Anda di halaman 1dari 15

PERBANDINGAN SISTEM PENDIDIKAN DI INDONESIA

DAN BELGIA
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Evaluasi Pembelajaran
Matematika

Dosen : Prof. Poppy Yaniawati

Disusun oleh
1. Acep Medi Utama (NPM. 198060001)
2. Dini Widianti (NPM. 198060004)
3. Edeh Robi’ah Adawiyah (NPM. 198060015)
4. Wahyudi (NPM. 198060003)

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS PASCA SARJANA UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2019
1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. serta shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
nantikan syafa’atnya di akhirat nanti sehingga penyusunan makalah berjudul “Perbandingan
Sistem Pendidikan di Indonesia dan Belgia” dapat diselesaikan dengan baik oleh tim penulis
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Evaluasi Pembelajaran Matematika.
Tim penulis menyadari bahwa laporan ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, tim
penulis menerima kritik dan saran yang ada relevansinya dengan makalah ini. Akhirnya dari
Allah – lah segala kesempurnaan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua,
aamiin. Akhir kata, tim penulis ucapkan alhamdulillah dengan rasa syukur yang tiada terkira,
dengan penulisan makalah ini maka tugas mata kuliah Evaluasi Pembelajaran Matematika telah
tim penulis selesaikan.

Bandung, Januari 2020


Tim Penulis

i2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ……………………………………………………………………………. i


Daftar Isi …………………………………………………………………………….......... ii
Bab I Pendahuluan ………………………………………………………………………. 1
Bab II Pembahasan
A. Kurikulum ……………………………………………………………………. 2
B. Strategi dan Evaluasi …………………………………………………………. 7
Bab III Kesimpulan ……………………………………………………………………… 11
Daftar Pustaka ……………………………………………………………………………. 12

