PUSKESMAS PEMBANTU
JIMBE
PUSKESMAS SETONO
KABUPATEN PONOROGO
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan berkat dan rahmat-Nya sehingga Puskesmas Setono Kabupaten
Ponorogo pada Tahun 2018 ini mendapat kesempatan untuk melaksanakan
akreditasi.
Akreditasi bagi Puskesmas Setono Kabupaten Ponorogo sangatlah penting
untuk meningkatkan mutu pelayanan dan kepuasan bagi pasien serta masyarakat.
Untuk menunjang pelaksanaan akreditasi di Puskesmas Setono Kabupaten
Ponorogo maka diperlukan pedoman pelayanan di Puskesmas Setono.
Harapan kami mudah mudahan pedoman pelayanan ini dapat member
manfaat dan bagi Puskesmas Setono, sehingga akreditasi di Puskesmas Setono
Kabupaten Ponorogo berjalan lancar dan menjadi Puskesmas yang lebih baik.
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten /
Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di
suatu wilayah kerja. Puskesmas Setono adalah salah satu dari UPT Dinas
Kesehatan Kabupaten Ponorogo dengan wilayah kerja yang mencakup 6 dari 17
kelurahan yang ada di Kecamatan Jenangan.
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas
Setono adalah “Mewujudkan masyarakat wilayah kerja Puskesmas Setono yang
sehat dan mandiri”
Berdasarkan visi Puskesmas Setono, maka misi Puskesmas Setono antara
lain :
1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
2. Mengutamakan mutu pelayanan
3. Pemberdayaan masyarakat dalam upaya kesehatan.
Dalam upaya untuk meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan
kesehatan bagi masyarakat di wilayahnya, Puskesmas Setono dibantu oleh
jaringan pelayanan Puskesmas, salah satunya adalah Puskesmas pembantu.
Puskesmas Pembantu merupakan jaringan pelayanan Puskesmas yang
memberikan pelayanan kesehatan secara permanen di suatu lokasi dalam
wilayah kerja Puskesmas. Puskesmas Pembantu merupakan bagian integral
Puskesmas, yang harus dibina secara berkala oleh Puskesmas.
Dalam melaksanakan pelayanan puskesmas pembantu, agar dapat
berjalan dengan baik dan dapat memenuhi kebutuhan pasien maka Puskesmas
Setono menyusun “PEDOMAN PELAYANAN PUSKESMAS PEMBANTU.”
B. TUJUAN PEDOMAN
1. TUJUAN UMUM
Terlaksananya pelayanan puskesmas pembantu yang bermutu di Puskesmas
Pembantu Jimbe.
2. TUJUAN KHUSUS
Sebagai acuan bagi tenaga kesehatan dalam melaksanakan pelayanan
puskesmas pembantu Jimbe.
3
C. SASARAN PEDOMAN
Sasaran Pedoman Pelayanan Puskesmas pembantu adalah Petugas
Pelayanan di puskesmas pembantu Jimbe.
E. BATASAN OPERASIONAL
Batasan operasional dalam Pedoman Pelayanan Puskesmas pembantu ini
adalah proses pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien di
Puskesmas Pembantu Jimbe, mulai dari pelayanan pendaftaran, pemeriksaan
umum, pelayanan KIA-KB, dan pelayanan obat.
4
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
B. JADWAL KEGIATAN
Pelayanan Puskesmas Pembantu Jimbe buka setiap hari kerja sesuai jam
pelayanan sebagai berikut :
- Senin s/d Sabtu : 08.00 – 12.00
5
BAB III
STANDAR FASILITAS
Sarana adalah suatu tempat, fasilitas dan peralatan yang langsung terkait
dengan Pelayanan klinis. Sedangkan prasarana adalah tempat, fasilitas dan
peralatan yang secara tidak langsung mendukung pelayanan kesehatan. Dalam
upaya mendukung Pelayanan Puskesmas diperlukan sarana dan prasarana yang
memadai.
