Anda di halaman 1dari 32

Anamnesis Penyakit

Sistem Kardiovaskuler

Prof. Dr. Habibah Nasution, SpPD-K.Psi


Kontributor Blok Sistem Kardiovaskuler
Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Sumatera Utara
ANAMNESIS PENYAKIT SISTEM
KARDIOVASKULER
 Merupakan bagian dari keterampilan komunikasi,
berdasarkan pada 7 area kompetensi pada Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK).
 Tujuan :
 Melatih mahasiswa (semester 3), mengaplikasikan
dasar-dasar keterampilan komunikasi dokter-pasien yang
telah dipelajari di Blok ICT dan Blok Biomedik I, ke
dalam contoh kasus simulasi penyakit kardiovaskuler.
 Mahasiswa memahami kerangka anamnesis penyakit
sistem kardiovaskuler.
 Melatih cara-cara menggali informasi yang didapatkan
dari anamnesis, secara deskriptif dan kronologis.
 Mengetahui alur berfikir penegakan diagnosis penyakit
sistem kardiovaskuler, agar anamnesis dapat dilakukan
dengan benar, dan terstruktur.
Dasar Keterampilan Komunikasi Dokter-Pasien

Dilakukan dengan sikap dokter yang profesional


dalam menghadapi pasien.
Menggunakan bahasa (Indonesia), yang baik dan
benar.
Menggunakan tutur bahasa yang sopan.
Pertanyaan dapat divariasikan oleh mahasiswa, dan
dapat dijawab dengan bervariasi oleh instruktur,
namun tetap berpedoman pada lembar pengamatan
instruktur.
Alur Pola Penegakkan Diagnosis Pasti
(Penyakit Sistem Kardiovaskuler)
Keluhan Utama Pasien

Memikirkan Diagnosis-Diagnosis Banding


Yang Mungkin (Kardial / Non Kardial)

Anamnesis + Keluhan Tambahan

Pemeriksaan Fisik + Pem. Penunjang

Diagnosis Kerja

Diagnosis Pasti
Beberapa Keluhan Utama
Penyakit Sistem Kardiovaskuler
(standar kompetensi dokter, 2006)

 Berdebar-debar.
 Nyeri Dada (chest pain).
 Lekas Lelah.
 Sesak Nafas (setelah bekerja maupun istirahat).
 Sesak Nafas (mengambil sikap setengah duduk/ortopneu).
 Sakit Kepala.
 Malam sering buang air kecil.
 Malam terbangun tiba-tiba sesak nafas (paroksismal nokturnal
dispneu).
 Keluarga yang mempunyai penyakit jantung atau darah tinggi
Keluhan Utama
Penyakit Sistem Kardiovaskuler

Nyeri Dada Sesak Nafas


Diagnosis Banding
Keluhan Utama Nyeri Dada
Diagnosis Banding

Kardial Non Kardial

Koroner Non Koroner

Pleural Pulmonal Muskuloskeletal Gastrointestinal dll


Diagnosis Banding
Keluhan Utama Sesak Nafas
Diagnosis Banding

Kardial Non Kardial

Pulmonal Renal Muskuloskeletal dll

Obstruksi Infeksi Keganasan dll


Anamnesis Penyakit Sistem Kardiovaskuler

Anamnesis Pribadi.
Anamnesis Riwayat Penyakit Sekarang.
Anamnesis Riwayat Penyakit Terdahulu.
Anamnesis Riwayat Pribadi.
Anamnesis Riwayat Penyakit Keluarga.
Anamnesis Sosial Ekonomi.
Anamnesis Gizi.
Anamnesis Pribadi
Merupakan data identitas pasien.
Dapat berkaitan dengan data epidemiologi, atau
insidensi suatu penyakit.
Misalnya, angina pektoris, lebih banyak diderita
pasien usia > 40 tahun dengan jenis kelamin
laki-laki.
Penyakit jantung rematik (RHD), memiliki
insidensi tertinggi pada pasien anak-anak dan
dewasa muda.
Anamnesis Riwayat Penyakit Sekarang
Penyakit Sistem Kardiovaskuler

Macleod’s Clinical Examination

OLDCART OPQRST
Anamnesis Riwayat Penyakit Sekarang
Penyakit Sistem Kardiovaskuler
 Pemilihan dan penggunaan metode OLDCART, maupun
OPQRST, disesuaikan dengan keluhan utama yang
diutarakan pasien, dan tidak bersifat mengikat.
 Komponen pertanyaan metode lain, selain metode yang
kita pilih, dapat juga ditanyakan untuk memperoleh
informasi sebanyak mungkin.
 Kadang-kadang, tidak semua komponen-komponen
pertanyaan pada metode OLDCART, atau OPQRST,
terdapat dalam suatu kasus penyakit, sehingga tidak
perlu ditanyakan saat menggali informasi.
 Sebagai contoh adalah keluhan sesak nafas, yang tidak
memiliki penjalaran, jadi komponen pertanyaan radiation
tidak perlu ditanyakan.
Anamnesis Riwayat Penyakit Dahulu
Penyakit Sistem Kardiovaskuler

