Makalah Analisis Bahan Tentang Lebah
Makalah Analisis Bahan Tentang Lebah
LEBAH
DISUSUN OLEH
KELAS: A
UNIVERSITAS ANDALAS
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Lebah madu, berupa serangga kecil dengan fenomena yang sangat luar biasa.
Sayap yang transparan dengan guratan hiasan indah sangat cantik, dikenal dengan
sebutan hymen. Sehingga digolongkan dalam kelompok hymenoptera. Lebah madu
bisa dikelompokkan dalam dua kelompok besar yaitu lebah madu yang membuat
sarang didalam ruangan dengan sarang yang berlapis - lapis dan lebah madu yang
membuat sarang di alam terbuka dengan sarang tunggal.
Lebah madu kelompok pertama terdiri dari lebah Apis mellifera (penyebaran
alamiyah di Asia Barat hingga Eropa dan Afrika namunn sekarang sudah menyebar ke
seluruh pelosok dunia), Apis cerana (penyebaran alamiyah di Asia dan sudah masuk
ke sebagian kawasan austronesia), Apis nuluensis (penyebaran alami sementara
diketahui di dataran tinggi/gunung di Kalimantan, Apis nigrocinta (penyebaran ada di
sulawesi), Apis koschevnikovi (penyebaran di kalimantan).
Lebah madu kelompok kedua terdiri dari lebah Apis dorsata (lebah hutan,
penyebaran di Asia Selatan, dan Asia Tenggara), Apis laboriosa (masih menjadi
perdebatan para penelitian apakah jenis tersendiri atau bergabung dengan Apis
dorsata), Apis floera (penyebaran di Asia Tenggara daratan), Apis andreniformis
(mirip dengan Apis floera, banyak ditemukan di semenanjung Malaya dan Sumatera)
Lebah di luar kelompok lebah madu masih sangat banyak termasuk engang
(tabuhan) yang menjadi hama lebah, klanceng (jw)/ teuweui(sd) sebagai lebah tanpa
sengat (stingless bees) yang menghasilkan madu (jenis Trigona, melliponina,
mellipona). Lebah tanpa sengat (Trigona spp), lebah ini merupakan lebah asli Asia
dari Genus trigona yang memiliki karakteristik spesifik yaitu madu yang dihasilkan
mempunyai rasa asam namun tahan terhadap fermentasi dan bersifat jarang sekali
hijrah serta harga produk madunya lebih tinggi dibandingkan dengan madu produk
lebah genus Apis.
Setiap koloni klanceng manghasilkan 1-2 kilogram madu per tahun, atau 2-3
botol ukuran 630 militer (ml). Tiap botol dijual petani seharga Rp200.000,00 dan di
took-toko umum atau koperasi harganya meningkat menjadi paling murah
Rp65.000,00 per botol ukuran 140 ml. lebah klanceng dikenal luas tidak bisa
diternakan, dan jumlahnya pun sangat kecil. Oleh karena itu, lebah dengan ukuran
fisik terkecil ini bisa dikatakan termasuk dalam kategori setengah langkah, meskipun
di daerah. Tutur jumlahnya cukup banyak itu pun atas inisiatif dan jerih payah
penduduk sendiri tanpa arahan atau binanan dari pemerintahan.
BAB II
ISI
EKSPOR IMPOR
Produksi madu Indonesia baru mencapai sekitar 2.000 ton/tahun dengan tingkat
konsumsi madu perkapita masih rendah, yaitu sekitar 10 s/d 15 gram/orang/th atau hanya
setara dengan satu sendok makan per orang per tahun. Sebagai pembanding konsumsi madu
di negara – negara maju seperti Jepang dan Australia telah mencapai kisaran 1.200 s/d 1.500
gram/orang/th (Dirjen BPDASPS, 2013).
Berikut data hasil produksi madu secara nasional yang diperoleh dari Kementerian Kehutanan
No Tahun Jumlah produksi (ton)
1 2001 2.112
2 2002 1.932
3 2003 1.949
4 2004 3.841
5 2005 1.588
6 2006 1.421
7 2007 -
8 2008 -
9 2009 1.932
10 2010 -
(Sumber : Kementerian Kehutanan, 2010)
Perdagangan madu di Indonesia pada tahun 2012 mengalami defisit yang cukup
besar, hal tersebut mengindikasikan bahwa produksi madu kita masih sangat rendah,
sementara potensi pasar dalam negeri sangat besar. Dengan total jumlah penduduk sekitar 250
juta jiwa dan asumsi konsumsi perkapita madu di Indonesia sebesar 30 gr / tahun paling tidak
kita membutuhkan madu sebesar 7.500 ton per tahun untuk memenuhi kebutuhan madu
domestik. Sementara produksi madu kita dari tahun ke tahun terus menurun, sehingga tidak
mengherankan jika Indonesia mengimpor madu dari negara lain untuk memenuhi permintaan
pasar dalam negeri. Peluang pasar seperti ini seharusnya bisa dioptimalkan oleh masyarakat
sekitar hutan agar mampu memproduksi madu dengan kualitas yang baik dan harga yang
bersaing.
