Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH ASIDOSIS DAN ALKALOSIS

KELOMPOK 5 :

ZALSHABILA RAHMADHANI

NURUL HIDAYAH NASUTION

VEFY SAFITRI DEVIANTY

NABILAH

XII.C

SMK PRATIDINA MAKASSAR

TAHUN AJARAN 2019/2020


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha

Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat

menyelesaikan makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan

bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah

ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang

telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada

kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena

itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca

agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan

manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi

terhadap pembaca.

Makassar, 16 November 2019

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .............................................................................................

Daftar Isi .........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................................

B. Rumusan masalah ...............................................................................

C. Tujuan .................................................................................................

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Definisi .................................................................................................

B. Etiologi .................................................................................................

C. Manifestasi klinis .................................................................................

D. Patofisiologi .........................................................................................

E. Komplikasi ..........................................................................................

F. Diagnosis .............................................................................................

G. Pencegahan ...........................................................................................

H. Pengobatan ...........................................................................................
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...........................................................................................

B. Saran .....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asam dan basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat penting

dalam kehidupan sehari-hari. Berkaitan dengan sifat asam basa, larutan

dikelompokkan dalam tiga golongan, yaitu bersifat asam, bersifat basa, dan

bersifat netral. Asam dan basa memiliki sifat-sifat yang berbeda, sehingga

dapat kita tentukan sifat suatu larutan. Untuk menentukan suatu larutan

bersifat asam atau basa, ada beberapa cara, yaitu pertama menggunakan

indikator warna, yang akan menunjukkan sifat suatu larutan dengan

perubahan warna yang terjadi. Larutan asam memiliki pH kurang dari 7,

larutan basa memiliki pH lebih dari 7, sedangkan larutan Netral memiliki ph

= 7. pH suatu larutan dapat ditentukan dengan indikator pH atau dengan pH

meter.

Keseimbangan asam basa adalah suatu keadaan dimana konsentrasi ion

hidrogen yang diproduksi secara dengan konsentrasi ion hidrogen yang

dikeluarkan oleh sel. Pada proses kehidupan keseimbangan asam pada tingkat

molekuler umumnya berhubungan dengan asam lemah dan basa lemah.

Keseimbangan asam basa adalah keseimbangan ion hidrogen. Walaupun

produksi akan terus menghasilkan ion hidrogen dalam jumlah sangat banyak,

ternyata konsentrasi ion hidrogen dipertahankan pada kadar rendah pH 7,4.

Derajat keasaman pH dalam darah manusia normalnya berkisar antara 7,35

hingga 7,45. Tubuh manusia mampu mempertahankan keseimbangan asam


dan basa agar metabolisme dan fungsi organ dapat berjalan optimal titik

keseimbangan asam basa. Keseimbangan asam basa dalam tubuh manusia

diatur oleh dua sistem organ yakni paru dan ginjal.

Gangguan keseimbangan asam basa adalah masalah klinis yang sering

dijumpai dengan bahan bervariasi mulai ringan hingga mengancam jiwa.

Gangguan keseimbangan asam-basa Contohnya seperti asidosis metabolik,

asidosis respiratorik, alkalosis metabolik dan alkalosis respiratorik.

Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk membahas lebih

lanjut judul tersebut sebagai gambaran pengetahuan dari siswa/i SMK

Pratidina Makassar tahun 2019.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud Asidosis dan Alkalosis?

2. Apa tanda dan gejala Asidosis dan Alkalosis?

3. Bagaimana pencegahan Asidosis dan Alkalosis?

4. Bagaimana cara mengobati Asidosis dan Alkalosis?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian Asidosis dan Alkalosis.

2. Untuk mengetahui tanda dan gejala Asidosis dan Alkalosis.

3. Untuk mengetahui pencegahan Asidosis dan Alkalosis.

4. Untuk mengetahui cara mengobati Asidosis dan Alkalosis.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi

Asidosis adalah suatu keadaan dimana adanya peningkatan asam di

dalam darah yang disebabkan oleh berbagai keadaan atau penyakit

tertentu yang mana tubuh tidak bisa mengeluarkan asam dalam mengatur

keseimbangan asam basa. Gangguan keseimbangan ini dapat

dikelompokkan dalam dua kelompok yaitu metabolik dan respiratorik.

