Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA

PASIEN DENGAN KETIDAKBERDAYAAN DAN STRATEGI


PELAKSANAAN

OLEH :

I WAYAN KARTIKA BUANA (P07120015090)


I NYM GDE LURAH SANTI TRI PERTIWI. (P07120015093)
NI LUH SUCIPTAYANI (P07120015112)
PUTU YUNI KUMALA DEWI (P07120015115)

TINGKAT 3.3

PRODI DIII JURUSAN KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
2017
LAPORAN PENDAHULUAN
KETIDAKBERDAYAAN

I. Masalah Utama
Ketidakberdayaan
a. Definisi
NANDA Internasional (2016) mendefinisikan ketidakberdayaan sebagai persepsi
bahwa tindakan seseorang secara signifikan tidak akan mempengaruhi hasil; persepsi
kurang kendali terhadap situasi saat ini atau situasi yang akan segera terjadi.
Ketidakberdayaan juga didefinisikan sebagai kondisi ketika individu atau kelompok
merasakan kurangnya control personal terhadap sejumlah kejadian atau situasi
tertentu akan mempengaruhi tujuan dan gaya hidupnya (Carpenito, 2009).
b. Tanda dan Gejala
Batasan Karakteristik (NANDA Internasional, 2016)
 Ansietas
 Pemberi asuhan
 Harga diri rendah kronik
 Kurang pengetahuan
 Kekurangan secara ekonomi
 Penyakit
 Pola koping tidak efektif
 Kurang dukungan sosial
 Nyeri
 Penyakit yang melemahkan secara progresif
 Harga din rendah situasionaì
 Marginalisasi social
 Kondisi terstigma
 Perjalanan penyakit yang tidak dapat diprediksi

II. Pohon Masalah


Ketidakberdayaan

Disfungsi proses berduka


Kurangnya umpan balik
Umpan balik negatif yang konsisten

III. Diagnosa Keperawatan


Ketidakberdayaan
IV. Rencana Tindakan Keperawatan
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN NOC NIC
1. Resiko ketidakberdayaan NOC LABEL :  NIC
1. Self Esteem Situational  SeIf-eficacy enhancement :
Definisi : beresiko terhadap Low  Bantu pasien untuk
pengalaman hidup kurang kendali 2. Body Image, Disturbed mengidentifikasi faktor-faktor
terhadap situasi, termasuk suatu 3. Knowledge, Readiness for yang dapat menimbulkan
persepsi bahwa tindakan seseorang Enhanced ketidakberdayaan
tidak secara bermakna 4. Coping, Ineffective  Diskusikan dengan pasien
mempengaruhi hasil 5. Death Anxiety tentang pilihan yang realistis
6. Life style, sedentary dalam perawatan
Batasan Karakteristik :  Libatkan pasien dalam
 Ansietas KROTERIA HASIL : pengambilan keputusan
 Pemberi asuhan tentang perawatan
1. Kepercayaan kesehatan :
 Harga diri rendah kronik  Jelaskan alasan setiap
persepsi kemampuan
 Kurang pengetahuan perubahan perencanaan
2. Kepercayaan kesehatan :
 Kekurangan secara ekonomi perawatan terhadap pasien
persepsi kendali
 Penyakit  Dukungan pengambilan
3. Menunujukkan Penilaian
 Pola koping tidak efektif keputusan
pribadi tentang harga diri
 Kurang dukungan sosial  Kaji kemampuan untuk
4. Mengungkapkan
 Nyeri pengambilan keputusan
penerimaan diri
 Penyakit yang melemahkan  Beri penjelasan kepada pasien
5. Komunikasi terbuka
secara progresif tentang proses penyakit
6. Mengatakan optimisme
 Harga din rendah situasionaì  Self Esteem Enhancement
tentang masa depan
 Marginalisasi social  Tunjukan rasa percaya diri
7. Menggunakan strategi
 Kondisi terstigma terhadap kemampuan pasien
koping efektif
 Perjalanan penyakit yang tidak untuk mengatasi situasi
8. Body image positif
dapat diprediksi  Dorong pasien
9. Mampu mengidentifikasi
mengidentifikasi kekuatan
kekuatan personal
dirinya
10. Mendiskripsikan secara
 Ajarkan keterampilan perilaku
faktual perubahan fungsi
yang positif melalui bermain
tubuh
peran, model peran, diskusi
11. Mampu beradaptasi dengan
 Dukung peningkatan tanggung
ketidakmampuan fisik
jawab diri, jika diperlukan
12. Melaporkan dukungan
 Buat statement positif
yang adekuat dari orang
terhadap pasien
terdekat, teman-teman dan
 Monitor frekuensi komunikasi
tetangga
verbal pasien yang negative
13. Melaporkan waktu,
 Dukung pasien untuk
keuangan pribadi, dan
menerima tantangan baru
asuransi kesehatan yang
 Kaji alasan-alasan untuk
memadai
mengkritik atau menyalahkan
14. Melaporkan ketersediaan
diri sendiri
alat, bahan pelayanan, dan
 Kolaborasi dengan sumber-
alat transportasi
sumber lain (petugas dinas
15. Melaporkan mengetahui
social, perawat spesialis klinis,
prosedur treatmen
dan layanan keagamaan)
kesehatan
16. Mampu Mengontrol
kecemasan
17. Kesehatan spiritual
STRATEGI PELAKSANAAN: KETIDAKBERDAYAAN (KLIEN)
SP1 Pasien: Assesmen Ketidakberdayaan dan Latihan Berpikir Positif.