Riwayat penyakit yang telah pernah diderita


pasien sejak masih kanak-kanak sampai
dewasa,yang mungkin mempunyai hubungan
dengan penyakit yang dialami pasien saat ini.
Misalnya riwayat hipertensi, anemia gravis
(anemia berat) dan hipertiroid pada pasien yang
lama dapat menyebabkan gagal jantung.
Dapat digunakan untuk membantu dokter dalam
menyingkirkan diagnosis banding.
Anamnesis Riwayat Pribadi
Penyakit Sistem Kardiovaskuler

Riwayat kebiasaan hidup pasien, yang mungkin


memiliki hubungan dengan penyakit jantung dan
pembuluh darah yang dideritanya.
Misalnya :
Kebiasaan merokok.
Minum kopi.
Makan makanan berlemak.
Jarang berolahraga.
Riwayat penggunaan obat terdahulu.
Kebiasaan keluar malam
Anamnesis Riwayat Penyakit Keluarga
Penyakit Sistem Kardiovaskuler
Riwayat penyakit yang pernah diderita keluarga
dekat pasien (sedarah), seperti penyakit
keturunan, atau penyakit yang dapat menular
secara kontak langsung bila daya tahan tubuh
melemah.
Beberapa penyakit sistem kardiovaskuler
memiliki kecenderungan untuk diturunkan
secara genetik (herediter).
Misalnya hipertensi, penyakit jantung koroner,
MCI.
Anamnesis Riwayat Sosial Ekonomi
Penyakit Sistem Kardiovaskuler

Problem keluarga pasien :


Problem rumah tangga.
Kondisi rumah.
Pekerjaan yang banyak faktor stres.
Keadaan sosial ekonomi.
Lingkungan, atau daerah sekitar tempat
tinggal pasien.
Anamnesis Gizi
Penyakit Sistem Kardiovaskuler

Untuk mencari hubungan antara makanan


yang dikonsumsi, dengan penyakit sistem
kardiovaskuler yang diderita pasien.
Misalnya : Jenis makanan yang dimakan
yang berlemak, porsi dan frekuensi,
penurunan, atau penambahan berat
badan dll.
Kriteria Pemilihan Kasus Simulasi

 Kasus yang banyak ditemukan di masyarakat.


 Merujuk pada level kompetensi pada buku Standar
Kompetensi Dokter Indonesia tahun 2006, yaitu level
kompetensi 3 (3A, atau 3B), dan 4.
 Persetujuan dari kontributor blok.
 Kasus yang disimulasikan pada anamnesis:
 Angina Pectoris (3A).
 Penyakit Jantung Kongestif (3B).
 Hipertensi Primer (4).
Contoh Alur Penegakkan Diagnosis Angina Pektoris
(stable angina)

Keluhan Nyeri Dada

Kardial Non Kardial

Koroner Non Koroner

Pleural Pulmonal Muskuloskeletal Gastrointestinal dll


Diagnosis Banding Keluhan Nyeri Dada (kardial)

 Koroner (Sindrome Koroner Akut)


 Stable Angina.
 Unstable Angina.
 Non ST Elevasi Miokard Infark.
 ST Elevasi Miokard Infark.
 Non Koroner
 Perikarditis.
 Kelainan Katup Jantung.
Diagnosis Banding Keluhan Nyeri Dada (non kardial)

