 5 43.75% 78.6%
1.48885 126.686 1185.59 1209.79 1234.48
176.354
11 7 1 5 1 1 31.49% 70.9%
1.32853 97.4902 814.120 830.734 847.688
121.098
10 4 6 2 9 7 21.62% 63.2%
EPM
100
80
1
2
60
ENgine %
3
4
100 105
0
40
rough hull
clean hull
20
0
30 40 50 60 70 80 90 100 110
RPM %
Doc. No. 01/D2/II/2019
DESAIN II Rev 01
Propeller & Sistem Perporosan Date 17 Des 2019
(ME 141320) Page 52 of 90
Keterangan :
R : Radius Propeller
r/R : Rasio jarak tebal blade (pitch)
Z : Jumlah blade
cr : Panjang antara trailling edge ke leading edge pada r/R
D : Diameter propeller
Ae/Ao : Perbandingan luasan daun propeller dengan seluruh lingkaran propeller
ar : Jarak antara genertor line ke leading edge
br : Jarak maksimum tebal ke leading edge
Sr : Tebal maksimum
Untuk menghasilkan dimensi propeller yang akan digambar, maka harus didapatkan nilai cr, ar,
br, t. Dimana :
Cr = {[D.(AE/A0).X]/Z} dengan X : {(c/D) x [Z/(AE/A0)]}
ar = a/c x cr
br = b/c x cr
t = Ar – (Br-Z) x D
Doc. No. 01/D2/II/2019
DESAIN II Rev 01
Propeller & Sistem Perporosan Date 17 Des 2019
(ME 141320) Page 56 of 90
Tabel V2
P (m)
r/R
-1.00 -0.95 -0.90 -0.80 -0.70 -0.60 -0.50 -0.40 -0.20 0.00
0.000 0.097 0.190 0.360 0.510 0.640 0.750 0.840 0.960 1.000
1.00 0 5 0 0 0 0 0 0 0 0
0.000 0.097 0.190 0.360 0.510 0.640 0.750 0.840 0.960 1.000
0.90 0 5 0 0 0 0 0 0 0 0
0.000 0.097 0.190 0.360 0.510 0.640 0.750 0.840 0.960 1.000
0.85 0 5 0 0 0 0 0 0 0 0
0.000 0.097 0.190 0.360 0.510 0.640 0.750 0.840 0.960 1.000
0.80 0 5 0 0 0 0 0 0 0 0
0.000 0.097 0.190 0.360 0.510 0.640 0.750 0.840 0.960 1.000
0.70 0 5 0 0 0 0 0 0 0 0
0.000 0.096 0.188 0.358 0.511 0.641 0.753 0.842 0.961 1.000
0.60 0 5 5 5 0 5 0 6 3 0
0.000 0.095 0.186 0.356 0.514 0.643 0.758 0.845 0.963 1.000
0.50 0 0 5 9 0 9 0 6 9 0
0.000 0.090 0.181 0.350 0.504 0.635 0.752 0.841 0.964 1.000
0.40 0 5 0 0 0 3 5 5 5 0
0.000 0.080 0.167 0.336 0.488 0.619 0.733 0.826 0.958 1.000
0.30 0 0 0 0 5 5 5 5 3 0
0.000 0.072 0.156 0.322 0.474 0.605 0.718 0.813 0.951 1.000
0.25 0 5 7 8 0 0 4 9 9 0
Doc. No. 01/D2/II/2019
DESAIN II Rev 01
Propeller & Sistem Perporosan Date 17 Des 2019
(ME 141320) Page 59 of 90
0.000 0.064 0.145 0.306 0.453 0.584 0.699 0.798 0.944 1.000
0.20 0 0 5 0 5 2 5 4 6 0
0.000 0.054 0.132 0.287 0.428 0.558 0.677 0.780 0.936 1.000
0.15 0 0 5 0 0 5 0 5 0 0
P (m)
r/R
1.00 0.95 0.90 0.85 0.80 0.70 0.60 0.50 0.40 0.20 0.00
0.00 0.09 0.19 0.27 0.36 0.51 0.64 0.75 0.84 0.96 1.00
1.00 00 75 00 75 00 00 00 00 00 00 00
0.00 0.09 0.19 0.27 0.36 0.51 0.64 0.75 0.84 0.96 1.00
0.90 00 75 00 75 00 00 00 00 00 00 00
0.00 0.10 0.19 0.28 0.36 0.51 0.64 0.75 0.84 0.96 1.00
0.85 00 00 50 30 60 60 55 50 50 15 00
0.00 0.10 0.20 0.29 0.37 0.52 0.65 0.76 0.85 0.96 1.00
0.80 00 50 28 25 65 65 45 35 20 35 00
0.00 0.12 0.23 0.33 0.41 0.56 0.68 0.78 0.86 0.96 1.00
0.70 00 40 37 00 40 15 40 50 60 75 00
0.00 0.14 0.27 0.37 0.46 0.60 0.72 0.80 0.87 0.96 1.00
0.60 00 85 20 75 20 60 00 90 90 90 00
0.00 0.17 0.30 0.41 0.50 0.64 0.74 0.82 0.88 0.97 1.00
0.50 00 50 56 35 39 30 78 75 80 10 00
0.00 0.19 0.32 0.43 0.52 0.65 0.75 0.83 0.89 0.97 1.00
