Anda di halaman 1dari 15

PEDOMAN KLINIS PELAYANAN

MTBS

UPTD PUSKESMAS TAPEN


2016
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelayanan KIA(Kesehatan Ibu dan anak )di Puskesmas merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan dari pelaksanaan upaya kesehatan, yang berperan penting dalam menurunkan Angka
kematian Ibu dan Bayi dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Pelayanan KIA di
Puskesmas harus mendukung tiga fungsi pokok Puskesmas, yaitu sebagai pusat penggerak pembangunan
berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, dan pusat pelayanan kesehatan strata pertama
yang meliputi pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat.
Bayi muda adalah bayi yang berumur kurang dari 2 bulan.Bayi muda muda sekali menjadi sakit ,
cepat menjadi berat dan serius bahkan meninggal terutama pada satu minggu pertama kehidupan bayi.
Pada kesempatan ini akan mempelajari cara memberi pelayanan pada bayi muda umur kurang dari 2
bulan ,baik dalam keadaan sehat maupun sakit.
Penyakit yang terjadi pada satu minggu pertama kehidupan bayi hamper selalu terkait dengan masa
kehamilan dan persalinan.Keadaan tersebut merupakan karakteristik khusus yang harus di pertimbangkan
pada saat membuat klasifikasi penyakit.pada bayi yang lebih tua pola penyakitnya sudah merupakan
campuran dengan pola penyakit pada anak.
Sebagian besar ibu mempunyai kebiasaan untuk tidak membawa bayi muda ke fasilitas
kesehatan.Guna mengantisipasi kondisi tersebut program kesehatan ibu dan anak memberikan pelayanan
pada bayi baru lahir melalui kunjungan rumah oleh petugas kesehatan .Melalui kegiatan ini ,Bayi baru
lahir dapat di pantau kesehatannya dan di deteksi secara diri ,Jika di temukan masalah petugas dapat
menasehati dan mengajari ibu untuk melakukan asuhan dasar Bayi muda di rumah bila perlu merujuk
bayi segera
Proses penaganan bayi muda tidak jauh berbeda dengan yang telah di pelajari untuk menangani
balita sakit umur 2 bulan sampai 5 tahun.Beberapa hal yang di pelajari dalam menangani balita sakit
umur 2 bulan sampai 5 tahun berguna bagi bayi muda.
B. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Pelayanan KIA yang dilaksanakan di UPTD Puskesmas Tapen meliputi :

1. Pelayanan dalam gedung meliputi:


a. Perencanaan usulan kegiatan;
b. Pelaksanaan kegiatan;
c. Pelayanan balita atau MTBS.
d. Membuat rujukan.
e. Penyuluhan:
f. Menganjurkan segera kontrol ke nakes apabila setelah minum obat tidak ada perubahan.

2. Pelayanan luar gedung:


a. Kunjungan Neonatus
b. Penyuluhan tentang tanda bahaya bayi muda.

C. Batasan Operasional
Bayi muda adalah bayi yang berumur kurang dari 2 bulan.Bayi muda muda sekali menjadi sakit ,
cepat menjadi berat dan serius bahkan meninggal terutama pada satu minggu pertama kehidupan bayi.
Pada kesempatan ini akan mempelajari cara memberi pelayanan pada bayi muda umur kurang dari 2
bulan ,baik dalam keadaan sehat maupun sakit.
Proses penaganan bayi muda tidak jauh berbeda dengan yang telah di pelajari untuk menangani
balita sakit umur 2 bulan sampai 5 tahun.Beberapa hal yang di pelajari dalam menangani balita sakit
umur 2 bulan sampai 5 tahun berguna bagi bayi muda.