Tabel 2. Nilai Ekspor Impor Madu Indonesia tahun 2011
No Bulan Ekspor (US $) Impor (US $) Ekspor - Impor
Rata-rata ( X ) 17.63
Rata-rata ( X ) 31.27
Sampel pH
Madu lebah 1 4,20
Madu lebah 2 4,10
Rata-rata ( X ) 4.233
Hasil uji Rating kualitas fisik madu lebah di Laboratorium Kimia Pangan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau dapat dilihat pada Tabel
sampel warna Aroma Rasa Kekentalan
Madu lebah 1 2,88 5.56 5,36 5,20
Madu lebah 2 3,08 5.40 5,32 5,20
Madu lebah 3 3,00 5.64 5,44 5,28
Rata –rata ˉx 2.961 5,532 5,373 5,224
Standar deviasi 0.10 0,12 0,06 0,04
Keterangan
1∗ : coklat
2∗ : Harum
3∗ : Manis
4∗ : Kental
1. Warna
Madu lebah (Apis cerana) yang diambil di Desa Kuapan Kecamatan Tambang
Kabupaten Kampar memiliki warna coklat dengan nilai 2.96.Warna yang baik
menurut Rosita (2007) adalah kuning bening atau kuning keemasan.Warna madu
menurut Masum (2005) dipengaruhi oleh nektar bunga-bunga tumbuhan
perkebunan.Berdasarkan warna tersebut dilakukan uji rata-rata (Lampiran
6).Rosita (2007) menyatakan warna madu tidak menjadi petunjuk kualitas madu,
warna yang semakin gelap dan kuning bening diyakini memiliki kandungan
mineral seperti potasium, sulfur, besi dan mangan.
2. Aroma
Madu lebah (Apis cerana) yang di ambil dari Desa Kuapan Kecamatan
Tambang Kabupaten Kampar memiliki aroma harum khas madu dengan nilai
5.53.Aroma madu yang baik menurut Rosita (2007) adalah harum khas
madu.Berarti aroma madu lebah dari Desa Kuapan Kecamatan Tambang
Kabupaten Kampar sesuai dengan Rosita (2007).Berdasarkan pendapat tersebut
dilakukan uji rata-rata (Lampiran 7).Rosita (2007) menyatakan aroma madu
menjadi petunjuk kualitas madu, aroma yang semakin menyegat memiliki khas
aroma madu diyakini memiliki kandungan mineral seperti potasium, sulfur, besi
dan mangan.
Rasa Madu lebah (Apis cerana) yang di ambil dari Desa Kuapan Kecamatan
Tambang Kabupaten Kampar memiliki rasa manis dengan nilai 5.37. Rasa madu
yang baik menurut Rosita (2007) adalah manis khas madu. Berarti madu lebah dari
Desa Kuapan Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar sesuai dengan Rosita
(2007).Berdasarkan pendapat tersebut dilakukan uji rata-rata (Lampiran 8).
Warisno (1996) menyatakan rasa madu menununjuk kualitas madu, rasa yang
semakin manis diyakini memiliki kandungan glukosa, fruktosa, sukrosa dan
maltosa yang tinggi.
3. Kekentalan
Madu lebah (Apis cerana) yang di ambil dari Desa Kuapan Kecamatan
Tambang Kabupaten Kampar memiliki kekentalan dengan nilai 5.22.Kekentalan
madu yang baik menurut Rosita (2007) adalah kental khas madu, madu tersebut
dapat dikatakan bahwa kekentalan madu sesuai dengan Rosita (2007).Berdasarkan
pendapat dilakukan uji rata-rata (Lampiran 9). Rosita (2007) menyatakan
kekentalan madu menjadi petunjuk kualitas madu, kekentalan yang tinggi
disebabkan oleh rendahnya kadar air. Senyawa utama madu adalah karbohidrat.
