“ENZIM UREASE”
A. Pengertian Urease
Urease adalah enzim Metallo nikel yang mengkatalisis degradasi urea
menjadi amonia dan asam carbamine. Senyawa yang terakhir terurai untuk
menghasilkan molekul kedua dari ammonia dan karbon dioksida.
Urease merupakan sumber amoniak dari senyawa spesifik, kandungan urea
yang tinggi akan dirombak menjadi basa menguap oleh aktivitas bakteri.
Tingginya kandungan urea akan membentuk sejumlah besar amoniak yang
mempengaruhi kenormalan kandungan total volatile basa. Selama penyimpanan,
jumlah amoniak yang terbentuk relatif tidak dipengaruhi oleh suhu.
Struktur kristal dari pusat aktif dari urease berisi mungkin dua molekul air
sederhana terkoordinasi dan kelompok OH bridging. Situs pengikatan substrat
urease sangat cocok dibangun. Kekhasan enzim berkaitan erat dengan bentuk
pusat aktif. Dibawah ini merupakan struktur dari urease.
B. Enzim Urease
Enzim Urease disebut juga urea amidohidrolases. Adapun tata nama dari
enzim urease yaitu EC 3.5.1.5. Secara fungsional, enzim urease termasuk keluarga
super dari amidohydrolases dan phosphotriesterases. karakteristik dari enzim
urease yaitu :
1. Tempat aktifnya metal : nikel (II)
2. Berat molekul : 480 kDa atau 545 kDa dari Jack Bean Urease (kalkulasi
massa dari rangkaian asam amino).
3. Ph Optimum : 7.4
4. Temperatur optimum : 60 0C
5. spesifik enzim : urea dan Hydroxyurea
6. Inhibitor : Logam berat
Peran utama enzim urease adalah menyediakan energi internal dan eksternal
bagi organisme untuk menggunakan urea atau hidroksiurea sebagai sumber N.
(Suhartono, 1989).
Kacang Hijau
Rumen adalah rongga atau ruangan pertama perut hewan pemamahbiak yang
merupakan tempat pencernaan sebagian serat kasar serta proses fermentatif yang
terjadi dengan bantuan mikroorganisme, terutama bakteri anaerob dan protozoa
(rifai, 2004).
Huntington et al. (2006) melaporkan bahwa urea dihidrolisis dengan cepat
dalam rumen dan puncak produksi amonianya dicapai pada 1 jam setelah
pemberian urea. Lima menit setelah pemberian, kadar ammonia darah meningkat
dan mencapai puncaknya setelah 30 menit pemberian urea. Upaya untuk
mengoptimalkan nilai guna dari urea sebagai sumber NPN yang ekonomis bagi
ruminansia harus mempertimbangkan dampak negatif dari cepatnya hidrolisis
urea menjadi amonia dan cepatnya absorbs amonia dari rumen. Salah satu upaya
yang dapat dilakukan adalah dengan cara memperlamban laju hidrolisis urea
menjadi amonia. Afinitas urea terhadap ion logam memungkinkan pembentukan
beragam kompleks logam-urea (Balarew, et al., 2006). Saliva mengandung
elektrolit-elektrolit tertentu seperti Na, K, Ca, Mg, P, dan urea yang mempertinggi
kecepatan fermentasi mikroba. (Hvelplund 2004).
Aktivitas proteolitik isi rumen tergantung dari biomasa mikroba yang
berhubungan langsung dengan ketersediaan nutrien atau kecernaan ransum.
Kinetik degradasi karbohidrat harus sesuai dengan kecepatan degradasi protein
juga sangat mempengaruhi efisiensi sintesis protein mikroba (Widyobroto et al.,
2007).
Pakan konsentrat yang mempunyai degradasi lambat cenderung memberikan
pH cairan rumen lebih tinggi dibanding konsentrat dengan degradasi cepat.
Degradasi protein berperan untuk menghasilkan VFA, methan dan amonia. Aras
protein dan degradasinya tidak berpengaruh secara nyata terhadap produksi
VFA.Konsentrasi amonia rumen cenderung lebih besar pada ternak yang diberi
RDP tinggi dibanding dengan ransum yang hanya diberi cukup RDP (Hristov et
al., 2004).
Sebelum siklus urea dimulai, amonia dikonversi menjadi karbamoil fosfat. Reaksi
dikatalisis oleh karbamoil fosfat sintetase I dan membutuhkan penggunaan dua
molekul ATP . Karbamoil fosfat kemudian memasuki siklus urea.
Perhatikan bahwa reaksi yang terkait dengan siklus urea juga menyebabkan
produksi 2 NADH, sehingga reaksi keseluruhan melepaskan sedikit lebih banyak
energi daripada yang dikonsumsi. NADH diproduksi dalam dua cara:
+
CO2 + glutamat + aspartat + 3 ATP + 2 NAD + 3 H2O → urea + α-
ketoglutarate + oxaloacetate + 2 ADP + 2 P i + AMP + PP i + 2 NADH