Anda di halaman 1dari 15

DENGUE HEMORAGIK FEVER

Ciri : Trombositipenia
Hct meningkat > 20%
Mialgia, panas, hepatomegali

Contoh resep:
R/ Infus NaC 0,9% flab No IV
Cum infus set No I
Iv catheter no.22 No I
∫ imm

R/ Paracetamol tab mg 500 No X


∫ prn 1-3 dd tab I

Pro: Sdr. X (21th)

Jenis obat:
1. NaCl 0,9% : Rehidrasi untuk mengatasi hemokonsentrasi, bisa juga pakai RL atau
Hartmann’s solutions
2. Paracetamol : efek antipiretik mengandung asetaminofen
a. Mekanisme : menghambat biosintesis prostaglandin dgn penghambatan cox
b. Sediaan : 500mg tab; 120mg/ 5ml sry
c. Dosis : 300mg-1gr per kali → maxs 4gr/hari.

DENGUE SHOCK SYNDROME

Definisi : DBD yang disertai kebocoran plasma yang mengakibatkan syok


Tanda Syok : nadi lemah dan cepat, tekanan nadi turun(≤20 mmHg), akral dingin
Resep :

R/ Ringer lactate inf. flab No.IV


Cum infuse set No. I
Abbocath no.22 No.I
S imm
Pro. Ny. J (29 th)

Ringer lactate (Na lactate 3,1 gram; NaCl 6 gram; KCl 0,3 gram; CaCl2 0,2 gram; air)
Merupakan cairan kristaloid mengganti vol.plasma segera.
Dievaluasi 30 menit. Jika teratasi berikan 10 ml/KgBB/jam. Jika tidak teratasi berikan 15-20
ml/KgBB/jam

1|Kumpulan Resep-Resep (Meta Safitri- G0007105)


DENGUE SHOCK SYNDROME

R/ Infus RL flabot no VIII


∫ imm
R/ IV catheter no 22 no I
Infuse set no I DBD derajat III dan IV
∫ imm
DBD derajat II + kegagalan sirkulasi

Oksigenasi (berikan O2 2-4 L/menit)


Penggantian volume plasma segera
(cairan kristaloid isotonis)
Ringer asetat/Nacl 0,9 % 10-20 ml/kgBB
secepatnya (bolus dalam 30 menit)

Evaluasi 30 menit, apakah syok teratasi?


Pantau tanda vital tiap 10 menit
Catat balans cairan selama pemberian
cairan intravena

Syok teratasi Syok tidak teratasi

Kesadaran membaik Kesadaran menurun


Nadi teraba kuat Nadi lembut / tidak teraba
Tekanan nadi >20 mmHg Tekanan nadi <20 mmHg
Tidak sesak napas/sianosis Distress pernapasan/sianosis
Ekstrimitas hangat Kulit dingin dan lembab
Diuresis cukup 1 ml/kgBB/jam Ekstrimitas dingin
Periksa kadar gula darah

Cairan 10 ml/kgBB/jam Lanjutkan cairan


15-20 ml/kgBB/jam
Evaluasi ketat Tambahan
Tanda vital koloid/plasma
Tanda perdarahan Dekstran 40/FFP
Dieresis 10-20 (max 30) ml/kgBB
Hb, Ht, Trombosit Koreksi asidosis
Syok teratasi
Evaluasi 1 jam
Stabil dalam 24 jam
Tetesan 5 ml/kgBB/jam
Syok belum teratasi

Tetesan 3 ml/kgBB/jam Ht turun Ht tetap tinggi/ naik


+ transfuse fresh blood 10 ml/kg + koloid 20 ml/kgBB
Dapat diulang sesuai kebutuhan
Infuse stop tidak melebihi 48 jam

2|Kumpulan Resep-Resep (Meta Safitri- G0007105)


DERMATITIS ATOPI DENGAN EKZEMA

Definisi : peradangan kulit kronis dan residif disertai gatal berhubungan dengan atopi
UKK :
 Bentuk infantil (2 bln-2 thn): lesi di muka,pipi, dahi. Eritem, papulavesikel miliar, karena garukan
terjadi erosi, ekskoriasi, krusta tidak jarang menjadi infeksi
 Bentuk anak (3-11 tahun) : lesi kering, likenifikasi, batas tdk tegas, karna garukan ada ekskoriasi
meanjang dan krusta. Predileksi di lipat siku, lutut, leher, pergelangan tangan, kaki
 Bentuk remaja dan dewasa (12-30 tahun) : predileksi di muka (dahi, kelopak mata, perioral), leher,
dada bagian atas, lipat siku, lipat lutut, punggung tangan, biasanya simetris. Gejala pruritus,
likenifikasi, papul, ekskoriasi, krusta
Prinsip terapi :
 Kortikosteroid topical dan oral sebagai antiradang, imunosupresan, antimitosis. Kortikosteroid oral
dipakai bila kelainan luas atau eksaserbasi akut.
 Antihistamin I generasi non-sedatif : mengatasi gejala gatal-gatal dan kulit merah karena
menghambat degranulasi sel mast yang mengeluarkan histamine
 Pengobatan topikal: pada bentuk bayi, kelainannya eksudatif, maka dikompres larutan asam salisil
1/1000, setelah kering dilanjutkan krim hidrokortison 1% atau 2%. Pada bentuk anak dan dewasa
kelainannya bersifat kering maka menggunakan salep, karena daya penetrasinya lebih baik. Salep
kortikosteroid, bisa juga ditambah asam salisil 3-5 % pada salep kortikosteroid untuk menambah
daya penetrasinya.
Resep :
R/ Hidrocortisone 2,5% cream tube No. I
∫ u.e
R/ Metilprednisolon tab mg 4 No. V
∫ 1 dd tab I
R/ Loratadine tab mg 10 No. V
∫ 1 dd tab I
Pro : An. A (16 tahun)