Ginjal dan paru merupakan dua organ yang berperan penting dalam

pengaturan keseimbangan ini. Asidosis bukan merupakan suatu penyakit

tetapi lebih mengarah ke suatu akibat dari sejumlah penyakit.

Asidosis dikelompokkan menjadi metabolik dan respiratorik,

tergantung pada penyebab utamanya. Asidosis metabolik disebabkan oleh

ketidaksetimbangan dalam pembentukan dan pembuangan asam atau basa

oleh ginjal. Asidosis metabolik adalah keasaman darah berlebihan, yang

ditandai dengan rendahnya bikarbonat dalam darah. Asidosis respiratorik

adalah keasaman darah yang berlebihan karena penumpukan karbon

dioksida dalam darah akibat dari fungsi paru-paru yang buruk atau

pernafasan yang lambat. Asidosis respiratorik terutama disebabkan oleh

penyakit paru-paru atau kelainan pernafasan.

Alkalosis adalah sebuah kondisi dimana darah dalam tubuh

mengandung terlalu banyak basa atau alkali. Kondisi ini dapat terjadi
karena kadar asam atau karbondioksida dalam tubuh berkurang, serta

terdapat penurunan kadar elektrolit klorida dan kalium dalam tubuh.

Alkalosis dibagi menjadi dua kelompok yaitu, alkalosis metabolik

dan respiratorik. Alkalosis metabolik adalah suatu keadaan dimana darah

dalam keadaan basa karena tingginya kadar bikarbonat. Alkalosis

metabolik terjadi jika tubuh kehilangan terlalu banyak asam. Sedangkan,

alkalosis respiratorik adalah suatu keadaan dimana darah menjadi basa,

umumnya disebabkan oleh hiperventilasi, yaitu kondisi ketika seseorang

bernapas terlalu cepat atau terlalu dalam. Hiperventilasi tersebut dapat

disebabkan oleh perasaan panik dan cemas.

B. Etiologi

1. Asidosis Metabolik

Asidosis metabolik terjadi ketika tubuh menghasilkan terlalu

banyak asam, atau saat ginjal hanya mampu membuang sedikit asam

melalui urine. Asidosis metabolik terbagi dalam beberapa jenis, yaitu:

a. Asidosis diabetik

Asidosis diabetik atau ketoasidosis diabetik terjadi ketika

tubuh kekurangan insulin, sehingga lemak yang dipecah bukan

karbohidrat. Pemecahan lemak ini mengakibatkan keton darah

yang bersifat asam meningkat. Kondisi ini lazim lebih sering

terjadi pada pasien diabetes tipe 1 yang tidak terkontrol.


b. Asidosis hiperkloremik

Asidosis hiperkloremik disebabkan oleh kurangnya kadar

natrium bikarbonat dalam tubuh. Kondisi ini dapat disebabkan

oleh diare.

c. Asidosis laktat
Kondisi ini terjadi ketika tubuh kelebihan asam laktat.

Asidosis laktat dapat disebabkan oleh konsumsi alkohol

(ketoasidosis alkoholik), kanker, gagal jantung, kejang, gagal hati,

kadar gula darah rendah, serta kekurangan oksigen dan olahraga

yang berlebihan.

d. Selain beberapa kondisi di atas, asidosis metabolik juga dapat

disebabkan oleh penyakit ginjal, dehidrasi berat, dan keracunan

aspirin.

