MODUL 2
MANUAL MATERIAL HANDLING
Disusun Oleh :
Kelompok 9
1. Anhesa Nialanov Putri NIM 21070120140173
2. Danindra Meitriandi C. NIM 21070120140172
3. Jay Ramandika Paritama NIM 21070120140136
4. Jusul El Marchio R. NIM 21070120140139
5. Lintang Puspita Ningtyas NIM 21070120130100
Mengetahui,
Koordinator Praktikum
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat
dan karunia–Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum
Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi ini tepat waktu dan sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai dari pembuatan laporan ini.
Kami dari kelompok 9 mengucapkan terima kasih kepada seluruh asisten
Laboratorium Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi yang telah membantu kami
dalam memahami dan mengimplementasikan materi Time Study pada kehidupan nyata.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dr. –Ing. Novie Susanto, S.T., M.Eng selaku dosen pengampu mata
kuliah Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi.
2. Para asisten Laboratorium PSKE pada umumnya, kepada Saudari Cindy
Fernanda Onggowarsito khususnya selaku asisten dari kelompok 9.
3. Semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan laporan ini
baik secara langusng maupun tidak langsung yang tidak dapat kami sebutkan
satu per satu.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam laporan yang kami
buat. Oleh karena itu, kami sangat terbuka untuk menerima saran dan kritik yang
membangun dari para pembaca. Kami berharap semoga laporan ini dapat memberikan
manfaat dan menambah pengetahuan bagi pembaca.
Kelompok 9
i
Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Modul 2 – Manual Material Handling
Kelompok 9
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN
0° atau posisi badan tetap seperti semula. Frekuensi yang digunakan pada masing-
masing box ialah 4 lift/menit untuk jarak pengangkatan 1 dan 2 serta 8 lift/menit untuk
jarak pengangkatan 3.
Setelah melakukan kegiatan tersebut, maka data dianalisa dengan kategori
coupling good karena container memiliki handle yang baik sehingga operator merasa
nyaman dalam melakukan pengangkatan. Berdasarkan data yang didapat, maka dihitung
dan dianalisis nilai RWL dan LI untuk batas pengangkatan beban yang disarankan serta
RULA, REBA, dan QEC untuk pengukuran postur kerja yang baik secara manual
maupun menggunakan software CATIA dan Ergofellow
1.3 Sistematika Penulisan
Untuk memahami lebih jelas mengenai Laporan Praktikum Perancangan
Sistem Kerja dan Ergonomi – Manual Material Handling ini, dilakukan dengan cara
mengelompokkan isi menjadi beberapa sub bab dengan sistematike penulisan sebagai
berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang informasi umum yaitu latar belakang penulisan,
tujuan penulisan laporan, batasan penelitian, dan sistematika penlitian.
BAB IV ANALISIS
Berisi analisis Manual Lifting RWL dan LI, Analisis Manual Lifting
(Sebelum Perbaikan), Analisis Manual Lifting (Setelah Perbaikan), Analisis
Postur Kerja dengan RULA, REBA dan QEC, Analisis Postur Kerja
(Sebelum Perbaikan) dengan RULA, REBA dan QEC, Analisis Postur Kerja
(Setelah Perbaikan) dengan RULA, REBA dan QEC menggunakan software
CATIA dan Ergofellow
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan analisis dan
pengolahan data didasarkan pada hasil yang telah diuraikan pada bab-bab
sebelumnya serta saran dari praktikan mengenai modul 2.
BAB II
METODOLOGI PRAKTIKUM
BAB III
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Posisi Awal
Posisi awal pada pengangkatan 1 ditunjukkan pada gambar 1:
LC = 23 kg
HM = = 0,714
VM = ( | |) ( | |) 0
DM = = 0,990
AM = ( | |) ( | |)
RWL awal
RWL =
Posisi Akhir
Posisi akhir pada pengangkatan 1 ditunjukkan pada Gambar 2:
VM = ( | |) ( | |)
DM = = 0,990
AM = ( | |) ( | |) ,000
FM = 4 lift/menit dan 1 jam kerja, sehingga FM = 0,840
CM = Good, < 75 cm = 1,000
RWL Akhir
RWL =
RWL = 23 x 0,338 x 0,929 x 0,990 x 1,000 x 0,840 x 1,000 = 6,007
LI =
LI = = 0,499
b. Pengangkatan 2
Berat beban = 5 kg
Jarak kaki dengan box = 5 cm
Coupling = Good
Lantai – Meja Tinggi
Hawal : 42 cm Hakhir : 48 cm
Vawal : 24 cm Vakhir : 104 cm
0
Aawal : 0 Aakhir : 00
Frekuensi : 4lift/menit D : 80 cm
Posisi Awal
Posisi Awal Posisi awal pada pengangkatan 2 ditunjukkan pada gambar 3:
HM = = 0,595
VM = ( | |) ( | |)
DM = = 0,876
AM = ( | |) ( | |) ,000
FM = 4 lift/menit dan 1 jam kerja, sehingga FM = 0,840
CM = Good, < 75 cm = 1,000
RWL awal
RWL =
RWL = 23 x 0,595 x 0,847 x 0,876 x 1,000 x 0,840 x 1,000 = 8,535
Posisi Akhir
Posisi akhir pada pengangkatan 2 ditunjukkan pada Gambar 4:
LC = 23 kg
HM = = 0,521
VM = ( | |) ( | |) 3
DM = = 0,876
AM = ( | |) ( | |) ,000
FM = 4 lift/menit dan 1 jam kerja, sehingga FM = 0,840
CM = Good, < 75 cm = 1,00
RWL Akhir
RWL =
c. Pengangkatan 3
Berat beban = 8 kg
Jarak kaki dengan box = 8 cm
Coupling = Good
Kursi – Lantai
Hawal : 48 cm Hakhir : 62 cm
Vawal : 66 cm Vakhir : 24,5 cm
Aawal : 00 Aakhir : 500
Frekuensi : 8 lift/menit D : 41.5 cm
Posisi Awal
Posisi Awal Posisi awal pada pengangkatan 3 ditunjukkan pada gambar 5:
LC = 23 kg
HM = = 0,521
VM = ( | |) ( | |) 3
DM = = 0,928
AM = ( | |) ( | |)
FM = 8 lift/menit dan 1 jam kerja, sehingga FM = 0,600
CM = Good, < 75 cm = 1,00
RWL Akhir
RWL =
RWL = 23 x 0,521 x 0,973 x 0,928 x 1 x 0,6 x 1,00 = 6,493
Posisi Akhir
Posisi akhir pada pengangkatan 3 ditunjukkan pada Gambar 6:
HM = = 0,403
VM = ( | |) ( | |)
DM = = 0,928
AM = ( | |) ( | |)
RWL Akhir
RWL =
LI =
LI =
Neck,Trunk,
Pengangkatan Posture A Posture B Wristand Arm RULA
No Posisi and Leg
Awal 4 5 7 8 7
1 Penangkatan 1
Akhir 3 7 6 10 7
Awal 4 5 7 8 7
2 Pengangkatan 2
Akhir 4 4 7 7 7
Awal 3 3 6 6 7
3 Pengangkatan 3
Akhir 4 6 7 8 7
b. REBA
Pengangkatan 1 (Awal)
Skor Postur A :3
Skor Postur B :5
Skor Postur C :4
Total Skor REBA : 4
Penanganan : Risiko sedang, selidiki lebih lanjut, Perlu segera diubah .
