Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIK KLINIK BSCORN

(BASIC SKILL COURSE FOR THE OPERATING ROOM NURSE)

ANGKATAN KE-42 PDW. HIPKABI JAWA TENGAH

DI INSTALASI BEDAH SENTRAL RSUD TUGUREJO SEMARANG

Disusun Oleh:

Reyva Bahtiar Firdaus S.Kep.,Ns.

BASIC SKIL COURSE FOR THE OPERATING ROOM NURSE

HIMPUNAN PERAWAT KAMAR BEDAH INDONESIA (HIPKABI)

PIMPINAN DAERAH JAWA TENGAH

2019
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIK KLINIK BSCORN

(BASIC SKILL COURSE FOR THE OPERATING ROOM NURSE)

ANGKATAN KE-42 PD. HIPKABI JAWA TENGAH DI INSTALASI BEDAH SENTRAL

RSUD TUGUREJO SEMARANG

Disusun Oleh:

Reyva Bahtiar Firdaus S.Kep.,Ns.

Periode 28 Agustus 2019 s.d 09 November 2019

Semarang, 2 November 2019

Mengesahkan,

Pembimbing Klinik HIPKABI


KATA PENGANTAR

Alkhamdulillah, Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan berkah dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
Langkah-Langkah Operasi dan Instrument, Asuhan Keperawatan Perioperatif, di Instalasi
Bedah Sentral RSUD Tugurejo Semarang Provinsi Jawa Tengah.

Dalam penyelesaiaan laporan kasus ini penulis banyak mengalami kesulitan dan
hambatan, namun berkat bimbingan semua pihak akhirnya laporan kasus ini dapat
terselesaikan dengan lancar. Dengan segala kerendahan hati, perkenankan penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan
pengarahan, bimbingan, semangat kepada penulis:

1. Drg. Handoko, Sp.BM, Kepala Instalasi Kamar Bedah RSUD Tugurejo Semarang
2. Ns. Jamaliah, S.Kep, Kepala Ruang Kamar Bedah RSUD Tugurejo Semarang
3. Ns. Suwandi, S.Kep, Hendrik Kurniawan, S.Kep.,Ns. Gunadi, S.Kep, Ns. Agung S.Kep,
Ns. Simyanah, S.Kep, selaku pembimbing klinik
4. Perawat, Staf administrasi, farmasi, dan tenaga penunjang lainnya di Instalasi Bedah
Sentral Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang
Penulis berharap semoga laporan dapat bermanfaat serta penulis menadari bahwa
laporan kasus ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu masukan dan kritik unruk
perbaikan penulisan karya ilmiah pada masa mendatang sangat penulis harapkan.

Semarang, 29 Agustus 2019

Penulis

(Reyva Bahtiar Firdaus S.Kep.,Ns.)


LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Laporan langkah-langkah operasi dan instrumen. Asuhan Keperawatan Perioperatif


oleh Reyva Bahtiar Firdaus S.Kep.,Ns. di Instalasi Bedah Sentral RSUD Tugurejo Semarang,
Provinsi Jawa Tengah ini telah diperiksa dan disetujui oleh Pembimbing Klinik.

Semarang, 20 Agustus 2019

Pembimbing Klinik
HIPKABI
Bangsal : Bougenville Kelamin : P Nomor : 57-57-xx

Tgl/Bl/Th :
Nama : Ny. A Umur : 35 Th
04/05/1987
Op.Elektif Tgl :
Kelas / Jaminan : III/ BPJS Km Operasi No: 3 23/08/2019
LAPORAN
Jam : 10.30 WIB
PENGHITUNGAN
Praktikan : Reyva Bahtiar Trainer : Hendrik Kurniawan,
INSTRUMEN DAN
Firdaus S.Kep., Ns S.Kep.,Ns.
LANGKAH-LANGKAH
OPERASI
Paraf : .......... Paraf : ..........
Diagnosa Medis : G1P1A0 bekas SC 6 th yang lalu, CPD (
chepalo pelvic disproportion) Operator : dr. M.T. SpOG
Tindakan Operasi : Sectio Caesaria (SC) dengan CPD + dr. K (resident obgyn, operator 2)
IUD
Peran Asisten
Observer Sirkuler Instrumen Mandiri
Praktikan Instrumen

