Uplp PDF
Uplp PDF
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
C. Ruang lingkup
Ruang lingkup pelayanan unit layanan pengadaan meliputi
pengadaan barang dan jasa yang terdiri dari Pengadaan
Barang/Jasa di lingkungan RSUD yang pembiayaannya baik
sebagian atau seluruhnya bersumber dari APBN/APBD.
1. Sumber Dana APBN /APBD Propinsi /APBD Kabupaten
Pengadaan barang dan jasa yang dananya bersumber dari
APBN/APBD Propinsi/APBD Kabupaten dilaksanakan
berdasarkan ketentuan Peraturan Presiden nomor 70 tahun
2012 tentang perubahan kedua Peraturan Presiden nomor 54
tahun 2010. Untuk itu, seluruh kegiatan pengadaan barang
jasa yang bersumber dari APBN,APBD Propinsi Jawa Barat,
dan APBD Kabupaten Sumedang diserahkan Kepada Unit
Layanan Pengadaan (ULP) Sekretaris Daerah Kabupaten
Sumedang maupun Lembaga Pengadaan Secara
Elektronik(LPSE) Kabupaten Sumedang agar dilaksanakan
sesuai ketentuan yang berlaku. Termasuk dalam hal ini
adalah kegiatan pengadaan barang jasa yang dilaksanakan
secara pelelangan umum yang bersumber dari pendapatan
fungsional BLUD RSUD Kabupaten Sumedang, apabila
tersedia dana dalam jumlah penuh sehingga memungkinkan
dilakukan pelelangan umum sebagaimana diatur dalam
Peraturan Bupati nomor 3 tahun 2013 pasal 4 ayat 4 huruf
(a).
2. Sumber Dana non APBN/APBD Propinsi /APBD Kabupaten
Pengadaan barang jasa yang bersumber dari Sumber Dana
non APBN/APBD Propinsi /APBD Kabupaten berasal dari :
a) Jasa yang diberikan kepada masyarakat
b) Hibah tidak terikat yang diperoleh dari masyarakat atau
badan lain
c) Hasil kerjasama BLUD RSUD dengan pihak lain
d) Lain – lain pendapatan BLUD yang sah
Yang selanjutnya disebut pendapatan fungsional rumah
sakit, dilaksanakan berdasarkan Peraturan Bupati nomor
3 tahun 2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengadaan
Barang dan Jasa di lingkungan Badan Layanan Umum
Daerah RSUD Kabupaten Sumedang yang disertai
Standar Prosedur Operasional dalam pengadaan barang
jasa tersebut.
D. Batasan Operasional
Pengadaan Barang/Jasa Swakelola; dan/atau pemilihan
Penyedia Barang/Jasa.
1. Barang
2. Pekerjaan Konstruksi
3. Jasa Konsultansi
4. Jasa Lainnya.
Pengadaan barang dan jasa tersebut yang sumber dananya
berasal dari pendapatan fungsional Rumah Sakit, untuk jenis
pekerjaan :
1. Perbekalan farmasi
2. Pengadaan Makan Minum Pasien dan pegawai BLUD RSUD
3. Pengadaan Jasa Cleaning Service
4. Pengadaan Jasa Pengamanan
5. Pengadaan ATK
6. Pengadaan Alat Kedokteran
7. Pemeliharaan Gedung dan Pemeliharaan Kantor
8. Pemeliharaan alat kedokteran
9. Pengadaan barang/ jasa yang berhubungan dengan
operasional pelayanan RSUD , termasuk di dalamnya
berbagai kerjasama operasi yang mengikat dan memberikan
manfaat kepada kedua belah pihak
E. Landasan Hukum
2. Distribusi Ketenagaan
Distribusi ketenagaan pada Unit Layanan Pengadaan di
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sumedang terdiri dari :
1. Pj.Pengelola Kegiatan Pengadaan Obat- Obatan dan Alkes
Habis Pakai : 1 orang
2. Pj.Pengelola Kegiatan alat Kedokteran pada Bidang Pelayanan
Penunjang Medis : 1 orang
3. Pj. Pengelola Kegiatan Pengadaan Barang dan Jasa pada
Sub.Bag Umum : 1 orang
4. Pengaturan Jaga
Pengaturan jaga pada Unit Layanan Pengadaan di Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Sumedang hanya menggunakan shift
pagi saja dengan jam kerja Waktu dinas/shift : jam 07.00 s.d
jam 15.00 selama 5 (lima) hari kerja dalam seminggu.