Jenis obat:
1. Metilprednisolon (antiinflamasi)
 Sediaan : 4 mg, 16 mg
 Golongan kortikosteroid
 Indikasi : dermatologic, endokrin, hematologic
 Kontra indikasi : infeksi jamur sistemik
 Efek samping : osteoporosis, katarak
 Dosis : 4 – 8 mg/hari
2. Loratadine
 Antihistamin non sedative golongan piperidin
 Sediaan : 10 mg/tab; 5 mg/ml sirup
 Pengobatatan simptomatis pada alergi rhinitis, urtikaria kronik, dan berbagai jenis alergi kulit
 Mekanisme : antihistamin menghambat reaksi alergi yang menghasilkan histamine, serotonin,
bradikinin, asam arakidonat yang akan diubah menjadi prostaglandin
 Dosis : dewasa : 10 mg/hari
Anak : 2-12 tahun : BB > 30 kg  10 mg/hari
BB < 30 kg  5 mg/hari

3|Kumpulan Resep-Resep (Meta Safitri- G0007105)


DIABETES MELITUS

Di bedakan menjadi 2 tipe, yaitu:


A. Diabetes Melitus Tipe 1
Definisi: kondisi dimana sel β pankreas tidak menghasilkan insulin, predileksi usia muda < 30 tahun
Terapi : Injeksi Insulin
Resep :
R/ Insulin regular injeksi 100 IU
Cum spuit insulin injeksi
S imm
Pro. Nn. I (20 th)
Mekanisme kerja : mengatur kadar glukosa dengan target utama hepar, otot, dan jaringan adipose

B. Diabetes Melitus Tipe 2


Definisi : kondisi dimana terjadi resistensi insulin. GDS ≥ 20 mg/dl atau GDP ≥ 126 mg/dl
Pilihan obat :
1. First choice : gol. sulfenilurea (glibenklamid, klorpropamid)
2. Gol. Biguanid (Metformin)
3. Tiazolidindion (pioglitazon, rasiglitazon)
4. Glinid (repoglinid, hateglinid); berfungsi meningkatkan sekresi insulin
5. Glukosidase dan inhibitor : acarbose berfungsi menghambat absorbsi glukosa
Resep :
R/Glibenklamid tab mg 5 No. XIV
S 3 dd tab I ½ h.a.c.
Pro. Ny. I (45 th)

Dievaluasi 2 minggu setelah pemberian, bila tidak ada perbaikan ditambah obat golongan biguanid.
R/ Metformin tab mg 500 No. XXI
S 3 dd tab I d.c.
Pro. Ny. I (45 th)
Glibenklamid Metformin
 Golongan Sulfonilurea (insulin sekretorik)  Golongan Biguanid
 Sediaan : 5 mg  Sediaan : 500 mg, 850 mg
 Dosis : awal 2,5-5 mg ditingkatkan perlahan tidak  Dosis : awal : 2 x 500 mg; maintenance : 3 x
lebih dari 2,5 dgn interval 1 minggu, maksimal : 20 500 mg; dosis maksimal : 2,5 - 3 gram/hari
mg/hari
 Nama paten antara lain: glukonic, glyamid, libronil,  Efektif diminum waktu makan untuk
tiabet mengurangi efek sampingnya, yaitu mual,
 Mekanisme : merangsang sekresi insulin dari granul muntah, diare, dan rasa tidak nyaman di
sel beta langerhans perut
 Terapi efektif :diberikan 30 menit sebelum makan.  Nama Paten : gliformin, glikos, glucofor 500
½ h.a.c dimaksudkan untuk mencegah hipoglikemi  Mekanisme : menurunkan produksi glukosa
dan mempercepat absorbsi karena makanan dapat di hepar dan meningkatkan sensitivitas
menyebabkan menurunnya absorbsi jaringan otot dan adipose terhadap insulin
 Metabolisme di hepar dan di ekskresi melalui ginjal  Metabolisme : absorbsi di intestinum dan
 Efek samping : gangguan saluran cerna&alergi kulit ekskresi di urin utuh
 Kontraindikasi : DM juvenile; DM gestasional dan  Kontra indikasi : penyakit kardiovaskuler
keadaan gawat karena terjadi peningkatan asam laktat
 Interaksi obat : meningkatkan risiko hipoglikemia dalam darah, penyakit ginjal,dll.
oleh insulin, alkohol, sulfonamide, kloramfenicol;
dan efek hipoglikemia diturunkan dengan diuretik
(tiazid), kortikosteroid.