Obat luka
obat antijamur
minuman antimikroba
madu antioksidan
pengawet
makanan
makanan
kecantikan masker
membantu untuk
royal jelly suplemen
kesehatan
lebah
propolis
pollen
Lebah merupakan serangga penghasil madu, royal jelly, propolis, lilin, pollen, sengat dan
membantu penyerbukan tanaman.Riset ilmiah terbaru membuktikan bahwa madu potensial
sebagai antioksidan, antimikroba, antijamur, perawatan kulit, pengawet makanan, dan sebagai
obat luka. Konsumsi madu penduduk Indonesia saat ini hanya 15 gram/kapita/tahun,
sedangkan tingkat konsumsi madu masyarakat di negara-negara maju (Jepang, Jerman,
Inggris, Perancis dan AS) mencapai 1000–1600 gram/kapita/tahun.
Jumlah penduduk Indonesia saat ini 220 juta orang.Bila konsumsi madu sekitar 15
gram/kapita/tahun, maka setiap tahun dibutuhkan madu sebesar 3.300 ton. Sementara itu
produksi madu dalam negeri kurun waktu 1996-2000 hanya 1.538-2.824 ton/tahun. Selain
untuk konsumsi, madu dibutuhkan pada industri farmasi dan kosmetik yang mencapai 10.000
– 15.000 ton/tahun.
Dengan memperhatikan konsumsi madu dan capaian produksi madu domestik, budidaya
lebah madu layak dikembangkan di Indonesia. Setidaknya ada lima faktor pendukung, yaitu:
Pertama, Indonesia memiliki spesies lebah lokal yang adaptif dengan iklim tropis dan
produksi madu cukup tinggi. Kedua, Indonesia merupakan negara agraris dengan luas daratan
sekitar 200 juta hektar, terdiri dari hutan, perkebunan, tanaman pangan, hortikultura, semak
belukar dan rumput yang menghasilkan nektar. Ketiga, produksi madu domestik sangat
rendah sehingga budidaya lebah madu sangat prospektif dikembangkan.Keempat, budidaya
lebah madu membutuhkan biaya produksi yang rendah.Kelima, lebah menghasilkan produk
yang bermanfaat bagi manusia.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Lebah merupakan serangga penghasil madu, royal jelly, propolis, lilin, pollen, sengat dan
membantu penyerbukan tanaman.Riset ilmiah terbaru membuktikan bahwa madu potensial
sebagai antioksidan, antimikroba, antijamur, perawatan kulit, pengawet makanan, dan sebagai
obat luka. Konsumsi madu penduduk Indonesia saat ini hanya 15 gram/kapita/tahun,
sedangkan tingkat konsumsi madu masyarakat di negara-negara maju (Jepang, Jerman,
Inggris, Perancis dan AS) mencapai 1000–1600 gram/kapita/tahun.
Pada umumnya semua tanaman berbunga merupakan sumber pakan lebah, karena ia
menghasilkan nektar dan polen. Jenis tanaman penghasil nektar antara lain: tanaman pangan,
perkebunan, kehutanan, rumput dan bunga. Negara Indonesia merupakan daerah tropis yang
ditumbuhi oleh sekitar 25.000 tanaman berbunga yang potensial menghasilkan nektar.
DAFTAR PUSTAKA
Dyah Devyana, “Kualitas Madu Berdasarkan Perbedaan Suhu Penyimpanan”, Jurnal Kimia
Riset, 2:1, (Surabaya, Februari 2017)
Muhammad F. 2019. Studi Penggunaaan UV-VIS SPECTROSCOPY dan Metode SIMCA
untuk Klasifikasi Madu Hutan Berdasarkan Letak Geografis [skripsi]. Lampung : Universitas
Lampung
Purnama sari N., Hilda, Sukanta. “Pembandingan Parameter Fisiko Kimia Madu Pahit dengan
Madu Manis”, Jurnal prosiding Penelitian Spesia. (Bandung, 2015)
Novandra Alex, Widnyana. “Peluang Pasar Produk Perlebahan”. 2013.
Chayati Ichda. “Sifat Fisikokimia Madu Monoflora dari Daerah Istimewa Yogyakarta dan
Jawa Tengah”. Jurnal Agritech. (Yogyakarta, Februari 2008)
Ridwan M., Saleh, Fitriani. “Analisis Kinerja Ekspor Impor Komoditi Peternakan di Sulawesi
Selatan” Jurnal Analisis Kinerja, ( makassar, juli 2010)