Standar Fasilitas Puskesmas Pembantu menurut Permenkes Nomer 75 Tahun
2014 adalah sebagai berikut :
JUMLAH MINIMAL
No JENIS PERALATAN
PERALATAN
6
JUMLAH MINIMAL
No JENIS PERALATAN
PERALATAN
VII. Perlengkapan
1. Handuk Kecil untuk Lap Tangan 1 buah
2. Kasur 1 buah
3. Kotak Penyimpan Jarum Bekas 1 buah
4. Pispot 2 buah
5. Sikat Tangan 1 buah
6. Sikat untuk Membersihkan Peralatan 1 buah
7. Steek Laken (Sprei Kecil) 1 buah
8. Tempat Sampah Tertutup 1 buah
9. Toples Kapas/Kasa Steril 1 buah
VIII. Meubelair
1. Kursi Kerja 3 buah
2. Lemari Peralatan 1 buah
3. Meja Tulis ½ biro 1 buah
9
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. LINGKUP KEGIATAN
Lingkup kegiatan di Unit Pelayanan Puskesmas pembantu adalah :
1. Pelayanan Pendaftaran
2. Pelayanan Pemeriksaan Umum
3. Pelayanan Pemeriksaan Kehamilan (ANC)
4. Pelayanan KB
5. Pelayanan MTBS
6. Pelayanan Obat
B. LANGKAH KEGIATAN
1. Pelayanan Pendaftaran
Pendaftaran adalah tata cara penerimaan Pasien yang akan berobat ke
Puskesmas Pembantu. Alur Pendaftaran Pasien di Pustu Jimbe adalah
sebagai berikut :
10
11
2. Pelayanan Pemeriksaan Umum
Alur pelayanan pemeriksaan umum yang diselenggarakan di Pustu Jimbe
adalah sebagai berikut :
12
Apabila terdapat pemeriksaan yang tidak dapat dilakukan di Pustu, atau
terdapat kehamilan resiko tinggi / membutuhkan penanganan khusus maka
pasien dirujuk ke Puskesmas induk.
4. Pelayanan KB
Alur pelayanan KB yang diselenggarakan di Pustu JIMBE adalah sebagai
berikut :
13
5. Pelayanan MTBS
Setiap pasien usia 0-59 bulan yang sakit dan berkunjung ke Pustu Pinggisari
dilayani dengan metode pelayanan MTBS. Pelayanan MTBS dilaksanakan
sesuai Pedoman Pelayanan Manajemen Terpadu Balita Sakit Kementrian
Kesehatan. Adapun kegiatan yng dilakukan antara lain :
a. Pengkajian
Pengkajian pasien anak dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai
kondisi kesehatan anak, setidaknya memuat antara lain :
o status imunisasi
o catatan pemberian vitamin A dosis tinggi
o deteksi dini perkembangan anak
o riwayat kesehatan anak saat ini
b. Perencanaan Layanan
Rencana layanan ditetapkan berdasarkan hasil kajian yang dinyatakan
dalam bentuk diagnosis. Dalam menyusun rencana layanan perlu dipandu
oleh standar pelayanan medis dan standar asuhan keperawatan. Pasien
mempunyai hak untuk mengambil keputusan terhadap layanan yang akan
diperoleh. Pasien/keluarga diberi peluang untuk bekerjasama dalam
menyusun rencana layanan klinis yang akan dilakukan. Dalam menyusun
rencana layanan tersebut harus memperhatikan kebutuhan biologis,
psikologis, sosial, spiritual dan memperhatikan nilai-nilai budaya yang
dimiliki oleh pasien.
c. Penyuluhan / edukasi pasien dan/atau keluarga
Untuk meningkatkan luaran klinis yang optimal perlu ada kerjasama
antara petugas kesehatan dan pasien/keluarga. Pasien/keluarga perlu
mendapatkan penyuluhan kesehatan dan edukasi yang terkait dengan
penyakit dan kebutuhan klinis pasien, oleh karena itu penyuluhan dan
pendidikan pasien/keluarga perlu dipadukan dalam pelayanan klinis.
