Anda di halaman 1dari 2

SAMARINDA - Keberadaan homestay (rumah inap/penginapan) sangat strategis untuk mendukung

pengembangan kawasan objek pariwisata. Karenanya, pengembangan sarana dan prasarana


dalam menunjang aksesibilitas dan fasilitas-fasilitas desa wisata termasuk pariwisata Desa Pela
Kecamatan Kota Bangun Kutai Kartanegara. Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Pariwisata Kaltim H
Syafruddin Pernyata pada Pelatihan Pengelolaan Homestay di Desa Wisata Pela Kota Bangun,
Sabtu (21/7).
Menurut dia, pengelolaan jasa akomodasi seperti homestay di desa wisata agar dikelola secara baik
dan berstandar (fasilitas penginapan) sehingga harus mendapat prioritas dengan melibatkan
perangkat dan masyarakat desa. "Pengelolaan jasa akomodasi homestay menjadi daya tarik
sekaligus pemicu pengembangan potensi wisata yang dapat menggenjot perekonomian masyarakat
yang berada di kawasan desa wisata," katanya.
Syafruddin menjelaskan pengelolaan rumah inap atau homestay saat ini masih berskala kecil dan
sederhana padahal negara luar (global) sudah menggunakan cara-cara korporasi dengan
berorientasi bisnis.
Ia pun mencontohkan dalam soal pemesanan akomodasi, sampai saat ini fasilitas homestay yang
tersedia di Desa Wisata Pela masih bergantung dengan pemesanan secara langsung. Padahal 70
persen dari pelanggan jasa akomodasi, terutama yang datang dari generasi muda, sudah mulai
lebih banyak menggunakan jasa 'booking' secara daring (online/telepon seluler). "Ke depannya,
homestay Desa Wisata Pela pun akan dipasarkan secara daring agar mendapat perhatian dan dibeli
seluruh wisatawan baik domestik atau wisatawan nusantara maupun mancanegara," harapnya.
Syafruddin menekankan pentingnya kesiapan seluruh elemen desa untuk mengakomodir jumlah
angka wisatawan yang akan datang sebagai desa wisata unggulan dengan menjaga kebersihan dan
kesehatan fasilitas yang tersedia di akomodasi homestay.
Sementara itu Ketua Pokdarwis Bekayuh Baumbai Bebudaya Desa Wisata Pela Alimin
mengungkapkan saat ini sudah ada beberapa homestay yang aktif melayani wisatawan yang ingin
menginap di desanya. "Wisatawan yang datang ke sini banyak juga dari mancanegara. Kami akan
terus menambah fasilitas wisata seperti homestay agar wisatawan mudah menginap sehingga
merasa nyaman untuk menikmati potensi pariwisata di sini," ujarnya.
Pelatihan pengelolaan homestay diikuti 50 peserta dari Desa Pela, Desa Kedang Ipil, Desa Liang
Ulu, Desa Liang Ilir dan Desa Sangkuliman. Hadir Anggota Komisi X DPR-RI Hj Hetifah Sjaifudin
dan 150 peserta provinsi terdiri Asita, ASPPI, komunitas pencinta pariwisata, jajaran Dispar Kaltim
dan duta/putri pariwisata Kaltim. (yans/sul/humasprovkaltim)

Bengkulu, Tuntasonline.com - Homestay merupakan tempat yang digunakan untuk menginap


oleh para wisatawan yang disediakan oleh penduduk setempat. Kepala Dinas Pariwisata Provinsi
Bengkulu, Irsan Setiawan mengatakan homestay dapat dijadikan sebagai alternatif sekaligus
menunjang untuk destinasi pariwisata di Bengkulu.

"Homestay ini sebagai alternatif seandainya kita kekurangan penginapan bagi wisata yang
berkunjung. Melalui program inilah salah satu solusi yang kita tawarkan sehingga masyarakat
dapat berperan. Kita harapkan masyarakat nanti dengan pelatihan ini dapat menyiapkan
homestay dengan profesional, walaupun bukan kualitas berbintang yang disiapkan di wilayah
sana, namun ada rasa kenyamanan bagi wisatawan untuk menikmati kawasan wisata di
Bengkulu," ungkap Irsan Setiawan.
Ia menambahkan pihaknya mengajak masyarakat di sekitar destinasi wisata yang ada di
Bengkulu untuk dapat membudayakan homestay. Oleh sebab itu pihak yang mengadakan
pelatihan pengelolaan homestay di hotel splash pada 13-14 Juni 2019.

Irsan Setiawan juga menambahkan pihaknya terinspirasi dari provinsi Papua yang sangat
terkenal dengan wisata Raja Ampat nya. di sana tidak ada hotel berbintang namun ramai
dikunjungi masyarakat. Hal ini juga didukung oleh keterbukaan warga untuk menyediakan
homestay homestay bagi para wisatawan.

"Misalnya di sekitar Pantai Laguna masyarakat masih ragu dengan kedatangan orang-orang yang
ingin menginap di rumah mereka. dengan pelatihan inilah kami ingin menggerakkan hati mereka,
ayo kita sama-sama mendukung destinasi wisata yang ada di Bengkulu. Seperti wisata Raja
Ampat," tutupnya.

Pelatihan ini juga didukung oleh pemerintah provinsi Bengkulu, melalui sekretaris daerah
Nopian Andusti mengharapkan bahwa dengan pelatihan tersebut dapat membuat pengelola
homestay yang profesional.

"Pelatihan ini kita harapkan benar-benar dapat meningkatkan profesional mereka untuk
mengelola homestay di Bengkulu. Cara ini salah satu faktor penunjang untuk mendukung sektor
pariwisata sekaligus mendukung pembangunan pariwisata yang ada di Bengkulu. Saya melihat
ada beberapa kawasan wisata yang tidak ada homestay atau tempat menginap," ucap Nopian
Andusti.(Cw1)

Berdasarkan UU No 10 Tahun 2009, wisata adalah perjalanan orang ke suatu tujuan yang dilakukan
seseorang atau kelompok. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan kepariwisataan yang didukung
berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, dan Pemda. Industri
pariwisata antara lain sebagai kumpulan bermacam-macam perusahaan yang secara bersama
menghasilkan barang dan jasa (goods and service) yang dibutuhkan para wisatawan pada khususnya dan
traveler pada umumnya, selama dalam perjalanan. (Yoeti, 1985) Kepariwisataan adalah segala sesuatu
yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata (Yoeti, 1997) merupakan suatu kegiatan
perjalanan atau kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela
serta bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata.

Anda mungkin juga menyukai