Persiapan Anastesi :
Jenis Anastesi : Spinal Anestesi BLOCK ( SAB)
Pre-medikasi : Ondancentron 4 mg 1amp (IV)
Fungsi : mencegah mual muntah saat operasi
1. Bunascan 20mg (subarachnoid) 5. Ketorolac 15 mg 3amp (IV)
2. Oksitocin 10 IU/ml (1mg) (IV) 6. Tramadol 100mg 1 amp ( IV)
3. Methylergometrine 0,2 mg/ml ( IV) 7. Providone iodine 10%
4. Asam tranexamade 1 amp 500mg ( 8. Spuit 3cc, 5cc dan 10 cc 1/3/1
IV) 9. Hand gloves 7,5 1
10. Kassa sterile

PERHITUNGAN INSTRUMEN DAN BAHAN HABIS PAKAI


Jumlah
Instrumen dan Sponge
No Pra Intra + Post
INSTRUMEN
1 Kidney tray/ bengkok 1 1 - 1
2 Bowl/kom (round bowl) 1 1 - 1
3 Ovarium klem / sponge holding forcep 6 6 - 6
(williams)/ ovum forceps
4 klem/ delicate hemostatic forceps 5 4 - 5
5 Skapel kecil no 3 (scalpel handles) 1 1 - 1
6 Towel clamps/ backhaus 6 6 - 6
7 Langen back (retractor/kocher) 2 2 - 2
8 Set yankeur suction 1 1 - 1
9 Pinset chirugis (delicate tissue forceps) 2 2 - 2
10 Pinset anatomis (dissecting forceps) 2 1 - 2
11 Gunting benang (delicate scissor) 1 1 - 1
12 Gunting jaringan (nelson metzenbaum/ 2 2 - 2
dissecting scissors)
13 Needle holder (Baumgartner) 2 2 - 2
14 Hak shympisis (abdominal retractor) 2 2 - 2
16 Klem bengkok/ ligature forceps 4 3 - 4
17 Double hak/ us-army retractor 2 2 - 2
JUMLAH 42 40 42
BARANG HABIS PAKAI
1 Glove Steril 7, 7.5, 1/3 1/3 - 1/3
2 Kassa Steril 40 37 - 40
3 Yankeur/Suction 1 1 - 1
4 NaCl 0.9% 500cc 500cc - 500cc
5 Providone Iodine 10% 150cc 150cc - 150cc
6 Alkohol 70% 100cc 100cc - 100cc
7 Bisturi no.10 1 1 - 1
8 Ground Plate 1 1 - 1
9 monofilament 1 tapper (ʘ) 1 1 - 1
10 PGA 3.0 cutting (▲) 1 1 - 1
11 Catgut plain 0 (ʘ) 2 2 - 2
12 Darm gaass 1 1 - 1
13 Underpad 1 1 - 1
14 Apron 4 4 - 4
15 Towel 1 1 - 1
16 Hypafix 15cm 15cm - 15cm
PENGELOLAAN PASIEN PERIOPERATIF
SERAH TERIMA PASIEN
1. Pasien dari ruang Bougenville datang ke IBS dilakukan serah terima pasien antara
perawat ruangan dengan perawat IBS.
2. Melakukan transfer pasien dari brankart ruangan dengan menggunakan easy move
ke brankart kamar bedah di holding room.
3. Mengganti baju pasien dan memakaikan topi operasi serta memasang siderail
brankart kamar bedah.
4. Melakukan pengecekan pengisian ceklist yang berisi lama puasa, pengecekan inform
concent ( persetujuan operasi ), identitas pasien, kelengkapan serah terima pasien
lainnya termasuk obat-obatan yang dibawa.
5. Memeriksa keadaan pasien di ruang Pra Induksi, meliputi tingkat kesadaran, tanda-
tanda vital (TTV) dan kaji riwayat alergi, memasang stiker warna merah bilamana
terjadi reaksi alergi obat-obat pre medikasi tertentu.