ii3
BAB I
PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan pilar utama dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan merupakan
salah satu aspek yang memegang peranan penting bagi kehidupan manusia. Tanpa pendidikan,
suatu bangsa akan hancur, dan akan mempengaruhi bidang lainnya seperti ekonomi, sosial,
budaya, pertahanan, dan keamanan.
Pendidikan dan kemajuan negara bagaikan dua sisi mata uang. Keberadaannya saling
berkaitan dan tidak bisa dipisahkan. Setiap negara tentunya ingin negaranya maju. Dan
kemajuan sebuah bangsa, sejatinya tidak pernah lepas dari peranan pendidikan. Begitu
pentingnya pendidikan, sehingga suatu negara dapat diukur apakah negara itu maju atau tidak.
Pendidikan haruslah dipandang sebagai sebuah kebutuhan sama halnya dengan kebutuhan-
kebutuhan lainnya sehingga mutu pendidikan juga berpengaruh terhadap perkembangan
negara.
Sistem pendidikan yang dilaksanakan oleh setiap negara tentunya berbeda-beda walaupun
secara umum memiliki tujuan pendidikan yang sama. Sistem pendidikan setiap negara
memiliki keunggulannya masing-masing. Dalam sejarah bangsa Yunani, tujuan pendidikan
adalah ketentraman. Dengan kata lain, tujuan pendidikan menurut bangsa Yunani adalah untuk
menciptakan kedamaian dalam kehidupan. Menurut John Dewey, tujuan pendidikan adalah
membentuk anak menjadi anggota masyarakat yang baik, yaitu anggota masyarakat yang
mempunyai kecakapan praktis dan dapat memecahkan problem sosial sehari-hari dengan baik.
Dan masih banyak lagi tujuan pendidikan yang dijelaskan oleh beberapa ahli. Dan untuk
mencapai tujuan-tujuan pendidikan tersebut, haruslah dibuat strategi dan evaluasi
pembelajaran yang tepat.
Ada baiknya kita melakukan kegiatan membandingkan sistem pendidikan yang
dilaksanakan di Indonesia dengan negara lain sebagai suatu proses pengembangan dan
kemajuan. Dengan mengetahui sistem pendidikan di negara-negara lain akan memperluas
cakrawala dan khasanah kita sehingga kita dapat mengambil manfaat dalam membenahi
pendidikan yang ada di Negara Indonesia.
Sistem pendidikan yang akan kita bandingkan adalah Negara Indonesia dengan Negara
Belgia berdasakan kurikulum, strategi dan evaluasi pembelajarannya yang dilaksanakan di
masing-masing Negara.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. KURIKULUM
Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh
suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan
kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Menurut J. Galen Saylor dan
William M. Alexander (1956), pengertian kurikulum adalah segala upaya sekolah untuk
mempengaruhi pembelajaran, baik di ruang kelas, di taman bermain, atau di luar sekolah.
Negara Belgia
Menurut hasil studi PISA OECD, Belgia termasuk dalam performa terbaik negara dalam
membaca keaksaraan, matematika dan sains (PISA 2010). Sejak tahun 1989, komunitas Belgia,
Belanda, Prancis dan Jerman telah memperolehnya hampir penuh otoritas untuk pendidikan.
Pada prinsipnya, semua sekolah bercampur sebagai sekolah tidak boleh menolak murid
berdasarkan jenis kelamin. Menurut konstitusi Belgia setiap anak berhak pendidikan. Wajib
belajar diperkenalkan, untuk menjamin hak ini pendidikan. Wajib belajar seharusnya gratis,
yaitu utama dan sekolah menengah yang dibiayai oleh pemerintah tidak diperbolehkan untuk
mengenakan biaya pendaftaran biaya. Selanjutnya, di pembibitan dan pendidikan dasar, orang
tua tidak membayar sekolah bahan dan kegiatan yang diperlukan untuk memenuhi tujuan
pendidikan. Orang tua sekolah menengah membayar bahan dan kegiatan sekolah. Wajib belajar
dimulai pada tanggal 1 September tahun seorang anak berusia 6, berlangsung sampai 12 tahun
penuh sekolah. Di Belgia, wajib belajar tidak menyiratkan sekolah kehadiran. Anak-anak tidak
harus pergi ke sekolah untuk belajar. Pendidikan rumah adalah sebuah pilihan, namun pada
kenyataannya jarang dilakukan.
Hak dasar lainnya untuk Belgia adalah ditulis dalam konstitusi kebebasan pendidikan.
Setiap orang alami atau badan hukum memiliki hak untuk mengatur pendidikan dan
membangun institusi untuk tujuan ini. Mereka sepenuhnya bebas dalam memilih metode
pengajaran dan diperbolehkan mendasarkan pendidikan mereka pada pandangan pendidikan
tertentu, menentukan kurikulum dan jadwal mereka masing-masing serta menunjuk staf
mereka sendiri. Namun, karena sekolah hanya menerima dana pemerintah dan pengakuan jika
mereka memastikan murid akan di akhir karir sekolah mereka memenuhi target pencapaian
yang dielaborasi oleh Kementerian Pendidikan, jumlah jenisnya berbeda sekolah di Belgia
terbatas Banyak dari mereka termasuk dalam jaringan pendidikan tertentu.

