Anda di halaman 1dari 15

BAGIAN ANAK LAPORAN KASUS

AGUSTUS, 2019
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

DEMAM TYPHOID

Oleh :

IQBAL PRATAMA S. IDRIS

Pembimbing :
dr.Hushaemah Syam, Sp.A

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2019
LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini menerangkan, bahwa:


Nama : IQBAL PRATAMA S. IDRIS
Judul Referat : DEMAM TYPHOID
Telah menyelesaikan referat dalam rangka Kepanitraan Klinik di Bagian
Anak Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, Agustus 2019


Pembimbing,

dr. Hushaemah Syam, Sp.A

i
KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Wr. Wb.


Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas rahmat,
hidayah, kesehatan dan kesempatan-Nya sehingga referat dengan judul “Leptospirosis” ini
dapat terselesaikan. Salam dan shalawat senantiasa tercurah kepada baginda Rasulullah
SAW, sang pembelajar sejati yang memberikan pedoman hidup yang sesungguhnya.
Pada kesempatan ini, secara khusus penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada dosen pembimbing dr. Hushaemah Syam, Sp.A, yang telah
memberikan petunjuk, arahan dan nasehat yang sangat berharga dalam penyusunan sampai
dengan selesainya referat ini.
Penulis menyadari sepenuhnya masih banyak terdapat kelemahan dan kekurangan
dalam penyusunan referat ini, baik dari isi maupun penulisannya. Untuk itu kritik dan saran
dari semua pihak senantiasa penulis harapkan demi penyempurnaan referat ini.
Demikian, semoga referat ini bermanfaat bagi pembaca secara umum dan penulis
secara khususnya.

Wassalamu Alaikum WR.WB.

Makassar, Agustus 2019

Penulis

2
BAB I
ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN FISIK

A. Anamnesis

Identitas Pasien
Nama : Satria Kusuma W
Tanggal Lahir : 16-04-2004
Nomor RM : 634088
Umur : 15 Tahun
Berat Badan : 52 kg
Tinggi Badan : 160 cm
Status Gizi : Median (Baik)
Alamat : Jalan Cendrawasih / 430

Keluhan Utama : Demam


Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien Masuk Rumah Sakit dengan keluhan demam 2 hari, hilang timbul, Nyeri Ulu
hati (+), Batuk (+), Nyeri kepala khususnya di belakang kepala, BAB dan BAK Lancar.

B. Pemeriksaan Fisik
TTV :
Tensi : 110/80 mmHg
Nadi : 68 x/m
Pernapasan : 24 x/m
Suhu : 34,6 C

Kepala :
Mata : Anemis (-), Ikterus (-)
Telinga : Orthokor
Hidung : Rhinokor
Gigi : Normal
Mulut : Lidah Kotor (-)
3
Thorax :
Paru : Wheezing (-), Ronkhi (-)
Jantung : Reguler Murni

Abdomen :
Hati : Hepatomegaly (-)
Limba : Spleenomegaly (-)

Genetalia : Normal
Extremitas : Hangat (D/S)
Kulit : Normal

Pemeriksaan Penunjang :
- Darah Rutin
PLT : 168 (150 – 440)
HCT: 37,5 (40,0 – 52,0)
LED : 37 (0,0 – 10,0)
(Terlampir)

- Widal
Salmonella Typhii O : 1/320
Salmonella Typhii H : 1/320
Salmonella Paratyphii AO: 1/160
Salmonella Paratyphii BO: 1/320
Salmonella Paratyphii BH: 1/320
(Terlampir)

Diagnosis Kerja : Demam Typhoid


Differential Diagnosis : DHF

4
Pengobatan dan Tindakan
- IVFD RL 20 tpm
- Ranitidin 1ap/12 jam
- Neurobion 1ap/12jam/drips
- PCT 650 mg/8jam/iv

C. Perjalanan Perawatan

Tanggal : 30/07/2019
S/ Demam (+), Nyeri Kepala Berkurang, mual (+), muntah (-), BAB Baik 1x, nafsu
minum baik, nafsu makan menurun

O/ TTV
TD : 110/60
N : 115 x/m
P : 24x/m
S : 37,8 c

A/ Demam Typhoid

P/
- IVFD RL 28 tpm
- Ceftriakson 1,5g/NSPB/iv
- Paracetamol 500mg/8jam/iv
- Panviton 1x1 cth
- Makanan Biasa

Tanggal : 01/08/2019
S/ Demam (+) saat malam hari, Menggigil (+), Nyeri perut (-), BAB Padat kuning
coklat, nafsu makan kurang.