BAB III
STANDAR FASILITAS
RAK DOKUMEN
MEJA KERJA
MEJA TAMU
RAK DOKUMEN
B. Fasilitas
Jumlah
NO Jenis peralatan Ket
Peralatan
1 Meja tulis 2 buah
2 Kursi lipat ( chitose ) buah
3 Kursi dan meja tamu 1 set
4 Personal computer 3 set
5 Printer 3 buah
6 Meja kerja 3 set
7 Jaringan internet 1 buah
BAB IV
3. Penunjukan Langsung ;
A. Bukan Untuk Penanganan Darurat :
1. Pokja Pengadaan/Pejabat Pengadaan melakukan penilaian
kualifikasi terhadap Penyedia yang akan ditunjuk.
2. Pokja Pengadaan/Pejabat Pengadaan mengundang
sekaligus menyampaikan Dokumen Pengadaan untuk
Penunjukan Langsung kepada penyedia yang dinilai
mampu dan memenuhi kualifikasi untuk mengerjakan
pekerjaan tersebut;
3. dilakukan pemberian penjelasan oleh Pokja
Pengadaan/Pejabat Pengadaan; penyedia menyampaikan
Dokumen Penawaran dalam 1 (satu) sampul yang berisi:
dokumen administrasi, teknis dan harga secara langsung
atau dikirim melalui pos/jasa pengiriman kepada Pokja
Pengadaan/Pejabat Pengadaan;
4. Pokja Pengadaan/Pejabat Pengadaan membuka Dokumen
Penawaran dan melakukan evaluasi administrasi, teknis
dan harga;
5. dalam melakukan evaluasi, Pokja Pengadaan/Pejabat
Pengadaan dapat melakukan klarifikasi dan negosiasi
teknis serta harga untuk mendapatkan harga yang wajar
serta dapat dipertanggungjawabkan;
6. apabila hasil evaluasi dinyatakan tidak memenuhi syarat,
Pokja Pengadaan/Pejabat Pengadaan mengundang
penyedia lain;
7. Pokja Pengadaan/Pejabat Pengadaan menyusun Berita
Acara yang memuat :
a) nama dan alamat penyedia;
b) harga penawaran terkoreksi dan harga hasil negoisasi;
c) Nomor Pokok Wajib Pajak;
d) unsur-unsur yang dievaluasi;
e) keterangan lain yang dianggap perlu; dan
f) tanggal dibuatnya berita acara.
8. Pokja Pengadaan/Pejabat Pengadaan menetapkan penyedia
berdasarkan hasil evaluasi;
9. Pokja Pengadaan/Pejabat Pengadaan mengumumkan hasil
penetapan penyedia pada papan pengumuman resmi untuk
masyarakat;
10. PPK menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang
Jasa (SPPBJ) dan segera mempersiapkan proses Kontrak/
SPK.
SPK paling sedikit berisi: :
1) judul SPK;
2) nomor dan tanggal SPK;
3) nomor dan tanggal Surat Permintaan Penawaran;
4) nomor dan tanggal Berita Acara Hasil Negosiasi;
5) sumber dana;
6) waktu pelaksanaan;
7) uraian pekerjaan yang dilaksanakan;
8) nilai pekerjaan;
9) tata cara pembayaran;
10) sanksi;
11) tanda tangan kedua belah pihak; dan
12) standar ketentuan dan syarat umum SPK paling
sedikit memuat:
(1) Itikad Baik
(a) Para pihak bertindak atas asas saling percaya
yang saling disesuaikan dengan hak-hak yang
terdapat dalam SPK
(b) Para pihak setuju untuk melaksanakan SPK
dengan jujur tanpa menonjolkan kepentingan
masing-masing pihak. Apabila salah satu
pihak merasa dirugikan, maka diupayakan
tindakan yang terbaik untuk mengatasi
keadaan tersebut.
(2) Penyedia Mandiri
Penyedia bertanggung jawab penuh terhadap
pelaksanaan pekerjaan.
(3) Penerimaan Barang
PPK berhak untuk memeriksa barang setelah
serah terima barang dan untuk menolak
penerimaan barang yang tidak memenuhi
spesifikasi dalam SPK ini. Pembayaran atas
barang bukan merupakan bukti penerimaan
barang tersebut.