5
Pada dasarnya sistem pendidikan di Belgia mirip dengan sistem pendidikan di Eropa dan
Amerika. Pendidikan di Belgia wajib bagi anak yang berumur 6 -18 tahun dan selama masa
wajib belajar ini, semua pendidikan gratis. Hanya ada beberapa hal yang harus mengeluarkan
biaya seperti baju olah raga serta peralatan penunjang lainnya. Pendidikan secara usia terbagi
menjadi 3 tahapan :
1. Pendidikan Dasar (Basisonderwijs)
Pendidikan Dasar di negara Belgia terbagi menjadi dua tahapan, yaitu :
a. TK (kleuteronderwijs) untuk anak berusia 2,5 - 6 tahun. Pendidikan ini tidak wajib dan
siswa boleh masuk sekolah sehari penuh (pukul 08.35 -15.25) atau hanya setengah hari.
Di masa TK ini pendidikan lebih banyak menekankan kepada permainan, kesenian dll.
Belum ada pelajaran membaca atau menulis ataupun matematika.
b. SD (lager onderwijs) untuk anak berusia mulai 6 tahun. Pendidikan ini wajib untuk
masuk sehari penuh. Jika tidak, maka orang tua akan mendapatkan teguran dari
pemerintah. Pada tahap ini anak mulai diajarkan membaca, menulis, serta matematika
dasar.
2. Pendidikan Menengah (Secundair Onderwijs)
Pendidikan menengah dimulai usia 13 – 18 tahun dan siswa sudah mulai dijuruskan sesuai
dengan minat serta kemampuan masing-masing. Terdapat empat jenis pendidikan menengah :
a. Pendidikan umum, ASO (Algemeen Secundair Onderwijs) bersifat umum (setara
SMU/SMA kalau di Indonesia) serta materi yang diberikan tidak dijuruskan kepada
bidang-bidang tertentu. Lulusan dari sekolah ini diharapkan masuk ke Universitas.
b. Pendidikan Teknik, TSO (Technisch Secundair Onderwijs) yang lebih menjurus ke
bidang Teknik (seperti STM di Indonesia). Siswa diberi teori dan juga aplikasi mengenai
teknik. Lulusannya akan langsung diserap oleh lapangan kerja.
c. Pendidikan untuk bekerja, BSO (Beroepssecundair Onderwijs) yang lebih aplikatif.
Siswa langsung diberikan materi yang siap pakai di lapangan kerja. Lulusan BSO tidak
dapat melanjutkan ke perguruan tinggi. Mereka langsung bekerja setelah lulus.
d. Pendidikan Seni, KSO (Kunstsecundair onderwijs) yang diperuntukkan bagi siswa yang
sangat terarik akan kesenian, mulai dari seni suara, seni peran, seni tari, serta seni rupa.
Lulusan sekolah ini dapat melanjukan ke pendidikan tinggi dibidangnya masing-masing
(terutama hogeschool).

6
3. Pendidikan Tinggi (Hoger Onderwijs)
Untuk perguruan tinggi terdiri dari dua jenis, di antaranya adalah :
a. Universitas (universiteit), lebih menekankan kepada pendidikan untuk penelitian dan
pengembangan ilmu (science). Jenjang pendidikannya sama seperti di Indonesia hanya
saja lama studinya sedikit berbeda. Program sarjana (Bachelor) ditempuh dalam tiga
tahun (sebelumnya malah 2 tahun), Master 1-2 tahun (terdapat master and advance master
(master after master)), serta program Doktorat, 4-5 tahun.
b. Politeknik/sekolah tinggi (hogeschool). Biasanya peminatnya adalah lulusan TSO serta
KSO di pendidikan menengah seperti halnya politeknik atau sekolah tinggi di Indonesia.
Sekolah ini lebih fokus kepada ilmu terapan dan lulusannya pun disiapkan untuk
langsung bekerja.
Negara Indonesia
Sejarah kurikulum pendidikan di Indonesia kerap berubah setiap ada pergantian Menteri
Pendidikan, sehingga mutu pendidikan Indonesia hingga kini belum memenuhi standar mutu
yang jelas dan mantap. Dalam perjalanan sejarah sejak tahun 1945, kurikulum pendidikan
nasional telah mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984,
1994, 2004, 2006, dan 2013. Perubahan tersebut merupakan konsekuensi logis dari terjadinya
perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi, dan iptek dalam masyarakat berbangsa dan
bernegara. Sebab, kurikulum sebagai seperangkat rencana pendidikan perlu dikembangkan
secara dinamis sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi di masyarakat. Semua
kurikulum nasional dirancang berdasarkan landasan yang sama, yaitu Pancasila dan UUD
1945, perbedaanya pada penekanan pokok dari tujuan pendidikan serta pendekatan dalam
merealisasikannya.
Secara terstruktur, pendidikan di Indonesia menjadi tanggung jawab Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemdikbud), dahulu bernama Departemen
Pendidikan Nasional Republik Indonesia (Depdiknas). Di Indonesia, semua penduduk wajib
mengikuti program wajib belajar pendidikan dasar selama sembilan tahun, enam tahun di
sekolah dasar dan tiga tahun di sekolah menengah pertama. Saat ini, pendidikan di Indonesia
diatur melalui Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Pendidikan di Indonesia terbagi ke dalam tiga jalur utama, yaitu formal, nonformal, dan
informal. Pendidikan juga dibagi ke dalam empat jenjang, yaitu anak usia dini, dasar,
menengah, dan tinggi.