0.40 00 35 35 35 20 90 93 45 33 25 00
0.00 0.18 0.31 0.42 0.51 0.65 0.75 0.83 0.89 0.97 1.00
0.30 00 90 97 65 30 05 20 15 20 50 00
0.00 0.17 0.30 0.41 0.49 0.63 0.74 0.82 0.88 0.97 1.00
0.25 00 58 42 08 82 59 15 59 99 51 00
0.00 0.15 0.28 0.39 0.47 0.61 0.72 0.81 0.88 0.97 1.00
0.20 00 60 40 05 77 90 77 70 75 50 00
0.00 0.13 0.26 0.36 0.45 0.59 0.71 0.80 0.88 0.97 1.00
0.15 00 00 00 65 20 95 05 55 25 60 00
Dari tabel di atas tahap selanjutnya yakni perhitungan Yface dan Yback untuk P>0 dan P<0.
Perhitungan untuk Ordinat Y Face Propeller.
P (m)
r/R
-1.00 -0.95 -0.90 -0.80 -0.70 -0.60 -0.50 -0.40 -0.20 0.00
0.057 0.053 0.048 0.039 0.031 0.024 0.017 0.012 0.003 0.000
0.2
3 4 7 9 9 5 9 0 5 0
0.041 0.036 0.032 0.023 0.016 0.011 0.006 0.003 0.000 0.000
0.3
4 6 1 9 9 2 7 6 6 0
0.022 0.018 0.015 0.009 0.006 0.003 0.001 0.000 0.000 0.000
0.4
9 7 2 8 2 3 8 7 0 0
0.006 0.005 0.004 0.002 0.001 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
0.5
9 6 4 5 3 5 2 0 0 0
0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
0.6
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
0.7
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
0.8
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
0.9
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
1.0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
P (m)
r/R
1.00 0.95 0.90 0.85 0.80 0.70 0.60 0.50 0.40 0.20 0.00
0.07 0.05 0.04 0.04 0.03 0.02 0.01 0.01 0.00 0.00 0.00
0.2
22 72 77 06 42 39 63 05 62 10 00
0.05 0.03 0.03 0.02 0.02 0.01 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.3
24 92 16 59 14 42 90 54 27 05 00
0.03 0.02 0.01 0.01 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.4
40 29 70 30 99 56 29 14 05 00 00
0.01 0.01 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.5
69 03 66 43 28 11 05 01 00 00 00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.6
42 18 07 02 01 00 00 00 00 00 00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.7
00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.8
00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00
Doc. No. 01/D2/II/2019
DESAIN II Rev 01
Propeller & Sistem Perporosan Date 17 Des 2019
(ME 141320) Page 61 of 90
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.9
00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
1.0
00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00
P (m)
r/R
1.00 0.95 0.90 0.85 0.80 0.70 0.60 0.50 0.40 0.20 0.00
0.07 0.08 0.10 0.11 0.13 0.14 0.16 0.17 0.18 0.19 0.20
0.2
22 89 53 98 11 95 39 63 62 88 29
0.05 0.07 0.08 0.10 0.11 0.13 0.14 0.15 0.16 0.17 0.17
0.3
24 31 89 24 34 09 39 45 27 54 94
0.03 0.05 0.06 0.08 0.09 0.10 0.12 0.13 0.13 0.15 0.15
0.4
40 30 74 06 13 83 13 15 98 16 59
0.01 0.03 0.04 0.05 0.06 0.08 0.09 0.10 0.11 0.12 0.13
0.5
69 35 71 91 95 63 95 97 76 86 24
0.00 0.01 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.10 0.10
0.6
42 80 04 14 04 60 84 81 57 56 89
Doc. No. 01/D2/II/2019
DESAIN II Rev 01
Propeller & Sistem Perporosan Date 17 Des 2019
(ME 141320) Page 62 of 90
0.00 0.01 0.02 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.08