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Ny. Z sering termenung dan mengatakan merasa sedih dengan sakitnya yang tak
kunjung ada perubahan dan merasa mual jika membayangkan obat – obat yang harus
dikonsumsi setiap harinya. Ny. Zkhawatir dan takut penyakitnya bertambah parah.
Ny. Zsulit berkonsentrasi dengan pembicaraan tentang prosedur tindakan keperawatan
yang diberikan.
2. Diagnosa Keperawatan
Ketidakberdayaan
3. Tujuan Tindakan
a. Pasien mampu membina hubungan saling percaya
b. Pasien mampu mengenali dan mengekspresikan emosinya
c. Pasien mampu memodifikasi pola kognitiif yang negative
d. Pasien mampu berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang berkenaan
dengan perawatan pasien.
e. Pasien mampu termotivasi untuk aktif mencapai tujuan realistis.
4. Tindakan Keperawatan
a. Membantu klien mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat menimbulkan
ketidakberdayaan.
b. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien, serta
memperluas kesadaran diri.
c. Membantu klien menilai kemampuan klien yang dapat dilakukan saat ini.
d. Membantu klien memilih kegiatan saat ini yang akan dilatih sesuai dengan
kemampuan klien.
e. Melatih kegiatan yang dipilih.
f. Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi
a) Salam Terapeutik
“Selamat pagi Ibu. Perkenalkan, nama saya Budiawan. Senang dipanggilBudi.
Saya perawat yang bertugas pada pagi hari inidari pukul 07.00 sampai 14.00
nantiBu. Nama Ibu siapa? Lebih senang dipanggil apa?.”
b) Evaluasi Validasi
“Bagaimana perasaan Ibu hari ini?”
c) Kontrak
“Ibu, saya bertugas di sini untuk merawat ibu. saya harap selama saya merawat
ibu saya dapat memberikan pelayanan yang terbaik bagiibuk. Ibu sekarang saya
ingin berbincang-bincang dengan Ibu untuk mengetahui keadaan Ibu saat ini,
apakah ibu bersedia? Ibu ingin kita bicara di mana? Bagaimana kalau diruangan
ini saja. Hmm,,baiklah Bu. Berapa lama ingin bincang-bincangnya Bu?
Bagaimana kalau kita berbincang selama 45 menit?”