7
1. Pendidikan Anak Usia Dini
Mengacu Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, Pasal 1 Butir 14 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang
ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani
dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
2. Pendidikan Dasar
Pendidikan dasar merupakan pendidikan 9 tahun yang terdiri atas program pendidikan 6
tahun yang diselenggarakan di SD dan 3 tahun di SMP. Kurikulum pendidikan dasar
menerapkan sistem semester yang membagi waktu belajar satu tahun ajaran menjadi dua
bagian waktu, yang masing-masing disebut semester gasal dan semester genap. Kurikulum
pendidikan dasar disusun untuk mencapai tujuan pendidikan dasar. Kurikulum pendidikan
dasar disusun untuk mencapai tujuan pendidikan dasar. Kurikulum pendidikan dasar
merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di SD atau
Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan SMP atau Madrasah Tsanawiyah (MTS).
Padanan dari SD adalah MI, sedangkan SMP adalah MTS. Bedanya, SD dan SMP berada
di bawah Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas), sedangkan MI dan MTS di bawah
Departemen Agama (Depag). Di samping itu, komposisi kurikulum agamanya lebih banyak di
MI dan MTS dengan rasio 70% umum:30% agama, sedangkan di SD dan SMP hanya
memberikan pelajaran agama dua jam pelajaran dalam satu pekan. Jam belajar di SD lebih
panjang dari pada TK. Normalnya siswa masuk kelas pikil 07.00 dan pulang pada pukul 12.00.
Meskipun demikian, sebagian SD, terutama yang bernaung di bawah ormas Islam seperti
Muhammadiyah dan NU, menambah jam belajarnya, baik untuk kegiatan ekstra kurikuler
maupun pelajaran yang menjadi ciri khas ormas Islam tersebut sehingga siswa bisa pulang
sekolah pada pukul 13.30. Beberapa SD unggulan kadang kala memperpanjang jam belajarnya
hingga sore hari atau biasa dikenal dengan full days school. Di sini siswa masuk mulai pukul
07.00 dan pulang pada pukul 16.00, sementara istirahat, sholat, makan siang dimasukkan dalam
program pendidikan oleh lembaga tersebut.
3. Sekolah Menengah
Sekolah Menengah Atas (disingkat SMA; bahasa Inggris: Senior High School), adalah
jenjang pendidikan menengah pada pendidikan formal di Indonesia setelah lulus Sekolah
Menengah Pertama (atau sederajat). Sekolah menengah atas ditempuh dalam waktu 3 tahun,
mulai dari kelas 10 sampai kelas 12.

8
Pada tahun kedua (yakni kelas 11), siswa SMA dapat memilih salah satu dari 3 jurusan
yang ada, yaitu Sains, Sosial, dan Bahasa. Pada akhir tahun ketiga (yakni kelas 12), siswa
diwajibkan mengikuti Ujian Nasional (dahulu Ebtanas) yang memengaruhi kelulusan siswa.
Lulusan SMA dapat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi atau langsung bekerja
Pelajar SMA umumnya berusia 16 - 18 tahun. SMA tidak termasuk program wajib belajar
pemerintah, yakni SD (atau sederajat) 6 tahun dan SMP (atau sederajat) 3 tahun.
SMA diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta. Sejak diberlakukannya otonomi
daerah pada tahun 2001, pengelolaan SMA negeri di Indonesia yang sebelumnya berada di
bawah Departemen Pendidikan Nasional, kini menjadi tanggung jawab pemerintah daerah
kabupaten/kota. Sedangkan Departemen Pendidikan Nasional hanya berperan sebagai
regulator dalam bidang standar nasional pendidikan. Secara struktural, SMA negeri merupakan
unit pelaksana teknis dinas pendidikan kabupaten/kota.
4. Pendidikan Tinggi
Setelah seorang siswa yang telah menamatkan studi di SMA atau yang setaraf dengannya,
apabila ia bermaksud untuk melanjutkan pendidikannya bisa memilih perguruan tinggi
manapun yang ada di Indonesia. Berbeda dengan sekolah menengah, perguruan tinggi
menerapkan sistem kredit semester (SKS). Di perguruan tinggi, seorang mahasiswa jika dapat
menghabiskan jumlah kredit mata kuliah yang ditargetkan dan dapat menempuhnya dalam
waktu tertentu sesuai dengan rencana yang diprogramkan, mahasiswa tersebut dapat
menyelesaikan pendidikan tinggi Strata 1 (S 1) dalam waktu 4 tahun. Namun bila tidak sanggup
karena banyak mengulang mata kuliah yang rendah nilainya atau karena cuti, waktu yang
ditempuh untuk diwisuda sebagai seorang sarjana bisa lebih dari 4 tahun. Kalau ia berhasil
wisuda dan berniat melanjutkan studi lanjut, masih ada dua tahap dalam pendidikan tinggi yang
dapat ditempuhnya, yaitu jenjang S 2 atau Magister yang normalnya ditempuh selama 2 tahun
dan jenjang S 3 atau Doktor yang efektifnya ditempuh selama 2 tahun, sedangkan sisanya untuk
penelitian. Apabila seluruh tahap pendidikan tinggi ini ditempuh, diberi gelar Doktor untuk
bidang yang dipilihnya. Jenjang ini mengakhiri karier akademik seseorang secara formal.
Seperti halnya di banyak negara lain, di Indonesia juga dikenal adanya perguruan tinggi
negeri yang dikelola langsung oleh pemerintah dan perguruan tinggi swasta. Dalam realitasnya,
pelajar Indonesia banyak yang mendaftar ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN) terlebih dahulu,
baru menetapkan pada Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Kesan sekolah negeri dan PTN lebih
unggul dan absah serta dianggap lebih mudah mendapat kerja masih melekat dan banyak
diyakini oleh masyarakat. Padahal, setelah peraturan Badan Akreditasi Nasional (BAN) untuk
perguruan tinggi diberlakukan dengan status terakreditasi dan nonterakreditasi, sebenarnya

