Gracia N. N. Bariman
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................iii
BAB I...................................................................................................................3
KESEIMBANGAN ASAM-BASA.....................................................................1
BAB II..................................................................................................................1
BAB III.................................................................................................................3
BAB IV...............................................................................................................10
BAB V................................................................................................................13
KESIMPULAN..................................................................................................13
BAB VI...............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................14
iii
BAB I
KESEIMBANGAN ASAM-BASA
Istilah asam berasal dari bahasa Latin acetum yang berarti cuka, sedang basa
berasal dari bahasa Arab alkali yang berarti abu. Menurut Arrhenius, asam adalah
zat yang dalam air yang melepaskan ion H+. Basa adalah zat dalam air yang
melepaskan ion OH- Asam dan basa ini saling menetralkan.
Asam kuat
Yaitu senyawa asam yang seluruh ion-ion H+ terion dalam larutan. Reaksi
ionisasi asam kuat merupakan reaksi berkesudahan.
Asam Lemah
Yaitu senyawa asam yang hanya sedikit ion-ion H+ yang terion dalam larutan.
Reaksi ionisasi asam lemah merupakan reaksi kesetimbangan.
Basa Kuat
Yaitu senyawa basa yang ion-ion OH- terion seluruhnya dalam larutan. Reaksi
ionsasi basa kuat merupakan reaksi berkesudahan.
Basa Lemah
Yaitu senyawa basa yang hanya sedikit ion-ion OH - terion dalam larutan.
Reaksi ionsasi basa kuat merupakan reaksi kesetimbangan.
iv
BAB II
PENYAKIT-PENYAKIT AKIBAT GANGGUAN KESEIMBANGAN
ASAM-BASA
2. .
2.1. Asidosis Respiratorik
(Sumber : https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fhedisasrawan.blogspot.com
%2F2015%2F03%2F15-penyebab-asidosis-
respiratorik.html&psig=AOvVaw15U7wn6TXfLp_syNF_JEWz&ust=1665530726720000&source=images&
cd=vfe&ved=0CA4Q3YkBahcKEwjYuunU89b6AhUAAAAAHQAAAAAQBA)
v
Penyebab asidosis respiratorik terjadi jika paru-paru tidak dapat
mengeluarkan karbondioksida secara adekuat. Hal ini dapat terjadi pada
penyakit-penyakit berat yang mempengaruhi paru-paru, seperti:
Emfisema Edema
Bronchitis Kronis Pulmoner
Pneumonia Berat Asma
vi
2.2. Asidosis Metabolik
(Sumber : https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fwww.dictio.id%2Ft%2Fapa-
yang-dimaksud-dengan-asidosis%2F16923&psig=AOvVaw3iHHWjcn-
WVc5zG5UYRa1O&ust=1665531026563000&source=images&cd=vfe&ved=0CA4Q3YkBahcKEwj
Q6Ofk9Nb6AhUAAAAAHQAAAAAQBA)
vii
Penyebab asidosis metabolic dapat dikelompokan menjadi 3 yaitu:
Jumlah asam dalam tubuh dapat meningkat jika mengkonsumsi suatu
asam atau suatu bahan yang diubah menjadi asam
Tubuh dapat menghasilkan asam yang lebih banyak melalui
metabolismo
Asidosis metabolic bisa terjadi jika ginjal tidak mampu untuk membuang
asam dalam jumlah yang semestinya.
Diagnosa asidosis metabolik biasanya ditegakkan berdasarkan hasil
pengukuran ph darah darah yang diambil dari darah arteri (arteri radialis di
pergekangan tangan).
Pengobatan asidosis metabolik tergantung kepada penyebabnya.
Asidosis metabolik juga bisa diobati secara langsung. Bila terjadi asidosis
ringan, yang diperlukan hanya cairan intravena dan pengobatan terhadap
penyebabnya. Bila terjadi asidosis berat, diberikan biokarbonat mungkin
secara intravena, tetapi biokarbonat hanya memberikan kesembuhan
sementara dan dapat membahayakan. Pengobatan asidosis metabolic
tergantung pada penyebabnya yang mendasarinya, di antaranya:
Infus natrium bikarbonat pada asidosis hiperkloremik
Suntik insulin pada penderita asidosis diabetic
Pemberian penggantian cairan tubuh melalui suntik
Detoksifikasi pada asidosis yang mengalami keracunan obat atau alcohol
viii
2.3. Alkalosis Respiratorik
adalah suatu keadaan dimana darah menjadi basa karena pernafasan yang
cepat dan dalam, schingga menyebabkan kadar karbondioksida dalam darah
menjadi rendah.
