Laporan Kasus Anak Iqbal (Demam Typhoid)
Laporan Kasus Anak Iqbal (Demam Typhoid)
AGUSTUS, 2019
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
DEMAM TYPHOID
Oleh :
Pembimbing :
dr.Hushaemah Syam, Sp.A
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2019
LEMBAR PENGESAHAN
i
KATA PENGANTAR
Penulis
2
BAB I
ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN FISIK
A. Anamnesis
Identitas Pasien
Nama : Satria Kusuma W
Tanggal Lahir : 16-04-2004
Nomor RM : 634088
Umur : 15 Tahun
Berat Badan : 52 kg
Tinggi Badan : 160 cm
Status Gizi : Median (Baik)
Alamat : Jalan Cendrawasih / 430
B. Pemeriksaan Fisik
TTV :
Tensi : 110/80 mmHg
Nadi : 68 x/m
Pernapasan : 24 x/m
Suhu : 34,6 C
Kepala :
Mata : Anemis (-), Ikterus (-)
Telinga : Orthokor
Hidung : Rhinokor
Gigi : Normal
Mulut : Lidah Kotor (-)
3
Thorax :
Paru : Wheezing (-), Ronkhi (-)
Jantung : Reguler Murni
Abdomen :
Hati : Hepatomegaly (-)
Limba : Spleenomegaly (-)
Genetalia : Normal
Extremitas : Hangat (D/S)
Kulit : Normal
Pemeriksaan Penunjang :
- Darah Rutin
PLT : 168 (150 – 440)
HCT: 37,5 (40,0 – 52,0)
LED : 37 (0,0 – 10,0)
(Terlampir)
- Widal
Salmonella Typhii O : 1/320
Salmonella Typhii H : 1/320
Salmonella Paratyphii AO: 1/160
Salmonella Paratyphii BO: 1/320
Salmonella Paratyphii BH: 1/320
(Terlampir)
4
Pengobatan dan Tindakan
- IVFD RL 20 tpm
- Ranitidin 1ap/12 jam
- Neurobion 1ap/12jam/drips
- PCT 650 mg/8jam/iv
C. Perjalanan Perawatan
Tanggal : 30/07/2019
S/ Demam (+), Nyeri Kepala Berkurang, mual (+), muntah (-), BAB Baik 1x, nafsu
minum baik, nafsu makan menurun
O/ TTV
TD : 110/60
N : 115 x/m
P : 24x/m
S : 37,8 c
A/ Demam Typhoid
P/
- IVFD RL 28 tpm
- Ceftriakson 1,5g/NSPB/iv
- Paracetamol 500mg/8jam/iv
- Panviton 1x1 cth
- Makanan Biasa
Tanggal : 01/08/2019
S/ Demam (+) saat malam hari, Menggigil (+), Nyeri perut (-), BAB Padat kuning
coklat, nafsu makan kurang.
O/ TTV
TD : 120/80 mmHg
5
N : 88 x/m
P : 26 x/m
S : 37,8 C
A/ Demam Thyphoid
P/
- IVFD RL 28 tpm
- Ceftriakson 1,5g/NSPB/iv
- Paracetamol 500mg/8jam/iv
- Panviton 1x1
- Makanan Biasa
Tanggal : 02/08/2019
S/ Demam (+), Menggigil (-), Berkeringat (+), BAB Padat Kuning coklat, Nafsu makan
baik
O/ TTV
TD : 110/70 mmHg
N : 98 x/m
P : 24 x/m
S : 37,3 C
A/ Demam Thyphoid
P/
- IVFD RL 28 tpm
- Ceftriakson 1,5g/NSPB/iv
- Paracetamol 500mg/8jam/iv
- Panviton 1x1
- Makanan Biasa
6
Tanggal : 03/08/2019
S/ Demam (-), Menggigil (-), Berkeringat (+), nyeri perut (-), BAB Padat Kuning coklat,
Nafsu makan baik
O/ TTV
TD : 120/90 mmHg
N : 101 x/m
P : 26 x/m
S : 36,7 C
A/ Demam Thyphoid
P/
- IVFD RL 28 tpm
- Ceftriakson 1,5g/NSPB/iv
- Paracetamol 500mg/8jam/iv
- Panviton 1x1
- Makanan Biasa
7
BAB II
RESUME MEDIS
Pemeriksaan Fisik :
TTV
TD : 120/90 mmHg
N : 101 x/m
P : 26 x/m
S : 36,7 C
Pemeriksaan Penunjang :
- Darah Rutin (Terlampir)
- Widal (Terlampir)
8
BAB III
PEMBAHASAN
DEMAM TYPHOID
Etiologi
Demam tifoid merupakan penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri
Salmonella Typhi.Bakteri Salmonella Typhi berbentuk batang, Gram negatif, tidak berspora,
motil, berflagel, berkapsul, tumbuh dengan baik pada suhu optimal 370C, bersifat fakultatif
anaerob dan hidup subur pada media yang mengandung empedu.Isolat kuman Salmonella
Typhi memiliki sifat-sifat gerak positif, reaksi fermentasi terhadap manitol dan sorbitol
positif, sedangkan hasil negatif pada reaksi indol, fenilalanin deaminase, urease dan DNase.