2. Asidosis Respiratorik

Asidosis respiratorik disebabkan oleh penyakit paru-paru atau

kondisi lain yang memengaruhi fungsi paru-paru dalam membuang

karbondioksida (CO2). Dengan kata lain, asidosis respiratorik terjadi

ketika tubuh hanya dapat membuang sedikit CO2. Sejumlah kondisi

yang dapat memicu asidosis respiratorik kronis, antara lain:

a. Asma

b. Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK)

c. Edema paru
d. Gangguan pada sistem saraf dan otot, misalnya multiple sclerosis

dan distrofi otot

e. Kondisi lain yang membuat sesorang terganggu dalam bernapas,

misalnya obesitas atau scoliosis

Sedangkan asidosis respiratorik akut umumnya disebabkan oleh

beberapa kondisi, seperti:

a. Henti jantung.

b. Penyakit paru-paru, misalnya asma, pneumonia, dan emfisema.

c. Kelemahan otot pernapasan.

d. Terdapat sumbatan pada saluran pernapasan.

e. Overdosis obat penenang.


3. Alkalosis Metabolik

Alkalosis metabolik terjadi bila tubuh seseorang kekurangan asam

atau kelebihan basa. Beberapa hal yang dapat memicu kondisi tersebut

adalah:

a. Muntah berkepanjangan, sehingga menyebabkan tubuh kekurangan

elektrolit.

b. Penggunaan obat diuretik yang berlebihan.

c. Penyakit kelenjar adrenal.

d. Penggunaan obat pencahar dan obat maag (antasida).

4. Alkalosis Respiratorik

Alkalosis respiratorik umumnya disebabkan oleh hiperventilasi,

yaitu suatu kondisi ketika seseorang bernapas terlalu cepat atau terlalu
dalam. Hiperventilasi tersebut bisa disebabkan oleh perasaan panik

dan cemas. Kondisi lain yang dapat memicu alkalosis respiratorik

adalah:

a. Demam tinggi

b. Berada di dataran tinggi

c. Penyakit paru

d. Penyakit liver

e. Kekurangan oksigen

f. Keracunan salisilat

C. Manifestasi Klinis

1. Asidosis Metabolik

Gejala asidosis metabolik cukup beragam. Beberapa penderita

kondisi ini umumnya memiliki napas yang beraroma buah. Gejala

tersebut merupakan tanda ketoasidosis diabetik atau asidosis

metabolik yang terjadi pada pasien diabetes. Ketoasidosis diabetik

termasuk kondisi berbahaya, yang dapat mengganggu fungsi hati dan

ginjal. Gejala lain asidosis metabolik meliputi:

a. Pusing

b. Sakit kepala

c. Nafsu makan menurun

d. Mudah mengantuk

e. Mudah lelah
f. Napas cepat dan dalam

g. Detak jantung meningkat

2. Asidosis Respiratorik

Asidosis respiratorik dapat terjadi secara tiba-tiba (akut) atau

dalam jangka panjang (kronis). Umumnya asidosis respiratorik kronis

tidak menimbulkan gejala apa pun. Namun pada beberapa kasus,

penderita dapat mengalami hilang ingatan, gangguan tidur, dan

perubahan kepribadian.

Sedangkan pada asidosis respiratorik akut, gejala awalnya adalah

sakit kepala, cemas, gelisah, bingung, dan penglihatan kabur. Bila

tidak segera ditangani, dapat muncul gejala lain seperti lemas, sesak

napas, penurunan kesadaran, hingga koma.

3. Alkalosis Metabolik

Penderita alkalosis metabolik umumnya mengalami hipoventilasi,

yaitu kondisi ketika penderita bernapas terlalu lambat atau terlalu

dangkal. Kondisi ini menyebabkan kadar oksigen dalam darah terlalu

sedikit. Sebaliknya, kadar karbondioksida dalam tubuh meningkat.

Hipokalemia atau rendahnya kadar kalium dalam darah, juga sering

menyertai alkalosis metabolik. Oleh karena itu, penderita dapat

mengalami gejala seperti mudah lelah, nyeri otot, sering buang air

kecil (poliuria), dan gangguan irama jantung (aritmia).


Gejala lain pada penderita alkalosis metabolik meliputi kulit atau

kuku membiru, sesak napas, kram dan kejang otot, serta mudah

marah.

4. Alkalosis Respiratorik

Gejala umum alkalosis respiratorik adalah bernapas terlalu cepat

atau terlalu dalam. Kondisi tersebut dikenal dengan hiperventilasi.