Rekapitulasi Skor REBA
Berikut ini merupakan tabel rekapitulasi skor REBA untuk pengangkatan 1, 2
dan 3 :
Awal 5 3 4 5
3 8 48 66 62 24,5 0 50
Akhir 5 5 6 7
c. QEC
Pengangkatan 1
Skor punggung : 22
Skor bahu/lengan : 18
Skor pergelangan tangan : 20
Skor leher :6
Faktor mengemudi :1
Faktor getaran :1
Faktor kecepatan kerja :1
Faktor stress :1
Total Skor QEC = Skor (punggung + bahu/lengan +
pergelangan tangan + leher + mengemudi + getaran + kecepatan kerja
+ stress)
= 22+18+20+6+1+1+1+1
= 70
Exposure Level (E) (%) =
Penanganan = Aman
BAB IV
ANALISIS
pengali yang dihitung dari titik seimbang tubuh dan dinilai dari sumbu vertikal, serta
dirumuskan dengan . Distance Multiplier (DM) merupakan faktor
simetri putaran yang dibentuk antara tangan dan kaki. Dalam perkalian LI, dibutuhkan 2
faktor pengali, yaitu berat beban yang akan diangkat dan nilai dari RWL yang
Berikut merupakan postur perbaikan pada posisi awal pengangkatan 3 yang diolah
dengan software CATIA :
Gambar 4. 3 Perbaikan Postur Awal Pada Pengangkatan Awal Menggunakan Software CATIA
Dalam perbaikan postur yang sudah dilakukan, pada posisi awal ini dilakukan
perubahan frekuensi dan berat beban serta postur dari pelaku pengangkatan. Berat beban
yang bernilai 8 kg dan frekuensi pengangkatan 8 kali per menit, diubah menjadi 5,33 kg
dan dilakukan sebanyak 12 kali pengangkatan. Setelah perubahan pada frekuensi dan
beban yang dilakukan, nilai LI ternyata masih lebih dari angka 1. Maka dari itu,
dilakukan perubahan postur awal pada pengangkatan 3. Perubahan yang dilakukan
hanya sampai postur awal karena apabila dilakukan perubahan tinggi kursi, memerlukan
biaya untuk mengganti kursi. Selain itu, perubahan coupling juga tidak akan terjadi
karena coupling yang dipakai sudah pada taraf “Good”. Perubahan frekuensi
pengangkatan, berat beban, serta postur bertujuan untuk mengurangi atau bahkan
menghilangkan risiko cidera tulang belakang pada pelaku pengangkatan beban.
Terdapat beberapa perbedaan postur saat sebelum dan sesudah perbaikan.
Perbedaan signifikan terlihat pada arm, forearm, lumbar, dan thoracic. Sebelum
perbaikan, posisi arm lebih dekat dengan tubuh, forearm yang menekuk, serta lumbar
dan thoracic yang membungkuk dan melengkung keatas, sedangkan saat setelah
perbaikan, posisi arm lebih jauh dengan tubuh, tetapi forearm sejajar dengan arm, dan
lumbar dan thoracic yang sejajar. Posisi tubuh juga terlihat lebih menunduk saat
sebelum perbaikan. Setelah itu, perubahan Frequency Multiplier (FM) berubah dari 0,60
menjadi 0,37 karena perubahan frekuensi yang diangkat dalam waktu satu menit dan
berat beban yang diangkat.
Berikut ini merupakan postur perbaikan pada posisi akhir pengangkatan 3 yang
diolah dengan software CATIA:
Gambar 4. 4 Perbaikan Postur Akhir Pada Pengangkatan Awal Menggunakan Software CATIA
Dalam perbaikan postur yang sudah dilakukan, pada posisi akhir ini dilakukan
perubahan frekuensi dan berat beban serta postur dari pelaku pengangkatan. Berat beban
yang bernilai 8 kg dan frekuensi pengangkatan 8 kali per menit, diubah menjadi 5,33 kg
dan dilakukan sebanyak 12 kali pengangkatan. Setelah perubahan pada frekuensi dan
beban yang dilakukan, nilai LI ternyata masih lebih dari angka 1. Maka dari itu,
dilakukan perubahan postur akhir pada pengangkatan 3. Perubahan yang dilakukan
hanya sampai postur awal karena apabila dilakukan perubahan tinggi kursi, memerlukan
biaya untuk mengganti kursi. Selain itu, perubahan coupling juga tidak akan terjadi
karena coupling yang dipakai sudah pada taraf “Good”. Perubahan frekuensi
pengangkatan, berat beban, serta postur bertujuan untuk mengurangi atau bahkan
menghilangkan risiko cidera tulang belakang pada pelaku pengangkatan beban.
menunjukan bahwa postur dapat diterima selama tidak dijaga atau berulang untuk waktu
lama. b) Skor 3 atau 4 berwarna kuning: menunjukan bahwa dibutuhkan lebih jauh
penyidikan dan mungkin saja perubahan dibutuhkan. c) Skor 5 atau 6 berwarna orange:
menunjukan bahwa penyidikan dan perubahan dibutuhkan segera. d) Skor 7 berwarna
merah: menunjukan bahwa dibutuhkan sesegera mungkin penyidikan dan perubahan
postur kerja.
Pada praktikum modul 2 ini dilakukan analisis pada 6 postur pengangkatan box
yaitu tiga kali pengangkatan dengan setiap pengangkatan dianalisis postur awal dan
akhirnya. Pada pengangkatan 1-3 secara keseluruhan didapatkan skor RULA sebesar 7
dan berwarna merah dimana berarti postur kerja semua pengangkatan harus sesegera
mungkin dilakukan penyidikan dan dibutuhkan perubahan segera.
Pengangkatan 1 Awal
Pada pengangkatan 1 awal dilakukan pengangkatan box seberat 3 kg selama 4
kali/menit, serta jarak kaki dengan box sebesar 0cm. Perhitungan RULA menggunakan
kuesioner menghasilkan skor postur A sebesar 4, postur B sebesar 5, wrist and arm
sebesar 7, neck, trunk, and leg sebesar 8 dengan final score RULA sebesar 7. Score
RULA sebesar 7 berarti postur kerja pengangkatan harus sesegera mungkin dilakukan
penyidikan dan dibutuhkan perubahan segera. Terdapat skor RULA terbesar pada
bagian neck,trunk,and leg sebesar 8 dikarenakan posisi tubuh operator terlalu
membungkuk kebawah yaitu bagian tubuh trunk.