Gejala umum alkalosis respiratorik adalah bernapas terlalu cepat atau
terlalu dalam, kondisi tersebut dikenal dengan hiperventilasi. Gejala lain yang
dapat terjadi akibat rendahnya kadar karbondioksida dalam darah, antara lain:
Pusing Kesemutan
Kembung Nyeri dada
Mulut kering Sesak napas
Kram otot di tangan dan Gangguan irama jantung
kaki
Penyebab alkalosis respiratorik adalah pernafasan yang cepat dan dalam
disebut hiperventilasi, yang menyebabkan terlalu banyaknya jumlah
karbondioksida yang dikeluarkan dari aliran darah. Penyebab lain dari
alkalosis respiratorik adalah rasa nyeri, sirosis hati, kadar oksigen darah
yang rendah, demam, overdosis aspirin.
Diagnosa ditegakkan berdasarkan hasil pengukuran kadar
karbondioksida dalam darah arteri, ph darah juga sering meningkat.
Pengobatan alkalosis metabolik diatasi dengan pemberian cairan dan
elektrolit (natrium dan kalium) pada kasus yang berat, diberikan amonium
klorida secara intravena. Pengobatan alkalosis metabolic tergantung pada
penyebab yang mendasarinya. Pada sejumlah kasus alkalosis metaboli
dokter dapat memberikan beberapa jenis obat dibawah ini:
Diuritik golongan penghambat karbonik anhydrase, seperti
acetazolamide
Diuritik hemat kalium seperti spironolactone
ACE inhibitor, seperti captopril dan lisinopril
Kortikosteroid, seperti dexamethasone
Obat anti inflamasi nonsteroid (OAINS), seperti ibuprofen.
ix
2.4. Alkalosis Metabolik
adalah suatu keadaan dimana darah dalam keadaan basa karena tingginya
kadar bikarbonat. Penderita alkalosis metabolik umumnya mengalami
hipoventilasi. yaitu kondisi ketika penderita bermapas terlalu lambat dan
terlalu dangkal. Kondisi ini menyebabkan kadar oksigen dalam darah terlalu
sedikit, sebaliknya kadar karbondioksida dalam tubuh meningkat.
Hipokalemia atau rendahnya kadar kalium dalam darah, juga sering
menyertai alkalosis metabolic. Oleh karena itu, penderita dapat mengalami
gejala seperti mudah lelah, nyeri otot, sering buang air kecil (polyuria), dan
gangguan irama jantung (aritmia). Gcjala lain pada penderita alkalosis
metabolic meliputi kulit atau kuku membiru, sesak napas, kram dan kejang
otot, serta mudah marah.
Penyebab alkalosis metabolik yaitu:
Penggunaan diuretic (tiazid, furosemid, asam etakrinat)
Kehilangan asam karena muntah atau pengosongan lambung
Kelenjar adrenal yang terlalu aktif (sindroma cushing atau akibat
penggunaan kortikosteroid)
Diagnosa alkalosis metabolik biasanya dilakukan pemeriksaan darah arteri
untuk menunjukkan darah dalam keadaan basa.
Pengobatan alkalosis metabolik diatasi dengan pemberian cairan dan
elektrolit (natrium dan kalium) pada kasus yang berat, diberikan amonium
klorida secara intravena. Pengobatan alkalosis metabolic tergantung pada
penyebab yang mendasarinya. Pada sejumlah kasus alkalosis metaboli dokter
dapat memberikan beberapa jenis obat dibawah ini:
Diuritik golongan penghambat karbonik anhydrase, seperti
acetazolamide Diuritik hemat kalium seperti spironolactone
ACE inhibitor, seperti captopril dan lisinopril
Kortikosteroid, seperti dexamethasone
Obat anti inflamasi nonsteroid (OAINS), seperti ibuprofen.
x
BAB III
CAIRAN TUBUH, BUFFER, LARUTAN ELEKTROLIT, LARUTAN NON-
ELEKTROLIT, LARUTAN ISOTONIK, HIPOTONIK, DAN
HIPERTONIK
3. .
