Anda di halaman 1dari 22

PEDOMAN PELAYANAN

PUSKESMAS PEMBANTU
JIMBE

PUSKESMAS SETONO
KABUPATEN PONOROGO
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan berkat dan rahmat-Nya sehingga Puskesmas Setono Kabupaten
Ponorogo pada Tahun 2018 ini mendapat kesempatan untuk melaksanakan
akreditasi.
Akreditasi bagi Puskesmas Setono Kabupaten Ponorogo sangatlah penting
untuk meningkatkan mutu pelayanan dan kepuasan bagi pasien serta masyarakat.
Untuk menunjang pelaksanaan akreditasi di Puskesmas Setono Kabupaten
Ponorogo maka diperlukan pedoman pelayanan di Puskesmas Setono.
Harapan kami mudah mudahan pedoman pelayanan ini dapat member
manfaat dan bagi Puskesmas Setono, sehingga akreditasi di Puskesmas Setono
Kabupaten Ponorogo berjalan lancar dan menjadi Puskesmas yang lebih baik.

Kepala UPT Puskesmas Setono

dr. LUKI HANIFA


NIP.19681111 200212 2 010

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten /
Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di
suatu wilayah kerja. Puskesmas Setono adalah salah satu dari UPT Dinas
Kesehatan Kabupaten Ponorogo dengan wilayah kerja yang mencakup 6 dari 17
kelurahan yang ada di Kecamatan Jenangan.
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas
Setono adalah “Mewujudkan masyarakat wilayah kerja Puskesmas Setono yang
sehat dan mandiri”
Berdasarkan visi Puskesmas Setono, maka misi Puskesmas Setono antara
lain :
1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
2. Mengutamakan mutu pelayanan
3. Pemberdayaan masyarakat dalam upaya kesehatan.
Dalam upaya untuk meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan
kesehatan bagi masyarakat di wilayahnya, Puskesmas Setono dibantu oleh
jaringan pelayanan Puskesmas, salah satunya adalah Puskesmas pembantu.
Puskesmas Pembantu merupakan jaringan pelayanan Puskesmas yang
memberikan pelayanan kesehatan secara permanen di suatu lokasi dalam
wilayah kerja Puskesmas. Puskesmas Pembantu merupakan bagian integral
Puskesmas, yang harus dibina secara berkala oleh Puskesmas.
Dalam melaksanakan pelayanan puskesmas pembantu, agar dapat
berjalan dengan baik dan dapat memenuhi kebutuhan pasien maka Puskesmas
Setono menyusun “PEDOMAN PELAYANAN PUSKESMAS PEMBANTU.”

B. TUJUAN PEDOMAN
1. TUJUAN UMUM
Terlaksananya pelayanan puskesmas pembantu yang bermutu di Puskesmas
Pembantu Jimbe.

2. TUJUAN KHUSUS
Sebagai acuan bagi tenaga kesehatan dalam melaksanakan pelayanan
puskesmas pembantu Jimbe.

3
C. SASARAN PEDOMAN
Sasaran Pedoman Pelayanan Puskesmas pembantu adalah Petugas
Pelayanan di puskesmas pembantu Jimbe.

D. RUANG LINGKUP PEDOMAN


Ruang lingkup pedoman pelayanan puskesmas pembantu ini meliputi
seluruh pelayanan di puskesmas pembantu Jimbe.

E. BATASAN OPERASIONAL
Batasan operasional dalam Pedoman Pelayanan Puskesmas pembantu ini
adalah proses pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien di
Puskesmas Pembantu Jimbe, mulai dari pelayanan pendaftaran, pemeriksaan
umum, pelayanan KIA-KB, dan pelayanan obat.