O/ TTV
TD : 120/80 mmHg
5
N : 88 x/m
P : 26 x/m
S : 37,8 C

A/ Demam Thyphoid

P/
- IVFD RL 28 tpm
- Ceftriakson 1,5g/NSPB/iv
- Paracetamol 500mg/8jam/iv
- Panviton 1x1
- Makanan Biasa

Tanggal : 02/08/2019
S/ Demam (+), Menggigil (-), Berkeringat (+), BAB Padat Kuning coklat, Nafsu makan
baik

O/ TTV
TD : 110/70 mmHg
N : 98 x/m
P : 24 x/m
S : 37,3 C

A/ Demam Thyphoid

P/
- IVFD RL 28 tpm
- Ceftriakson 1,5g/NSPB/iv
- Paracetamol 500mg/8jam/iv
- Panviton 1x1
- Makanan Biasa

6
Tanggal : 03/08/2019
S/ Demam (-), Menggigil (-), Berkeringat (+), nyeri perut (-), BAB Padat Kuning coklat,
Nafsu makan baik

O/ TTV
TD : 120/90 mmHg
N : 101 x/m
P : 26 x/m
S : 36,7 C

A/ Demam Thyphoid

P/
- IVFD RL 28 tpm
- Ceftriakson 1,5g/NSPB/iv
- Paracetamol 500mg/8jam/iv
- Panviton 1x1
- Makanan Biasa

7
BAB II
RESUME MEDIS

Riwayat Perjalanan Penyakit :


Pasien Masuk Rumah Sakit dengan keluhan demam 2 hari, hilang timbul, Nyeri Ulu
hati (+), Batuk (+), Nyeri kepala khususnya di belakang kepala, Nafsu Makan Kurang, BAB
dan BAK Lancar.

Pemeriksaan Fisik :
TTV
TD : 120/90 mmHg
N : 101 x/m
P : 26 x/m
S : 36,7 C

Pemeriksaan Penunjang :
- Darah Rutin (Terlampir)
- Widal (Terlampir)

Pengobatan dan Tindakan :


- IVFD RL 28 tpm
- Ranitidin 1ap/12 jam
- Neurobion 1ap/12jam/drips
- PCT 650 mg/8jam/iv
- Ceftriakson 1,5g/NSPB/iv
- Paracetamol 500mg/8jam/iv
- Panviton 1x1
- Makanan Biasa

Diagnosis : Demam Typhoid

8
BAB III
PEMBAHASAN

DEMAM TYPHOID

Etiologi
Demam tifoid merupakan penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri
Salmonella Typhi.Bakteri Salmonella Typhi berbentuk batang, Gram negatif, tidak berspora,
motil, berflagel, berkapsul, tumbuh dengan baik pada suhu optimal 370C, bersifat fakultatif
anaerob dan hidup subur pada media yang mengandung empedu.Isolat kuman Salmonella
Typhi memiliki sifat-sifat gerak positif, reaksi fermentasi terhadap manitol dan sorbitol
positif, sedangkan hasil negatif pada reaksi indol, fenilalanin deaminase, urease dan DNase.

Bakteri Salmonella Typhi memiliki beberapa komponen antigen antara lain antigen
dinding sel (O) yang merupakan lipopolisakarida dan bersifat spesifik grup.Antigen flagella
(H) yang merupakan komponen protein berada dalam flagella dan bersifat spesifik
spesies.Antigen virulen (Vi) merupakan polisakarida dan berada di kapsul yang melindungi
seluruh permukaan sel.Antigen ini menghambat proses aglutinasi antigen O oleh anti O
serum dan melindungi antigen O dari proses fagositosis.Antigen Vi berhubungan dengan
daya invasif bakteri dan efektivitas vaksin.Salmonella Typhi menghasilkan endotoksin yang
merupakan bagaian terluar dari dinding sel, terdiri dari antigen O yang sudah dilepaskan,
lipopolisakarida dan lipid A.Antibodi O, H dan Vi akan membentuk antibodi agglutinin di
dalam tubuh.Sedangkan, Outer Membran Protein (OMP) pada Salmonella Typhi merupakan
bagian terluar yang terletak di luar membran sitoplasma dan lapisan peptidoglikan yang
membatasi sel dengan lingkungan sekitarnya