4|Kumpulan Resep-Resep (Meta Safitri- G0007105)


HEMOROID

Definisi: pembesaran vena dari plexus hemorrhoidalis


Obat: Prinsip terapi:
1. Memperbaiki defekasi:
 Suplemen serat  psyllium: vegeta, mulax
 Melancarkan defekasi, contohnya: laxan: Na dikotil sulfosuksinat, laxadine, dulcolax, microlax
2. Pengobatan simtom (gatal, nyeri, luka). Contoh: anusol
3. Menghentikan perdarahan. Contoh: daflon
4. Mencegah serangan hemoroid. Contoh: radium
Contoh resep:
R dulcolax tab No. VI
∫ 1 dd tab II h.s
R anusol supp No. VIII
∫ uc
R/ daflon tab mg 500 No. XII
∫ 3 dd tab I
Pro: Tn. A (50 th)

Jenis obat: 2. Anusol


1. Dulcolax (tablet salut enterik)  Indikasi: ↓ ketidaknyamanan pada hemoroid
 Sediaan: 10 mg /supp; 5 mg / supp anak; 5  Dosis: supp x 1 pada pagi dan malam hari
mg/tab setiap kali sehabis buang air besar, maksimal
 Kandungan: bisakodil 6 x/hari
 Mekanisme:  Mekanisme: meredakan gejala
i. Merangsang gerakan peristaltik usus besar 3. Daflon
setelah hidrolisis dalam usus besar  Kandungan: micronized purified flavonoid
ii. Peningkatan akumulasi air dan elektrolit fraction 500 mg (diosmin 90%, hesperidin
dalam lumen usus besar 10%)
 Indikasi: sembelit/ konstipasi. Menghilangkat i. Indikasi: Organik dan kronis insufisiensi
nyeri saat BAB misal pada hemoroid, vena di extremitas inferior dan gejala:
persiapan diagnostik  barium enema. bengkak, nyeri, kram, Hemoroid kronik,
 KI: operasi abdomen akut Serangan hemoroid akut
 ES: rasa tidak enak pada perut: kram, sakit  Dosis: Kronik: 2 x 1 tab, pagi dan malam DC
perut, diare Akut: 3-4 x 1 tab
 IO: dosis tinggi dan pemakaian lama  Mekanisme:
menyebabkan gangguan keseimbangan i. Vaskular protector  ↑resistensi vaskuler
elektrolit  ditingkatkaan dengan pemberian ii. Venous tonic  ↑ tonus vena
diuretic dan adrenokortikoid 4. Ardium
 Efek pemberian oral muncul: 6-12 jam setelah  Kandungan: ekstrak cintrus (inensi
pemberian pericarpium setara dengan diosmin 90% dan
 Efek pemberian supp muncul: ¼ - 1 jam hespersidin 10%)
setelah pemberian  Dosis: hemoroid: 6 tablet/ hari selama 4 hari
 Metabolism: oral  absrorbsi 5 %, ekskresi kemudian 4 tab selama 3 hari diminum waktu
bersama urin dalam bx. glukoronid, ekskresi makan
terutama tinja
 Dosis:
i. Dewasa: supp: 1x1 tube, tab: 1x2 tablet
ii. Anak: 6-12 tahun: 1x1 tab, <6 th: supp
anak 1x1 supp
Berikan pada malam hari sebelum tidur untuk
dapat hasil evakuasi esok paginya
 Pemakaian: harus ditelan langsung untuk
menghindari iritasi lambung, Jangan dimakan
bersama susu dan antasida

5|Kumpulan Resep-Resep (Meta Safitri- G0007105)