2. Fase Kerja
“Saya perhatikan tadi Ibu terlihat sedih dan merenung, memangnya apa yang
dirasakan Ibu saat ini? O gitu bu.. jadi Ibu merasa tidak mampu. Pada saat apa
biasanya Ibu merasa tidak mampu dengan diri sendiri? Bagaimana dengan
lingkungan sekitar Ibu, misalnya dari keluarga Ibu, adakah hal-hal yang Ibu sukai
dari mereka?Baiklah kalau begitu, sekarang bisakah Ibu sebutkan kepada saya hal
apa saja yang Ibu sukai dalam diri Ibu? Coba Ibu ingat-ingat kembali kemampuan
apa saja yang dapat Ibu lakukan?Sekarang bagaimana kalau saya membantu Ibu
untuk membuat daftar hal-hal positif dan kemampuan apa saja yang Ibu miliki.
Baiklah, tadi Ibu sudah menuliskan dan menyebutkan hal positif dan kemampuan
yang dimiliki. Iya bagus sekali ibu. Disini, Ibu dapat melihat sendiri Ibu memiliki
kelebihan seperti orang lain, tapi tergantung Ibu juga, apakah ingin mengembangkan
kemampuan tersebut atau tidak. Menurut Ibu kemampuan-kemampuan tersebut perlu
dikembangkan atau tidak?Nah, setelah tadi kita menuliskan hal positif dan
kemampuan yang Ibu miliki, menurut Ibu kemampuan yang mana yang mampu untuk
Ibu lakukan saat ini?. Wah iya bagus sekali merapikan tempat tidur.”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
“Bagaimana perasaan Ibu setelah tadi kita berbincang-bincang?”
b. Rencana Tindak Lanjut
“Nanti Ibu dapat mempraktekkan kembali kemampuan positif yang sudah Ibu
tulis. Bagaimana kalau kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian ya Bu?”
c. Kontrak yang akan datang
“Nah untuk hari ini sampai disini dulu. Besok kita akan bertemu lagi ya bu jam
10 pagi Wita dan membicarakan tentang kemampuan positif lain yang Ibu
miliki.Bagaimana bu ? saya pamit dulu”.
SP2 Pasien: Evaluasi Ketidakberdayaan, Manfaat Mengembangkan Harapan Positif
dan Latihan Mengontrol Perasaan Ketidakberdayaan

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Pada pertemuan kedua, Ibu Z menunjukkan rasa penerimaan terhadap kondisi
penyakitnya. Ny. Z sudah berkonsentrasi dengan pembicaraan tentang prosedur
tindakan keperawatan yang diberikan.
2. Diagnosa Keperawatan
Ketidakberdayaan
3. Tujuan Tindakan
a. Pasien mampu membina hubungan saling percaya
b. Pasien mampu mengembangkan harapan positif
c. Pasien mampu mengontrol perasaan ketidakberdayaan.
4. Tindakan Keperawatan
a. Membantu klien mengevaluasi ketidakberdayaan.
b. Membantu klien mengembangkan manfaat harapan positif
c. Membantu klien mengontrol perasaan keridakberdayaan.
d. Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi
a) Salam Terapeutik
“Selamat pagi Ibu Z. Masih ingat dengan saya Bu? Ya, betul sekali. Saya perawat
Budi, Bu. Seperti kemarin, pagi ini dari pukul 07.00 sampai 14.00 nanti dan saya
yang akan merawat Ibu.”
b) Evaluasi Validasi
“Bagaimana perasaan Ibu hari ini?Apa sudah lebih baik dari kemarin? Bagus
kalau begitu”
c) Kontrak
“Sesuai janji yang kita sepakati kemarin ya, Bu. Hari ini kita bertemu untuk
mengevaluasi kegiatan kemarin dan membicarakan kemampuan Ibu yang lain di
ruangan ini. Saya rasa 45 menit seperti kemarin cukup ya, Bu.”

2. Fase Kerja
“Saya perhatikan tadi Ibu terlihat fresh ya., apakah pagi ini ibu sendiri yang
merapikan tempat tidur ibu ?bagaimana perasaan ibu setelah melakukan hal tersebut
?O jadi ibu merasa senang ya..bagus sekali. Bisa ibu mempraktekkan cara merapikan
tempat tidur yang baik ??..wah bagus sekali ya..baiklah bu hari ini kita akan
melakukan kegiatan positif lain yang telah ibu tuliskan dalam daftar harian yaitu
membersihkan lantai dengan sapu.. bisa ibu lakukan ? Wah iya bagus sekali ya.