Pengangkatan 1 akhir
Pada pengangkatan 1 akhir dilakukan pengangkatan box seberat 3 kg selama 4
kali/menit, serta jarak kaki dengan box sebesar 0 cm. Perhitungan RULA menggunakan
kuesioner menghasilkan skor postur A sebesar 3, postur B sebesar 7, wrist and arm
sebesar 6, neck, trunk, and leg sebesar 10 dengan final score RULA sebesar 7. Score
RULA sebesar 7 berarti postur kerja pengangkatan harus sesegera mungkin dilakukan
penyidikan dan dibutuhkan perubahan segera. Terdapat skor RULA terbesar pada
bagian neck,trunk,and leg sebesar 10 dikarenakan posisi tubuh operator terlalu
membungkuk kebawah yaitu bagian tubuh trunk dan posisi kepala mengalami
extension.
Pengangkatan 2 awal
Pengangkatan 3 Akhir
Pada pengangkatan 3 akhir dilakukan pengangkatan box seberat 8kg selama 8
kali/menit, serta jarak kaki dengan box sebesar 8cm. Perhitungan RULA menggunakan
kuesioner menghasilkan skor postur A sebesar 4, postur B sebesar 6, wrist and arm
sebesar 7, neck, trunk, and leg sebesar 8 dengan final score RULA sebesar 7. Score
RULA sebesar 7 berarti postur kerja pengangkatan harus sesegera mungkin dilakukan
penyidikan dan dibutuhkan perubahan segera. Terdapat skor RULA terbesar pada
bagian neck,trunk,and leg sebesar 8 dikarenakan posisi tubuh operator terlalu
membungkuk kebawah yaitu bagian tubuh trunk, tubuh bagian atas yang mengalami
twist, lengan atas dan bawah yang terlalu menjauhi tubuh, serta adanya pengulangan
pengangkatan sebanyak 8 kali dengan berat 8kg yang bisa menyebabkan resiko
terjadinya cidera.
penjumlahan nilai postur tubuh yang terdapat pada tabel A dengan nilai beban atau
tenaga. Sementara itu, total nilai pada kategori B merupakan nilai yang diperoleh dari
penjumlahan nilai postur tubuh yang terdapat pada tabel B dengan nilai kopling untuk
kedua tangan. Nilai REBA diperoleh dengan melihat nilai dari kategori A dan B pada
tabel C untuk memperoleh nilai C yang kemudian dijumlahkan dengan nilai aktivitas.
Setelah mengetahui nilai REBA, dapat diketahui tingkatan resiko pekerjaan tersebut.
Jika skor akhir REBA bernilai 1 menunjukkan tidak perlunya diadakan tindakan
perbaikan postur kerja. Jika skor akhir REBA bernilai 2-3 menunjukkan kemungkinan
diperlukannya tindakan perbaikan postur kerja karena rendahnya resiko akibat
penyimpangan postur kerja dari yang seharusnya. Jika skor akhir REBA bernilai 4-7
menunjukkan perlu diadakannya tindakan perbaikan postur kerja karena resiko akibat
penyimpangan postur kerja bersifat cukup tinggi. Jika skor akhir REBA bernilai 8-10
menunjukkan perlunya tindakan secepatnya mengenai perbaikan postur kerja karena
resiko akibat penyimpangan postur kerja bersifat tinggi dan harus adanya segera
perbaikan. Jika skor akhir REBA bernilai 11-15 menunjukkan perlunya diadakan
tindakan perbaikan postur kerja sekarang karena resiko akibat penyimpangan postur
kerja bersifat sangat tinggi.
Berdasarkan perhitungan REBA manual yang telah dilakukan, didapatkan hasil
skor REBA dari tiga pengangkatan. Pengangkatan 1 awal dan akhir didapatkan skor 4
yang menunjukkan bahwa perlu diadakannya tindakan perbaikan postur kerja karena
resiko akibat penyimpangan postur kerja bersifat cukup tinggi. Pengangkatan 2 awal
dan akhir didapatkan skor 4 juga yang menunjukkan bahwa perlu diadakannya tindakan
perbaikan postur kerja karena resiko akibat penyimpangan postur kerja bersifat cukup
tinggi. Pengangkatan 3 awal didapatkan skor 5 yang menunjukkan bahwa perlu
diadakannya tindakan perbaikan postur kerja karena resiko akibat penyimpangan postur
kerja bersifat cukup tinggi dan pengangkatan 3 akhir didapatkan skor 7 yang berarti
perlu diadakannya tindakan perbaikan postur kerja karena resiko akibat penyimpangan
postur kerja bersifat cukup tinggi. Skor REBA terburuk yaitu terdapat pada
pengangkatan 3 awal, sebesar 5, dan pengangkatan 3 akhir, sebesar 7. Jika nilai REBA
lebih dari 4, maka harus dilakukan perbaikan postur agar tidak terjadi cedera yang tidak
diinginkan.
Pengangkatan 3 Awal
Pengangkatan 3 posisi awal mendapat skor REBA yang buruk dengan beban
seberat 8 kg yang diangkat dari kursi ke lantai dengan jarak horizontal awal dan akhir
sebesat 48 cm dan 62 cm, dengan jarak vertikal awal dan akhir sebesat 66 cm dan 24,5
cm. Nilai skor akhirnya sebesar 7. Skor akhir tersebut diperoleh dari nilai tabel C
setelah diketahui nilai tabel A dan tabel B. Tabel A meliputi analisis tubuh, leher, dan
kaki, Sedangkan tabel B meliputi analisis lengan atas dan bawah, serta pergelangan.
Pada pengangkatan 3 awal, nilai postur A sebesar 5 karena posisi leher yang
membentuk sudut lebih dari 20°, posisi trunk menekuk sebesar 20°-60°, dan posisi kaki
juga menekuk sebesar 30°-60° sehingga menambah tegangan pada otot leher, tulang
belakang, dan juga otot kaki. Selain itu, beban yang dibawa juga berat, yaitu sebesar 8
kg sehingga mendapat skor +1. Postur B bernilai 3 karena posisi upper arm yang
menekuk sebesar 20°-45° dan lower arm yang menekuk sebesar 0°-60°. Selain itu,
posisi perelangan tangan juga terputar dan menekuk sedikit. Dari hasil tabel A dan B
diperoleh nilai tabel C sebesar 4 serta ditambah skor aktivitas +1 karena frekuensi
pengangkatan yaitu sebesar 8 kali. Jadi didapatkan skor akhir REBA pengangkatan 3
awal sebesar 5 dimana postur tersebut masih perlu diadakan perbaikan agar tidak terjadi
cedera pada pekerja.