(4) Hak Kekayaan Intelektual
Penyedia berkewajiban untuk memastikan bahwa
barang yang dipasok tidak melanggar Hak
Kekayaan Intelektual (HKI) pihak manapun dan
dalam bentuk apapun. Penyedia berkewajiban
untuk menanggung PPK dari atau atas semua
tuntutan, tanggung jawab, kewajiban, kehilangan,
kerugian, denda, gugatan atau tuntutan hukum,
proses pemeriksaan hukum, dan biaya yang
dikenakan terhadap PPK sehubungan dengan
klaim atas pelanggaran HKI, termasuk
pelanggaran hak cipta, merek dagang, hak paten,
dan bentuk HKI lainnya yang dilakukan atau
diduga dilakukan oleh Penyedia
(5) Jaminan Mutu dan Pengepakan
Penyedia Barang menjamin bahwa barang,
termasuk pengepakannya, memenuhi spesifikasi
yang ditetapkan serta bebas dari cacat mutu.
Penyedia Barang juga menjamin bahwa barang
dikepak sedemikian rupa sehingga barang
terhindar dan terlindungi dari resiko kerusakan
atau kehilangan selama masa transportasi atau
pada saat pengiriman dari tempat asal sampai
serah terima.
(6) Pemutusan
Menyimpang dari Pasal 1266 dan 1267 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata, PPK dapat
memutuskan SPK ini dengan pemberitahuan
tertulis kepada Penyedia Barang. Apabila SPK
diputuskan sebelum waktu pelaksanaan
pengadaan berakhir dan pemutusan tersebut
akibat Keadaan Kahar atau bukan karena
kesalahan atau kelalaian penyedia maka penyedia
berhak atas pembayaran pekerjaan sesuai dengan
prestasi pengadaan yang dapat diterima oleh PPK.
(7) Pemeliharaan Lingkungan
Penyedia berkewajiban untuk mengambil langkah-
langkah yang memadai untuk melindungi
lingkungan selama pelaksanaan pengadaan
barang serta membatasi gangguan lingkungan
terhadap pihak ketiga dan harta bendanya
sehubungan dengan pelaksanaan SPK ini.
(8) Perpajakan
Penyedia berkewajiban untuk membayar semua
pajak, bea, retribusi, dan pungutan lain yang
dibebankan oleh peraturan perundang-undangan
atas pelaksanaan SPK. Semua pengeluaran
perpajakan ini dianggap telah termasuk dalam
nilai SPK.
(9) Hukum Yang Berlaku
Keabsahan, interpretasi, dan pelaksanaan SPK ini
didasarkan kepada hukum Republik Indonesia.
(10)Penyelesaian Perselisihan
PPK dan Penyedia berkewajiban untuk berupaya
sungguhsungguh menyelesaikan secara damai
semua perselisihan yang timbul dari atau
berhubungan dengan SPK ini atau interpretasinya
selama atau setelah pelaksanaan pengadaan
barang ini. Apabila perselisihan tidak dapat
diselesaikan secara musyawarah maka
perselisihan akan diselesaikan melalui arbitrase,
mediasi, konsiliasi atau pengadilan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
(11)Perubahan SPK
SPK ini tidak dapat diubah kecuali dibuat secara
tertulis serta berlaku apabila disetujui oleh para
pihak.
(12)Pengalihan dan/atau Subkontrak
Penyedia dilarang untuk mengalihkan dan/atau
mensubkontrakkan sebagian atau seluruh
pengadaan.Pengalihan seluruh pengadaan hanya
diperbolehkan dalam hal pergantian nama
penyedia, baik sebagai akibat peleburan,
konsolidasi, pemisahan atau akibat lainnya.
(13)Larangan Pemberian Komisi
Penyedia menjamin tidak akan memberikan
komisi dalam bentuk apapun (gratifikasi) kepada
semua pihak terkait.
LOGISTIK
KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian
Keselamatan pasien merupakan suatu disiplin dalam pelayanan
kesehatan yang mengutamakan pelaporan, analisis dan
pencegahan medical error yang sering menimbulkan Kejadian
Tak Diharapkan (KTD) dalam pelayanan kesehatan.
Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana
rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi
asesmen resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang
berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya
serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko
dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan
akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil.( Kemenkes RI,2011 ).
B. Tujuan
KESELAMATAN KERJA
4. Jalur Evakuasi
PENGENDALIAN MUTU
PENUTUP