D. Landasan Hukum

1. SK NO 284/MenKes/SK /III/2004,Tentang Buku KIA Menteri Kesehatan RI memutuskan Buku


KIA sebagai buku pedoman resmi yang berisi informasi dan catatan Kesehatan Ibu dan Anak, dan
memperlihatkan hasilnya.
2. Undang-Undang Nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.
3. Undang-Undang Nomor 29 tahun 2009 tentang Praktik Kedokteran.
4. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 65 tahun 2005 tentang Pedoman dan Penyusunan Penerapan
Standar Pelayanan Minimal.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Pola ketenagaan dan kualifikasi SDM pelayanan KIA Puskesmas Tapen adalah :
Tahun 2016
N
Ketenagaan MANDIRI / Jumlah
o PNS PTT
MAGANG
1 Bidan 10 8 4 /5 27
JUMLAH 10 8 4 /5 27

B. Distribusi Ketenagaan
Pola pengaturan ketenagaan pelayanan KIA di UPTD Puskesmas Tapen yaitu :
:
No Uraian Jumlah
1 Puskesmas Pembantu 1
2 Pondok Bersalin Desa (Polindes 9
3 Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) 2
4 Bidan Praktek Swasta 10
`5 Poned 5
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruangan MTBS

Ruang Pendaftaran / Loket RUANG MTBS

Ruang Pemeriksaan dr.anak bayi


dan balita/ MTBS
Ruang Pemeiksaan Ibu Hamil & Ruang Ruang administrasi KIA
Pemeriksaan KB/ Ruang Konseling KIA & KB

B. Fasilitas

Fasilitas, sarana, dan peralatan

JENIS PERLENGKAPAN DALAM RUANGAN

Jenis Perlengkapan dalam ruangan JUMLAH

Meja tulis 2
Tempat tidur anak 1
Gelas ukur 100cc 1
AC 1
Kipas angin 2
Lemari kaca 2
Lemari plastik 1
Lemari olimpik 2
Meja instrument 1
Lampu periksa 1
Senter 1
Penyekat untuk prifasi 0
Tempat sampah tertutup dan plastic di dalamnya 2
Tempat sampah non medis 2
Safeti Bok 2
Pengering tangan 1

JENIS PERALATAN

Jenis Peralatan JUMLAH

Stetoskop anak 1
Timbangan bayi dan timbangan dewasa 1/1
Pengukur lila dan Pengukur panjang badan 1
Nampan Instrumen 5
Korentang dan tempatnya 1
Termometer bayi 1
Bengkok 5
Sungkup/resuscitator bayi 1
Handuk 1

BAHAN HABIS PAKAI

Jenis Bahan Habis Pakai JUMLAH

Infus set dan cairan 1 set


Perban,Kasa dan kapas DDT Ada
Sarung tangan 1Box
Masker 1 Box
Plester 1 rol
Sabun cuci tangan 2 Botol
Jarum Suntik sekali pakai 1,3,5 dan 10 ml 1 Box
Penekan lidah 5 Buah
Decontaminan-Klorin 1 ltr

JENIS OBAT - OBATAN

Jenis Bahan Habis Pakai JUMLAH

Larutan RL 2
Anafilaksis Syok Kit
(Epineprin0,1%,deametason inj 0,5, 1 set
mg/mlHydrokortison inj 100 mg/lnv
Antiseptik etanol 70%,Iodion 1 ltr
Decontaminan-Klorin 1 ltr