Pengangkatan 3 Akhir
Pengangkatan 3 posisi akhir mendapat skor REBA yang buruk dengan beban
seberat 8 kg yang diangkat dari kursi ke lantai dengan jarak horizontal awal dan akhir
sebesat 48 cm dan 62 cm, dengan jarak vertikal awal dan akhir sebesat 66 cm dan 24,5
cm. Nilai skor akhirnya sebesar 7. Skor akhir tersebut diperoleh dari nilai tabel C
setelah diketahui nilai tabel A dan tabel B. Tabel A meliputi analisis tubuh, leher, dan
kaki, Sedangkan tabel B meliputi analisis lengan atas dan bawah, serta pergelangan.
Pada pengangkatan 3 akhir, nilai postur A sebesar 5 karena posisi trunk menekuk
dengan sangat bungkuk dan terputar, yaitu sebesar lebih dari 60° dan posisi kaki juga
menekuk sebesar 30°-60° sehingga menambah tegangan pada otot tulang belakang dan
juga otot kaki. Selain itu, beban yang dibawa juga berat, yaitu sebesar 8 kg sehingga
mendapat skor +1. Postur B bernilai 5 karena posisi upper arm yang menekuk sebesar
45°-90° dan lower arm yang menekuk sebesar 0°-60°. Selain itu, posisi perelangan
tangan juga terputar dan menekuk sedikit. Dari hasil tabel A dan B diperoleh nilai tabel
C sebesar 6 serta ditambah skor aktivitas +1 karena frekuensi pengangkatan yaitu
sebesar 8 kali. Jadi didapatkan skor akhir REBA pengangkatan 3 akhir sebesar 7 dimana
perlu diadakan perbaikan postur kerja agar tidak terjadi cedera pada pekerja.
bagi operator, sehingga perlu dilakukan penanganan yaitu perlu penelitian lebih lanjut
dan dilakukan perubahan.
Exposure level tertinggi dari ketiga pengangkatan adalah pada pengangkatan 3
dengan nilai exposure level sebesar 50% dan nilai QEC sebesar 88 dengan H awal 48
cm, V awal 66 cm, A awal 00, H akhir 62 cm, V akhir 24,5 cm, A akhir 500, frekuensi 8
lift/menit, D 41,5 cm dan Coupling berkategori good. Pada perhitungan QEC, nilai
tertinggi pengangkatan 3 diperoleh pada bagian punggung, bahu/lengan, pergelangan
tangan/tangan berturut-turut dengan skor 28, 32, 20. Hal tersebut disebabkan karena
beban pada pengangkatan 3 cukup berat yaitu seberat 8kg. Selain itu, frekuensi 8
lift/menit pengangkatan pada pengangkatan 3 tergolong sering sehingga dapat
menyebabkan skor QEC naik. Nilai pada skor QEC pengangkatan 3 ini
mengindikasikan bahwa postur kerja pada pengangkatan 3 menyebabkan
ketidaknyamanan dan juga beresiko menyebabkan Musculoskeletal Disorders (MSDs).
kearah benda yang diangkat. Lalu kaki yang ditekuk agar lengan atas dan
bawah tidak terlalu jauh menggapai box dan bisa memperkecil skor RULA
dikarenkan posisi tangan yang bisa menggapai box dengan mudah. Hal yang
paling utama adalah mengurangi frekuensinya menjadi 3 kali/menit dan berat
yang menjadi 5,33 kg. Berikut merupakan hasil perbaikan postur menggunakan
software CATIA dimana terlihat warna setiap bagian tubuh tidak ada yang
berwarna orange ataupun hijau berarti postur tubuh sudah lebih baik dan
meminimalkan dampak cidera:
Pengangkatan 1 Akhir
Dengan metode RULA manual didapatkan skor akhir rula sebesar 7 dengan
skor RULA untuk wrist,arm,neck sebesar 6 dan trunk and leg sebesar 9.
Sehingga harus dilakukan perbaikan yang berfokus pada trunk and leg.
Pertama yang harus dilakukan adalah memperbaiki posisi kepala agar tidak
mengalami extension. Lalu kaki yang ditekuk agar lengan atas dan bawah tidak
terlalu jauh menggapai box dan bisa memperkecil skor RULA dikarenkan
posisi tangan yang bisa menggapai box dengan mudah. Hal yang paling utama
adalah mengurangi frekuensinya menjadi 3 kali/menit dan berat yang menjadi
5,33 kg. Serta mengurangi jarak benda dengan operator sehingga bagian lengan
atas tidak perlu terlalu kedepan untuk meraih benda dan juga kaki operator
tidak tidak perlu terlalu turun untuk meraih benda. Berikut merupakan hasil
perbaikan postur menggunakan software CATIA dimana terlihat warna setiap
bagian tubuh tidak ada yang berwarna orange ataupun hijau berarti postur
tubuh sudah lebih baik dan meminimalkan dampak cidera:
Pengangkatan 2
Pada pengangkatan 2 dilakukan pengangkatan box seberat 5 kg selama 4 kali/menit,
serta jarak kaki dengan box sebesar 8cm.
Pengangkatan 2 Awal
Dengan metode RULA manual didapatkan skor akhir rula sebesar 7 dengan
skor RULA untuk wrist,arm,neck,trunk, and leg sebesar 7. Sehingga harus
dilakukan perbaikan pada bagian wrist,arm,neck, dan trunk. Pertama yang
harus dilakukan adalah memperbaiki posisi kepala denga agak lebih menunduk
kearah benda yang diangkat. Lalu lengan diusahakan agar tidak terlalu jauh
dari tubuh dengan lebih menekukkan kaki hal tersebut dapat memperkecil skor
RULA dikarenakan tangan yang bisa menggapai box dengan nyaman. Hal
yang paling utama adalah mengurangi frekuensinya menjadi 3 kali/menit dan
berat yang menjadi 6,67 kg. Berikut merupakan hasil perbaikan postur
menggunakan software CATIA dimana terlihat warna setiap bagian tubuh tidak
ada yang berwarna orange ataupun hijau berarti postur tubuh sudah lebih baik
dan meminimalkan dampak cidera:
Pengangkatan 2 Akhir
Dengan metode RULA manual didapatkan skor akhir rula sebesar 7 dengan
skor RULA untuk wrist,arm,neck,trunk, and leg sebesar 7. Sehingga harus
dilakukan perbaikan pada bagian wrist,arm,neck, dan trunk. Pertama yang
harus dilakukan adalah memperbaiki posisi kepala dengan agak lebih
menunduk kearah benda yang diangkat. Lalu lengan atas lebih didekatkan
ketubuh dan lengan bagian bawah agak ditekuk serta dilakukan pengurangan
jarak antar operator dan meja agar tangan lengan tidak harus terlalu jauh
menggapai meja. Hal yang paling utama adalah mengurangi frekuensinya
menjadi 3 kali/menit dan berat yang menjadi 6,67 kg. . Berikut merupakan
hasil perbaikan postur menggunakan software CATIA dimana terlihat warna
setiap bagian tubuh tidak ada yang berwarna orange ataupun hijau berarti
postur tubuh sudah lebih baik dan meminimalkan dampak cidera:
Pengangkatan 3
Pada pengangkatan 3 dilakukan pengangkatan box seberat 8 kg selama 8 kali/menit,
serta jarak kaki dengan box sebesar 8cm.