HIPERTENSI

R/ HCT tab mg 25 No.XXI


S 1 dd tab 1 mane
R/ Captopril tab mg 12,5 No.XXI
S 2 dd tab 1 ac

Bendroflazid/bendroflumetazid ( Corzide® )
1. Indikasi: edema, hipertensi
2. Kontra indikasi: hipokalemia yang refraktur, hiponatremia, hiperkalsemia, , gangguan ginjal dan hati
yang berat, hiperurikemia yang simptomatik, penyakit adison.
3. Bentuk sediaan obat: tablet
4. Dosis: edema dosis awal 5-10 mg sehari atau berselang sehari pada pagi hari; dosis pemeliharaan 5-
10 mg 1-3 kali semingguHipertensi, 2,5 mg pada pagi hari
5. Efek samping:hipotensi postural dan gangguan saluran cerna yang ringan; impotensi (reversibel bila
obat dihentikan); hipokalemia, hipomagnesemia, hiponatremia, hiperkalsemia, alkalosis
hipokloremanik, hiperurisemia, pirai, hiperglikemia, dan peningkatan kadar kolesterol plasma; jarang
terjadi ruam kulit, fotosensitivitas, ganggan darah (termasuk neutropenia dan trombositopenia, bila
diberikan pada masa kehamilan akhir); pankreatitis, kolestasis intrahepatik dan reaksi
hipersensitivitas.
6. Peringatan : dapat menyebabkan hipokalemia, memperburuk diabetes dan pirai; mungkin
memperburuk SLE ( eritema lupus sistemik ); usia lanjut; kehamilan dan menyusui; gangguan hati
dan ginjal yang berat;porfiria.
Captopril
1. Indikasi :
- Hipertensi esensial (ringan sampai sedang) dan hipertensi yang parah.
- Hipertensi berkaitan dengan gangguan ginjal (renal hypertension).
- Diabetic nephropathy dan albuminuria.
- Gagal jantung (Congestive Heart Failure).
- Postmyocardial infarction
- Terapi pada krisis scleroderma renal.
- Kontraindikasi :
- Hipersensitif terhadap ACE inhibitor.
- Kehamilan.
- Wanita menyusui.
- Angioneurotic edema yang berkaitan dengan penggunaan ACE inhibitor sebelumnya.
- Penyempitan arteri pada salah satu atau kedua ginjal.
2. Bentuk sediaan : Tablet, Tablet salut selaput, Kaplet, Kaplet salut selaput.
3. Dosis dan aturan pakai captopril pada pasien hipertensi dengan gagal jantung :
4. Dosis inisial : 6,25-12,5mg 2-3 kali/hari dan diberikan dengan pengawasan yang tepat. Dosis ini perlu
ditingkatkan secara bertingkat sampai tercapai target dosis.
5. Target dosis : 50mg 3 kali/hari (150mg sehari)
6. Aturan pakai : captopril diberikan 3 kali sehari dan pada saat perut kosong yaitu setengah jam
sebelum makan atau 2 jam setelah makan. Hal ini dikarenakan absorbsi captopril akan berkurang
30%-40% apabila diberikan bersamaan dengan makanan

6|Kumpulan Resep-Resep (Meta Safitri- G0007105)


INFEKSI SALURAN KEMIH

Definisi : infeksi yang melibatkan struktur saluran kemih yaitu dari epitel glomerulus tempat mulai
dibentuk urin sampai dengan muara urin di meatus urethra externa. Secara mikrobiologi definisi infeksi
saluran kemih adalah terdapatnya mikroorganisme pada struktur saluran kemih dan baru dapat dipastikan
setelah didapatkannya bukti adanya koloni mikroorganisme dalam pemeriksaan kultur urin.
ISK pada usia lanjut dapat timbul sebagai akibat dari inkontinensia urin dan hipertrofi prostat yang
memerlukan pemakaian kateter menetap, imobilisasi, dan menurunnya fungsi imunitas baik non-spesifik
maupun spesifik.
Terapi :
 Non farmakologis :
- banyak minum bila fungsi ginjal masih baik
- menjaga kebersihan daerah genetalia eksterna
 Farmakologis
- Antibiotik berdasarkan tes resistensi kuman, bila belum ada berikan antibiotic berdasarkan pola
kuman yang ada, biasanya mencakup Escherichia coli dan gram negative lainnya
- Antibiotik oral hanya direkomendasikan untuk ISK tak berkomplikasi dengan lama pemberian 7-10
hari pada perempuan dan 10-14 hari pada laki-laki
- Antibiotik parenteral untuk ISK berkomplikasi dengan lama pemberian tidak kurang dari 14 hari
- Antibiotik golongan fluorokuinolon masih digunakan sebagai pengobatan pilihan pertama dan
kadang dikombinasi dengan aminoglikosida, sefalosporin gen-3 dan ampisilin
- Keberhasilan pengobatan pada ISK simptomatik adalah hilangnya gejala dan bukan hilangnya bakteri.
- Evaluasi ulang dengan kecurigaan adanya kelainan anatomi atau struktural dapat mulai
dipertimbangkan bila terjadi ISK berulang > 2 kali dalam waktu 6 bulan.
- Jika belum tahu jenis bakterinya gunakan Bactrim 2x2 (480 mg). Bactrim adalah nama paten yang
merupakan kombinasi sulfametosazol(400mg) dan trimetroprim(50mg) (cotrimoksazol) merupakan
plihan pertama pada isk tanpa komplikasi. Efektif untuk gram positif dan negative. Walaupun
keduanya hanya bersifat bakteristatik namun kombinasi berkhasiat bakterisid. Keuntungannya
timbulnya resistensi lebih lambat. Karena bakteri yng resisten dengan satu komponen masih dapat
dimusnahkan dengan komponen lain. Kontraindikasinya : kerusakan parenkim hati, gagal ginjal
berat, hamil, hipersensitifitas. ISK akut tanpa komplikasi 3 tablet forte dosis tunggal(10 mg). Kalo
anak-anak bentuk sirup 2 x sehari 6 mg-5 bln 2,5 ml, 6 bln-5 th 5 ml, 6 th -12 th 5-10 ml. diberikan
segera sesudah makan. Efek samping : ggn GIT, stomatitis, reaksi kulit, sindroma steven jonson,
leukimia, trombositopeni.
- Pada bakteri yang udah diketahui. Senyawa kuinolon hanya dapat digunakan pada infeksi saluran
kemih tanpa komplikasi, sedangkan fluorkuinolon lebih luas karena kadarnya dalam darah tercapai
lebih tinggi. Sehingga dapat digunakan pada isk dengan komplikasi. Macam obat (norfloksasin,
pefloksasin(krg kuat untuk pseudmonas), siprofloksasin, ofloksasin, levofloksasin, lomefloksasin,
fleroksasin, sparfloksasin). lomefloksasin, fleroksasin, dan sparfloksasin punya efek samping
fotosintesis sehingga dibatasi dalam penggunaan. Siprofloksasin( wkt paruh 3-5 jam) lebih kuat
namun efeknya kristaluri atau hematuria. Ofloksasin(wkt paruh 6 jam) dan levofloksasin(lebih
banyak ke gram positif, wkt paruh 6-8 jam) hampir sama dengan sipro namun levo efek lebih ringan.
- Sipro (oral: 2 dd 125-250 mg, iv: 2 dd 100 mg infus), ofolksasin( isk tdk komplikasi : 1-2 dd 200 mg 7-
10 hr), Levofloksasin 1-2 dd 250-500 mg
Resep :
R/ Bactrim 480 mg No.X
S 2 dd tab I
R/ Paracetamol Tab mg 500 no X
S prn
Pro:Tn R (30 th)

