Anda di halaman 1dari 3

Aritmatika Sebagai Ilmu Dasar Hitung

Sebagian dari kita pasti tidak asing dengan kata aritmatika. Kata ini sering
muncul dalam pelajaran di sekolah. Padahal tidak selalu matematika itu sulit dan
menyeramkan. Dalam matematika hanya butuh perhatian penuh agar ilmunya dapat
masuk. Ia bisa menjadi hal yang seru dan pastinya bermanfaat.
Tapi, apakah kamu tau apa aritmatika itu?. Aritmatika merupakan cabang
dari ilmu matematika yang pastinya berkaitan dengan hitungan angka. Banyak yang
menyebut aritmatika sebagai sinonim dari teori bilangan. Aritmatika berasal dari
Bahasa Yunani yang dibaca arithmos dan memiliki arti angka. Sedangkan dalam
Bahasa Arab dikenal dengan sebutan “al-hisab”.
Ruang lingkup dari aritmatika ini berupa perhitungan angka yang meliputi
penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Ini merupakan aritmatika
dasar yang biasanya kita pelajari di sekolah. Tentu keempat hitungan ini selalu kita
temui dalam kehidupan sehari-hari sehingga bisa dibilang tidak sulit untuk
mempelajari aritmatika. Namun aritmatika memiliki cabang lain yang lebih
kompleks seperti berupa pemangkata, presentase, akar, dan lain-lain.
Perlu diketahui bahwa beribu tahun yang lalu Bangsa Mesir dan Babilonia
kuno telah menggunakan aritmatika dalam kehidupan sehari-hari seperti dalam
perdagangan dan bertransaksi. Mereka juga menggunakan aritmatika yang lebih
kompleks dalam rancangan pembangunan gedung dan alat-alat.
Diperkirakan manusia telah mengenal aritmatika pada masa pra aksara yaitu
sekitar 20.000-18.000 SM. Hal ini dibuktikan dengan adanya goresan-goresan
tegak lurus yang ditulis di tulang-tulang hewan purba yang ditemukan di Afrika.
Menurut penemunya yang seorang ilmuwan Belgia, itu adalah cara manusia purba
dalam berhitung. Cara ini juga digunakan oleh Bangsa Sumeria untuk menghitung
hewan ternaknya. Mereka membuat tulisan yang berbentuk baji di tanah liat
menggunakan logam.
Sedangkan perkembangan pesat aritmatika terjadi pada masa Yunani sekitar
12.000 SM. Leonardo of Pisa yang memperkenalkan cara berhitung yang luar biasa
menggunakan angka/simbol Hindu-Arab yang terdiri 9 angka dan sebuah angka
nol. Dulu negara-negara menggunakan angka romawi. Tapi angka romawi kini
ditinggal karena tidak memiliki angka nol.
Tokoh aritmatika yang terkenal adalah Johann Carl Friedrich Gauss. Ia
adalah seorang matematikawan, fisikawan, dan astronom Jerman. 150 karyanya
telah diterbitkan dan berkontribusi dalam perhitungan aljabar. Kadang-kadang ia
kenal sebagai "pangeran matematikawan" atau "matematikawan terbesar sejak
zaman dulu".
Carl Friedrich lahir di Brunswick Jerman pada tanggal 30 April 1777 dari
keluarga yang sederhana. Ayahnya saat itu bekerja sebagai kuli batu.
Kepandaiannya mulai terlihat saat ia belum
genap berumur 3 tahun. Pada saat itu ia telah
mampu mengoreksi kesalahan gaji tulang
batu ayahnya. Pada saat ia berumur 10 tahun
juga membuat gurunya tercengang. Ketika
itu sang guru memberikan soal kepada
muridnya yang bermaksud agar gurunya
dapat beristirahat.
Guru tersebut memberikan soal
untuk menghitung jumlah angka dari 1
sampai seratus. Guru itu berfikir anak
muridnya akan lama mengerjakan soal
sesulit itu. Namun Carl Friedrich begitu cepat selesai dan membuat gurunya
terkejut. Carl Fried menghitung dengan cara 1+100, 2+99, 3+98,..., 100+1 = 101 x
100. Sehingga 1+2+3+...+100 = 50 x 101 = 5050.
Sampai sekarang rumus yang diciptakan oleh Carl Friedrich tetap digunakan
dalam menghitung jumlah bilangan dalam suatu barisan.
Dalam pelajaran matematika di sekolah, aritmatika berhubungan dengan barisan
dan deret. Barisan adalah urutan bilangan yang ditandaj dengan U1 sebagai suku
pertama diikuti dengan U2, U3, U4 dan seterusnya sampai suku ke-n yang ditandai
dengan Un. Sedangkan deret adalah jumlah bilangan dari suatu barisan. Sehingga
yang dimaksud barisan aritmatika adalah urutan bilangan yang memiliki selisih
yang sama antara dua suku yang bersampingan. Dan deret aritmatika adalah jumlah
dari semua suku barisan aritmatika.
Untuk menentukan suku barisan aritmatika ke-n dapat menggunakan rumus :
Un = U1 + (n-1) b
Sedangkan untuk mencari deret aritmatika dapat menggunakan rumus :
Sn = n/2 (U1 + Un)
Keterangan :
Un = suku barisan ke-n
Sn = jumlah suku barisan ke-n
U1 = suku barisan pertama
b = beda atau selisih tiap suku
n = urutan barisan
Sebenarnya tidak sulit jika kita belajar matematika, khususnya aritmatika
ini. Kita lihat saja Carl Friedrich yang masih kecil mampu menyelesaikan tugas
sulit yang diberikan oleh gurunya. Padahal Carl Friedrich adalah murid yang suka
membuat masalah, tapi ia juga mampu menyelesaikan suatu masalah dengan cepat
dan tepat. Jika kita mau berusaha dan fokus, ilmu akan mudah kita serap.

Anda mungkin juga menyukai