3.1. Cairan Tubuh
(Sumber : https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fstikessurabaya.ac.id
%2F2019%2F11%2F12%2F6-cara-sehat-memenuhi-kebutuhan-cairan-tubuh-selain-minum-air-putih-
stikes-surabaya
%2F&psig=AOvVaw0M85CqCknxZbBBISB8z6jx&ust=1665531151897000&source=images&cd=vfe
&ved=0CA4Q3YkBahcKEwigrcyf9db6AhUAAAAAHQAAAAAQCA)
adalah cairan yang terdiri dari air dan zat terlarut. Kemudian elektrolit itu
sendiri adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan
listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan.
Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga
kondisi tubuh tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam
tubuh adalah merupakan salah satu bagian dari fisiologi homeostatis.
Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan
perpindahan berbagai cairan tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit
berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke
dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling
bergantung satu dengan yang lainnya; jika salah satu terganggu maka
akan berpengaruh pada yang lainnya.
xi
2 Jenis Distribusi Cairan Tubuh
Cairan intraselular (CIS).
adalah cairan yang berada dalam sel di seluruh tubuh. Cairan ini
berfungsi sebagai media penting dalam proses kimia Jumlahnya
sekitar 2/3 dari jumlah cairan tubuh atau 40% dari berat badan.
Elektrolit kation terbanyak adalah K+, Mg+, sedikit Na+. Elektolit
anion terbanyak adalah HPO2, protein-protein, sedikit HCO, SO2,
Cl.
Cairan ekstraselular (CES).
merupakan cairan yang terdapat di luar sel dan menyusun sekitar
30% dari total cairan tubuh. CES meliputi cairan intravascular,
cairan interstisial, dan cairan transeluler. Cairan interstisial
terdapat dalam ruang antar-sel, plasma darah, cairan serebrospinal,
limfe, serta cairan rongga serosa dan sendi. Akan tetapi,
jumlahnya terlalu sedikit untuk berperan dalam keseimbangan
cairan. Guna mempertahankan keseimbangan kimia dan elektrolit
tubuh serta mempertahankan pH yang normal, tubuh melakukan
mekanisme pertukaran dua arah antara CIS dan CES. Elektrolit
yang berperan adalah: kation dan anion.
xii
Pergerakan Cairan Tubuh
Difusi
(Sumber:https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fid.wikipedia.org
%2Fwiki%2FDifusi&psig=AOvVaw0qSgX-
6qSC1xafwYTHzKHs&ust=1665531287265000&source=images&cd=vfe&ved=0CA4
Q3YkBahcKEwiIievf9db6AhUAAAAAHQAAAAAQCA)
Gambar 4. Filtrasi
(Sumber:https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fwww.slideshare.net
%2Frijantoryan3%2Fcairan-dan-elektrolit-
76040147&psig=AOvVaw1gxQuV20DJljOoKRxFGeYQ&ust=1665531427373000&so
urce=images&cd=vfe&ved=0CA4Q3YkBahcKEwjgy5ij9tb6AhUAAAAAHQAAAAA
QBA)
xiii
Yaitu pergerakan cairan dan zat terlarut dari area dengan tekanan
hidrostatik tinggi ke area dengan tekanan hidrostatik rendah.
Filtrasi penting dalam mengatur cairan keluar dari arteri ujung
kapiler. Ini memungkinkan kekuatan yang memungkinkan ginjal
untuk memfilter 180L per hari.
Transport Aktif
(Sumber : https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fid.wikipedia.org%2Fwiki
%2FTranspor_aktif&psig=AOvVaw1VNrkqRV3Krboe7xMAbSY2&ust=1665531567967000&source=imag
es&cd=vfe&ved=0CA4Q3YkBahcKEwjAndHl9tb6AhUAAAAAHQAAAAAQDQ)
Osmosis
xiv
Gambar 6. Osmosis
(Sumber : https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fwww.utakatikotak.com%2FTekanan-
Osmosis%2Fkongkow%2Fdetail%2F18152&psig=AOvVaw2u71Qw9W8OQuT-
m96BjGNq&ust=1665531642967000&source=images&cd=vfe&ved=0CA4Q3YkBahcKEwiY7oOK99b6Ah
UAAAAAHQAAAAAQBA)
3.2. Buffer
Gambar 7. Buffer
(Sumber :
https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fwww.pakarkimia.com%2Flarutan-penyangga-
buffer
%2F&psig=AOvVaw3hNTeKmOVmpNgaG_1fOeRY&ust=1665531707457000&source=images&cd=vfe&
ved=0CA4Q3YkBahcKEwjw7rio99b6AhUAAAAAHQAAAAAQCA)
xv
adalah suatu substansi atau sekelompok substansi yang dapat
mengabsorpsi atau melepaskan ion-ion hidogen untuk memperbaiki
adanya keseimbangan asam-basa.