7|Kumpulan Resep-Resep (Meta Safitri- G0007105)


OTITIS MEDIA AKUT STADIUM HIPEREMIS

Definisi
Otitis merupakan radang telinga yang dapat ditandai dengan nyeri, demam, hilangnya pendengaran,
tinnitus dan vertigo. Otitis media adalah infeksi atau inflamasi di telinga tengah oleh bakteri atau virus.
Biasanya terjadi pada anak-anak dalam waktu 6 minggu.
Etiologi
Penyebab utama otitis media akut adalah masuknya bakteri patogenik ke dalam telinga tengah yang
normalnya adalah steril. Bisa juga disebabkan karena virus. Biasanya merupakan komplikasi dari infeksi
saluran pernapasan atas. Paling sering terjadi bila terdapat disfungsi tuba eustachii. Bakteri yang umum
ditemukan sebagai organisme penyebab adalah Strepcoccus pneumonia, Haemophylus influenza,
Streptococcus pyogenes, dan Moraxella catarrhalis.
STADIUM TERAPI
1. Stadium Oklusi Tuba Eustachius 1. Stadium oklusi →buka tuba eustachius dengan
Retraksi membran timpani akibat menghilangkan tekanan(-) telinga tengah
tekanan negatif di telinga tengah,  Berikan obat tetes hidung HCL efedrin 0.5% (anak
karena absorpsi udara. Kadang <12 th) atau HCL efedrin 1 % dalam larutan fisiologis
tampak normal/keruh pucat. untuk anak >12 tahun atau dewasa.
2. Stadium Hiperemis (presupurasi)  Mengobati sumber infeksi lokal dengan antibiotika
Pembuluh darah melebar di bila penyebabnya kuman.
membran timpani serta edem. 2. Stadium hiperemis (presupurasi)
Sekret yang terbentuk mungkin  Diberikan antibiotika, obat tetes hidung dan analgesik
eksudat serosa shg sukar terlihat.  Bila membran timpani sudah terlihat hiperemis difus,
3. Stadium Supurasi sebaiknya miringotomi
Edema hebat pada mukosa telinga  Terapi awal diberikan antibiotika golongan penisilin
tengah, hancurnya sel epitel intramuscular agar konsentrasi di darah adekuat,
superficial, terbentuk eksudat sehingga tidak terjadi mastoiditis selubung, gangguan
purulen di cavum timpani pendengaran sebagai gejala sisa, dan kekambuhan
menonjol (bulging) ke arah liang  Bila alergi penisilin, diberikan eritromisin.
telinga luar. 3. Stadium supurasi
4. Stadium Perforasi  Berikan dekongestan,
Terlambatnya antibiotik atau antibiotika,analgetik/antipiretik.
virulensi kuman yang tinggi, maka  Pasien harus dirujuk untuk dilakukan mirongotomi
membran timpani dapat ruptur bila membrane timpani masih utuh sehingga gejala-
dan nanah keluar mengalir dari gejala klinis cepat hilang dan ruptur dapat dihindari.
telinga tengah ke telinga luar. 4. Stadium perforasi
5. Stadium Resolusi  Diberikan obat cuci telinga perhidrol atau H2O3 3%
Bila membran timpani tetap utuh selama 3-5 hari serta antibiotika yang adekuat sampai
maka perlahan akan normal 3 minggu. Biasanya secret akan hilang dan perforasi
kembali bila sudah perforasi, akan menutup sendiri dalam 7-10 hari
secret berkurang dan akhirnya 5. Stadium resolusi
kering. Bila daya tahan tubuh baik  Antibiotika dapat dilanjutkan sampai 3 minggu bila
atau virulensi kuman rendah, tidak ada perbaikan membran timpani, sekret dan
resolusi terjadi tanpa pengobatan. perforasi.
OMA dapat menimbulkan gejala Pengobatan pada anak-anak dengan kecenderungan
sisa berupa otitis media serosa mengalami otitis media akut dapat bersifat medis atau
bila sekret menetap di cavum pembedahan. Penatalaksanaan medis berupa pemberian
tanpa perforasi. antibiotik dosis rendah hingga 3 bulan (BOIES)