0.7
00 06 00 82 54 80 84 71 40 27 54
0.00 0.00 0.01 0.01 0.02 0.03 0.04 0.04 0.05 0.05 0.06
0.8
00 65 26 81 33 26 06 73 28 97 20
0.00 0.00 0.00 0.01 0.01 0.01 0.02 0.02 0.03 0.03 0.03
0.9
00 38 73 07 39 96 46 89 23 69 85
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.01 0.01 0.01 0.01
1.0
00 15 28 42 54 76 96 12 26 44 50
2. Penggambaran Propeller
a) Penggambaran Trailing Edge dan Leading edge
Sebelum menggambar Trailing Edge dan Leading edge, langkah pertama yakni
membuat garis vertical sepanjang jari-jari propeller, kemudian membaginya menjadi 10 bagian,
yakni 0,1-0,9R. Kemudian membuat garis generator sebagai pusat titik acuan dalam
penggambaran propeller. Leading edge merupakan jarak dari generator line ke kanan
sepanjang Ar. Kemudian, dari ujung Leading edge ini ditarik garis ke kiri sejauh Cr. Panjang ini
merupakan panjang dari trailing edge. Kemudian ujung-ujungnya disambungkan dan
terbentuklah expanded area.
DISTRIBUSI PITCH
D : 4.996768 m
P/D : 0.752
P : 3.757 m
P/2π : 0.5983 m
Doc. No. 01/D2/II/2019
DESAIN II Rev 01
Propeller & Sistem Perporosan Date 17 Des 2019
(ME 141320) Page 64 of 90
Ordinat Gambar
r/R %Ho/2n
(mm) (m)
Kemudian pitch propeller ini digambar pada di expanded area, yakni pertama panjang
(A) di copy ke ujung dari foil sebelah trailing edge, dan juga dicopykan ke ujung foil dekat
leading edge, sedangkan untuk panjang (B) dicopy ke tengah atau pusat dari generator line lalu
Doc. No. 01/D2/II/2019
DESAIN II Rev 01
Propeller & Sistem Perporosan Date 17 Des 2019
(ME 141320) Page 65 of 90
di extend.
Gambar Projected
memproyeksikan panjang garis A dan B gambar expanded area yang kemudian di proyeksikan
ke side view.
Kemudian memproyeksikan ujung dari projected ke side view dan dari panjang A dan B
tadi ditarik garis ke bawah hingga berpotongan dengan proyeksi garis ujung projected.
Kemudian titik perpotongan keduanya ini disambungkan hingga terbentuk side view propeller
Doc. No. 01/D2/II/2019
DESAIN II Rev 01
Propeller & Sistem Perporosan Date 17 Des 2019
(ME 141320) Page 67 of 90
BAB III
PERHITUNGAN POROS DAN BANTALAN POROS
Keterangan:
F = Faktor untuk tipe Propulsion Installation
k = Faktor untuk Tipe Poros yang digunakan
Pw = Daya Poros (SHP)
Doc. No. 01/D2/II/2019
DESAIN II Rev 01
Propeller & Sistem Perporosan Date 17 Des 2019
(ME 141320) Page 68 of 90
n = Putaran Poros
adapun nilai dari 1-(di/da)^4 = 1
Dimana :
F = 100 (untuk semua instalasi propulsi)
k = 1.4 (Untuk Shaft Propeller)
k = 1.1 (Untuk Shaft Antara)
Cw = 0.7292
SHP = 3338.2 kW
n = 126 RPM
Maka, Diameter Minumum Poros Propeller adalah
Ds = 375.599 mm
Dteknis (Ds) (10%) = 413.159 mm
Maka, Diameter Minumum Poros Antara adalah
Da = 267.87 mm
Doc. No. 01/D2/II/2019
DESAIN II Rev 01
Propeller & Sistem Perporosan Date 17 Des 2019
(ME 141320) Page 69 of 90
Dimana :
Cw = 6.532025
Sehingga,
T1 9.67839
T2 43.1851
Lb = 2.6 x Ds
= 1066 mm
5. Panjang Lubang dalam Boss Propeller (Ln)
Ln/Lb = 0.3 rb/tr = 1
Ln = 0.3 x Lb rb = 1 x tr
= 319.8 mm = 224.855 mm
tb/tr = 0.75 rf/tr = 0.75
tb = 0.75 x tr rf = 0.75 x tr
= 168.641 mm = 168.641 mm