SIGN IN
Perawat sirkuler melakukan Sign In di ruangan pra induksi sebelum induksi anastesi , dan
dihadiri minimal oleh dokter anastesi, perawat bedah dan perawat anastesi.
a. Apakah pasien telah memberikan konfirmasi kebenaran identifikasi, lokasi
operasinya, prosedurnya dan telah memberikan persetujuan dalam lembar informed
concent? (sudah)
b. Apakah lokasi operasi sudah diberi tanda/ marking? (sudah dimarking)
c. Apakah mesin dan obat anastesi telah di cek dan lengkap ? (sudah)
d. Apakah Pulse oximeter sudah terpasang dan berfungsi? (sudah)
Apakah pasien memiliki
a. Riwayat alergi yang diketahui?(tidak ada)
b. Resiko kesulitan pada jalan nafas atau resiko aspirasi? (tidak ada)
c. Resiko kehilangan darah > 500 ml (35ml/Kg BB pada dewasa)?

PERSIAPAN TIM BEDAH,ANESTESI DAN PENGELOLAAN PASIEN


1. Dokter operator, asisten operator, perawatan instrument menggunakan APD (penutup
kepala, masker, kacamata, apron, sandal/ sepatu boot).
2. Alasi meja operasi dengan menggunakan duk bersih dan underpad kemudian pasien
dipindahkan ke meja operasi dari brankart ke meja operasi secara aman dengan
menggunakan easy move.
3. Perawat instrumen menyiapkan instrumen Set SC yang akan digunakan untuk tindakan
operasi Sectio Caesaria
4. Perawat sirkuler memasang pulseoxymeter, bedside monitor, sphigmomanometer dan
menempatkan infus pada standart infus, cek mesin suction an pasang tabung suction.
5. Cek fungsi Electro Surgery Unit ( ESU )
6. Pasang ground plate atau netral couter pada salah satu ektremitas bawah pasien yang
dipasang oleh perawat sirkuler.
7. Tim anastesi (dokter anastesi dan penata anastesi) melakukan anastesi dengan teknik
Spinal Anastesi Block.
8. Kemudian perawat sirkuler mengatur posisi pasien supinasi.
SCRUBING
Dokter operator, perawat instrumen, asisten operator melakukan cuci tangan bedah. (air
mengalir, chlorehexidine 4%, pembersih kuku, sponge, sikat). Dengan langkah-langkah :
a) Lepaskan semua asesoris yang berada di tangan
b) pasang apron
c) Lipatlah lengan baju 10 cm diatas siku
d) Basahi tangan dan lengan sampai 5 cm diatas siku dibawah air mengalir.
e) Bersihkan kuku dengan menggunakan pembersih kuku dibawah air mengalir dari arah
dalam keluar.
f) Tuang cairan chlorehexidine 4% ke spon secukupnya (5ml).
g) Basahi spon dan remas-remas sampai berbusa, lumuri dan gosok seluruh permukaan
tangan sampai 5 cm diatas siku.
h) Sikat kuku jari pada masing-masing tangan selama 1 menit (dengan arah menjauhi
badan).
i) Buang sikat dan bilas dengan air mengalir sampai bersih (spon tetap dipegang).
j) Dengan meremas spon sampai berbusa, lumuri kembali tangan sampai 3/4 lengan (5
detik untuk 2 tangan).
k) Gunakan spon untuk membersihkan tangan kiri dan kanan (mulailah menggosok telapak
tangan selama 15 detik, punggung tangan 15 detik, kemudian seluruh jari 15 detik
secara berurutan. Setiap jari digosok seolah mempunai 4 sisi) lalu buang spon kemudian
bilas dibawah air mengalir sampai bersih.
l) Lumuri kembali dan gosok telapak tangan sampai pergelangan tangan dengan
chlorehexidine 4% lalu cuci tangan prosedural.
m) Bilas dengan air mengalir sampai bersih
n) Biarkan air mengalir dari arah tangan sampai siku, jangan dikibas.
o) Pertahankan posisi tangan agar tepalak tangan sejajar dengan bahu.