Penulisan Resep:
R/ Amoxicillin tab mg 500 No. XXI
∫ 3 dd tab I
R/ Paracetamol tab mg 500 No. X
∫ prn (3 dd tab I) agrediente febree
R/ Oksimetazolin hydrochloride 0,05 % guttae nasales lag No. I
∫ 2 dd gtt II-II nasales dextra
Pro : Tn J (23 tahun)

8|Kumpulan Resep-Resep (Meta Safitri- G0007105)


PNEUMONIA
Klasifikasi
Berdasar karakteristik klinisnya :
1. pneumonia akut (<3minggu)
2. penumonia kronis
Berdasar etiologinya :
1. pneumonia bakteri
2. pneumonia virus
3. pneumonia fungi
4. pneumonia parasit
5. pneumonia idiopatic

Obat dan Mekanisme Kerjanya


R/ Ciprofloxacin tab mg 500 No.XIV
S 2 dd tab I
R/ Ambroxol tab mg 30 No.XV
S 3 dd tab I
Pro . Tn Andi (30tahun)

1. Ciprofloxacin
 Golongan florokuinolon digunakan untuk infeksi saluran nafas bawah.
 Mekanisme kerja : menghambat kerja enzim DNA gyrase kuman, bersifat bakterisida.
 Sediaan : 500 mg, 250 mg,
 Dosis : 2x 500-750 mg/ hari
2. Ambroxol
- Mengandung hidroklorida
- Merupakan metabolik aktif N-desmethyl dari mukolitik bromhexine. Walaupun mekanisme
kerjanya belum dapat didefinisikan, kemungkinan dapat meningkatkan kuantitas dan
menurunkan viskositas dari sekresi trakeabronkial, yang mana mungkin juga berfungsi sebagai
ekspektoran.
- ESO : efek gastrointestinal ringan
- Dosis : Dewasa: dosis harian 30 mg (satu tablet Ambroxol) sampai 120 mg (4 tablet Ambroxol)
diambil dalam 2 sampai 3 dosis. Anak sampai 2 tahun: setengah sendok teh dua kali sehari
Ambroxol sirup. Anak-anak 2 - 5 tahun: setengah sendok teh sirup Ambroxol 3 kali sehari. Anak di
atas 5 tahun: Satu sendok teh sirup Ambroxol 2-3 kali sehari.
- Sediaan tablet, sirup. 1 tablet ambroxol = 30 mg hidroklorida; 5 ml sirup ambroxol = 15 mg
hidroklorida.

9|Kumpulan Resep-Resep (Meta Safitri- G0007105)


PREEKLAMSIA

Definisi: timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat kehamilan . Penyakit ini umumnya
terjadi dalam triwulan ke 3 kehamilan, atau segera setelah persalinan.

Contoh resep:
R/ infus RL flab No. III
Cum infus set No. I
IV Catheter no. 22 No. I
∫imm
R/ Suifas magnesikus 40% ins. fll No. III
∫imm
R/ Nifedipin tab mg 10 No. III  160 mmHg/ > 110
∫ prn (1-3) dd tab I
Pro:Ny.B (30th)

Jenis obat:
1. RL  elektrolit mengembalikan keseimbangan
2. MgSo4
 anti kejang untuk preeklamsi & eklamsia.
 pada wanita hamil terjadi penurunan magnesium darah.
 mekanisme: menekan pengeluaran Asetilkolin pada motor end plate  mencegah Ca masuk,
Ca antagonis
 mengatasi kejang eklamptik, mempertahankan aliran darah ke uterus & fetus.
3. Nifedifin
 Golongan Ca antagonis
 Mekanisme: menghambat masuknya Ca2+ ke dalam sel sehingga terjadi relaksasi otot polos
vaskuler sehingga menurunkan kontraksi jantung & menurunkan kecepatan konduksi AV &
nodus SA.
 Dosis: 10 mg/oral
 ES: pusing, sakit kepala, hipotensi, takikardia, mual, muntah, edema periter, batuk.

Antidotum: Ca gluconas 10% diberikan IV selama 3 menit.


R/ Ca gluconas 10% = 70ml No. I.
NaCl 0,4 flab No. I
Cum disposable syringe cc 10 No. I
∫imm
Pro: Ny.B (30 th)

10 | K u m p u l a n R e s e p - R e s e p ( M e t a S a f i t r i - G 0 0 0 7 1 0 5 )
STATUS ASMATIKUS

Definisi: Status asmatikus adalah keadaan darurat medik paru berupa serangan asma yang berat atau
bertambah berat yang bersifat refrakter sementara terhadap pengobatan yang lazim diberikan. Refrakter
adalah tidak adanya perbaikan atau perbaikan yang sifatnya hanya singkat, dengan pengamatan 1-2 jam.
(Medlinux,2008)

Klasifikasi derajat asma


Derajat Asma Gejala Gejala Malam Fungsi Paru
INTERMITTEN  Gejala <1minggu ≤2 kali sebulan VEPI atau APE
Mingguan  Tanpa gejala di luar serangan ≥80%
 Serangan singkat
 Fungsi paru asimptomatik
dan normal di luar serangan
PERSISTEN  Gejala > 1x/minggu tapi >2kali seminggu VEPI atau
RINGAN <1x/hari APE≥80%
Mingguan  Serangan dapat mengganggu
aktivitas dan tidur