9
PTN dan PTS diperlakukan sama. Bahkan, bisa jadi PTS mendapat nilai lebih baik daripada
PTN. Soal unggul dan jaminan kerja merupakan perkara yang relatif. Perguruan tinggi sekedar
menyiapkan pesertanya untuk bermasyarakat, sedang keberhasilan itu dipengaruhi oleh banyak
faktor. Perguruan tinggi diharapkan berfungsi sebagai agent of change bagi pola kehidupan
masyarakat modern. Sesuai dengan Tri Darma Perguruan Tinggi yang meliputi pendidikan,
penelitian dan pengabdian, pendidikan dilangsungkan dalam bentuk perkuliahan di ruang
kelas, penelitian atau riset dilakukan terutama oleh mahasiswa semester akhir sebelum
diwisuda (berupa penulisan skripsi, tesis, ataupun disertasi), sedangkan pengabdian dilakukan
dalam bentuk Kuliah Kerja Nyata (KKN), atau kalau di universitas keguruan berupa Praktik
Pengalaman Lapangan (PPL) (Abd. Rachman Assegaf, 2003: 275-276).

B. STRATEGI DAN EVALUASI


Strategi pembelajaran adalah cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh seorang
pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran yang bertujuan untuk memudahkan siswa
menerima dan memahami materi pembelajaran, yang pada akhirnya tujuan pembelajaran dapat
dikuasainya di akhir kegiatan belajar. Strategi pembelajaran harus mengandung penjelasan
tentang metode atau prosedur dan teknik yang digunakan selama proses pembelajaran
berlangsung. Dalam kriteria pemilihan strategi pembelajaran, Mager menyampaikan beberapa
kriteria yang dapat digunakan untuk memilih strategi pembelajaran, yaitu :
1. Berorientasi pada tujuan pembelajaran, tipe perilaku yang diharapkan dapat dicapai oleh
peserta didik. Misalnya menyusun bagian analisis pembelajaran.
2. Pilih teknik pembelajaran sesuai dengan keterampilan diharapkan dapat dimiliki saat bekerja
nanti (dihubungkan dengan dunia kerja).
3. Gunakan media pembelajaran yang sebanyak mungkin memberikan rangsangan pada indra
peserta didik.
Evaluasi pendidikan dan pengajaran adalah proses kegiatan untuk mendapatkan informasi
data mengenai hasil belajar mengajar yang dialami siswa dan mengolah atau menafsirkannya
menjadi nilai berupa data kualitatif atau kuantitatif sesuai dengan standar tertentu. Hasilnya
diperlukan untuk membuat berbagai putusan dalam bidang pendidikan dan pengajaran.
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2003 pasal 11 ayat 1
mengamanatkan kepada pemerintah dan pemerintah daerah untuk menjamin terselenggaranya
pendidikan yang bermutu (berkualitas) bagi setiap warga negara. Terwujudnya pendidikan
yang bermutu membutuhkan upaya yang terus menerus untuk selalu meningkatkan kualitas
pendidikan. Upaya peningkatan kualitas program pembelajaran memerlukan informasi hasil