Pengangkatan 3 Awal
Dengan metode RULA manual didapatkan skor akhir rula sebesar 6 dengan
skor RULA untuk wrist,arm,neck sebesar 6 dan trunk and leg sebesar 5.
Sehingga harus dilakukan pada bagian-bagian tubuh tersebut. Pertama yang
harus dilakukan adalah memperbaiki posisi kepala agar tidak terlalu kebawah.
Lengan bagian bawah agak ditekuk untuk mendekatkan lengan atas dengan
tubuh. Dilakukan pengurangan jarak antar operator dengan box serta kaki yang
agak menekuk agar lengan tidak harus menjangkau terlalu jauh dan bisa
menggapai box dengan nyaman. Hal yang paling utama adalah mengurangi
frekuensinya menjadi 3 kali/menit dan berat yang menjadi 21,3 kg. Berikut
merupakan hasil perbaikan postur menggunakan software CATIA dimana
terlihat warna setiap bagian tubuh tidak ada yang berwarna orange ataupun
hijau berarti postur tubuh sudah lebih baik dan meminimalkan dampak cidera:
Pengangkatan 3 Akhir
Dengan metode RULA manual didapatkan skor akhir rula sebesar 4 dengan
skor RULA untuk wrist,arm,neck sebesar 7 dan trunk and leg sebesar 8.
Sehingga harus dilakukan perbaikan yang berfokus pada bagian leg dan trunk.
Pertama yang harus dilakukan adalah memperbaiki posisi tubuh bagian atas
agar tidak mengalami twist dan memperbaiki posisi kepala agar tidak
mengalamoi extension, serta dilakukan pengurangan jarak antar operator
dengan box serta kaki yang ditekuk agar lengan dapat menjangkau box dengan
nyaman dan bisa menahan box yang berat dengan aman. Lalu mengurangi
frekuensinya menjadi 3 kali/menit dan berat yang menjadi 21,3 kg. . Berikut
merupakan hasil perbaikan postur menggunakan software CATIA dimana
terlihat warna setiap bagian tubuh tidak ada yang berwarna orange ataupun
hijau berarti postur tubuh sudah lebih baik dan meminimalkan dampak cidera:
Hasil tersebut didapat dengan melakukan penelitian lebih lanjut dan perubahan
dengan melihat postur-postur yang bernilai besar dan masih mempunyai peluang untuk
dikurangi. Penambahan tinggi meja dapat mengurangi gerakan membungkuk pada
pengangkatan 3, sehingga perubahan ini mengurangi nilai punggung dari 28 menjadi 22.
Lalu, pengurangan berat beban juga dapat dilakukan dengan mengurangi beban tidak
mencapai 8 kg yang bisa mengurangi nilai bahu/tangan menjadi 18 dari 32 pada
pengangkatan 3. Namun, karena beban yang diangkut dikurangi, maka frekuensi
ditambahkan menjadi 12 lift/menit agar hasil pekerjaan operator tetap menghasilkan
output yang maksimal. Dengan dilakukannya perubahan-perubahan tersebut, exposure
level pada pengangkatan 3 dapat turun menjadi 38,636% dari sebelumnya sebesar 50%,
dan nilai skor QEC pun dapat diturunkan menjadi 68 dari 88. Sehingga hal ini dapat
membuat pekerja mengalami resiko yang lebih rendah dan lebih aman untuk pekerja
dalam pekerjaan jangka panjang.
karena terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi RWL yaitu seperti jarak, frekuensi,
sudut, beban, dan coupling pada box atau kontainer. Untuk LC (Load Constant) selalu
bernilai 23 kg, semakin rendah nilai H pada HM (Horizontal Multiplier) untuk 25
kebawah maka nilai RWL semakin besar, semakin V mendekati 75 cm pada VM
(Vertical Multiplier) maka RWL semakin rendah, semakin rendah nilai D pada DM
(Distance Multiplier) 25 ke bawah maka nilai RWL semakin besar, jika nilai Asimetrik
pada AM (Asymmetric Multipler) mendekai nol derajat maka RWL akan semakin besar,
apabila waktu selang antara pengangkatan semakin lama yang berarti FM (Frequency
Multiplier) semakin kecil maka RWL akan semakin besar, dan semakin bagus coupling
pada CM (Coupling Multipler) kategori “good” maka RWL akan semakin besar
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
3. Dari hasil analisis praktikum modul Manual Material Handling ini, kita
mendapatkan nilai Recommended Weight Limit (RWL) yang berfungsi untuk
memberikan informasi mengenai batas yang disarankan untuk operator dalam
mengangkat beban pada tingkat beban tertentu dan nilai Lifting Index (LI)
merupakan proses perhitungan setelah menghitung RWL untuk mengetahui
penyimpangan beban yang diangkat terhadap batas beban yang sudah
direkomendasikan. Faktor-faktor yang mempengaruhi RWL adalah LC
(konstanta pembebanan), HM (faktor pengali horizontal), FM (faktor pengali
frekuensi), CM (faktor pengali kopling), VM (faktor pengali vertikal), DM
(faktor pengali perpindahan), dan AM (faktor pengali asimetrik).. Hasil
perhitungan RWL akan sangat berpengaruh pada nilai dari LI (Lifting Index)
yang diperoleh dari perhitungan berat beban dibagi dengan RWL terkecil,
hasil dari RWL berbanding terbalik dengan LI sehingga apabila RWL cukup
besar maka akan megnhasilkan LI yang lebih kecil. Dapat terlihat bahwa
posisi yang terbaik adalah saat bekerja dengan metode non-twist, dan itu
posisi yang terbaik juga dilakukan dengan beban kerja yang sesuai dengan
kemampuan dari operator.