PERSISTEN  Gejala harian  Sekali VEPI atau APE


SEDANG  Menggunakan obat setiap seminggu >60%
Harian hari Tetapi ≤80%
 Serangan mengganggu normal
aktivitas dan tidur
 Serangan 2x/seminggu, bisa
berhari-hari
PERSISTEN  Gejala terus-menerus Sering VEPI atau APE
BERAT  Aktivitas fisik terbatas <80%
Kontinu  Sering serangan Normal

Penatalaksanaan
Terapi :
 O2 4-6 liter/menit dan pasang infuse RL atau D5.
 Bronkodilator (salbutamol 5 mg atau terbutalin 10 mg) inhalasi dan pemberian dapat diulang
dalam 1 jam.
 Aminofilin bolus iv 5-6 mg/kgBB, jika sudah menggunakan obat ini dalam 12 jam sebelumnya
maka cukup diberikan setengah dosis.
 Kortikosteroid hidrokortison 100-200 mg i.v, jika tidak ada respon segera atau pasien sedang
menggunakan steroid oral atau dalam serangan berat.
 Ekspektoran : adanya mukus kental dan berlebihan (hipersekresi) di dalam saluran pernafasan
menjadi salah satu pemberat serangan asma, oleh karenanya harus diencerkan dan dikeluarkan,
misalnya dengan obat batuk hitam (OBH), obat batuk putih (OBP), gliseril guaiakolat (GG)
R/ Dextrosa 5% infus flab No.III
Cum infus set No.I
S imm
R/ Ventolin inhaler fl No.I
S prn 1 dd puff I
R/ Aminofilin inj amp No. II
Cum disposable syringe cc 10 No.II
S imm
R/ Metilprednisolon 125 mg vial No.I
Cum disposable syringe cc 10 No. I
S imm
R/ OBH syr lag No. I
S 3 dd C

11 | K u m p u l a n R e s e p - R e s e p ( M e t a S a f i t r i - G 0 0 0 7 1 0 5 )
THYPUS ABDOMINALIS

Definisi
Penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi

Manifestasi Klinis
Minggu pertama: demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot, anoreksia, mual, muntah, obstipasi/ diare,
perasaan tidak enak di perut, batuk, dan epistaksis
Minggu kedua: demam, bradikardi relative, lidah tifoid, hepatomegali, splenomegali, meteorismus, gangguan
kesadaran.

Contoh resep:

R/ Ringer lactat Inf flab No.II


Cum Infus set No.II
Iv Catheter no.22 No.I
∫ imm

R/ Chloramphenicol Tab mg 500 N0. XX


∫ 4 dd tab I

R/ Paracetamol Tab mg 500 N0. XV


∫ prn (3-4) dd tab I
Pro: Nn. M ( 21th)

Jenis obat:
1. Chlorampenicol : sebagai anti mikroba
 Sediaan : 125 mg/5ml syrp → chemotrex
500mg, 250 mg/ kapsul
1000mg injeksi
 Dosis : 3-4X sehari ( 50mg/kgBB/ hari)
 Mekanisme: menghambat sintesis protein human. Kloramfenikol terikat pada ribosom subunit
5os dan menghambat enzim peptidil transferase shg ikatan peptida tdk dpt terbentuk pd sintesis
protein kuman.
 Efek samping : reaksi hematologik → depresi sumsum tulang, anemia aplastik
Reaksi sal. Cerna→ mual,muntah, glositis. Diare
Syndrom gray→ dosis tinggi pada neonatos
Neuropati optik dan perifer
 Interaksi obat : memperpanjang masa paruh eliminasi fenitoin, tolbutamid, klorpopamid, warfarin.
 Kontra indikasi : hamil, laktasi, trisemester ahkir, hipoksia
 Kloramfenikol mampu menurunkan panas lebih cepat 3-5 hari

2. Ringer lactat
 Mencegah dehidrasi, mencegah asidosis
 Tambahan, ampisilin mampu membunuh carier s.thypii karena kloramphenikol inaktif pada empedu
maka kuman dalam empedu masih hidup sebagai carier.
3. Paracetamol
 Menurunkan demam
 Mengurangi nyeri
Mekanisme :
Mekanisme aksi utama dari parasetamol adalah hambatan terhadap enzim siklooksigenase
(COX: cyclooxigenase), dan penelitian terbaru menunjukkan bahwa obat ini lebih selektif menghambat COX-
2. Meskipun mempunyai aktifitas antipiretik dan analgesik, tetapi aktifitas anti-inflamasinya sangat lemah
karena dibatasi beberapa faktor, salah satunya adalah tingginya kadar peroksida dapa lokasi inflamasi. Hal
lain, karena selektifitas hambatannya pada COX-2, sehingga obat ini tidak menghambat aktifitas tromboksan
yang merupakan zat pembekuan darah.