4
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Untuk dapat melaksanakan fungsinya dan menyelenggarakan pelayanan
Puskesmas pembantu, dibutuhkan sumber daya manusia yang mencukupi baik
jumlah maupun mutunya. Pola ketenagaan minimal harus dimiliki oleh
Puskesmas. Adapun tenaga di Unit Pelayanan Puskesmas Pembantu Jimbe
adalah sebagai berikut :

No JENIS TENAGA KUALIFIKASI JUMLAH


1 Penanggung jawab Bidan 1
Puskesmas Pembantu
2 Perawat Pelaksana Perawat 1
Pelayanan
3 Tenaga administrasi Minimal SMA 2
4 Tenaga kebersihan Minimal SMA 1

B. JADWAL KEGIATAN
Pelayanan Puskesmas Pembantu Jimbe buka setiap hari kerja sesuai jam
pelayanan sebagai berikut :
- Senin s/d Sabtu : 08.00 – 12.00

5
BAB III
STANDAR FASILITAS

Sarana adalah suatu tempat, fasilitas dan peralatan yang langsung terkait
dengan Pelayanan klinis. Sedangkan prasarana adalah tempat, fasilitas dan
peralatan yang secara tidak langsung mendukung pelayanan kesehatan. Dalam
upaya mendukung Pelayanan Puskesmas diperlukan sarana dan prasarana yang
memadai.
Standar Fasilitas Puskesmas Pembantu menurut Permenkes Nomer 75 Tahun
2014 adalah sebagai berikut :

JUMLAH MINIMAL
No JENIS PERALATAN
PERALATAN

I. Set Pemeriksaan Umum di Puskesmas Pembantu


1. Aligator Forsceps P.247 2 buah
2. Baki Logam Tempat Alat Steril Bertutup 2 buah
Corong Telinga/Spekulum Telinga P.241, Ukuran Kecil, Besar, 1 set
3.
Sedang
4. Duk Bolong, Sedang 2 buah
5. Emesis basin/Nierbeken besar 1 buah
6. Gunting Bedah Standar, Lurus 2 buah
7. Gunting Benang 2 buah
8. Gunting Pembalut, Lister 1 buah
9. Klem Arteri, Lurus (Kelly) 2 buah
10. Klem/Pemegang Jarum Jahit, 18 cm (Mayo-Hegar) 2 buah
11. Korentang, Penjepit Sponge (Foerster) 2 buah
12. Lampu senter untuk periksa/pen light 1 buah
13. Meja Instrumen/Alat 1 buah
14. Pengukur tinggi badan 1 buah
15. Pengukur panjang badan 1 buah
16. Pinset Anatomis (Untuk Specimen) 2 buah
17. Pinset Anatomis, 14,5 cm 2 buah
18. Pinset Anatomis, 18 cm 2 buah
19. Pinset Bayonet P.245 2 buah
20. Pinset Bedah 18 cm 2 buah
21. Pinset Bedah, 14,5 cm 2 buah
22. Silinder Korentang Steril 2 buah
23. Skalpel, Tangkai Pisau Operasi 2 buah
24. Sphygmomanometer dewasa 1 buah
25. Standar infuse 1 buah
26. Sterilisator 1 buah
27. Stetoskop 1 buah
28. Sudip Lidah, Logam, Panjang 12 cm 1 buah
29. Tempat Tidur Periksa Dan Perlengkapannya 1 buah
30. Termometer 1 buah
31. Timbangan Dewasa 1 buah
32. Timbangan Bayi 1 buah
33. Torniket karet 1 buah
34. Tromol Kasa/Kain Steril (125 x 120 mm) 1 buah

6
JUMLAH MINIMAL
No JENIS PERALATAN
PERALATAN

II. Set Pemeriksaan Kesehatan Ibu*


1. 1/2 Klem Korcher 1 buah
2. Anuskop 3 buah
3. Bak Instrumen dengan tutup 1 buah
4. Baki Logam Tempat Alat Steril Bertutup 1 buah
5. Doppler 1 buah
6. Gunting Benang 1 buah
7. Gunting Verband 1 buah
8. Korcher Tang 1 buah
9. Mangkok untuk Larutan 1 buah
10. Meja Instrumen / Alat 1 buah
11. Meja Periksa Ginekologi dan kursi pemeriksa 1 buah
12. Palu Refleks 1 buah
13. Pen Lancet 1 buah
14. Pinset Anatomi Panjang 1 buah
15. Pinset Anatomi Pendek 1 buah
16. Pinset Bedah 1 buah
17. Silinder Korentang Steril 1 buah
18. Sonde mulut 1 buah
19. Spekulum Vagina (Cocor Bebek) Besar 3 buah
20. Spekulum Vagina (Cocor Bebek) Kecil 2 buah
21. Spekulum Vagina (Cocor Bebek) Sedang 5 buah
22. Spekulum Vagina (Sims) 1 buah
23. Sphygmomanometer Dewasa 1 buah
24. Stand Lamp untuk tindakan 1 buah
25. Stetoskop Dewasa 1 buah
26. Stetoskop Janin / Fetoscope 1 buah
27. Sudip lidah logam / Spatula Lidah Logam panjang 12 cm 2 buah
28. Sudip lidah logam / Spatula Lidah Logam panjang 16,5 cm 2 buah
29. Tampon Tang 1 buah
30. Tempat Tidur Periksa 1 buah
31. Termometer Dewasa 1 buah
32. Timbangan Dewasa 1 buah
33. Torniket Karet 1 buah