GOWNING dan GLOVING


9. Dokter operator, perawat instrumen, asisten operator, mengeringkan tangan dengan
towel kemudian memakai jas operasi dan glove steril. (jari-jari tidak boleh melewati
manset jas operasi).
10. Perawat instrumen menyiapkan meja mayo meliputi memasang sarung meja, perlak
pengalas dan menyiapkan instrumen di meja mayo.

INSTRUMENTASI
11. Scrubing nurse/ instrumentator meniapkan instrumen SC dan bahan habis pakai
meliputi kassa steril 40, set yankeur, memasang bisturi no. 10 pada scapel handle no.
3, benang monofilamen 1 tapper jarum bundar, catgut plain 0 tapper jarum bulat, PGA
3.0 cutting jarum segitiga

ASEPSIS
12. Perawat sirkuler memposisikan pasien supinasi untuk memudahkan insisi pada area
operasi.
13. Perawat instrumen memberikan kassa sterile 40 yang telah dijepit dengan ovarium
klem/ovum forcep dan Bowl yang berisi povidon iodine 10% dan alkohol 70% di
bengkok kepada operator untuk melakukan asepsis pada area operasi.
14.
DRAPPING
15. Perawat instrumen memberikan duk steril, kepada asisten operator untuk melakukan
drapping
a. berikan satu duk besar untuk menutupi area caudal. Berikan satu duk besar untuk
menutupi bagian tubuh atas/ frontal pasien. Berikan dua duk sedang untuk bagian
samping kemudian fiksasi dengan menggunakan Doek klem. Pasang set duk perlak
diatas duk besar bagian caudal untuk mencegah tumpahan darah, cairan tubuh
pasien ang merembes/ tembus dan siapkan suction yankeur serta difiksasi dengan
Doek klem.
b. Pasang dan fiksasi set Handpiece Couter ESU dengan Towel Clop/ Doek Klem kecil
yang bersebelahan dengan selang suction.

TIME OUT
16. Perawat sirkuler memimpin Time Out
a. Seluruh anggota telah menyebutkan nama dan peran masing-masing
b. Konfirmasi klien mengenai (identitas klien, diagnosa, prosedur operasi dan area
insisi)
c. Antibiotik profilaksis telah diberikan dalam 60 menit? {Ya ceftriaxone 1 gr (IV)}
ANTISIPASI KEJADIAN KRITIS :
 Operator
a. Hal kritis atau langkah tak terduga apakah yang mungkin diambil ? (Tidak ada)
b. Berapa estimasi lama operasi ? (1 jam)
c. Antisipasi kehilangan darah yang dipersiapkn ? (Tidak ada)
 Tim Anastesi
a. Adakah masalah spesifik yang timbul ? (Tidak ada)
b. Adakah terdapat hal penting mengenai pasien yang perlu diperhatikan?
(Hemodinamik)
 Tim Keperawatan
a. Apakah peralatan sudah steril ? (sudah, sesuai indikator)
b. Adakah alat khusus harus diperhatikan ? (tidak ada)

