Anda di halaman 1dari 2

Tax Evasion

Dapat dipahami bahwa tax evasion adalah perbuatan melanggar Undang-Undang.


Misalnya, termasuk kategori pelanggaran ringan, menyampaikan di dalam Laporan SPT
Tahunan jumlah penghasilan yang lebih rendah daripada yang sebenarnya
(understatement of income) atau melaporkan biaya yang lebih besar daripada yang
sebenarnya (overstatement of the deductions). Wajib Pajak terlambat melunasi atau
melaporkan kewajiban perpajakan sesuai tempo yang ditentukan dan tidak melengkapi
persyaratan dalam administrasi perpajak.

Bentuk tax evasion yang lebih berat adalah apabila Wajib Pajak menerbitkan faktur pajak
palsu, pendirian perusahaan fiktif bahkan sama sekali tidak melaporkan penghasilannya
(non-reporting of income). Perbuatan ini melanggar baik jiwa atau semangat maupun
pokok kepatuhan dalam Undang-Undang Perpajakan.

Di Indonesia perbuatan yang termasuk dalam tax evasion ditindak mulai dengan
menggunakan metode soft appoarch, misalnya dengan memberikan surat himbauan atau
sosial. Tindakan tegas juga dilakukan mulai dari pemeriksaan awal hingga penyidikan
yang berujung ancaman hukuman pidana fiskal yang diatur dalam Pasal 38 dan Pasal 39
UU KUP 2000.

Penyebab Tax Evasion

Beberapa penyebab munculnya tindakan tax evasion:

Sisi Wajib Pajak

1. Rendahnya kesadaran pajak. Faktor penyebabnya di antara lain: pajak dianggap


sebagai beban dan adanya ketidakpercayaan pada otoritas pajak.
2. Biaya ketaatan pajak yang dinilai tinggi, terbukti dengan besarnya nominal pajak
yang harus ditanggung Wajib Pajak.

Sisi Pemerintah

1. Penggalian potensi perpajakan yang kurang maksimal dan optimal.


2. Praktik-praktik pelanggaran pajak oleh oknum wajib pajak luput dari pendeteksian
dini.
3. Instabilitas pelaksanaan perpajakan karena kebijakan yang cepat berubah.
Pencegahan Tindakan Tax Evasion

Adapun cara-cara mencegah Wajib Pajak melakukan tax evasion antara lain dapat
berupa:

1. Pemeriksaan Pajak (Tax Audit)

Pemeriksaan atau audit pajak dilakukan oleh petugas untuk menyelidiki dan mengawasi
setiap Wajib Pajak.

2. Integrasi Sistem Informasi

Pencegahan ini berupa dialog dan saling tukar pandangan antara Wajib Pajak dan fiskus
yang harus tetap diadakan melalui berbagai sarana yang telah tersedia.

3. Administrasi Pajak

Cara pencegahan dalam artian sebagai prosedur meliputi tahap-tahap pendaftaran,


penetapan, dan penagihan Wajib Pajak.

4. Penegakan Hukum Pajak (Tax Law Enforcement)

Cara pencegahan ini pada hakikatnya terkait dengan penegakan hukum pajak atau serta
tingginya tarif pajak, rasa keadilan yang tak terpenuhi dan pemanfaatan dana pajak.

Upaya-upaya Pemerintah di seluruh dunia untuk mengurangi tax evasion sesungguhnya


telah lama diadakan. Untuk Indonesia, pada tahun 1972 melalui SGATAR (Study Group
on Asian Tax Administration and Research) telah disidangkan di Jakarta dengan salah
satu tema utama yaitu Some Aspects of Income Tax Avoidance or Evasion. Selain itu,
upaya untuk mengurangi penghindaran pajak lebih dini pada tingkat yang lebih
mengglobal telah diadakan oleh IFA pada tahun 1980 di Paris dengan tema yang lunak
yakni The Dialogue between the Tax Administration and the Taxpayer up to the Filing of
the Tax Return.

Anda mungkin juga menyukai