I. Set Pemeriksaan Kesehatan Anak


1. Alat Pengukur Panjang Bayi 1 buah
2. Flowmeter anak (high flow) 1 buah
3. Flowmeter neonatus (low flow) 1 buah
4. Lampu periksa 1 buah
5. Pengukur lingkar kepala 1 buah
6. Pengukur tinggi badan anak 1 buah
7. Sphygmomanometer dan manset anak 1 buah
8. Stetoskop pediatric 1 buah
9. Termometer Anak 1 buah
10. Timbangan Anak 1 buah
11. Timbangan bayi 1 buah

II. Set Pelayanan KB


7
JUMLAH MINIMAL
No JENIS PERALATAN
PERALATAN

1. Baki Logam Tempat Alat Steril Bertutup 1 buah


2. Implant Kit 1 buah
3. IUD Kit 1 buah

V. Set Pemeriksaan Laboratorium Sederhana


1 Alat pemeriksaan Hb POCT 1
2 Tes Celup Glucoprotein Urin 1
3 Tes Celup hCG (tes kehamilan) 1
4 Tes Golongan Darah 1
5 Kulkas (penyimpan reagen, vaksin dan obat) 1

VI. Bahan Habis Pakai


1. Benang Silk Sesuai kebutuhan
2. Betadine Solution atau Desinfektan lainnya 1 botol
3. Chromic Catgut Sesuai kebutuhan
4. Disposable Syringe, 1 cc Sesuai kebutuhan
5. Disposable Syringe, 10 cc Sesuai kebutuhan
6. Disposable Syringe, 3 cc Sesuai kebutuhan
7. Disposable Syringe, 5 cc Sesuai kebutuhan
8. Jarum Jahit, Lengkung, 1/2 Lingkaran, Penampang Bulat Sesuai kebutuhan
9. Jarum Jahit, Lengkung, 1/2 Lingkaran, Penampang Segitiga Sesuai kebutuhan
10. Jarum Jahit, Lengkung, 3/8 Lingkaran, Penampang Bulat Sesuai kebutuhan
11. Jarum Jahit, Lengkung, 3/8 Lingkaran, Penampang Segitiga Sesuai kebutuhan
12. Kateter, Karet Nomor 10 (Nelaton) Sesuai kebutuhan
13. Kateter, Karet Nomor 14 (Nelaton) Sesuai kebutuhan
14. Pelilit Kapas/Cotton Aplicator Sesuai kebutuhan
15. Sabun Tangan atau Sabun Cair Antiseptik 1 buah
16. Sarung Tangan Sesuai kebutuhan
17. Selang Karet untuk Anus Sesuai kebutuhan
18. Semprit, Gliserin Sesuai kebutuhan
19. Skalpel, Mata Pisau Bedah (Nomor 10) Sesuai kebutuhan

VII. Perlengkapan
1. Handuk Kecil untuk Lap Tangan 1 buah
2. Kasur 1 buah
3. Kotak Penyimpan Jarum Bekas 1 buah
4. Pispot 2 buah
5. Sikat Tangan 1 buah
6. Sikat untuk Membersihkan Peralatan 1 buah
7. Steek Laken (Sprei Kecil) 1 buah
8. Tempat Sampah Tertutup 1 buah
9. Toples Kapas/Kasa Steril 1 buah

VIII. Meubelair
1. Kursi Kerja 3 buah
2. Lemari Peralatan 1 buah
3. Meja Tulis ½ biro 1 buah

IX. Pencatatan dan Pelaporan


1. Buku register pelayanan Sesuai Kebutuhan
8
JUMLAH MINIMAL
No JENIS PERALATAN
PERALATAN

2. Formulir Informed Consent Sesuai Kebutuhan


3. Formulir lainnya sesuai kebutuhan pelayanan yang diberikan Sesuai Kebutuhan
4. Formulir laporan Sesuai Kebutuhan
5. Formulir rujukan ke Puskesmas Sesuai Kebutuhan