Asidosis adalah kondisi yang ditandai dengan penurunan pH darah
arteri sampai di bawah 7,35. Alkalosis terjadi jika pH arteri di atas 7,45.
Rentang pH yang sesuai untuk kehidupan berkisar antara 7,0 sampai 7,70.
Pengaturan Kimia
Buffer kimia yang paling banyak di dalam cairan ekstrasel adalah
sistem buffer asam karbonat-bikarbonat. Sistem ini berrespon dalam
beberapa detik untuk mengubah pH, sehingga sustem tersebut
menjadi sistem buffer tercepat. Sistem ini merupakan sistem yang
adaptif dan memiliki efek yang relatif singkat.
Ekskresi karbon dioksida yang dihasilkan dari proses metabolisme,
terutama dikendalikan oleh paru-paru. Ekskresi ion hidrogen dan
bikarbonat dikendalikan oleh ginjal. Reaksi dari subtansi hidrogen
dan bikarbonat ini akan menjadi buffer asam yang kuat atau basa yang
kuat untuk mempertahankan pH yang secara relatif konstan. Sistem
buffer (albumin,fibrinogen, dan protrombin) dan gama globulin, yang
membentuk sekitar 6% sampai 7% plasma darah. Protein ini dapat
melepaskan atau berkaitan dengan ion hidrogen untuk memperbaiki
asidosis atau alkalosis. Namun, kapasitas protein plasma untuk
mempertahankan keseimbangan asam-basa cairan ekstrasel terbatas,
dan protein tidak mampu memperbaiki ketidakseimbangan asam-basa
yang berlangsung dalam jangka panjang.
xvi
Pengaturan Biologis
Buffer biologis terjadi ketika ion hydrogen diabsorpsi atau
dilepaskan oleh sel-sel tubuh. Ion hidrogen memiliki muatan positif
dan harus ditukar dengan ion lain yang bermuatan poositif, sering kali
ion yang digunakan adalah kalium. Pada kondisi berlebihan asam, ion
hidrogen memasuki sel, dan ion kalium meninggalkan sel kemudian
memasuki cairan ekstrasel. Cairan ekstarasel kemudian menjadi
kurang asam karena ion hidrogen berkurang. Walaupun begitu,
pertukaran ini menyebabkan tingginya kandungan kalium serum.
Setelah asidosis diperbaiki, kalium kembali memasuki sel, dan kadar
kalium kembali normal.
Bufer biologis ini terjadi setelah buffer kimiawi jangka pendek,
dan berlangsung selama 2 - 4 jam. Tefe bufer biologis yang kedua
dalam sistem hemoglobin-oksihemoglobin. Karbon dioksida
berdisfusi ke dalam SDM dan membentuk asam karbonat. Asam
karbona membelah menjadi ion hidrogen dan bikarbonat. lon
hidrogen terkait pada hemoglobin, dan ion bikarbonat dapat
digunakan untuk melakukan buffer dengan cara menukarkan dengan
klorida yang berada di ekstrasel.
Pengaturan Fisiologis
Paru-paru
dapat beradaptasi dengan cepat terhadap adanya
ketidakseimbangan asam-basa. Pada kenyataannya, paru-paru
dapat melakukan upaya untuk mengembalikan pH ke nilai normal
sebelum buffer biologis dapat melakukannya. Ion hidrogen dan
karbon dioksida biasanya memberikan stimulus untuk pernapasan.