Gejala lain yang dapat terjadi akibat rendahnya kadar karbondioksida

dalam darah, antara lain:

a. Pusing

b. Kembung

c. Mulut kering

d. Kram otot di tangan dan kaki

e. Kesemutan

f. Nyeri dada

g. Sesak napas

h. Gangguan irama jantung

D. Patofisiologi

1. Asidosis Metabolik

Asidosis metabolik dapat disebabkan oleh bikarbonat turun.

Bikarbonat sendiri berfungsi untuk menjaga keseimbangan cairan atau

asam basa dalam darah. Karena bikarbonat termasuk dalam natrium

maka kekurangan bikarbonat bisa menyebabkan diare. Selain itu


asidosis metabolik juga dapat disebabkan oleh asam karbonat naik dan

insulin turun sehingga lemak yang dipecah bukan karbohidrat.

Pemecahan lemak ini mengakibatkan keton darah yang bersifat asam

meningkat. Kondisi ini lazim lebih sering terjadi pada pasien diabetes

tipe 1 yang tidak terkontrol. Bisa jga terjadi karena seseorang

kelaparan sehingga menyebabkan asam karbonat naik. Kemudian

tubuh akan melakukan usaha kompensasi yang dilakukan oleh ginjal

dan paru-paru.

2. Asidosis Respiratorik

Asidosis terjadi karena adanya pengeluaran karbondioksida yang

terhambat. Sehingga menyebabkan kelebihan CO2 di dalam paru. Dan

dapat menghasilkan asam karbonat yang yang tinggi. Kelebihan

karbondioksida di dalam paru-paru dapat menyebabkan hiperventilasi


atau atau kurangnya pertukaran gas di dalam paru. Ini akan

menyebabkan depresi susunan saraf pusat dan penyakit obstruksi paru

kronik. Kemudian setelah itu tubuh akan melakukan kompensasi,

yaitu ginjal meningkatkan pengeluaran hidrogen dan menahan

bikarbonat.

3. Alkalosis Metabolik

Alkalosis metabolik dapat terjadi karena adanya kelebihan bikarbonat,

kelebihan intake atau kebutuhan cairan dan muntah yang terus-

menerus. Kemudian akan menyebabkan tubuh kehilangan ion

hidrogen. Jika tubuh Kehilangan ion hidrogen akan menyebabkan


terjadinya pernafasan lambat dan dangkal atau muncul periode tidak

bernapas.

4. Alkalosis Respiratorik

Alkalosis respiratorik terjadi karena adanya pengeluaran karbon

dioksida yang berlebihan titik sehingga menyebabkan tubuh

kekurangan atau defisit asam karbonat. Kekurangan asam karbonat

dalam tubuh dapat disebabkan oleh demam, cemas dan infeksi

paru. Kemudian tubuh akan melakukan kompensasi yaitu, ginjal


akan meningkatkan sekresi bikarbonat dan menahan hidrogen

E. Diagnosis Asidosis dan Alkalosis

Ada beberapa metode pemeriksaan untuk mendiagnosis gangguan

keseimbangan asam basa, di antaranya adalah:

1. Analisa gas darah


Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengambil sampel darah pasien

melalui pembuluh darah arteri di pergelangan tangan, lengan, atau

selangkangan. Analisa gas darah mengukur sejumlah unsur yang

memengaruhi keseimbangan asam basa, meliputi:

a. pH darah
Tingkat keseimbangan asam basa dinilai normal bila pH

darah berada dalam kisaran 7,35 sampai 7,45. Kadar pH yang

kurang dari 7,35 dinilai terlalu asam.

b. Bikarbonat
Bikarbonat adalah zat kimia yang berfungsi

menyeimbangkan kadar asam dan basa. Kadar bikarbonat normal

berkisar antara 22-28 mEq/L.

c. Saturasi oksigen
Saturasi oksigen adalah ukuran kadar oksigen yang dibawa

oleh hemoglobin di dalam sel darah merah. Nilai saturasi oksigen

(SaO2) normal berkisar antara 94-100 persen.