4. Dalam modul ini, posisi postur tubuh yang telah didapatkan setelah
melakukan proses pengambilan dan pengolahan data makan dinilai dan
diolah, pengolahan data Manual Lifting dengan RWL dan LI dan untuk
pengolahan data postur tubuh dengan kuesioner REBA, RULA, dan QEC
sehingga akan mendapatkan nilai yang menentukan kategori dari data yang
diambil tersebut apakah termasuk ke dalam kategori baik atau buruk. Untuk
software yang digunakan adalah CATIA untuk membantu memberikan
analisis postur kerja pada Manual Lifting dan RULA, sedangkan software
Ergofellow untuk membantu memberikan rekomendasi postur tubuh yang
paling optimal dan ergonomis pada metode REBA dan QEC. CATIA sendiri
merupakan software yang digunakan merancang dan menggambar untuk
sebuah tujuan tertentu yang diinginkan dan Ergofellow adalah software yang
dapat mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas serta mengurangi risiko
dari sebuah bahaya yang dapat ditimbulkan.
5.2 Saran
Berikut merupakan saran praktikan terhadap modul 2 :
Buckle, et. al. 1998. The Nature of Work Related Neck and Upper Limb Musculoskeletal
Disorder. Appl Ergon: 207-17
Sanjaya. 1998. Aplikasi Recommended Weight Limit (Rwl) Dalam Perbaikan Cara
Pengangkatan. Jurnal Rekayasa dan Manajemen Sistem Industri. Vol. 10 No.2
Sue & Hignett. Technical note Rapid Entire Body Assessment (REBA). Journal of
Applied Ergonomics. Vol 201 - 205
LAMPIRAN
Pengangkatan 1 awal 19 Februari 2022
2 4
1 3
5
4
1
1
2
2
7
8
7
Pengangkatan Akhir 1 19 Februari 2022
2 4
1 3
7
3
1
1
2 2
7
6 10
Pengangkatan Awal 2 19 Februari 2022
2 4
1 2
5
4
1
1
2
2
7
7 8
Pengangkatan Akhir 2 19 Februari 2022
2 3
1 3
4
4
1
1
2 2
7
7 7
Pengangkatan Awal 3 19 Februari 2022
2 3
1 3
3
3
1
1
2
2
7
6
6
Pengangkatan Akhir 3 19 Februari 2022
2 5
1 3
6
4
1
1
2 2
7
7 9
REBA
Pengangkatan 1 (Awal) 19 Februari 2022
2
1
3 5
0 0
3
5
4 0 4
REBA
Pengangkatan 1 (Akhir) 19 Februari 2022
2
1
5
3
0 0
5
3
4 0 4
REBA
Pengangkatan 2 (Awal) 19 Februari 2022
1
1
3 4
1 0
4
4
4 0 4
REBA
Pengangkatan 2 (Akhir) 19 Februari 2022
2
1
2
5
1 0
3
5
4 0 4
REBA
2
1
4
3
1 0
5
3
4 1 5
Pengangkatan Akhir 3 19 Februari 2022
2
1
4 5
1 0
5
5
6 1 7
QEC
Punggung
A. Ketika melakukan pekerjaan, apakah punggung (pilih situasi terburuk)
A1. Hampir netral
A2. Agak memutar atau membungkuk
A3. Terlalu memutar atau membungkuk
Bahu/Lengan
C. Ketika pekerjaan dilakukan, apakah tangan (pilih situasi terburuk)
C1. Berada di sekitar pinggang atau lebih rendah?
C2. Berada di sekitar dada?
C3. Berada di sekitar bahu atau lebih tinggi
Leher
G. Ketika melakukan pekerjaan, apakah leher/kepala tertekuk atau berputar?
G1. Tidak
G2.Ya, terkadang
G3. Ya, secara terus menerus
Nama Pekerja : Daffa Adhimas Nuryawan
Tanggal Pengamatan : 18 Februari 2022
Pengangkatan : 1
KUESIONER OPERATOR
H. Apakah berat maksimum yang diangkat secara manual oleh anda pada pekerjaan ini?
H1. Ringan (sekitar 5kg atau kurang)
H2. Cukup berat (6 hingga 10kg)
H3. Berat (11 hingga 20 kg)
H4. Sangat Berat (lebih dari 20 kg)
I. Berapa lama rata-rata Anda untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut dalam sehari?
I1. Kurang dari 2 jam
I2. 2 hingga 4 jam
I3. Lebih dari 4 jam
J. Ketika melakukan pekerjaan ini, berapa tingkat kekuatan yang digunakan oleh satu
tangan?
J1. Rendah (kurang dari 1 kg)
J2. Sedang (1 hingga 4 kg)
J3. Tinggi (lebih dari 4 kg)
M. Ketika bekerja apakah Anda menggunakan alat yang menghasilkan getaran selama
M1. Kurang dari 1 jam per hari atau tidak pernah?
M2. Antara 1 hingga 4 jam per hari?
M3. Lebih dari 4 jam per hari?
Exposure Score Nama Pekerja: Daffa Adhimas Tanggal: 18 Februari 2022 Pengangkatan : 1
Punggung Bahu/Lengan Pergelangan Tangan Leher
Posisi Punggung (A) & Beban (H) Tinggi (C) & Beban (H) Gerakan Berulang (F) & Kekuatan (J) Posisi Leher (G) & Durasi (I)
A1 A2 A3 C1 C2 C3 F1 F2 F3 G1 G2 G3
H1 2 4 6 H1 2 4 6 J1 2 4 6 I1 2 4 6
H2 4 6 8 H2 4 6 8 J2 4 6 8 I2 4 6 8
H3 6 8 10 H3 6 8 10 J3 6 8 10 I3 6 8 10
H4 8 10 12 H4 8 10 12 4 Score 1 4 Score 1
6 Score 1 6 Score 1 Kebutuhan Visual (K) & Durasi (I)
Posisi Punggung (A) Durasi (I) Tinggi (C) & Durasi (I) Gerakan Berulang (F) & Durasi (I) K1 K2
A1 A2 A3 C1 C2 C3 F1 F2 F3 I1 2 4
I1 2 4 6 I1 2 4 6 I1 2 4 6 I2 4 6
I2 4 6 8 I2 4 6 8 I2 4 6 8 I3 6 8
I3 6 8 10 I3 6 8 10 I3 6 8 10 2 Score 2
6 Score 2 6 Score 2 2 Score 2
Durasi (I) & Beban (H) Durasi (I) & Beban (H) Durasi (I) & Kekuatan (J) Total Skor Leher = Total Skor 1 dan 2
I1 I2 I3 I1 I2 I3 I1 I2 I3 6
H1 2 4 6 H1 2 4 6 J1 2 4 6
H2 4 6 8 H2 4 6 8 J2 4 6 8 Mengemudi
H3 6 8 10 H3 6 8 10 J3 6 8 10 L1 L2 L3
H4 8 10 12 H4 8 10 12 4 Score 3 1 4 9
2 Score 3 2 Score 3 Total Mengemudi 1
Posisi Pergelangan Tangan (E) & Kekuatan
Untuk pekerjaan Statis gunakan scoring 4 Frekuensi (D) & Beban (H)
(J)
Score 4 Frekuensi (D) & Durasi (I) Posisi Pergelangan Tangan (E) & Durasi (I) Kecepatan Bekerja
D1 D2 D3 E1 E2 N1 N2 N3
H4 8 10 12 1 4 9 16
4 Score 5 Total Skor Bahu/Lengan = Total skor 1 Total Skor Pergelangan Tangan = Total skor 1 Total Stress 1
Frekuensi (B) & Durasi (I) sampai 5 sampai 5
B3 B4 B5 18 20
I1 2 4 6
I2 4 6 8
I3 6 8 10
4 Score 6
Total Skor Punggung = Total skor 1 sampai 4 atau
total skor 1 sampai 3 ditambah skor 5 dan 6
22 `
QEC
Punggung
A. Ketika melakukan pekerjaan, apakah punggung (pilih situasi terburuk)
A1. Hampir netral
A2. Agak memutar atau membungkuk
A3. Terlalu memutar atau membungkuk
Bahu/Lengan
C. Ketika pekerjaan dilakukan, apakah tangan (pilih situasi terburuk)
C1. Berada di sekitar pinggang atau lebih rendah?