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
“Bagaimana perasaan Ibu setelah tadi kita berbincang-bincang?”
b. Rencana Tindak Lanjut
“Nanti Ibu dapat mempraktekkan kembali kemampuan positif yang sudah Ibu
tulis. Bagaimana kalau kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian ya Bu?”
c. Kontrak yang akan datang
“Nah untuk hari ini sampai disini dulu. Besok kita akan bertemu lagi dan
membicarakan tentang kemampuan positif lain yang Ibu miliki.saya pamit dulu”.
STRATEGI PELAKSANAAN: KETIDAKBERDAYAAN (KELUARGA)
SP1 Keluarga: Penjelasan Kondisi Pasien dan Cara Merawat.
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Ny. Z sering termenung dan mengatakan merasa sedih dengan sakitnya yang tak
kunjung ada perubahan dan merasa mual jika membayangkan obat – obat yang harus
dikonsumsi setiap harinya. Ny. Z khawatir dan takut penyakitnya bertambah parah.
Ny. Z sulit berkonsentrasi dengan pembicaraan tentang prosedur tindakan
keperawatan yang diberikan.
2. Diagnosa Keperawatan
Ketidakberdayaan
3. Tujuan Tindakan
a. Keluarga mampu mengenal masalah ketidakberdayaan pada anggota keluarganya.
b. Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami ketidakberdayaan.
c. Keluarga mampu memfollow up anggota keluarga yang mengalami
ketidakberdayaan.
4. Tindakan Keperawatan
a. Mendiskusikan kondisi pasien: ketidakberdayaan, penyebab, proses terjadi, tanda
dan gejala, akibat.
b. Melatih keluarga merawat ketidakberdayaan pasien.
c. Melatih keluarga melakukan follow up.

B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi Kak. Perkenalkan, nama saya Budiawan. Senang dipanggil Budi.
Saya Saya perawat yang bertugas pada pagi hari ini dari pukul 07.00 sampai
14.00 nantiKak. Nama Kakak siapa? Lebih senang dipanggil apa?.”
b. Evaluasi Validasi
“Bagaimana perasaan Kakak hari ini?”
c. Kontrak
“Kak, saya bertugas di sini untuk merawat ibu. Z dari hari Senin sampai Minggu
saya harap selama saya merawat Ibu.Z saya dapat memberikan pelayanan yang
terbaik bagi Ibu.Z. Kak sekarang saya ingin berbincang-bincang dengan kakak
untuk mengetahui keadaan Ibu.Z saat ini, apakah kakak bersedia? Kakingin kita
bicara di mana? Bagaimana kalau ditaman. Hmm,,baiklah kak. Berapa lama
ingin bincang-bincangnya kak? Bagaimana kalau kita berbincang selama 30
menit?”
2. Fase Kerja
“Nah, sebenarnya, apa yang kakak rasakan selama merawat Ibu? O jadi kakak
merasa sedih dan bingung tidak tahu harus bagaimana ya melihat Ibu yang jadi lebih
termenung dan pendiam. Jadi kak, kondisi Ibu yang muncul saat ini itu dikarenakan
Ibu telah mengalami suatu kecemasan, dalam hal ini kecemasan akibat penyakitnya
yang tak kunjung ada perubahan. Dengan Ibu yang menunjukkan sikap pasif, ragu-
ragu, jarang berinteraksi itu merupakan tanda dan gejala dari rasa
ketidakberdayaan. Dalam hal ini kakak harus memberikan dukungan kepada Ibu
karena keluarga berperan penting dalam meningkatkan motivasi Ibu. Selain itu,
kakak perlu juga memberikan pujian atas kegiatan atau peningkatan pada kondisi Ibu
atau ketika Ibu mampu memutuskan untuk melakukan kegiatan.”
3. Fase Terminasi
a) Evaluasi
“Bagaimana perasaan kakak setelah tadi kita berbincang-bincang?”
b) Rencana Tindak Lanjut
“Nanti kakak dapat mencoba untuk memberikan dukungan dan pujian atas
keberhasilan Ibu ketika Ibu memutuskan untuk melakukan kegiatan.”
c) Kontrak yang akan datang
“Nah untuk hari ini sampai disini dulu ya kak. Besok kita akan bertemu lagi dan
membicarakan tentang cara merawat dan mengatasi kondisi Ibu secara langsung.
saya pamit dulu. ”
SP 2 Keluarga: Evaluasi peran keluarga merawat pasien, cara latihan
mengontrol perasaan ketidakberdayaan dan follow up