Bakteri Salmonella Typhi memiliki beberapa komponen antigen antara lain antigen
dinding sel (O) yang merupakan lipopolisakarida dan bersifat spesifik grup.Antigen flagella
(H) yang merupakan komponen protein berada dalam flagella dan bersifat spesifik
spesies.Antigen virulen (Vi) merupakan polisakarida dan berada di kapsul yang melindungi
seluruh permukaan sel.Antigen ini menghambat proses aglutinasi antigen O oleh anti O
serum dan melindungi antigen O dari proses fagositosis.Antigen Vi berhubungan dengan
daya invasif bakteri dan efektivitas vaksin.Salmonella Typhi menghasilkan endotoksin yang
merupakan bagaian terluar dari dinding sel, terdiri dari antigen O yang sudah dilepaskan,
lipopolisakarida dan lipid A.Antibodi O, H dan Vi akan membentuk antibodi agglutinin di
dalam tubuh.Sedangkan, Outer Membran Protein (OMP) pada Salmonella Typhi merupakan
bagian terluar yang terletak di luar membran sitoplasma dan lapisan peptidoglikan yang
membatasi sel dengan lingkungan sekitarnya
Patogenesis
Salmonella Typhi dapat hidup di dalam tubuh manusia.Manusia yang terinfeksi
bakteri Salmonella Typhi dapat mengekskresikannya melalui sekret saluran nafas, urin dan
tinja dalam jangka waktu yang bervariasi.Patogenesis demam tifoid melibatkan 4 proses
mulai dari penempelan bakteri ke lumen usus, bakteri bermultiplikasi di makrofag Peyer’s
patch, bertahan hidup di aliran darah dan menghasilkan enterotoksin yang menyebabkan
9
keluarnya elektrolit dan air ke lumen intestinal.Bakteri Salmonella Typhi bersama makanan
atau minuman masuk ke dalam tubuh melalui mulut.Pada saat melewati lambung dengan
suasana asam banyak bakteri yang mati.Bakteri yang masih hidup akan mencapai usus halus,
melekat pada sel mukosa kemudian menginvasi dan menembus dinding usus tepatnya di
ileum dan yeyunum.Sel M, sel epitel yang melapisi Peyer’s patch merupakan tempat bertahan
hidup dan multiplikasi Salmonella Typhi.
Diagnosis
Gambaran klinis demam tifoid pada anak,.Masa inkubasi demam tifoid berkisar antara
7-14 hari, namun dapat mencapai 3-30 hari.Selama masa inkubasi mungkin ditemukan gejala
prodromal, yaitu perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing dan tidak
bersemangat.Kemudian menyusul gejala dan tanda klinis yang biasa ditemukan.
10
Pemeriksaan Penunjang dan Laboratorium
1. Darah tepi
Pada penderita demam tifoid didapatkan anemia normokromi normositik yang terjadi
akibat perdarahan usus atau supresi sumsum tulang.Terdapat gambaran leukopeni, tetapi bisa
juga normal atau meningkat.Kadang-kadang didapatkan trombositopeni dan pada hitung jenis
didapatkan aneosinofilia dan limfositosis relatif.Leukopeni polimorfonuklear dengan
limfositosis yang relatif pada hari kesepuluh dari demam, menunjukkan arah diagnosis
demam tifoid menjadi jelas.
3. Isolasi kuman
Diagnosis pasti demam tifoid dilakukan dengan isolasi Salmonella Typhi.Isolasi kuman
ini dapat dilakukan dengan melakukan biakan dari berbagai tempat dalam tubuh.Diagnosis
dapat ditegakkan melalui isolasi kuman dari darah.Pada dua minggu pertama sakit ,
kemungkinan mengisolasi kuman dari darah pasien lebih besar dari pada minggu
berikutnya.Biakan yang dilakukan pada urin dan feses kemungkinan keberhasilan lebih kecil,
karena positif setelah terjadi septikemia sekunder.Sedangkan biakan spesimen yang berasal
dari aspirasi sumsum tulang mempunyai sensitivitas tertinggi, tetapi prosedur ini sangat
invasif sehingga tidak dipakai dalam praktek seharihari.Selain itu dapat pula dilakukan
biakan spesimen empedu yang diambil dari duodenum dan memberikan hasil yang cukup
baik.
11
DAFTAR PUSTAKA
12
Lampiran-lampiran
13
14