C1 - E-152 - Manual Material Handling
C1 - E-152 - Manual Material Handling
Genap 2021/2022
LAPORAN TUTORIAL
REKAYASA SISTEM KERJA DAN ERGONOMI
MANUAL MATERIAL HANDLING
Anggota Kelompok
Tamara Hanum Ulinnuha (20522218) Putri Lintang Kusuma (20522189)
Zahra Nasywari Firdantara (20522198) Fika Rachma Adelia (20522220)
Kamila Aurellia
BAB III
MANUAL MATERIAL HANDLING
3. 1. Tujuan Tutorial
Berikut adalah tujuan dari tutorial praktikum Manual Material Handling:
1) Praktikan mampu memahami tentang konsep Manual Material Handling.
2) Praktikan mampu mengetahui batas beban yang dapat diangkat oleh pekerja
(Recommended Weight Limit).
3) Praktikan mampu mengetahui klasifikasi aktivitas (lifting index) Manual
Material Handling pada pekerja.
4) Praktikan mampu memberikan rekomendasi pada pekerja.
3. 2. Tugas Tutorial
Pada tutorial kali ini adalah operator melakukan tugas sesuai dengan studi kasus
yang diberikan. Operator mengangkat beban pada kardus seberat 9 kg dengan
melakukan layout awalan dan layout usulan pada jarak horizontal yang telah
ditentukan. Kedua layout tersebut didata setiap jarak pada varibael perhitungan
RWL. Setelah mendapatkan data, operator diminta untuk mengitung RWL pada
layout awalan dan layout usulan serta menghitung Lifting Index. Hasil perhitungan
tersebut dianalisis kemudian diberikan rekomendasi sesuai analisis yang didapat.
3. 3. Kajian Literatur
Berikut merupakan kajian literatur mengenai Manual Material Handling :
Tabel 3. 1 Kajian Literatur
No. Judul Metode Hasil Kesimpulan
1. Ergonomic Metode yang Penelitian ini Alasan utama untuk
evaluation of digunakan menggunakan meningkatkan
workers during pada penelitian software Ergo masalah ergonomis
manual ini diantaranya Fellow dengan adalah dikarenakan
material OWAS, kalkulator lifting pengetahuan kerja
handling RULA, REBA, NIOSH hasil yang kurang tepat,
(Rajendran et WERA, perhitungan pengalaman yang
Reguler
Genap 2021/2022
3. 4. Rancangan Penelitian
3. 4. 1. Who?
Pada tutorial Manual Material Handling ini, operator melakukan studi kasus yaitu
melakukan pengangkatan beban sebuah kardus yang berisi beban seberat 9 kg.
Berikut merupakan data operator:
Nama Operator : Zahra Nasywari Firdantara
Umur : 20 Tahun
Pekerjaan : Operator
Bebat Beban : 9 kg
Durasi : 90 menit
Reguler
Genap 2021/2022
3. 4. 2. Why?
Melakukan pekerjaan berat seperti mengangkat suatu objek seringkali kita kurang
memperhatikan bagaimana cara mengangkat beban tersebut dengan benar. Jika
kita mengangkat beban yang salah maka akan membuat cedera pada tubuh faktor
resiko yang akan terjadi apabila cara pengangkatan beban yang dilakukan salah
adalah robeknya intervertebral discs dan gangguan pada punggung pekerja. Dari
permasalahan tersebut, maka dilakukan perhitungan Recommended Weight Limit
(RWL) untuk merekomendasikan berat beban yang baik bagi manusia tanpa
menimbulkan cedera meskipun dalam waktu yang lama atau secara berulang-
ulang. Untuk mengetahui beban yang diangkat menimbulkan resiko cedera atau
tidak maka perlukan perhitungan Lifting Index dengan bebat beban dan nilai
RWL.