10
evaluasi terhadap kualitas program pembelajaran sebelumnya. Dengan demikian, untuk dapat
melakukan pembaharuan program pendidikan, termasuk di dalamnya adalah program
pembelajaran kegiatan evaluasi terhadap program yang sedang maupun telah berjalan
sebelumnya perlu dilakukan dengan baik. Untuk dapat menyusun program yang lebih
baik, hasil evaluasi program sebelumnya merupakan acuan yang tidak dapat ditinggalkan.
Negara Belgia
Pada dasarnya kampus di Belgia menerapkan hampir seluruh sistem ujian yag diterapkan di
Indonesia. Sistem yang digunakan sangat bergantung kepada dosen yang bersangkutan, yang
cukup unik adalah untuk program S1 dan S2, biasanya ujian akhir dilakukan dengan dua tahap
yaitu ujian tertulis yang kemudian diikuti dengan ujian lisan. Ujian lisan bertujuan untuk
mengkonfirmasi jawaban di ujian akhir sekaligus pendalaman pertanyaan oleh dosen pengajar.
Pada kuliah – kuliah tertentu diterapkan juga sistem take–home–test, tugas membuat makalah
dan presentasi baik yang dilakukan dengan angka pada rentang 1-20. Ekuivalen penilainnya
dengan sistem Indonesaia adalah 14 - 20, 10 - 14, 8 - 10, 6 - 8, 1 - 6 masing-masing untuk nilai
A, B, C, D dan E secara berurutan. Siswa dianggap lulus apabila mampu meraih angka 10 - 20.
Untuk jenjang S3 ujian dilakukan dalam beberapa tahap. Tahap pertama adalah evaluasi
rencana dan kemajuan penelitian. Biasanya dilakukan pada saat menempuh 9 – 12 bulan. Tahap
kedua berupa presentasi dan evaluasi kemajuan studi dilakukan pada bulan ke 20 - 24 masa
studi. Tahap ketiga berupa presentasi dan evaluasi studi serta rencana detail tentang
penyelesaian studi. Evaluasi tahap 1 - 3 di lakukan oleh oleh pembimbing dan penguji internal.
Ujian akhir dilakukan dengan presentasi tertutup kepada tim pembimbing dan penguji nternal
untuk menentukan kelulusan. Setelah dinyatakan lulus pada ujian tertutup, dilakukan presentasi
terbuka di depan dewan penguji internal dan expernal dan masyarakat (public). Laporan akhir
program S3 berupa desertasi. Mulai tahun 2009, desertasi S3 dapat berupa kumpulan makalah
ilmiah d jurnal internasional mnimal sebanyak empat buah.
Dalam prasyarat ujian masuk perkuliahan di Belgia, dibedakan dalam dua kelompok, yaitu:
1. Program Diploma, Sarjana dan Master
Karena standar jenjang pendidikan yang dianut sama dengan di Indonesia, lulusan SMU
dapat melamar ke jenjang diploma ataupun sarjana dan lulusan sarjana dapat melamar ke
jenjang pascasarjana. Namun demikian, untuk jurusan tertentu seperti kesehatan, harus
melakukan ekuivalensi/penyetaraan terlebih dahulu. Ijazah jurusan-jurusan kesehatan seperti
kedokteran umum, keperawatan, kebidanan tidak diakui di Belgia.
Secara lengkap, persyaratan yang diperlukan untuk masuk dapat dilihat melalui website
universitas masing-masing atau untuk lebih jelasnya dapat ditanyakan di bagian kantor