Prosedur Klinis
PEDOMAN PELAYANAN MTBS
1.Pemeriksaan bayi dan balita sehat dan sakit dengan penatalaksanaan MTBS.
a.Pasien datang dari loket
b.Catat identitas pasien pada buku regester
c.Mengisi rekammedik pasien dengan anamnesa
d.Mencatat keluhan pasien pada formuler MTBS dan mengklasifikasikan
e.Konsul dr.
2.Pencatatan dan pelaporan
a.Pencatatan harian pada regester.
b.Pelaporan tiap bulan
3.Tata laksana MTBS.
a.Menegement terpadu bayi muda kurang dari 2 bulan
1.Menanyakan pada ibu masalah yang di hadapi bayi muda.
2.memeriksa dan mengklasifikasikan.
3.Menentukan status imunisasi
4. Menilai masalah atau kuluhan pada bayi muda maupun ibu
5.Menentukan tindakan dan member terapi
6.Melakukan konseling pada ibu
7.Rencana tindak lanjut bayi muda.
b.Menegement terpadu balita sakit lebih 2 bulan sampai 5 tahun
1.Menanyakan pada ibu tentang masalah yang di hadapi anak
2.Memeriksa tanda bahaya umum
3.Menanyakan pada ibu untuk keluhan utama
-Batuk
-Diare
-Demam
-Masalah telinga
Apabila ada keluhan utama;
-Lakukan penilaian lebih lanjut
-Membuat klasifikasi penyakit
c.Memeriksa dan mengklasifikasi status gizi.
d.Memeriksa dan mengklasifikasi anemia
e.Memeriksa status Imunisasi dan pemberian vit .A.
f.Menilai masalah dan keluhan lain.
4.Cara pemberian Oralit.
a.Cara pemberian oralit
1) Sampai dengan umur 1 tahun berikan 50- 100 mi setiap kali BAB.
2) Umur 1 – 5 tahun berikan 100-200 setiap kali BAB
3) Berikan secara perlahan dan sedikit – sedikit.
4) Jika anak muntah tunggu 10 menit ,kemudian lanjutkan secara lebih lambat
5) Jika anak diare dengan dehidrasi ringan sampai sedang berikan oralit sesuai yang di
anjurkan selama periode 3 jam:
UMUR BERAT BADAN JUMLAH TAKARAN
≤ 4 Bulan < 6 Kg 200 - 400
4 - < 12 Bulan 6 – 10 Kg 400 - 700
1 - < 2 Tahun 10 – 12 Kg 700 - 900
2 – 5 Tahun 12 – 19 Kg 900 - 1400

6) Menentukan jumlah oralit untuk 3 jam pertama jumlah oralit yang di perlukan BB ( dalam Kg)
x 75 ml.
7) Memberikan 6 bungkus oralit untuk terapi anak.
b.Cara pemberian tablet zinc
1) Memastikan anak yang diare yang diare mendapat tablet zinc
2) Dosis tablet zinc (1 tablet = 20 mg) berikan dosis tunggal selama 10 hari.
- Umur 2 – 6 bulan = ½ tablet / hari selama 10 hari
- Umur ≥ 5 bulan = 1 tablet / hari selama 10 hari.
3) Melarutkan tablet zinc pada air / asi pada sendok atau di potong – potong kecil – kecil
sesuai kemampuan anak untuk menelan.
4)Jika anak muntah ½ jam setelah pemberian zinc ulangi pemberian lagi dengan cara berikan
sedikit – sedikit beberapa kali hingga dosis penuh.
5) Menganjurkan ibu tetap memberikan zincsetelah 10 hari meskipun diare sudah berhenti
6) Bila anak menderiata dehidrasi berat dan memerlukan cairan infuse, tetap berikan tablet zinc
segera setelah anak biasa minum dan makan.
PENCATATAN DAN PELAPORAN
A. PENCATATAN
Pencatatan pelayanan MTBS menggunakan formulir yang sudah ada.
1. Format MTBS /Rekam Medis yang disimpan di Fas-Kes.
2. Kohort Bayi
3. Kohort Anak
4. Buku KIA
5. Pencatatan dari Program yang sudah ada.
Formulir harus diisi lengkap setiap kali selesai memberikan pelayanan.
B. PELAPORAN
Pelaporan pelayanan MTBS menggunakan formulir yang sudah ada.
1. Pencatatan harian pada regester.
2. Pelaporan tiap bulan
3. Untuk lintas program terkait, pelaporan mengikuti formulir yang ada pada program tersebut.
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

Tata laksana MTBS.


a.Menegement terpadu bayi muda kurang dari 2 bulan
1.Menanyakan pada ibu masalah yang di hadapi bayi muda.
2.memeriksa dan mengklasifikasikan.
3.Menentukan status imunisasi
4. Menilai masalah atau kuluhan pada bayi muda maupun ibu
5.Menentukan tindakan dan member terapi
6.Melakukan konseling pada ibu
7.Rencana tindak lanjut bayi muda.
b.Menegement terpadu balita sakit lebih 2 bulan sampai 5 tahun
1.Menanyakan pada ibu tentang masalah yang di hadapi anak
2.Memeriksa tanda bahaya umum
3.Menanyakan pada ibu untuk keluhan utama
-Batuk
-Diare
-Demam
-Masalah telinga
Apabila ada keluhan utama;
-Lakukan penilaian lebih lanjut
-Membuat klasifikasi penyakit
c.Memeriksa dan mengklasifikasi status gizi.
d.Memeriksa dan mengklasifikasi anemia
e.Memeriksa status Imunisasi dan pemberian vit .A.
f.Menilai masalah dan keluhan lain.
BAB V
LOGISTIK