Berikut adalah gambar layout awalan dan usulan aktivitas Manual Material
Handling dengan sudut dan jarak pekerja untuk penentuan variabel multiplayer
dalam perhitungan RWL.
a. Layout Awalan
b. Layout Usulan
b. Layout Usulan
Berikut adalah data real dari hasil pengamatan operator dalam melakukan
aktivitas pengangkatan dan pemindahan.
Tabel 3. 3 Data Layout Usulan
Berat Lokasi Tangan Selisih Jarak Sudut Tingkat
Durasi Jenis
Objek (cm) Perpindahan Asimetris Frekuensi
(jam) Kopling
(kg) Awal Tujuan (cm) Awal Tujuan Lift/min
L H V H V D A A F C
9 30 41 95 46 65 00 00 5 1,5 Fair
Reguler
Genap 2021/2022
3. 5. Pengolahan Data
3. 5. 1. Perhitungan RWL Awalan
Untuk menghitung RWL, diawali dengan mengukur dan menentukan variabel-
variabel yang dibutuhkan. Rumus untuk menghitung RWL adalah RWL = LC x
HM x VM x DM x AM x FM x CM. Berikut merupakan perhitungan RWL awalan
untuk Origin dan Destination:
1. Perhitungan RWL awalan Origin
Berikut merupakan nilai multipliers yang digunakan dalam perhitungan RWL
awalan Origin:
a. Load Constant (LC)
Load constant merupakan konstanta pembebanan. Pada penelitian ini,
menggunakan LC dari ukuran eropa.
Konstanta pembebanan = 23
b. Horizontal Multiplier (HM)
Horizontal multiplier merupakan jarak beban terhadap titik pusat tubuh.
Para penelitian ini, jarak horizontal antara beban dengan titik pusat
operator adalah sejauh 30 cm. Berikut merupakan perhitungan untuk HM:
25
𝐻𝑀 =
𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝐻𝑜𝑟𝑖𝑧𝑜𝑛𝑡𝑎𝑙 (𝑐𝑚)
25
𝐻𝑀 = = 0,83
30
c. Vertical Multiplier (VM)
Vertical Multiplier (VM) merupakan jarak beban terhadap lantai. Pada
penelitian ini jarak antara beban dengan lantai adalah sejauh 0 cm. berikut
merupakan perhitungan untuk VM :
𝑉𝑀 = 1 − 0.00326 × |𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑉𝑒𝑟𝑡𝑖𝑘𝑎𝑙 (𝑐𝑚) − 75|
𝑉𝑀 = 1 − 0.00326 × |0 − 75|
𝑉𝑀 = 0,76
d. Distance Multiplier (DM)
Distance Multiplier (DM) merupakan selisih jarak perpindahan beban
secara vertikal. Pada penelitian ini, selisih jarak perpindahan beban adalah
sejauh 40 cm. Berikut merupakan perhitungan untuk DM :
4.5
𝐷𝑀 = 0.82 +
𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑃𝑒𝑟𝑝𝑖𝑛𝑑𝑎ℎ𝑎𝑛 (𝑐𝑚)
Reguler
Genap 2021/2022
4.5
𝐷𝑀 = 0.82 +
40
𝐷𝑀 = 0,93
e. Asymmetric Multiplier (AM)
Asymmetric Multiplier (AM) merupakan sudut simetri putaran yang
dibentuk oleh tubuh. Pada penelitian ini, sudut simetri operator adalah
sebesar 830. Berikut merupakan perhitungan untuk AM :
𝐴𝑀 = 1 − 0.0032 × |𝑆𝑢𝑑𝑢𝑡 𝐴𝑠𝑖𝑚𝑒𝑡𝑟𝑖 (°)|
𝐴𝑀 = 1 − 0.0032 × |83°|
𝐴𝑀 = 0,73°
f. Frequency Multiplier (FM)
Frequency Multiplier (FM) ditentukan dengan menggunakan table
bantuan pada table dibawah ini untuk mengetahui frekuensi angkat tiap
menitnya dan juga jarak vertikalnya.
