Anda di halaman 1dari 4

KERANGKA ACUAN

PROGRAM PELATIHAN PROSEDUR PEMBERIAN INFORMED CONSENT


DI RSIA KENDANGSARI MERR SURABAYA
TAHUN 2018

I. PENDAHULUAN
Kegiatan pelatihan prosedur pemberian informed consent dilakukan secara
menyeluruh dan berkesinambungan untuk mewujudkan misi RSIA Kendangsari
Merr Surabaya, yang tentunya akan meningkatkan mutu pelayanan RSIA
Kendangsari Merr Surabaya. Dalam mewujudkan misi Rumah Sakit, maka Tim
Diklat dan Pokja Akreditasi telah memprogramkan pelatihan untuk sumber daya
manusia khususnya dalam prosedur pemberian informed consent untuk
memberikan perlindungan kepada pasien serta memberi perlindungan hukum
kepada dokter terhadap suatu kegagalan dan bersifat negatif.

II. LATAR BELAKANG


Informed Consent adalah persetujuan tindakan kedokteran yang diberikan
oleh pasien atau keluarga terdekatnya setelah mendapatkan penjelasan secara
lengkap mengenai tindakan kedokteran yang akan dilakukan terhadap pasien
tersebut. Tujuan Informed Consent adalah memberikan perlindungan kepada pasien
serta memberi perlindungan hukum kepada dokter terhadap suatu kegagalan dan
bersifat negatif. Perkembangan informed consent secara yuridis formal di Indonesia
ditandai dengan munculnya pernyataan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tentang
“informed consent” melalui SK PB-IDI No. 319/PB/A.4/88 pada tahun 1988.
Kemudian diperkuat dengan penetapan Permenkes RI No. 585 tahun 1989 tentang
“Persetujuan Tindakan Medik atau Informed Consent”.
Proses pemberian informed consent berhubungan dengan konseling pasien
oleh petugas medis dan/atau dokter untuk memperoleh persetujuan pasien dan
keluarga pasien dalam tindakan medis. Konseling pasien adalah diskusi antara
dokter dan pasien untuk menyampaikan informasi medis berkenaan dengan suatu

1
prosedur medis/penelitian yang akan dijalani oleh pasien tersebut, termasuk perihal
potensial risiko dan/atau komplikasinya. Oleh karena itu, seluruh petugas medis
(perawat, bidan dan dokter) harus memiliki pengetahuan dan keterampilan khusus
untuk menyampaikan informasi atau pengantar terkait informed consent sehingga
diperlukan pelatihan konseling pasien dan prosedur/metode penyampaian informed
consent bagi karyawan RSIA Kendangsari Merr Surabaya.

III. TUJUAN UMUM DAN KHUSUS


A. Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan dan kecakapan karyawan RSIA Kendangsari Merr
Surabaya terkait metode dan prosedur pemberian informed consent pada
pasien/keluarga pasien.
B. Tujuan Khusus
Meningkatkan pengetahuan dan kecakapan petugas medis dan bagian pelayanan
terkait metode dan prosedur pemberian informed consent pada pasien/keluarga
pasien.

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Pelatihan Pemberian Informed Consent
Pelatihan ini menjelaskan tentang pemberian informed consent kepada
pasien yang dilakukan oleh petugas medis dan/atau dokter untuk memberikan
perlindungan kepada pasien serta memberi perlindungan hukum kepada dokter
terhadap suatu kegagalan dan bersifat negatif. Informed Consent adalah
persetujuan tindakan kedokteran yang diberikan oleh pasien atau keluarga
terdekatnya setelah mendapatkan penjelasan secara lengkap mengenai tindakan
kedokteran yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut. Dalam pelatihan ini
materi diberikan secara langsung melalui ceramah. Hasil penilaian pre-post test
pelatihan pemberian informed consent pasien akan dievaluasi untuk mengetahui
keefektifan pelatihan. Evaluasi dilakukan oleh panitia pelaksanaan kegiatan
pelatihan bersama Tim Diklat dan Pokja Akreditasi.

2
V. CARA PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Pelatihan ini dilakukan dengan metode ceramah dalam prosedur pemberian
informed consent.
2. Evaluasi pelatihan prosedur pemberian informed consent dilakukan dengan
penilaian hasil pre-post test saat pelatihan berlangsung.
3. Tim Diklat dan Pokja Akreditasi melakukan rapat dengan manajemen, Kadiv
SDM dan Hukum mengenai hasil pre-post test untuk memberikan rencana
tindak lanjut.

VI. SASARAN
Pelatihan prosedur pemberian informed consent ditujukan untuk petugas medis dan
bagian pelayanan RSIA Kendangsari Merr Surabaya sejumlah 22 peserta yang terdiri
dari 20 orang petugas medis (perwakilan perawat dan dokter IGD) serta 2 orang
perwakilan bagian pelayanan (customer services dan pendaftaran). Persiapan sarana
dan prasarana pelatihan seperti ruangan serbaguna dan fasilitasnya seperti sound
system, LCD proyektor dan laptop untuk presentasi dilakukan selama 1 minggu
sebelum pelaksaaan pelatihan.

VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Tanggal : 12 Februari 2018
Jam : 08.30 – 10.30 WIB
Tempat : R. Serbaguna (lt.4) RSIA Kendangsari Merr

VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


1. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan
Evaluasi pelaksanaan pelatihan dilaksanakan melalui penilaian hasil pre-post
test yang diberikan saat pelatihan.

3
2. Pelaporan
Pelaporan hasil pelatihan dilaksanakan maksimal 2-4 minggu setelah kegiatan
pelatihan selesai.

IX. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


1. Pencatatan
Ada beberapa hal yang harus didokumentasikan oleh Unit Diklat dan Pokja
Akreditasi pada setiap kegiatan pelatihan yang dilaksanakan, seperti:
a. Proposal kegiatan
b. Materi
c. Undangan
d. Daftar hadir
e. Laporan hasil kegiatan
f. Dokumentasi (foto) kegiatan
2. Pelaporan
Laporan pelaksanaan dilakukan maksimal 2 minggu setelah kegiatan pelatihan
berlangsung dan dilaporkan kepada Kadiv SDM dan Hukum, yang selanjutnya
akan dilaporkan kepada Kadiv Keuangan dan Direktur.
3. Evaluasi Kegiatan
Evaluasi pelaksanaan program pelatihan (in house training) dilakukan dengan
pemberian dan penilaian hasil pre-post test saat pelatihan berlangsung.

Surabaya, 12 Februari 2018

Siti Zumaroh, A.Md.Kep


Kepala Divisi Keperawatan

Anda mungkin juga menyukai