d. Tekanan parsial oksigen


Tekanan parsial oksigen (PaO2) merupakan ukuran tekanan

oksigen yang larut dalam darah. Ukuran ini menentukan seberapa

baik oksigen mengalir dari paru-paru ke darah. PaO2 normal

berada dalam rentang 75-100 mmHg.

e. Tekanan parsial karbondioksida


Tekanan parsial karbondioksida (PaCO2) adalah ukuran

tekanan CO2 yang larut dalam darah. Ukuran ini menentukan

seberapa baik CO2 keluar dari tubuh. Nilai normal PaCO2 berada

dalam kisaran 38-42 mmHg.

2. Tes darah metabolik


Tes darah untuk melihat kelainan metabolik dilakukan dengan

mengambil sampel darah pasien melalui pembuluh darah vena di

tangan atau lengan. Selain digunakan untuk mengukur kadar pH

darah, tes ini juga mengukur sejumlah unsur kimia dalam darah

seperti gula darah, protein, kalsium, dan elektrolit.


3. Pemeriksaan paru-paru
Pada pasien yang diduga mengalami asidosis respiratorik, dokter

akan menjalankan Rontgen dada untuk melihat kondisi paru-parunya.

Selain Rontgen dada, dokter dapat menjalankan tes fungsi paru seperti

spirometri dan plethysmography. Spirometri adalah pemeriksaan

untuk mengukur jumlah udara yang dihirup dan dikeluarkan.

Sedangkan plethysmography bertujuan mengukur volume udara di

dalam paru-paru.

Selain melalui pemeriksaan sampel darah, gangguan keseimbangan

asam basa dapat didiagnosis melalui tes urine (urinalisis). Melalui urinalisis,

dapat menjadi tanda perubahan kadar asam basa pada pasien.

F. Pencegahan

Asidosis tidak dapat dicegah sepenuhnya. Akan tetapi, ada beberapa

langkah yang dapat dilakukan untuk menurunkan risikonya. Pencegahan

tergantung kepada jenis asidosis yang dialami, seperti yang akan

dijelaskan di bawah ini.

1. Asidosis Metabolik

a. Berhenti merokok untuk mencegah kerusakan paru-paru.

b. Menjaga berat badan ideal, karena obesitas (berat badan

berlebih) dapat membuat Anda susah bernapas.

2. Asidosis Respiratorik

a. Menjaga cairan tubuh tetap cukup dengan banyak minum.


b. Mengontrol gula darah untuk mencegah ketoasidosis.

c. Berhenti mengonsumsi minuman beralkohol agar penumpukan

asam laktat tidak terjadi.

Alkalosis dapat dicegah dengan menjaga tubuh tetap terhidrasi, dan

menjalani pola makan yang sehat. Memilih makanan bergizi dan tinggi

kalium dapat membantu mencegah kekurangan elektrolit. Contoh

makanan berkadar kalium tinggi adalah bayam, kacang-kacangan, pisang,

dan wortel. Sedangkan untuk mencegah dehidrasi, disarankan melakukan

sejumlah hal berikut:

a. Minum 8-10 gelas air putih perhari.

b. Rutin minum sebelum, saat, dan setelah olahraga.

c. Minum pengganti elektrolit saat sedang menjalani olahraga berat.

d. Hindari minuman berkadar gula tinggi, seperti soda.

e. Batasi minuman berkafein, seperti kopi dan teh.

Khusus untuk alkalosis respiratorik, pencegahan dapat dilakukan

dengan menangani penyebab hiperventilasi, seperti stres dan panik. Di

antaranya dengan meditasi, latihan pernapasan, atau olahraga rutin.

G. Pengobatan

Pengobatan gangguan keseimbangan asam basa tergantung kepada

jenis gangguan yang dialami.