25
𝐻𝑀 =
𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝐻𝑜𝑟𝑖𝑧𝑜𝑛𝑡𝑎𝑙 (𝑐𝑚)
25
𝐻𝑀 = = 0,35
71
c. Vertical Multiplier (VM)
Vertical Multiplier (VM) merupakan jarak beban terhadap lantai. Pada
penelitian ini jarak antara beban dengan lantai adalah sejauh 46 cm. berikut
merupakan perhitungan untuk VM :
𝑉𝑀 = 1 − 0.00326 × |𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑉𝑒𝑟𝑡𝑖𝑘𝑎𝑙 (𝑐𝑚) − 75|
𝑉𝑀 = 1 − 0.00326 × |46 − 75|
𝑉𝑀 = 0,91
d. Distance Multiplier (DM)
Distance Multiplier (DM) merupakan selisih jarak perpindahan beban
secara vertikal. Pada penelitian ini, selisih jarak perpindahan beban adalah
sejauh 40 cm. Berikut merupakan perhitungan untuk DM :
4.5
𝐷𝑀 = 0.82 +
𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑃𝑒𝑟𝑝𝑖𝑛𝑑𝑎ℎ𝑎𝑛 (𝑐𝑚)
4.5
𝐷𝑀 = 0.82 +
40
𝐷𝑀 = 0,93
e. Asymmetric Multiplier (AM)
Asymmetric Multiplier (AM) merupakan sudut simetri putaran yang
dibentuk oleh tubuh. Pada penelitian ini, sudut simetri operator adalah
sebesar 00. Berikut merupakan perhitungan untuk AM :
𝐴𝑀 = 1 − 0.0032 × |𝑆𝑢𝑑𝑢𝑡 𝐴𝑠𝑖𝑚𝑒𝑡𝑟𝑖 (°)|
𝐴𝑀 = 1 − 0.0032 × |0°|
𝐴𝑀 = 1°
f. Frequency Multiplier (FM)
Frequency Multiplier (FM) ditentukan dengan menggunakan tabel
bantuan pada table dibawah ini untuk mengetahui frekuensi angkat tiap
menitnya dan juga jarak vertikalnya.
Reguler
Genap 2021/2022
4.5
𝐷𝑀 = 0.82 +
𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑃𝑒𝑟𝑝𝑖𝑛𝑑𝑎ℎ𝑎𝑛 (𝑐𝑚)
4.5
𝐷𝑀 = 0.82 +
65
𝐷𝑀 = 0,89
e. Asymmetric Multiplier (AM)
𝐴𝑀 = 1 − 0.0032 × |𝑆𝑢𝑑𝑢𝑡 𝐴𝑠𝑖𝑚𝑒𝑡𝑟𝑖 (°)|
𝐴𝑀 = 1 − 0.0032 × |0°|
𝐴𝑀 = 1°
f. Frequency Multiplier (FM)
Frequency Multiplier (FM) ditentukan dengan menggunakan tabel
bantuan pada table dibawah ini untuk mengetahui frekuensi angkat tiap
menitnya dan juga jarak vertikalnya.
operator saat memindahkan beban dari lantai ke kursi adalah 830 sehingga
nilai Asymmetric Multiplier adalah sebesar 0,73; frekuensi pengangkatan
beban tiap menitnya adalah sebanyak 5 kali dengan durasi kerja 90 menit dan
jarak vertikal 0 cm sehingga frequency multiplier adalah sebesar 0,60; Objek
yang diangkat adalah kardus, sehingga tipe coupling adalah fair. Jarak vertikal
sebesar 0 cm (<75 cm). Nilai Coupling Multiplier sebesar 0,95. Masing-
masing perhitungan tersebut kemudian akan dikali sehingga didapatkan nilai
RWL layout awalan origin adalah sebesar 5,61 kg.