11
international universitas masing-masing. Biasanya penentuan penerimaan hanya melalui
seleksi administrasi saja tanpa ada wawancara.
Hampir semua jurusan tidak mengadakan ujian saringan masuk, kecuali kedokteran dan
kedokteran gigi. Biasanya mahasiswa Indonesia yang akan mengambil kuliah S1 di Belgia
menghabiskan tahun pertamanya untuk mengikuti program pendidikan bahasa. Setelah
persyaratan bahasa dipenuhi barulah calon mahasiswa tersebut diizinkan untuk mengikuti
perkuliahan. Bagi yang mengambil jurusan kedokteran umum dan kedokteran gigi harus
melalui ujian tulis terlebih dahulu. Materi ujian biasanya standar, hampir sama dengan tingkat
kesulitan ujian saringan masuk nasional di Indonesia, dan hanya berbeda dari segi bahasa yang
digunakan.
2. Program Doktoral (S3)
Untuk program S3, biasanya harus melewati tahap seleksi wawancara, baik secara langsung
(diundang ke Belgia) atau secara tidak langsung melalui telepon atau teleconference.
Penentuan penerimaan mahasiswa S3 diputuskan melalui rapat komite doktorat. Keputusannya
dapat berupa tidak diterima, diterima langsung sebagai mahasiswa S3, atau harus melalui tahap
pre-doktoral. Program doktoral di Belgia umumnya ditempuh selama 4 tahun. Kontrak dari
universitas untuk mahasiswa program S3 umumnya 2 x 2 tahun (evaluasi setelah melewati 2
tahun pertama, seperti misalnya di UHasselt) atau evaluasi tiap tahun (misalnya di KULeuven).
Program pre-doktoral merupakan proses seleksi lanjut calon mahasiswa S3. Lama program
pre-doktoral ini berkisar antara enam bulan sampai dengan satu tahun, tergantung dari
keputusan doctoral comittee fakultas. Beberapa profesor mengharuskan calon mahasiswa pre-
doktoral tersebut untuk mengambil beberapa mata kuliah serta harus mengikuti ujian walau
ada juga yang tidak mensyaratkan. Namun, hal penting yang perlu diketahui adalah bahwa
semua mahasiswa pre-doktoral diwajibkan melakukan penelitian. Penelitian ini dapat berupa
penelitian sendiri atau penelitian dari profesor tempat kita bekerja. Di akhir program,
mahasiswa mempresentasikan hasil penelitiannya dihadapan penguji (sekitar tiga sampai
dengan enam orang profesor), pembimbing dan atau para promotornya. Setelah presentasi dan
ujian ini, mahasiswa akan segera diberitahu hasil penilaiannya, dan beberapa hari kemudian
akan menerima sertifikat program pre-doktoral. Jika mendapatkan grade distinction atau
cumlaude maka mahasiswa tersebut dinyatakan lulus dan berhak untuk masuk ke program
doktoral.

12
Negara Indonesia
Pada awal kemerdekaan sampai sekitar tahun 70-an, Indonesia menggunakan konsep ujian
negara. Pada tahun 80-an, diubahlah menjadi ujian sekolah. Dan pada tahun 90-an, konsep
ujian negara dan ujian sekolah digabungkan menjadi Ebtanas (Evaluasi Belajar Tahap Akhir
Nasional). Terakhir, kebijakan itu menjadi Ujian Akhir Sekolah (UAS) untuk SD, dan Ujian
Akhir Nasional (UAN) untuk SMP, SMA, SMK, dan atau yang sederajat. Sedangkan pada
sistem perkuliahan, evaluasi dilakukan oleh setiap Dosen, dan dalam hal tertentu dilakukan
oleh suatu tim dosen atau gabungan tim dosen dengan pihak eksternal. Evaluasi program
dilakukan untuk mengetahui efektivitas program-program yang diselenggarakan oleh
perguruan tinggi. Evaluasi diri dilakukan untuk mengetahui kinerja dan kondisi perguruan
tinggi, baik pada tingkatan program studi, fakultas, maupun lembaga
(universitas/institut/sekolah tinggi, dsbnya).
Strategi dan evaluasi pembelajaran matematika di Indonesia adalah :
1. Pendidikan Matematika Realistik (Realistic Mathematics Education)
2. Pembelajaran Berbasis Pemecahan Masalah (Problem Based Learning),
3. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning),
4. Pendekatan Pembelajaran Matematika Kontekstual (Contextual Teaching & Learning).
Pendekatan-pendekatan di atas merupakan pendekatan yang sangat dianjurkan para pakar
untuk digunakan selama proses pembelajaran di kelas-kelas di Indonesia. Dengan strategi
pembelajaran baru ini, diharapkan adanya perubahan dari :
1. Mengingat (memorizing) atau menghafal (rote learning) ke arah berpikir (thinking) dan
pemahaman (understanding).
2. Model ceramah ke pendekatan: discovery learning, inductive learning, atau inquiry learning.
3. Belajar individual ke kooperatif.
4. Positivist (behaviorist) ke konstruktivisme, yang ditandai dengan perubahan paradigma
pembelajaran, dari paradigma pengetahuan dipindahkan dari otak guru ke otak siswa
(knowledge transmitted) ke bentuk interaktif, investigatif, eksploratif, open ended,
keterampilan proses, modeling, ataupun pemecahan masalah.
5. Subject centred ke clearer centred (terkonstruksinya pengetahuan siswa).