C2. Berada di sekitar dada?
C3. Berada di sekitar bahu atau lebih tinggi
Leher
G. Ketika melakukan pekerjaan, apakah leher/kepala tertekuk atau berputar?
G1. Tidak
G2.Ya, terkadang
G3. Ya, secara terus menerus
Nama Pekerja : Daffa Adhimas Nuryawan
Tanggal Pengamatan : 18 Februari 2022
Pengangkatan : 2
KUESIONER OPERATOR
H. Apakah berat maksimum yang diangkat secara manual oleh anda pada pekerjaan ini?
H1. Ringan (sekitar 5kg atau kurang)
H2. Cukup berat (6 hingga 10kg)
H3. Berat (11 hingga 20 kg)
H4. Sangat Berat (lebih dari 20 kg)
I. Berapa lama rata-rata Anda untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut dalam sehari?
I1. Kurang dari 2 jam
I2. 2 hingga 4 jam
I3. Lebih dari 4 jam
J. Ketika melakukan pekerjaan ini, berapa tingkat kekuatan yang digunakan oleh satu
tangan?
J1. Rendah (kurang dari 1 kg)
J2. Sedang (1 hingga 4 kg)
J3. Tinggi (lebih dari 4 kg)
M. Ketika bekerja apakah Anda menggunakan alat yang menghasilkan getaran selama
M1. Kurang dari 1 jam per hari atau tidak pernah?
M2. Antara 1 hingga 4 jam per hari?
M3. Lebih dari 4 jam per hari?
Exposure Score Nama Pekerja: Daffa Adhimas Tanggal: 18 Februari 2022 Pengangkatan : 2
Punggung Bahu/Lengan Pergelangan Tangan Leher
Posisi Punggung (A) & Beban (H) Tinggi (C) & Beban (H) Gerakan Berulang (F) & Kekuatan (J) Posisi Leher (G) & Durasi (I)
A1 A2 A3 C1 C2 C3 F1 F2 F3 G1 G2 G3
H1 2 4 6 H1 2 4 6 J1 2 4 6 I1 2 4 6
H2 4 6 8 H2 4 6 8 J2 4 6 8 I2 4 6 8
H3 6 8 10 H3 6 8 10 J3 6 8 10 I3 6 8 10
H4 8 10 12 H4 8 10 12 4 Score 1 4 Score 1
6 Score 1 6 Score 1 Kebutuhan Visual (K) & Durasi (I)
Posisi Punggung (A) Durasi (I) Tinggi (C) & Durasi (I) Gerakan Berulang (F) & Durasi (I) K1 K2
A1 A2 A3 C1 C2 C3 F1 F2 F3 I1 2 4
I1 2 4 6 I1 2 4 6 I1 2 4 6 I2 4 6
I2 4 6 8 I2 4 6 8 I2 4 6 8 I3 6 8
I3 6 8 10 I3 6 8 10 I3 6 8 10 2 Score 2
6 Score 2 6 Score 2 2 Score 2
Durasi (I) & Beban (H) Durasi (I) & Beban (H) Durasi (I) & Kekuatan (J) Total Skor Leher = Total Skor 1 dan 2
I1 I2 I3 I1 I2 I3 I1 I2 I3 6
H1 2 4 6 H1 2 4 6 J1 2 4 6
H2 4 6 8 H2 4 6 8 J2 4 6 8 Mengemudi
H3 6 8 10 H3 6 8 10 J3 6 8 10 L1 L2 L3
H4 8 10 12 H4 8 10 12 4 Score 3 1 4 9
2 Score 3 2 Score 3 Total Mengemudi 1
Posisi Pergelangan Tangan (E) & Kekuatan
Untuk pekerjaan Statis gunakan scoring 4 Frekuensi (D) & Beban (H)
(J)
Score 4 Frekuensi (D) & Durasi (I) Posisi Pergelangan Tangan (E) & Durasi (I) Kecepatan Bekerja
D1 D2 D3 E1 E2 N1 N2 N3
H4 8 10 12 1 4 9 16
4 Score 5 Total Skor Bahu/Lengan = Total skor 1 Total Skor Pergelangan Tangan = Total skor 1 Total Stress 1
Frekuensi (B) & Durasi (I) sampai 5 sampai 5
B3 B4 B5 18 20
I1 2 4 6
I2 4 6 8
I3 6 8 10
4 Score 6
Total Skor Punggung = Total skor 1 sampai 4 atau
total skor 1 sampai 3 ditambah skor 5 dan 6
22 `
QEC
Punggung
A. Ketika melakukan pekerjaan, apakah punggung (pilih situasi terburuk)
A1. Hampir netral
A2. Agak memutar atau membungkuk
A3. Terlalu memutar atau membungkuk
Bahu/Lengan
C. Ketika pekerjaan dilakukan, apakah tangan (pilih situasi terburuk)
C1. Berada di sekitar pinggang atau lebih rendah?
C2. Berada di sekitar dada?
C3. Berada di sekitar bahu atau lebih tinggi
Leher
G. Ketika melakukan pekerjaan, apakah leher/kepala tertekuk atau berputar?
G1. Tidak
G2.Ya, terkadang
G3. Ya, secara terus menerus
Nama Pekerja : Daffa Adhimas Nuryawan
Tanggal Pengamatan : 18 Februari 2022
Pengangkatan : 3
KUESIONER OPERATOR
H. Apakah berat maksimum yang diangkat secara manual oleh anda pada pekerjaan ini?
H1. Ringan (sekitar 5kg atau kurang)
H2. Cukup berat (6 hingga 10kg)
H3. Berat (11 hingga 20 kg)
H4. Sangat Berat (lebih dari 20 kg)
I. Berapa lama rata-rata Anda untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut dalam sehari?
I1. Kurang dari 2 jam
I2. 2 hingga 4 jam
I3. Lebih dari 4 jam
J. Ketika melakukan pekerjaan ini, berapa tingkat kekuatan yang digunakan oleh satu
tangan?