Pada RWL awalan destination, jarak horizontal antara beban dengan titik
pusat tubuh operator adalah sejauh 71 cm sehingga nilai horizontal multiplier
adalah sebesar 0,35; jarak vertikal beban terhadap lantai adalah sebesar 46 cm
sehingga nilai vertical multiplier adalah sebesar 0,91; selisih jarak
perpindahan beban secara vertikal adalah sejauh 40 cm sehingga nilai distance
multiplier adalah sebesar 0,93; sudut simetri putaran yang dibentuk oleh
operator saat memindahkan beban dari lantai ke kursi adalah 00 sehingga nilai
Asymmetric Multiplier adalah sebesar 1; frekuensi pengangkatan beban tiap
menitnya adalah sebanyak 5 kali dengan durasi kerja 90 menit dan jarak
vertikal 46 cm sehingga frequency multiplier adalah sebesar 0,60; nilai
Coupling Multiplier sebesar 0,95. Masing-masing perhitungan tersebut
kemudian akan dikali sehingga didapatkan nilai RWL layout awalan
destination adalah sebesar 3,88 kg.
Berdasarkan perhitungan pada RWL awalan origin dan destination,
didapatkan hasil RWL masing-masing sebesar 5,61 kg dan 3,88 kg. sehingga
beban yang direkomendasikan untuk diangkat oleh seorang pekerja dalam
kondisi tersebut adalah sebesar 3,88 kg. rekomendasi tersebut dilihat dari hasil
RWL terkecil diantara origin dan destination dikarenakan beban yang lebih
kecil memudahkan operator dalam melakukan aktivitas operator dalam
mengangkat dan menurunkan beban dari lantai ke kursi.
- Recommended Weight Limit (usulan)
Pada RWL usulan origin, jarak horizontal antara beban dengan titik pusat
tubuh operator adalah sejauh 30 cm sehingga nilai horizontal multiplier adalah
sebesar 0,83; jarak vertikal beban terhadap lantai adalah sebesar 41 cm
sehingga nilai vertical multiplier adalah sebesar 0,89; selisih jarak
Reguler
Genap 2021/2022
didapatkan nilai lifting index adalah sebesar 3,26. Karena nilai LI tersebut berada
di antara 3,26 > 3, maka berat beban yang diangkat oleh operator mengandung
resiko cedera tulang belakang bagi operator.
Berdasarkan kedua hasil LI tersebut, dapat dilihat bahwa keduanya memiliki
kemungkinan resiko cedera tulang belakang namun kemungkinan tersebut lebih
rendah pada aktivitas operator awalan dalam mengangkat dan menurunkan beban
dari lantai menuju kursi sebesar 2,76 kg dengan frekuensi 5 kali pengangkatan
permenit dalam waktu 90 menit.
3. 7. Rekomendasi
Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan, dapat direkomendasikan
perubahan pada layout awalan, yaitu aktivitas pengangkatan yang titik awalnya
dari lantai. Hal ini didasarkan oleh nilai lifting index (LI) pada layout awalan lebih
rendah daripada layout usulan, dengan nilai LI pada layout awalan sebesar 2,32
(1 < LI ≤ 3; kemungkinan beresiko cedera tulang belakang) dan nilai LI pada
layout usulan sebesar 3,26 (LI > 3; beresiko cedera tulang belakang). Hal yang
mempengaruhi nilai lifting index pada aktivitas pengangkatan kali ini adalah
beban yang diangkat oleh operator, semakin berat beban yang diangkat maka
aksan semakin besar kemungkinan resiko cedera. Selain itu, jarak horizontal
operator dengan beban juga dapat berpengaruh, yaitu semakin jauh jarak operator
dengan beban maka akan membuat operator merasa kesulitan saat mengangkat
beban. Berikut adalah gambar layout rekomendasi:
Reguler
Genap 2021/2022
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
4. Lembar Pengamatan