Penyediaan sarana dan prasarana pelaksanaan kegiatan poli MTBS berdasarkan rencana usulan
kegiatan.Untuk pelaksanaan sesuai dengan rencana pelaksaan kegiatan baik ada dana maupun tidak ada
dana tetap di laksanakan sesuai dengan prosedur yang ada. Untuk pelayanan di puskesmas bisa memakai
dana BOK,Retribusi dll untuk di desa tidak membutuhkan dana.
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

A. Pengertian
Keselamatan Pasien ( Patient Safety ) adalah melindungi pasien dan masyarakat dari penularan
penyakit / infeksi silang.
Sistem ini mencegah terjadinya:
 Kesalahan akibat dari tindakan petugas yang tidak kompeten
 Efek samping dari tindakan yang tidak sesuai prosedur.

B. Tujuan
Pelayanan farmasi bertujuan untuk:
1. Meningkatkan mutu dan memperluas cakupan Pelayanan MTBS di Puskesmas.
2. Memberikan Pelayanan MTBS yang dapat menjamin efektivitas, keamanan dan efisiensi
Obat dan Bahan Medis Habis Pakai.
3. Meningkatkan kerjasama dengan profesi kesehatan lain dan kepatuhan pasien yang terkait
dalam Pelayanan Kefarmasian.
4. Melaksanakan kebijakan Obat di Puskesmas dalam rangka meningkatkan penggunaan Obat
secara rasional.

C. Sasaran keselamatan Pasien


Sasaran Keselamatan Pasien MTBS meliputi tercapainya hal-hal sebagai berikut :
1. Ketepatan identifikasi pasien.
2. Ketepatan pemberian obat
3. Ketepatan indikasi
4. Ketepatan dalam pemberian dosis
5. Waspada terhadap efek samping obat yang kemungkinan akan ditimbulkan
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Tenaga kesehatan sebagai ujung tombak yang melayani dan melakukan kontak langsung dengan
pasien dalam waktu 8 jam secara terus menerus tentunya mempunyai resiko terpapar infeksi, oleh sebab
itu tenaga kesehatan wajib menjaga kesehatan dan keselamatan dirinya dari resiko tertular penyakit agar
dapat bekerja maksimal.

I. Tujuan
a. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya dapat melindungi diri sendiri,
pasien dan masyarakat dari penyebaran infeksi.
b. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya mempunyai resiko tinggi
terinfeksi penyakit menular dilingkungan tempat kerjanya, untuk menghindarkan paparan
tersebut, setiap petugas harus menerapkan prinsip “Universal Precaution”.

II. Tindakan yang beresiko terpapar infeksi


a. Cuci tangan yang kurang benar.
b. Minimnya penggunaan masker.
c. Praktek kebersihan ruangan yang belum memadai.
d. PI belun di laksanakan sesuai standart.

III. Prinsip Keselamatan Kerja


Prinsip utama prosedur keselamatan kerja dalam pelayanan MTBS yaitu :
a. menjamin kepastian hukum bagi tenaga Kesehatan terutama bidan.
b. melindungi pasien dan masyarakat dari kejadian mal praktek
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Indikator mutu klinis yang digunakan di poli MTBS Puskesmas Tapen dalam memberikan
pelayanan adalah Pemberian oralit dan zinc pada semua anak penderita diare Dalam pelaksanaan
indikator mutu menggunakan kurva harian dalam format tersendiri dan dievaluasi serta dilaporkan setiap
bulan pada wakil manajemen mutu dan akan disampaikan kepada semua staf pada saat tinjauan
manajemen
BAB IX
PENUTUP

Demikian pedoman pelayanan Poli MTBS Puskesmas Tapen  ini dibuat sebagai pedoman dalam
pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat, sehingga Pelayanan Kesehatan khususnya pelayanan Poli
MTBS di Puskesmas Tapen dapat berjalan sesuai harapan dan kebutuhan masyarakat luas.

Anda mungkin juga menyukai