12 | K u m p u l a n R e s e p - R e s e p ( M e t a S a f i t r i - G 0 0 0 7 1 0 5 )
TUBERCULOSIS

Definisi : Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium
tuberculosis (TB). Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh
lainnya. Ini juga salah satu penyakit tertua yang diketahui menyerang manusia. Jika diterapi dengan benar
tuberkulosis yang disebabkan oleh kompleks Mycobacterium Tuberkulosis paru terkonfirmasi secara
bakteriologis tuberculosis, yang peka terhadap obat, praktis dapat disembuhkan. Tanpa terapi tuberkulosa
akan mengakibatkan kematian dalam lima tahun pertama pada lebih dari setengah kasus.
Gejala utama tuberkulosis ialah batuk selama 3 minggu atau lebih, berdahak, dan biasanya bercampur darah.
Gejala respiratorik lainnya adalah nyeri dada dan sesak nafas. Selain itu juga terdapat gejala sistemik seperti
demam yang biasanya dijumpai pada sore dan malam hari, keringat malam, anoreksia, penurunan berat
badan serta malaise.

Klasifikasi :
dan histologis
 Tuberkulosis paru tidak terkonfirmasi secara bakteriologis dan histologis
 Tuberkulosis pada sistem saraf
 Tuberkulosis pada organ-organ lainnya
 Tuberkulosis millier
Contoh resep :
R/ Isoniazid tab mg 300 No. VII
S 1 dd tab I
R/ Rifampisin tab mg 450 No. VII
S 1 dd tab I
R/ Pirazinamid tab mg 250 No. XIV
S 1 dd tab II
R/ Etambutol tab mg 250 No. XIV
S 1 dd tab II
Pro : Tn. L (39 th)

13 | K u m p u l a n R e s e p - R e s e p ( M e t a S a f i t r i - G 0 0 0 7 1 0 5 )
Jenis obat:
1. Isoniazid (INH)
 Bakterisid pada kuman dalam keadaan aktif, bakteriostasik terhadap kuman yang
diam.
 Mekanisme : menghambat enzim esensial untuk sintesis asam mikolat dan dinding
sel mikobakterium.
 ESO : neuritis perifer  dicegah dengan pemberian piridoksin, hepatitis (radang
hati), alergi, demam, dan ruam kulit.
 Dapat menembus plasenta tapi tidak teratogenik.
 Sediaan : tab50,100,300,400 mg. syr 10 mg/ml
 Dosis : - single dose  biasanya sudah digabung dengan vit B6 10n mg/ml
- dewasa: 5–10mg/KgBB/hr,max: 300mg/hari
1. Rifampisin
 Bakteriosid pada intra dan ekstrasel, dapat masuk semua jaringan dan membunuh
kuman semi dorman yang tidak dapat dibunuh INH.
 Mekanisme : menghambat DNA dependent RNA polymerase dari mikrobakteria dan
mikroorganisme lain dengan menekan mula terbentuknya rantai dalam sintesis RNA.
 ESO:
- Flu like syndrome
- Gatal-gatal kemerahan
- Nyeri perut, mual, muntah, diare
- Warna urine, keringat, air mata, liur menjadi merah (sindrom Redman)
 Sediaan :
- 150 mg, 300 mg (kapsul)
- 450 mg, 600 mg (tablet)
- 100 mg/ 5 ml (suspense)
 Dosis : <50 kg (dewasa) : 450 mg / hari ; > 50 kg : 60 mg / hari
2. Pirazinamid
 Diberikan saat intensif karena PZA bekerja dalam keadaan asam.
 ESO : gangguan fungsi hepar, gout arthritis, muntah, mual, dan diare.
 Sediaan : 250 mg, 500 ng (tablet)
 Dosis : 20–35 mg/KgBB/hari,max 3gram/ hari
3. Etambutol
 Dosis : 15 mg / Kg BB 1x1 tab
 Dapat memberi efek toksik pada mata  jarang diberikan pada anak
 Menekan kuman yang resisten terhadap INH dan streptomisin
 Mekanisme : hambat sintesis metabolit sel
 ESO: gangguan penglihatan  buta warna, penurunan penglihatan (neuritis
retrobulbur)
 Mencegah resistensi kuman terhadap anti tuberculosis lain
 Sediaan : tablet 250 mg, 500 mg

14 | K u m p u l a n R e s e p - R e s e p ( M e t a S a f i t r i - G 0 0 0 7 1 0 5 )
GONORRHEA

lendir atau nanah yang keluar dari penis dengan gejala sistemik seperti nyeri pada sendi
atau gejala pada kulit. Disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhea penghasil penisilinase
atau bukan penghasil penisilinase .

Penghasil penisilinase :
R/ Ceftriaxone inj mg 250 No I
S imm
Pro Tn A (30 thn)

Ceftriaxone merupakan cefalosporin gen 3 yg sensitif terhadap bakteri penghasil


penisilinase

Bukan penghasil penisilinase

R/ ampicilin tab mg 500 No. XX


S 4 dd tab I a.c
R/ probenesid tab mg 250 No.X
S 2 dd tab I p.c
Pro Tn.A (30 thn)

Ampicilin spektrum luas.


Probenesid AINS anti pirai (untuk gejala sistemik nteri sendi)

15 | K u m p u l a n R e s e p - R e s e p ( M e t a S a f i t r i - G 0 0 0 7 1 0 5 )

Anda mungkin juga menyukai