9
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. LINGKUP KEGIATAN
Lingkup kegiatan di Unit Pelayanan Puskesmas pembantu adalah :
1. Pelayanan Pendaftaran
2. Pelayanan Pemeriksaan Umum
3. Pelayanan Pemeriksaan Kehamilan (ANC)
4. Pelayanan KB
5. Pelayanan MTBS
6. Pelayanan Obat

B. LANGKAH KEGIATAN
1. Pelayanan Pendaftaran
Pendaftaran adalah tata cara penerimaan Pasien yang akan berobat ke
Puskesmas Pembantu. Alur Pendaftaran Pasien di Pustu Jimbe adalah
sebagai berikut :

10
11
2. Pelayanan Pemeriksaan Umum
Alur pelayanan pemeriksaan umum yang diselenggarakan di Pustu Jimbe
adalah sebagai berikut :

3. Pelayanan Pemeriksaan Kehamilan (ANC)


Alur pelayanan pemeriksaan kehamilan yang diselenggarakan di Pustu
JIMBE adalah sebagai berikut :

12
Apabila terdapat pemeriksaan yang tidak dapat dilakukan di Pustu, atau
terdapat kehamilan resiko tinggi / membutuhkan penanganan khusus maka
pasien dirujuk ke Puskesmas induk.
4. Pelayanan KB
Alur pelayanan KB yang diselenggarakan di Pustu JIMBE adalah sebagai
berikut :

13
5. Pelayanan MTBS
Setiap pasien usia 0-59 bulan yang sakit dan berkunjung ke Pustu Pinggisari
dilayani dengan metode pelayanan MTBS. Pelayanan MTBS dilaksanakan
sesuai Pedoman Pelayanan Manajemen Terpadu Balita Sakit Kementrian
Kesehatan. Adapun kegiatan yng dilakukan antara lain :
a. Pengkajian
Pengkajian pasien anak dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai
kondisi kesehatan anak, setidaknya memuat antara lain :
o status imunisasi
o catatan pemberian vitamin A dosis tinggi
o deteksi dini perkembangan anak
o riwayat kesehatan anak saat ini
b. Perencanaan Layanan
Rencana layanan ditetapkan berdasarkan hasil kajian yang dinyatakan
dalam bentuk diagnosis. Dalam menyusun rencana layanan perlu dipandu
oleh standar pelayanan medis dan standar asuhan keperawatan. Pasien
mempunyai hak untuk mengambil keputusan terhadap layanan yang akan
diperoleh. Pasien/keluarga diberi peluang untuk bekerjasama dalam
menyusun rencana layanan klinis yang akan dilakukan. Dalam menyusun
rencana layanan tersebut harus memperhatikan kebutuhan biologis,
psikologis, sosial, spiritual dan memperhatikan nilai-nilai budaya yang
dimiliki oleh pasien.
c. Penyuluhan / edukasi pasien dan/atau keluarga
Untuk meningkatkan luaran klinis yang optimal perlu ada kerjasama
antara petugas kesehatan dan pasien/keluarga. Pasien/keluarga perlu
mendapatkan penyuluhan kesehatan dan edukasi yang terkait dengan
penyakit dan kebutuhan klinis pasien, oleh karena itu penyuluhan dan
pendidikan pasien/keluarga perlu dipadukan dalam pelayanan klinis.
Setiap kali selesai melakukan edukasi kepada pasien / keluarga maka
dilakukan penilaian terhadap efektivitas penyampaian informasi kepada
pasien/keluarga pasien agar mereka dapat berperan aktif dalam proses
layanan dan memahami konsekuensi layanan yang diberikan. Hasil
pelaksanaan edukasi ditulis di dalam lembar catatan penyampaian
edukasi dan disimpan di dalam berkas rekam medis.
d. Perencanaan Rujukan
Jika kebutuhan pasien tidak dapat dipenuhi oleh Puskesmas, maka
pasien harus dirujuk ke fasilitas kesehatan yang mampu menyediakan
14
pelayanan yang dibutuhkan oleh pasien. Pasien/keluarga pasien
mempunyai hak untuk memperoleh informasi tentang rencana rujukan.
Informasi tentang rencana rujukan harus disampaikan dengan cara yang
mudah dipahami oleh pasien/keluarga pasien. Informasi tentang rencana
rujukan diberikan kepada pasien/keluarga pasien untuk menjamin
kesinambungan pelayanan. Informasi yang perlu disampaikan kepada
pasien meliputi: alasan rujukan, fasilitas kesehatan yang dituju, termasuk
pilihan fasilitas kesehatan lainnya, jika ada, sehingga pasien/keluarga
dapat memutuskan fasilitas yang mana yang dipilih, serta kapan rujukan
harus dilakukan. Untuk memastikan kontinuitas pelayanan, informasi
mengenai kondisi pasien dikirim bersama pasien. Salinan resume pasien
tersebut diberikan kepada fasilitas kesehatan penerima rujukan bersama
dengan pasien. Resume tersebut memuat kondisi klinis pasien, prosedur
dan pemeriksaan yang telah dilakukan dan kebutuhan pasien lebih lanjut.
6. Pelayanan Obat
Petugas pelayanan obat Pustu JIMBE melakukan pengelolaan obat
sebagaimana dilakukan di kamar obat sesuai dengan standard dan prosedur
yang telah ditetapkan. Setiap bulan petugas unit pelayanan kesehatan lansia
melakukan pelaporan ke bagian gudang obat Puskesmas SETONO.