Dipersilahkan Operator memimpin Doa

LANGKAH-LANGKAH OPERASI SECTIO CAESARIA


No URAIAN LANGKAH-LANGKAH OPERASI INSTRUMENT, BHP DAN SPONGE
1 Pinset chirugis diberikan kepada operator oleh 1. Pinset chirugis/ delicated
perawat instrument untuk melakukan pengecekan tissue forceps 2
obat anestesi bekerja dengan optimal dengan cara 2. Scapel no 3 + bisturi no
mencubit area yang akan di insisi dengan pinset 10
chirugis. Selain itu, pinset chirugis juga digunakan 3. Kidney tray 1
untuk membuat garis imaginer (marking) di area 4. Kassa 2
yang akan di insisi. Kemudian perawat instrument
memberikan scapel no 3 yang terpasang bisturi no
10 dengan ditempatkan diatas kidney tray yang
akan digunakan untuk melakukan insisi jaringan
kulit abdomen dengan metode pfannenstiel hingga
terlihat lapisan vacia abdominalis. Kemudian
perawat instrument memberikan kassa dan pinset
chirugis kepada asisten untuk membantu operator
dalam mengontrol perdarahan
2 Perawat instrument memberikan kassa lagi kepada 5. Kassa 2
asisten untuk mengontrol perdarahan dan perawat 6. Suction 1
instrument melakukan suction untuk evakuasi
perdarahan
3 Perawat instrument memberikan gunting jaringan 7. Gunting jaringan
atau dissecting scissor dan pinset anatomis kepada (dissecting scissor/
operator yang digunakan dalam melebarkan area metzenbaum) (1)
insisi pada fasia sampai ke otot. Kemudian 8. Pinset anatomis/
operator menggunting area peritoneum, lalu dissecting tissue forceps
membuka dengan jari tumpul sampai terlihat (2)
uterus. (atraumatic)
4 Perawat instrument memberikan hak symphisis 9. Hak symphisis 1
dan scapel no 3 dan bisturi no 10 kepada operator 10. Scalpel no 3
untuk menginsisi di area uterus yang selanjutnya 11. Bisturi no 10
memberikan pean untuk melebarkan daerah insisi 12. Haemostatics forceps 4
dan selanjutnya perawat instrument memberikan 13. Gunting jaringan /
gunting jaringan yang digunakan juga untuk dissecting scissor 1
memperlebar daerah insisi kiri dan kanan (SBR= 14. Pinset chirugis/ delicated
segmen bawah rahim). Setelah itu pecah ketuban tissue forceps 1
menggunakan pinset chirugis dan saat keluar
cairan ketuban, perawat instrumen melakukan
suction.
5 operator menggunakan teknik luksasi untuk 15. Darm gauze
mengeluarkan bayi dengan tangan tumpul dibantu
dengan menggunakan darm gause untuk bayi tidak
jatuh, karena terdapat lapisan vernix caseosa.
6 Setelah bayi keluar, perawat instrument 16. Haemostatic forceps (2)
memberikan 2 hemostatik forceps kepada asisten 17. Dissecting scissor/
dan operator dan delicated hemostatic forceps metzenbaum (1)
untuk mengeclamp tali pusat bayi dan dissecting
scissor untuk menggunting tali pusat. Selanjutnya
bayi diserahkan kepada bidan yang bertugas
menerima bayi.
7 perawat instrument kemudian mendekatkan 18. Kidney tray
kidney tray untuk tampungan plasenta.
8 perawat instrument memberikan sponge holding 19. Sponge holding forceps
forceps (4) untuk menjepit medial area atas, bawah (4)
dan lateral kanan dan kiri. 20. Darm gauze (1)
9 perawat instrument menjepit kassa kering dengan 21. Sponge holding forceps
menggunakan sponge holding forceps untuk (3)
membersihkan uterus dari sisa sisa plasenta yang 22. Kassa steril (10)
masih tertinggal
10 Setelah uterus bersih dari sisa-sisa plasenta, 23. Kassa (4)
perawat instrument memberikan desinfektan yang 24. Sponge holding forceps
berupa providone iodine 10% pada kassa yang di (1)
jepit oleh sponge holding forceps kepada operator 25. Providone iodine 10%
untuk mendesinfeksi ke bagian dalam uterus lalu 26. IUD CoT (1)
perawat instrument memberikan IUD CoT kepada
operator untuk dipasangkan ke dalam uterus
11 perawat instrument memberikan needle holder 27. Needle holder (1)
bersama benang monofilament no 1 tapper (ʘ) dan 28. Monofilament no 1
pinset chirugis untuk meng-hacting atau menjahit tapper (ʘ) (1)
uterus sambil mengontrol perdarahan dengan 29. Pinset chirugis (1)
kassa. Pasang juga hak shymphisis untuk 30. Hak shympisis (1)
memperlebar area emudian cek perdarahan seta 31. Sponge holding forceps
stosel dan lakukan pembersihan menggunakan (2)
kassa yang dijepit oleh sponge holding forceps 32. Kassa (4)
13 perawat instrument memberikan kassa steril 33. Kassa (4)
kepada asisten untuk membersihkan uterus bagian
luar.
14 SIGN OUT:
Lakukan penghitungan intrumen yang telah
digunakan
Nama Tak
Pre intra (+) post
barang terpakai
instrumen 42 40 - 2 42
kassa 40 26 - 14 40
jarum 4 4 - 0 4