B = 30% x Ds
2. Panjang Pasak (L)
L = (0.75 - 1.5) x Ds = 123 mm
Dimana, nilai yang diambil
L = 1.3 x Ds
= 533.00 mm
Doc. No. 01/D2/II/2019
DESAIN II Rev 01
Propeller & Sistem Perporosan Date 17 Des 2019
(ME 141320) Page 73 of 90
9. Gaya Sentrifugal
Bila momen rencana T ditekankan pada suatu diameter poros (Ds), maka gaya
sentrifugal (F) yang terjadi pada permukaan poros adalah ;
T = 9.74 x 105 x (Pd / N)
Doc. No. 01/D2/II/2019
DESAIN II Rev 01
Propeller & Sistem Perporosan Date 17 Des 2019
(ME 141320) Page 74 of 90
T = 3100000 kg.mm
𝐹 = 𝑇 / ( 0,5 𝑥 𝐷𝑠 )
F = 150992.44 kg
Sedangkan tegangan gesek yang diijinkan (Cka) untuk pemakaian umum pada poros
diperoleh dengan membagi kekuatan tarik σb dengan faktor keamanan (Sf1 x Sf2), sedangkan
nilai untuk Sf umumnya telah ditentukan :
Sf1 = umumnya diambil 6 (material baja)
Sf2 = 1,0 – 1,5, jika beban dikenakan secara tiba-tiba
= 1,5 – 3,0, jika beban dikenakan tumbukan ringan
= 3,0 – 5,0, jika beban dikenakan secara tiba-tiba dan tumbukan berat
Karena beban pada propeller itu dikenakan secara tiba-tiba, maka diambil harga Sf2 = 1,5.
Bahan pasak digunakan S 50 C dengan harga σb = 58 kg/mm2.
Sehingga :
τka =
τk = 2,30315 kg/mm2
karena τk < τka, maka pasak dengan diameter tersebut memenuhi persyaratan bahan.
(Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin, Sularso dan Kiyokatsu Suga, hal. 27)
Doc. No. 01/D2/II/2019
DESAIN II Rev 01
Propeller & Sistem Perporosan Date 17 Des 2019
(ME 141320) Page 75 of 90
BAB IV
PERHITUNGAN STERN TUBE
Rope guard dapat terbuat dari fiberglass ataupun metal. Rope guard yang terbuat dari
fiberglass didesain menyatu dengan flat-head machine screw. Sementara rope guard yang
terbuat dari metal dilas pada suatu tempat yang mana terhubung dengan flat-head machine
screw.
Sama halnya pada perencanaan rumah bantalan sebelumnya, rope guard tidak
diperhitungkan pada perencanaan kali ini, dikarenakan nantinya pemilihan rope guard akan
menjadi satu dengan pemilihan stern-tube yang ada dipasaran. Jadi desainer kapal tidak perlu
terlalu memperhitungkan perencanaan rope-guard, semua sudah dilakukan oleh pabrik.
Panjang guard = 150 mm
Tebal guard = 2 mm
BAB V
PEMASANGAN DAN PELEPASAN SYSTEM PROPULSI KAPAL
DAFTAR PUSTAKA
Biro Klasifikasi Indonesia. 2015. Rules for the Classification and Construction of
Seagoing Steel Ship. Jakarta
Edwar V. Lewis. Principles of Naval Architecture.
Harvald, Sv. Aa. 1992. Tahanan dan Propulsi Kapal. Edisi terjemahan. Airlangga
University Press. Surabaya
Lammern. Van. 1980. Resistance Propulsion and Steering of Ship. The Technical
Publishing Company,
Molland, Anthony F., Stephen R. Turnock, Dominic A. Hudson. 2011. Ship Resistance
and Propulsion Practical Estimation of Ship Propulsive Power. Cambridge University
Press,Mott, Robert L., Machine Element in Mechanical Design
Doc. No. 01/D2/II/2019
DESAIN II Rev 01
Propeller & Sistem Perporosan Date 17 Des 2019
(ME 141320) Page 86 of 90
LAMPIRAN
Gambar Propeller
Doc. No. 01/D2/II/2019
DESAIN II Rev 01
Propeller & Sistem Perporosan Date 17 Des 2019
(ME 141320) Page 88 of 90