15
BAB V
LOGISTIK

Kebutuhan logistik untuk pelaksanaan Pelayanan Puskesmas pembantu Jimbe


direncanakan dalam Perencanaan Puskesmas..
Untuk pengadaan logistik, setiap awal tahun puskesmas pembantu membuat
pengajuan logistik yang dibutuhkan.

16
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

Tujuan dari ditetapkannya sasaran keselamatan pasien adalah untuk


mendorong perbaikan spesifik dalam keselamatan pasien. Sasaran menyoroti
bagian-bagian yang bermasalah dalam pelayanan kesehatan dan menjelaskan bukti
serta solusi atas permasalahan ini.
Untuk meningkatkan keselamatan pasien perlu dilakukan pengukuran
terhadap sasaran-sasaran keselamatan pasien. Indikator pengukuran sasaran
keselamatan pasien seperti pada tabel berikut ini:

NO INDIKATOR SASARAN KESELAMATAN PASIEN TARGET


PUSKESMAS SETONO
1. Tidak terjadinya kesalahan identifikasi pasien 100%
2. Peningkatan komunikasi efektif 100%
3. Tidak terjadinya kesalahan pemberian obat kepada pasien 100%
4. Tidak terjadinya kesalahan prosedur tindakan medis dan 100%
keperawatan
5. Pengurangan terjadinya risiko infeksi di Puskesmas ≥75%
6. Tidak terjadinya pasien jatuh 100%

1. Tidak terjadinya kesalahan identifikasi pasien


Identifikasi pasien yang tepat meliputi tiga detail wajib, yaitu: nama, umur, nomor
rekam medis pasien. Kegiatan identifikasi pasien dilakukan pada saat
pendaftaran, pemberian obat, pengambilan spesimen atau pemberian tindakan
2. Peningkatan komunikasi efektif
Komunikasi efektif, yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan yang dipahami
oleh resipien/penerima akan mengurangi kesalahan, dan menghasilkan
peningkatan keselamatan pasien. Komunikasi dapat secara elektronik, lisan,
atau tertulis. Komunikasi yang paling mudah mengalami kesalahan adalah
perintah diberikan secara lisan dan yang diberikan melalui telpon. Komunikasi
lain yang mudah terjadi kesalahan adalah pelaporan kembali hasil pemeriksaan
klinis, seperti laboratorium klinis menelpon unit pelayanan untuk melaporkan
hasil pemeriksaan segera/ cito.
3. Tidak terjadinya kesalahan pemberian obat kepada pasien
Ketepatan pemberian obat kepada pasien dimaksudkan agar tidak terjadi
kesalahan identifikasi pada saat memberikan obat kepada pasien.