13
BAB III
KESIMPULAN

Di Indonesia pasti setiap pergantian pemerintah dikuti dengan pergantian kurikulum, tetapi
pergantian kurikulum pada teorinya bagus tetapi pada kenyataannya tidak dibarengi dengan
prakteknya, seperti pelatihan-pelatihan untuk guru. Sistem Pendidikan Belgia pun hampir sama
dengan di Indonesia setelah lulus SD, anak-anak masuk ke secondary school atau kurang lebih
sama seperti sekolah menengah di Indonesia, yang berlangsug selama 6 tahun. Tapi kalau di
Indonesia dibagi 2, yaitu SMP dan SMA, sedangkan di Belgia dibagi 3 cycles. Di Belgia juga
ada pembagian macam sekolah menegah umum, sekolah menengah teknik (seperti STM),
sekolah menengah keterampilan. Sama seperti di Indonesia, sekolah menengah umum biasanya
dipilih buat anak-anak yang ingin melanjutkan ke perguruan tinggi nantinya. Sementara anak-
anak yang ingin langsung bekerja atau lebih berbakat di bidang keterampilan dan pertukangan
biasanya memilih sekolah menengah teknik atau keterampilan, walaupun mereka tetap bisa
melanjutkan ke Perguruan Tinggi nantinya.
Pendidikan di Belgia dijalankan dengan berbagai cara dan ketentuan, namun untuk jenjang
hingga tahapan sekolah menengah diwajibkan bagi seluruh warga tanpa dikenakan biaya. Di
Indonesiapun sudah banyak sekolah yang tidak dikenakan biaya. Standar pendidikan di Belgia
sangat baik bahkan beberapa menilai sebagai salah satu negara dengan sistem terbaik di dunia
(top 20, terutama di bagian Flemish Region yang standarnya lebih tinggi dibanding Wallonia
dan Brussel). Di Belgia, mereka sepenuhnya bebas dalam memilih metode pengajaran dan
diperbolehkan mendasarkan pendidikan mereka pada pandangan pendidikan tertentu,
menentukan kurikulum dan jadwal mereka masing-masing serta menunjuk staf mereka sendiri
tetapi semua kurikulum harus diserahkan terlebih dahulu persetujuan ke Kementerian
Pendidikan, dan tujuan minimum yang digunakan sebagai titik referensi untuk memvalidasi
kurikulum atau tujuan pengajaran yang diajukan.

14
DAFTAR PUSTAKA

http://ejournal.stkip-pgri-sumbar.ac.id/index.php/spasial/article/view/2395
http://ciputrauceo.net/blog/2016/2/25/tujuan-pendidikan-yang-penting-untuk-diketahui
https://fitwiethayalisyi.wordpress.com/2012/06/28/sistem/
https://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan_di_Indonesia
https://readwansyah.wordpress.com/evaluasi-pendidikan/
https://www.kompasiana.com/panser/5509ccf18133116175b1e403/strategi-pembelajaran
file:///C:/Users/DINI/AppData/Local/Temp/13254-37319-1-PB.pdf
https://id.wikipedia.org/wiki/Kurikulum
https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-kurikulum.html
http://dewinurmitasari0202.blogspot.com/
http://yusriauliafahma.blogspot.com/2018/03/drdirgantara-wicaksono-mpd-tugas.html

15

Anda mungkin juga menyukai