Patogenesis
Salmonella Typhi dapat hidup di dalam tubuh manusia.Manusia yang terinfeksi
bakteri Salmonella Typhi dapat mengekskresikannya melalui sekret saluran nafas, urin dan
tinja dalam jangka waktu yang bervariasi.Patogenesis demam tifoid melibatkan 4 proses
mulai dari penempelan bakteri ke lumen usus, bakteri bermultiplikasi di makrofag Peyer’s
patch, bertahan hidup di aliran darah dan menghasilkan enterotoksin yang menyebabkan
9
keluarnya elektrolit dan air ke lumen intestinal.Bakteri Salmonella Typhi bersama makanan
atau minuman masuk ke dalam tubuh melalui mulut.Pada saat melewati lambung dengan
suasana asam banyak bakteri yang mati.Bakteri yang masih hidup akan mencapai usus halus,
melekat pada sel mukosa kemudian menginvasi dan menembus dinding usus tepatnya di
ileum dan yeyunum.Sel M, sel epitel yang melapisi Peyer’s patch merupakan tempat bertahan
hidup dan multiplikasi Salmonella Typhi.

Diagnosis
Gambaran klinis demam tifoid pada anak,.Masa inkubasi demam tifoid berkisar antara
7-14 hari, namun dapat mencapai 3-30 hari.Selama masa inkubasi mungkin ditemukan gejala
prodromal, yaitu perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing dan tidak
bersemangat.Kemudian menyusul gejala dan tanda klinis yang biasa ditemukan.

10
Pemeriksaan Penunjang dan Laboratorium
1. Darah tepi
Pada penderita demam tifoid didapatkan anemia normokromi normositik yang terjadi
akibat perdarahan usus atau supresi sumsum tulang.Terdapat gambaran leukopeni, tetapi bisa
juga normal atau meningkat.Kadang-kadang didapatkan trombositopeni dan pada hitung jenis
didapatkan aneosinofilia dan limfositosis relatif.Leukopeni polimorfonuklear dengan
limfositosis yang relatif pada hari kesepuluh dari demam, menunjukkan arah diagnosis
demam tifoid menjadi jelas.

2. Uji serologis widal


Uji ini merupakan suatu metode serologik yang memeriksa antibodi aglutinasi terhadap
antigen somatik (O).Pemeriksaan yang positif adalah bila terjadi reaksi aglutinasi.Untuk
membuat diagnosis yang dibutuhkan adalah titer zat anti terhadap antigen O.Titer yang
bernilai > 1/200 dan atau menunjukkan kenaikan 4 kali, maka diagnosis demam tifoid dapat
ditegakkan.Titer tersebut mencapai puncaknya bersamaan dengan penyembuhan
penderita.Uji serologis ini mempunyai berbagai kelemahan baik sensitivitas maupun
spesifisitasnya yang rendah dan intepretasi yang sulit dilakukan.Namun, hasil uji widal yang
positif akan memperkuat dugaan pada penderita demam tifoid.

3. Isolasi kuman
Diagnosis pasti demam tifoid dilakukan dengan isolasi Salmonella Typhi.Isolasi kuman
ini dapat dilakukan dengan melakukan biakan dari berbagai tempat dalam tubuh.Diagnosis
dapat ditegakkan melalui isolasi kuman dari darah.Pada dua minggu pertama sakit ,
kemungkinan mengisolasi kuman dari darah pasien lebih besar dari pada minggu
berikutnya.Biakan yang dilakukan pada urin dan feses kemungkinan keberhasilan lebih kecil,
karena positif setelah terjadi septikemia sekunder.Sedangkan biakan spesimen yang berasal
dari aspirasi sumsum tulang mempunyai sensitivitas tertinggi, tetapi prosedur ini sangat
invasif sehingga tidak dipakai dalam praktek seharihari.Selain itu dapat pula dilakukan
biakan spesimen empedu yang diambil dari duodenum dan memberikan hasil yang cukup
baik.

11
DAFTAR PUSTAKA

1. Brusch, J.L. 2011. Typhoid Fever Clinical Presentation. Agustus 2012.

2. Handoyo, Y. 2011. Pengobatan Demam Tifoid dengan Seftriakson atau


Kloramfenikol Di Rumah Sakit Swasta Tangerang. Bina Widya 22 (4): 200-204.
3. Kementerian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia 2017. Jakarta : Kementerian
Kesehatan RI. 2018
4. Holloway, K., T. Green. 2003. Drug and Therapeutics Committees: A Practical
Guide. Oktober 2012.
5. Maddix, D., H. Lampiris, M. Vu. 2012. Guide to Antimicrobials 2012. San Francisco
VA Medical Center.

12
Lampiran-lampiran

13
14

Anda mungkin juga menyukai