17
Pengukuran indikator dilakukan dengan cara menghitung jumlah pasien yang
dilayani oleh bagian farmasi dikurangi kejadian kesalahan pemberian obat dibagi
jumlah seluruh pasien yang mendapat pelayanan obat.
4. Tidak terjadi kesalahan prosedur tindakan medis dan keperawatan
Dalam melaksanakan tindakan medis dan keperawatan, petugas harus selalu
melaksanakannya sesuai prosedur yang telah ditetapkan. Identifikasi pasien
yang akan mendapatkan tindakan medis dan keperawatan perlu dilakukan
sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pemberian prosedur.
5. Pengurangan terjadinya risiko infeksi di puskesmas
Agar tidak terjadi risiko infeksi, maka semua petugas Puskesmas SETONO wajib
menjaga kebersihan tangan dengan cara mencuci tangan 7 langkah dengan
menggunakan sabun dan air mengalir. Tujuh langkah cuci tangan pakai sabun
(CTPS) harus dilaksanakan pada lima keadaan, yaitu:
a. Sebelum kontak dengan pasien
b. Setelah kontak dengan pasien
c. Sebelum tindakan aseptik
d. Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien
e. Setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien.
6. Tidak terjadinya pasien jatuh
Setiap pasien yang dirawat di Puskesmas SETONO dilakukan pengkajian
terhadap kemungkinan risiko jatuh untuk meminimalkan risiko jatuh. Pencegahan
terjadinya pasien jatuh dilakukan dengan cara:
a. Memberikan identifikasi jatuh pada setiap pasien dengan pada setiap pasien
yang beresiko jatuh dengan memberi tanda gelang berwarna kuning.
b. Memberikan intervensi kepada pasien yang beresiko serta memberikan
lingkungan yang aman.

18
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Untuk keamanan dan kenyamanan bagi setiap petugas yang memberikan


pelayanan kesehatan, terutama untuk mencegah tertularnya penyakit, maka petugas
dalam melaksanakan pelayanan diwajibkan memperhatikaan keamanan diri dengan
menerapkan prinsip PPI, termasuk di Puskesmas Pembantu.

19
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu pelayanan klinis merupakan kegiatan untuk mencegah


terjadinya masalah terkait pelayanan pengobatan atau mencegah terjadinya
kesalahan pengobatan / medikasi (medication error), yang bertujuan untuk
keselamatan pasien.
Unsur-unsur yang mempengaruhi mutu pelayanan sebagai berikut:
1. Unsur masukan (input), yaitu sumber daya manusia, sarana dan prasarana,
ketersediaan dana, dan Standar Prosedur Operasional.
2. Unsur proses, yaitu tindakan yang dilakukan, komunikasi, dan kerja sama.
3. Unsur lingkungan, yaitu kebijakan, organisasi, manajemen, budaya, respon dan
tingkat pendidikan masyarakat.
Pengendalian mutu pelayanan klinis terintegrasi dengan program pengendalian mutu
pelayanan klinis Puskesmas yang dilaksanakan secara berkesinambungan.
Kegiatan pengendalian mutu pelayanan klinis meliputi:
1. Perencanaan, yaitu menyusun rencana kerja dan cara monitoring dan evaluasi
untuk peningkatan mutu standar.
2. Pelaksanaan, yaitu:
a. Monitoring dan evaluasi capaian pelaksanaan rencana
kerja(membandingkan antara capaian dengan rencana kerja)
b. Memberikan umpan balik terhadap hasil capaian.
3. Tindakan hasil monitoring dan evaluasi yaitu:
a. Melakukan perbaikan kualitas pelayanan standar
b. Meningkatkan kualitas pelayanan jika capaian sudah memuaskan.

20
BAB IX
PENUTUP

Pedoman Pelayanan Puskesmas Pembantu Jimbe ini digunakan sebagai


acuan pelaksanaan pelayanan puskesmas pembantu di wilayah Puskesmas Setono.
Untuk keberhasilan pelaksanaan pelayanan diperlukan komitmen dan kerja sama
semua pihak.
Hal tersebut akan menjadikan Pelayanan Puskesmas pembantu Jimbe semakin
optimal dan dapat dirasakan manfaatnya oleh pasien dan masyarakat yang pada
akhirnya dapat meningkatkan citra puskesmas dan kepuasan terhadap proses
pelayanan kepada pasien maupun masyarakat.

21
DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. 2013. Standar Puskesmas. Jawa Timur :
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga


Kesehatan.

Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan


Masyarakat.

22

Anda mungkin juga menyukai