J1. Rendah (kurang dari 1 kg)
J2. Sedang (1 hingga 4 kg)
J3. Tinggi (lebih dari 4 kg)
M. Ketika bekerja apakah Anda menggunakan alat yang menghasilkan getaran selama
M1. Kurang dari 1 jam per hari atau tidak pernah?
M2. Antara 1 hingga 4 jam per hari?
M3. Lebih dari 4 jam per hari?
Exposure Score Nama Pekerja: Daffa Adhimas Tanggal: 18 Februari 2022 Pengangkatan : 3
Punggung Bahu/Lengan Pergelangan Tangan Leher
Posisi Punggung (A) & Beban (H) Tinggi (C) & Beban (H) Gerakan Berulang (F) & Kekuatan (J) Posisi Leher (G) & Durasi (I)
A1 A2 A3 C1 C2 C3 F1 F2 F3 G1 G2 G3
H1 2 4 6 H1 2 4 6 J1 2 4 6 I1 2 4 6
H2 4 6 8 H2 4 6 8 J2 4 6 8 I2 4 6 8
H3 6 8 10 H3 6 8 10 J3 6 8 10 I3 6 8 10
H4 8 10 12 H4 8 10 12 4 Score 1 2 Score 1
8 Score 1 8 Score 1 Kebutuhan Visual (K) & Durasi (I)
Posisi Punggung (A) Durasi (I) Tinggi (C) & Durasi (I) Gerakan Berulang (F) & Durasi (I) K1 K2
A1 A2 A3 C1 C2 C3 F1 F2 F3 I1 2 4
I1 2 4 6 I1 2 4 6 I1 2 4 6 I2 4 6
I2 4 6 8 I2 4 6 8 I2 4 6 8 I3 6 8
I3 6 8 10 I3 6 8 10 I3 6 8 10 2 Score 2
6 Score 2 6 Score 2 2 Score 2
Durasi (I) & Beban (H) Durasi (I) & Beban (H) Durasi (I) & Kekuatan (J) Total Skor Leher = Total Skor 1 dan 2
I1 I2 I3 I1 I2 I3 I1 I2 I3 4
H1 2 4 6 H1 2 4 6 J1 2 4 6
H2 4 6 8 H2 4 6 8 J2 4 6 8 Mengemudi
H3 6 8 10 H3 6 8 10 J3 6 8 10 L1 L2 L3
H4 8 10 12 H4 8 10 12 4 Score 3 1 4 9
4 Score 3 4 Score 3 Total Mengemudi 1
Posisi Pergelangan Tangan (E) & Kekuatan
Untuk pekerjaan Statis gunakan scoring 4 Frekuensi (D) & Beban (H)
(J)
Score 4 Frekuensi (D) & Durasi (I) Posisi Pergelangan Tangan (E) & Durasi (I) Kecepatan Bekerja
D1 D2 D3 E1 E2 N1 N2 N3
H4 8 10 12 1 4 9 16
6 Score 5 Total Skor Bahu/Lengan = Total skor 1 Total Skor Pergelangan Tangan = Total skor 1 Total Stress 1
Frekuensi (B) & Durasi (I) sampai 5 sampai 5
B3 B4 B5 32 20
I1 2 4 6
I2 4 6 8
I3 6 8 10
4 Score 6
Total Skor Punggung = Total skor 1 sampai 4 atau
total skor 1 sampai 3 ditambah skor 5 dan 6
28 `
Quick Exposure Checklist (QEC) merupakan salah satu metode pengukuran beban postur yang diperkenalkan
oleh Dr.Guanyang Li dan Peter Buckle. QEC menilai pada empat area tubuh yang terpapar pada risiko yang
tertinggi untuk tejadinya work musculoskeletal disorders (WMSDs) pada seseorang ataupun operator. QEC
dikembangkan untuk (Li dan Bucke, 1998):
1. Menilai perubahan paparan pada tubuh yang berisiko terjadinya muskuloskeletal sebelum dan sesudah
intervensi ergonomi.
2. Melibatkan pengamat dan juga pekerja dalam melakukan penilaian dan mengidentifikasi kemungkinan
untuk perubahan pada sistem kerja.
3. Membandingkan paparan risiko cedera diantara dua orang atau lebih yang melakukan pekerjaan yang
sama, atau diantara orang-orang yang melakukan pekerjaan yang berbeda.
4. Meningkatkan kesadaran diantara para manajer, engineer, desainer, praktisi keselamatan dan kesehatan
kerja dan para operator mengenai faktor risiko musculoskeletal pada stasiun kerja.
Tahap-tahap penilaian dengan menggunakan metode Quick Exposure Checklist (QEC) yaitu sebagai
berikut:
Tahap 1: Membagi tubuh menjadi segmen-segmen yang membentuk dua grup yakni grup A, B, C, D, E, F
dan G dari sudut pandang pengamat. Sedangkan untuk dari sudut pandang operator dibentuk kelompok atau
grup yaitu grup H, I, J, K, L, M, N, dan O.
Tahap 2: Berdasarkan hasil dari penilaian grup A sampai grup O yang meliputi punggung, bahu, lengan,
tangan, dan pergelangan tangan yang diamati dan ditentukan oleh skor masing-masing postur. Kemudian skor
tersebut dimasukkan dalam tabel skor penilaian (Exposure Score) untuk memperoleh skor total.
Tahap 3: Menghitung Exposure Level. Menurut Brown dan Li pada tahun 2003 exposure level (E) dihitung
berdasarkan presentase antara total skor aktual exposure (X) dengan total skor maksimum (Xmaks).
𝑥
𝐸 (%) = × 100%
𝑥 𝑚𝑎𝑘𝑠
• Nilai Xmax = 162 (posisi statis)
Nilai Xmax = 176 (posisi dinamis)
LEMBAR ASISTENSI
PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA & ERGONOMI
2022
Modul :2
Kelompok :9
Nama Asisten : Cindy Fernanda Onggowarsito
Asistensi ke-
Nama NIM
1 2 3 4 5
Anhesa Nialanov Putri 21070120140173 V V V V
Danindra Meitriandi C 21070120140172 V V V V
Lintang Puspita N 21070120140136 V V V V
Jay Ramandika P 21070120140139 V V V V
Jusuf El Marchio R 21070120130100 V V V V
ACC
5
Asisten,