Apabila konsentrasi ion hidrogen berubah, paru-paru bereaksi
untuk memperbaiki ketidakseimbangan tersebut dengan mengubah
frekuensi dan kedalaman pernapasan.
xvii
Ginjal
dapat membutuhkan beberapa jam sampai beberapa hari untuk
mengatur gangguan asam-basa. Ginjal menggunakan 3 mekanisme
untuk mengatur konsentrasi ion hidrogen. Ginjal dapat
mengabsorpsi bikarbonat selama terjadi kelebihan asam dan
mengekresikannya selama terjadi kekurangan asam. Ginjal
menggunakan ion fosfat untuk membawa ion hidrogen dengan
menekresikan asam fosfat dan membentuk asam basa. Ginjal juga
mengubah ammonia menjadi amonium dengan mengikatkannya
pada sebuah ion hidrogen.
xviii
3.4. Larutan Isotonik. Larutan Hipotonik dan Larutan Hipertonik
Larutan Isotonik
Adalah suatu larutan yang konsentrasinya sama besar dengan
konsentrasi dalam sel darah merah, sehingga tidak terjadi pertukaran
cairan di antara keduanya, maka larutan dikatakan isotonik (ekuivalen
dengan larutan 0,9% NaCl). Larutan isotonik mempunyai komposisi
yang sama dengan cairan tubuh, dan mempunyai tekanan osmotik
yang sama. Isotonis adalah suatu yang larutan yang kita buat
konsentrasinya sama besar dengan cairan dalam tubuh dalam sel
darah merah. Harus disamakan agar tidak terjadi pertukaran.
Isoosmotik larutan yg memiliki tek.osmosa yang sama dengan tek.
Alat yang digunakan untuk mengetahui osmosa sel darah digunakan
alat yang disebut osmometer.
Larutan Hipotonik
Memiliki konsentrasi larutan yang lebih rendah dibandingkan
dengan larutan yang lain. Suatu larutan memiliki kadar garam yang
lebih rendah dan yang lainnya Iebih banyak. Jika ada larutan
hipotonis yang dicampur dengan larutan yang lainnya maka akan
terjadi perpindahan kompartemen larutan dari yang hipotonis ke
larutan yang lainnya sampai mencapai keseimbangan konsentrasi.
Contoh : setengah normal saline (½ NS).
Turunnya titik beku kecil, yaitu tekanan osmosisnya lebih rendah dari
serum darah, sehingga menyebabkna air akan melintasi membrane sel
darah merah yang semipermeabel memperbesar volume sel darah
merah dan menyebabkan peningkatan tekanan dalam sel. Tekanan
yang lebih besar menyebabkan pecahnya sel- sel darah merah.
Peristiwa demikian disebut hemolisa.
xix
Larutan Hipertonik
Memiliki konsentrasi larutan yang lebih tinggi dari larutan yang
lainnya. Suatu larutan mengandung kadar garam yang lebih tinggi
dibandingkan dengan larutan yang lainnya. Jika larutan hipertonis ini
dicampurkan dengan larutan lainnya (atau dipisahkan dengan
membrane semipermeabel) maka akan terjadi perpindahan cairan
menuju larutan hipertonis sampai terjadi keseimbangan konsentrasi
larutan.
Contoh : arutan dekstrosa 5% dalam normal saline memiliki sifat
hipertonis karena konsentrasilarutan tersebut lebih tinggi
dibandingkan konsentrasi larutan dalam darah pasicn. Titik beku
besar, yaitu tekanan osmosenya lebih tinggi dari serum
darah.sehingga menyebabkan ain keluar dari sel darah merah
melintasi membransemipermcabel dan mengakibatkan terjadinya
penciutan sel-sel darah merah. Peristiwa demikian discbut plasmolisa.
Bahan pembantu mengatur tonisitas adalah: NaCI, Glukosa, Sukrosa,
KNO3 dan NaNO3.
xx
BAB IV
PENYAKIT-PENYAKIT AKIBAT GANGGUAN LARUTAN
ELEKTROLIT
4. .
4.1. Hiponatremia dan hypernatremia
Hiponatremia
adalah kekurangan kadar natrium di cairan ekstrasel yang
menyebabkan perubahan tekanan osmotik. Perubahan ini
mengakibatkan pindahnya cairan dari ruang ekstrasel ke intrasel
sehingga sel menjadi bengkak. Hiponatremia umumnya disebabkan
oleh penyakit ginjal, penyakit Addison, kehilangan natrium melalui
pencernaan, pengeluaran keringat berlebih, dieresis, serta asidosis
metabolic.