Penghitungan dilakukan oleh sirkuler dan


instrument
14 perawat instrument memberikan 4 kocker untuk 34. Kocker (4)
menjepit peritoneum kanan kiri atas dan bawah
15 perawat instrument memberikan needle holder 35. Needle holder 1
dengan benang catgut plain 0 tapper (ʘ) dan 36. Catgut plain 0 tapper 1
pinset chirugis kepada operator untuk menjahit 37. Kassa 2
peritoneum, siapkan kassa dengan penjepit sponge 38. Sponge holder forceps 1
holding forceps deeper untuk mengontrol 39. Delicated scissor 1
perdarahan. Dan memberikan gunting benang 40. Hemostatik forceps 1
atau delicate scissor kepada asisten untuk 41. Pinset chirugis 1
menggunting benang jahitan.
16 Operator melakukan penjahitan pada otot 42. Catgut plain 0 tapper 1
abdomen menggunakan needle holder dengan 43. Delicated scissor 1
benang catgut plain 0 tapper ʘ dan pinset chirugis, 44. Hemostatik forceps 1
siapkan gunting benang dan hemostatik forceps 45. Pinset chirugis (1)
kepada asisten untuk membantu proses 46. Needle holder (1)
penjahitan
17 Berikan needle holder dengan benang sisa 47. Needle holder 1
monofilament no 1 tapper ʘ dan pinset chirugis 48. Monofilament no 1 (1)
sambil asisten memegang funting benang ( 49. Pinset chirugis 1
delicated scissor, hemostatic forceps dan kassa) 50. delicated scissor 1
51. hemostatic forceps 1
52. kassa 2
18 Berikan operator needle holder dengan benang 53. needle holder 1
cutgut plain no 0 tapper ʘ dan pinset chirugis 54. benang catgut plain 0
untuk hacting area lemak tapper 1
55. pinset chirugis 1
19 Berikan operator needle holder dengan benang 56. pinset chirugis (1)
PGA 3.0 cutting▲ dan pinset chirugis untuk 57. needle holder (1)
hacting subcuticular kulit 58. benang PGA 3.0 cutting▲
20 Asisten operator membersihkan area insisi dengan 59. NaCl 0.9% 20cc
nacl 0,9% dan menutup luka jahitan dengan kassa 60. Povidone iodine 150cc
yang telah diberi povidone iodine 10% dan dilapisi 61. Kassa( 8 )
kassa steril dan di fiksasi dengan plester 62. Plester 15 cm
21 Perawat instrument melepas towel clamp dan duk 63. Towel clamp 6
dengan cara digulung dan memasukkan ke
kantung kotor
22 Asisten operator memposisikan pasien dorsal 64. Kassa 6
recumbent dan memberikan kassa yang telah 65. Povidone iodine 105 20cc
dituangkan povidone iodine untuk evaluasi
perdarahan pervagina
23 Kembalikan pasien pada posisi supinasi
24 Perawat sirkuler merapikan dan membersihkan 66. Towel 1
pasien menggunakan towel dan memasang popok 67. Hydrogel Popok 1
ukuran L
25 Perawat instrument menaruh instrument ke boks
alat kotor setelah dihitung kelengkapanya
26 Perawat instrument, sirkuler, operator melepas jas
steril, sarung tangan, apron dan setelah itu cuci
tangan procedural
27 Tim anastesi melakukan pengecekan kesadaran,
hemodinamika pasien
28 Setelah pasien sadar, pindahkan pasien ke
brancart ke recovery room
29 Sesampainnya di RR klien dipasang bedside
monitor dan oksigen 3 l/m dengan nasal kanul
30 Monitor kesadaran, vital sign pasien, dan atur
posisi kepala lebih tinggi dari jantung
31 Lakukan penilaian pasien dengan menggunakan
bromage skor, jika skor minimal 2 maka pasien
boleh pindah ke ruang perawatan.
32 Nursing handover antara perawat RR dan perawat
ruangan
Semarang, 25 Agustus 2019
Pembimbing Klinik/ CI

Anda mungkin juga menyukai