1. Asidosis Metabolik
Pengobatan asidosis metabolik tergantung pada penyebab yang

mendasarinya, di antaranya:

a. Infus natrium bikarbonat pada asidosis hiperkloremik.

b. Suntik insulin pada penderita asidosis diabetik.

c. Pemberian pengganti cairan tubuh melalui suntik.

d. Detoksifikasi pada asidosis yang mengalami keracunan obat atau

alkohol

Pada penderita asidosis laktat, dokter dapat memberikan suplemen

bikarbonat atau suntik pengganti cairan tubuh. Pemberian oksigen

atau antibiotik juga dapat dilakukan, tergantung kepada penyebab

yang mendasarinya.

2. Asidosis Respiratorik

Salah satu metode pengobatan pada asidosis respiratorik adalah

dengan obat-obatan, yang meliputi:

a. Antibiotik, untuk menangani infeksi.

b. Bronkodilator, untuk melebarkan saluran pernapasan.

c. Diuretik, untuk mengurangi kelebihan cairan di jantung dan paru-

paru.

d. Kortikosteroid, guna mengurangi peradangan.

Asidosis respiratorik juga dapat ditangani dengan metode yang

disebut continuous positive airway pressure (CPAP). Pada terapi ini,

pasien akan diminta mengenakan masker di hidung dan/atau mulut.


Kemudian, mesin yang terhubung ke masker tadi, akan mengalirkan

udara bertekanan positif ke saluran pernapasan.

3. Alkalosis Metabolik

Penanganan alkalosis metabolik tergantung pada penyebab yang

mendasarinya. Pada sejumlah kasus, dokter dapat memberikan

beberapa jenis obat di bawah ini:

a. Diuretik golongan penghambat karbonik anhydrase, seperti


acetazolamide.

b. Diuretik hemat kalium seperti spironolactone.

c. ACE inhibitor, seperti captopril dan lisinopril.

d. Kortikosteroid, seperti dexamethasone.

e. Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), seperti ibuprofen.


4. Alkalosis Respiratorik

Pada alkalosis respiratorik yang disebabkan oleh hiperventilasi,

dokter dapat menyarankan pasien menghirup karbondioksida.

Pertama-tama, buang napas ke dalam kantong kertas. Kemudian, hirup

karbondioksida di dalam kantong tadi. Ulangi langkah tersebut hingga

beberapa kali. Cara ini bisa membantu menaikkan kadar

karbondioksida dalam darah.

Perlu diketahui bahwa metode di atas hanya boleh dilakukan bila

dokter telah memastikan hiperventilasi terjadi akibat gangguan

keseimbangan asam basa. Jika Anda baru pertama kali mengalami


gejala tersebut, sangat disarankan untuk segera mencari pertolongan

medis ke rumah sakit.

H. Komplikasi

Asidosis yang tidak ditangani dapat memicu sejumlah komplikasi. Di

antaranya adalah:

a. Batu ginjal

b. Gagal ginjal

c. Penyakit tulang

d. Terhambatnya proses tumbuh kembang

e. Kegagalan sistem pernapasan

f. Syok

Seperti halnya asidosis, alkalosis yang tidak ditangani dapat

menimbulkan sejumlah komplikasi, yaitu:

a. Gangguan irama jantung (aritmia)

b. Gangguan elektrolit, terutama hypokalemia

c. Koma
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Gangguan keseimbangan asam basa adalah masalah klinis yang

sering dijumpai dengan bahan bervariasi mulai ringan hingga mengancam

jiwa. Gangguan keseimbangan asam-basa Contohnya seperti asidosis

metabolik, asidosis respiratorik, alkalosis metabolik dan alkalosis

respiratorik.

Biasanya disebabkan oleh kebiasaan buruk atau penyakit. Maka

dari itu klien diharapkan untuk menerapkan pola hidup sehat.

B. Saran

1. Menghindari faktor risiko dengan menerapkan pola hidup sehat.

2. Menghindari rokok dan alkohol.


3. Mengingatkan keluarga juga untuk menghindari faktor risiko.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.alodokter.com/gangguan-keseimbangan-asam-basa

https://www.academia.edu/12624800/BAB_I_KESEIMBANGAN_ASAM

_BASA

https://www.academia.edu/36097343/MAKALAH_PATOFISIOLOGI_2

Anda mungkin juga menyukai