Setiap kali selesai melakukan edukasi kepada pasien / keluarga maka
dilakukan penilaian terhadap efektivitas penyampaian informasi kepada
pasien/keluarga pasien agar mereka dapat berperan aktif dalam proses
layanan dan memahami konsekuensi layanan yang diberikan. Hasil
pelaksanaan edukasi ditulis di dalam lembar catatan penyampaian
edukasi dan disimpan di dalam berkas rekam medis.
d. Perencanaan Rujukan
Jika kebutuhan pasien tidak dapat dipenuhi oleh Puskesmas, maka
pasien harus dirujuk ke fasilitas kesehatan yang mampu menyediakan
14
pelayanan yang dibutuhkan oleh pasien. Pasien/keluarga pasien
mempunyai hak untuk memperoleh informasi tentang rencana rujukan.
Informasi tentang rencana rujukan harus disampaikan dengan cara yang
mudah dipahami oleh pasien/keluarga pasien. Informasi tentang rencana
rujukan diberikan kepada pasien/keluarga pasien untuk menjamin
kesinambungan pelayanan. Informasi yang perlu disampaikan kepada
pasien meliputi: alasan rujukan, fasilitas kesehatan yang dituju, termasuk
pilihan fasilitas kesehatan lainnya, jika ada, sehingga pasien/keluarga
dapat memutuskan fasilitas yang mana yang dipilih, serta kapan rujukan
harus dilakukan. Untuk memastikan kontinuitas pelayanan, informasi
mengenai kondisi pasien dikirim bersama pasien. Salinan resume pasien
tersebut diberikan kepada fasilitas kesehatan penerima rujukan bersama
dengan pasien. Resume tersebut memuat kondisi klinis pasien, prosedur
dan pemeriksaan yang telah dilakukan dan kebutuhan pasien lebih lanjut.
6. Pelayanan Obat
Petugas pelayanan obat Pustu JIMBE melakukan pengelolaan obat
sebagaimana dilakukan di kamar obat sesuai dengan standard dan prosedur
yang telah ditetapkan. Setiap bulan petugas unit pelayanan kesehatan lansia
melakukan pelaporan ke bagian gudang obat Puskesmas SETONO.
15
BAB V
LOGISTIK
16
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
17
Pengukuran indikator dilakukan dengan cara menghitung jumlah pasien yang
dilayani oleh bagian farmasi dikurangi kejadian kesalahan pemberian obat dibagi
jumlah seluruh pasien yang mendapat pelayanan obat.
4. Tidak terjadi kesalahan prosedur tindakan medis dan keperawatan
Dalam melaksanakan tindakan medis dan keperawatan, petugas harus selalu
melaksanakannya sesuai prosedur yang telah ditetapkan. Identifikasi pasien
yang akan mendapatkan tindakan medis dan keperawatan perlu dilakukan
sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pemberian prosedur.
5. Pengurangan terjadinya risiko infeksi di puskesmas
Agar tidak terjadi risiko infeksi, maka semua petugas Puskesmas SETONO wajib
menjaga kebersihan tangan dengan cara mencuci tangan 7 langkah dengan
menggunakan sabun dan air mengalir. Tujuh langkah cuci tangan pakai sabun
(CTPS) harus dilaksanakan pada lima keadaan, yaitu:
a. Sebelum kontak dengan pasien
b. Setelah kontak dengan pasien
c. Sebelum tindakan aseptik
d. Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien
e. Setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien.
6. Tidak terjadinya pasien jatuh
Setiap pasien yang dirawat di Puskesmas SETONO dilakukan pengkajian
terhadap kemungkinan risiko jatuh untuk meminimalkan risiko jatuh. Pencegahan
terjadinya pasien jatuh dilakukan dengan cara:
a. Memberikan identifikasi jatuh pada setiap pasien dengan pada setiap pasien
yang beresiko jatuh dengan memberi tanda gelang berwarna kuning.
b. Memberikan intervensi kepada pasien yang beresiko serta memberikan
lingkungan yang aman.
18
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
19
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
20
BAB IX
PENUTUP
21
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. 2013. Standar Puskesmas. Jawa Timur :
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur.
22