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Pada pertemuan kedua, Ibu Z menunjukkan rasa penerimaan terhadap kondisi
penyakitnya. Ny. Z sudah berkonsentrasi dengan pembicaraan tentang prosedur
tindakan keperawatan yang diberikan.
2. Diagnosa Keperawatan
Ketidakberdayaan
3. Tujuan Tindakan
a. Keluarga mampu mengenal masalah ketidakberdayaan pada anggota keluarganya.
b. Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami ketidakberdayaan.
c. Keluarga mampu memfollow up anggota keluarga yang mengalami
ketidakberdayaan.
4. Tindakan Keperawatan
a. Pertahankan rasa percaya keluarga dengan mengucapkan salam, menanyakan
peran keluarga merawat pasien & kondisi pasien.
b. Membuat kontrak ulang: latihan lanjutan cara merawat dan follow up.
c. Menyertakan keluarga saat melatih pasien latihan mengontrol perasaan tidak
berdaya.

B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi kak. Masih ingat dengan saya kak? Ya, betul sekali. Saya perawat
Budi, kak. Seperti kemarin, pagi ini dari pukul 07.00 sampai 14.00 nanti dan saya
yang akan merawat Ibu.”
b. Evaluasi Validasi
“Bagaimana perasaan Kakak hari ini?”
c. Kontrak
“Sesuai janji yang kita sepakati kemarin ya, Kak. Hari ini kita bertemu untuk
mengevaluasi kegiatan kemarin dan membicarakan kemampuan kakak dalam
merawat ibu. Saya rasa 30 menit seperti kemarin cukup ya, Bu.”
2. Fase Kerja
“Bagaimana kak ,,,apakah kakak dapat memotivasi ibu dengan memberikan pujian
atas kegiatan yang telah ia lakukan ? Pujian seperti apa itu kak ? ohh bagus sekali itu
kak,,baiklah.. kakak telah mampu memotivasi ibu Z atas kegiatan yang dia lakukan
sekarang kak bagaimana perasaan ibu setelah melakukan hal tersebut ?..baiklah kak
hari ini kita akan membahas kegiatan positif lain yang telah ibu Z tuliskan dalam
daftar harian yaitu membersihkan lantai dengan sapu.. Jika Ibu Z telah
melakukannya Kakak harus tetap memberikan motivasi kepada Ibu Zya,,Wah iya
bagus sekali ya.

3. Fase Terminasi
d) Evaluasi
“Bagaimana perasaan kakak setelah tadi kita berbincang-bincang?”
e) Rencana Tindak Lanjut
“Nanti kakak dapat mencoba untuk memberikan dukungan dan pujian atas
keberhasilan Ibu ketika Ibu memutuskan untuk melakukan kegiatan.”

f) Kontrak yang akan datang


“Nah untuk hari ini sampai disini dulu ya kak. Besok kita akan bertemu lagi dan
membicarakan tentang cara merawat dan mengatasi kondisi Ibu secara langsung.
saya pamit dulu. Assalamu alaikum. ”
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, LJ. (2009). Diagnosis Keperawatan: Aplikasi Pada Praktik Klinis ed. 9. Jakarta:
EGC
NANDA Internasional. (2012). Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-2014
terj. Made Sumarwati. Jakarta: EGC
AMIN, dkk. (2015) Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA
NIC-NOC 2015. Jogjakarta: MediAction

Anda mungkin juga menyukai