 Pleural Pulmonal
 Pleuritis.
 Gastrointestinal
 Gastritis.
 Refluks Esofagus.
 Muskuloskeletal
 Trauma Dada.
 Artritis Tulang-Tulang Dada.
 Psikoneural
 Nyeri dada karena gangguan psikologis dll.
Data Klinis Simulasi Kasus I (stable angina)
 Umur > 40 tahun, jenis kelamin laki-laki > wanita.
 Lokasi nyeri dada pada tulang dada, di bawah tulang
dada (retrosternum/epigastrium) , atau pada dada
sebelah kiri (prekordial).
 Nyeri dada bersifat sementara, dipengaruhi oleh aktifitas
fisik, tidak dipengaruhi sistem pernafasan.
 Nyeri dada mereda bila pasien beristirahat, atau minum
obat-obatan tertentu (nitrogliserin).
 Lamanya nyeri hanya sebentar, ± 1-5 menit.
 Nyeri dada dapat menjalar ke lengan kiri, punggung kiri,
rahang bawah, dan bahu kiri. Disertai berkeringat.
 Riwayat hipertensi lama (+).
Data Klinis Simulasi Kasus I (stable angina)
• Riwayat keluarga yang juga menderita penyakit jantung
dan pembuluh darah, atau meninggal karena penyakit
jantung dan hipertensi (+)  stroke.
• Riwayat merokok, jarang berolah raga, atau konsumsi
makanan berlemak >> .
• Tidak ditemukan adanya riwayat (menyingkirkan DD) :
 Trauma dada.
 Sakit pada sendi.
 Dispepsia (gastrointestinal).
 Riwayat ISPA berat dengan dengan demam yang tidak
terlalu tinggi, yang tidak diobati pada saat pasien masih
kanak-anak, atau dewasa muda.
 Kecemasan jiwa yang berlebihan, karena berbagai
macam sebab.
Simulasi Kasus I (stable angina)

Penyakit Jantung Koroner Timbulnya Nyeri Dada (chest pain)


Contoh Penegakkan Diagnosis Penyakit Jantung Kongestif

Keluhan Sesak Nafas

Kardial Non Kardial

Pulmonal Renal Muskuloskeletal dll

Obstruksi Infeksi Keganasan dll


Diagnosis Banding Keluhan Sesak Nafas (kardial)

 Kardial
 Penyakit Jantung Kongestif (DC Kanan dan Kiri).
 Gagal Jantung Kiri.
 Kelainan Katup Jantung dll.
 Pulmonal (paru, dan saluran nafas)
 Penyakit Obstruksi Saluran Nafas (asma).
 Penyakit Paru Degeneratif (PPOK/COPD).
 Keganasan (tumor paru, atau mediastinum).
 Kerusakan Paru Luas (destroyed lung).
 Infeksi Parenkim, atau Saluran Nafas (misalnya
pneumonia).
Diagnosis Banding Keluhan Sesak Nafas (non kardial)

 Renal
 Gagal Ginjal (riwayat hemodialisa).
 Muskuloskeletal
 Kelainan Pada Dinding Dada.
 Kelainan Otot-Otot Pernafasan dll.
 Gangguan Sistemik
 Gangguan Metabolisme.
 Keracunan.
 Anemia Berat.
 Gangguan Psikologis (kecemasan jiwa yang berlebihan).
Data Klinis Simulasi Kasus II (penyakit jantung kongestif berat)

 Umur > 50 tahun, jenis kelamin laki-laki > perempuan.


 Sesak nafas yang semakin hari semakin memberat.
 Pada awalnya sesak timbul setelah pasien melakukan
aktifitas fisik, lama kelamaan sesak semakin memberat,
hingga pasien dapat terbangun pada malam hari karena
sesak.
 Sesak nafas dapat bersifat sementara, dipengaruhi oleh
aktifitas fisik (dispneu d’ effort).
 Pada penyakit jantung kongestif yang berat, dapat
terjadi penimbunan cairan di paru-paru (edema paru),
karena terjadi kegagalan ventrikel kiri memompakan
darah ke sirkulasi sistemik, sehingga sesak nafas yang
dirasakan pasien bersifat terus-menerus.
 Sesak nafas dapat biasanya berkurang bila pasien
beristirahat, atau merubah posisi tubuhnya menjadi
posisi setengah duduk (ortopneu).
Data Klinis Simulasi Kasus II (penyakit jantung kongestif berat)

 Sesak nafas dapat terjadi kapan saja setelah melakukan


aktifitas fisik.
 Pada kasus yang berat, pasien dapat mengalami sesak
pada malam hari (paroksismal nokturnal dispneu).
 Riwayat hipertensi lama (+).
 Riwayat keluarga yang juga menderita penyakit jantung
dan pembuluh darah, atau meninggal karena penyakit
tersebut (+).
 Riwayat merokok, jarang berolah raga, atau konsumsi
makanan berlemak >>.
Simulasi Kasus II (penyakit jantung kongestif berat)

Gambaran Edema Paru Pembesaran Ventrikel Kiri


Klasifikasi New York Heart Association (NYHA)

 NYHA 1.
 Pasien dapat melakukan aktifitas berat tanpa keluhan.
 NYHA 2.
 Pasien tidak dapat melakukan aktifitas lebih berat dari
aktifitas sehari-hari, tanpa keluhan.
 NYHA 3.
 Pasien tidak dapat melakukan aktifitas sehari-hari tanpa
keluhan.
 NYHA 4.
 Bila pasien sama sekali tidak dapat melakukan aktifitas
apa pun, dan harus tirah baring.

Anda mungkin juga menyukai