Hipernatremia
adalah kelabihan kadar natrium di cairan ekstrasel yang
menyebabkan peningkatan tekanan osmotik ekstrasel. Kondisi ini
mengakibatkan berpindahnya cairan intrasel keluar sel. Penyebab
hipernatremia meliputi asupan natrium yang berlebihan, kerusakan
sensasi haus, disfagia, diare, kehilangan cairan berlebih dari paru-
paru, poliuria karena diabetes insipidus.
xxi
Hiperkalemia
adalah kelebihan kadar kalium di cairan ekstrasel. Kasus ini jarang
sekali terjadi, kalaupun ada, tentu akan sangat membahayakan
kehidupan sebab akan menghambat trasmisi impuls jantung dan
menyebabkan serangan jantung. Saat terjadi hiperkalemia, salah satu
upaya yang dapat dilakukan adalah memberikan insulin sebab insulin
dapat membantu mendorong kalium masuk ke dalam sel.
xxii
4.5. Hipokloremia dan hiperkloremia
Hipokloremia adalah penurunan kadar ion klorida dalam serum.
Secara khusus, kondisi ini disebabkan oleh kehilangan sekresi
gastrointestinal yang berlebihan, seperti muntah, diare, dieresis, serta
pengisapan nasogastrik.
Hiperkloremia adalah peningkatan kadar ion klorida serum. Kondisi
ini kerap dikaitkan dengan hipernatremia, khususnya saat terdapat
dehidrasi dan masalah ginjal. Kondisi hiperkloremia menyebabkan
penurunan bikarbonat sehingga menimbulkan ketidakseimbangan
asam-basa. Lebih lanjut, kondisi ini bisa menyebabkan kelemahan,
letargi, dan pernapasan Kussmaul.
xxiii
BAB V
KESIMPULAN
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air dan zat pelarut. Cairab
tubuh di distriusikan dalam 2 cara yang berbeda yaitu CES dan CIS. Jika terjadi
gagguan pada cairan tubuh, maka akan timbul penyakit-penyakit seperti asidosis
respiratorik, asidosis metabolik, alkalosis respiratorik, dan alkalosis metabolic.
Cairan tubuh ini juga terdiri dari larutan elektrolit (yang didalamnya terbagi
menjadi larutan isotonic, hipotonik, dan hipertonik), larutan non-elektrolit.
Keseimbangan asam-basa dapat terganggu, tetapi ada suatu sistem yang
dapat menyeimbangannya lagi, sistem tersebut dinamakan sistem buffer. Sistem
buffer ini dilakukan dengan 3 pengaturan yaitu pengaturan kimia, biologis dan
fisiologis. Pada larutan elektrolit juga, dapat terjadi gangguan-gangguan yang
mengakibatkan beberapa penyakit, yaitu hyponatremia, hypernatremia,
hipokalemia, hiperkalemia, hipokalsemia, hiperkalsemia, hipomagnesemia,
hypermagnesemia, hipokloremia, hiperkloremia, hipofosfatemia dan
hiperfosfatemia.
xxiv
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
Edah. (2020). Makalah Gangguan Keseimbangan asam basa. Scribd. Diakses
pada 9 Oktober 2022, dari
https://www.scribd.com/document/441593607/MAKALAH-GANGGUAN-
KESEIMBANGAN-ASAM-BASA
Faradilah, M., dkk (2018, 26 Februari). Makalah elektrolit cairan tubuh diajukan
untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Kimia Klinik II Disusun
Oleh. Academia.edu. Diakses pada 10 Otober 2022, dari
https://www.academia.edu/36023612/MAKALAH_ELEKTROLIT_CAIR
AN_TUBUH_Diajukan_untuk_Memenuhi_Salah_Satu_Tugas_Mata_Kulia
h_Kimia_Klinik_II_Disusun_oleh
Pasallo, F. A. S. (2020). Makalah II. Scribd. Diakses pada 9 Oktober 2022, dari
https://www.scribd.com/document/380222094/Makalah-II
Putra. (2020). Cairan Tubuh Dan Keseimbangan asam basa. Scribd. Diakses pada
9 Oktober 2022, dari
https://www.scribd.com/document/402935535/Cairan-Tubuh-Dan-
Keseimbangan-Asam-Basa
xxv