Oleh :
Nama Mahasiswa : WISNU HILMAN FADHLI RAHMAN
NIM : 15421028
Program Studi : TEKNIK PENGOLAHAN MINYAK DAN GAS
Konsentrasi : REFINERY
Diploma : I (Satu)
STEM Akamigas
di
Mengetahui, Menyetujui,
Kepala Produksi Pengawas Produksi
Judul :Pengamatan Operasi Reaktor Desulfurisasi di Lapangan
Produksi Mudi JOB-PPEJ Tuban
Nama Mahasiswa : Wisnu Hilman Fadhli Rahman
NIM : 15421028 / B
Program Studi : Teknik Pengolahan Minyak Dan Gas
Konsentrasi : Refinery
Diploma : I (Satu)
Menyetujui :
Pembimbing Kertas Kerja Wajib
Mengetahui :
Ketua Progam Studi
Annasit, S.T , M. T
NIP. 19810601 200604 1 001
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan bimbingan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Kertas Kerja Wajib dengan judul “PENGAMATAN OPERASI REAKTOR
DESULFURISASI DI SRU CENTRAL PROCESSING AREA JOB
PERTAMINA-PETROCHINA EAST JAVA” yang dilaksanakan di JOB
Pertamina-Petrochina East Java Tuban dengan baik.
1. Tuhan YME
2. Kedua orang tua penulis
3. Bapak Prof. Dr. R. Y. Perry Burhan, M.Sc. selaku Ketua STEM
Akamigas
4. Ibu Ir. Sri Lestari, M.T., selaku Ketua Prodi Pengolahan Minyak dan
Gas
5. Bapak Annasit, M.T., selaku Ketua Konsentrasi Refinery
6. Bapak Minarto Slamet Rahardjo, S.T., M.Si. selaku dosen pembimbing
KKW
7. Bapak dan Ibu dosen STEM Akamigas
8. Bapak Andari, selaku HRD JOB Pertamina-Petrochina East Java
9. Bapak Taryono, selaku Production Superintendent JOB Pertamina-
Petrochina East Java
10. Bapak Yusuf Yulianto dan Bapak Amma, selaku Production Supervisor
sekaligus Koordinator Pembimbing Praktik Kerja Lapangan JOB
Pertamina-Petrochina East Java
11. Bapak Mantigto Sigit, Bapak Sholikin dan Bapak Puji Hartono selaku
Pembimbing Praktik Kerja Lapangan di JOB Pertamina-Petrochina East
Java
12. Serta seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam penulisan
Kertas Kerja Wajib ini
WISNU HILMAN F.
NIM. 15421028 /B
INTISARI
Sulfur Recovery Unit (SRU) merupakan salah satu unit yang berada di JOB
Pertamina-Petrochina East Java Tuban. Unit ini memiliki fungsi untuk mengolah
sour gas menjadi sweet gas dengan cara mengurangi kadar H2S dengan
menggunakan katalis berupa ion besi.
SRU sendiri terdiri dari 4 unit utama yaitu coalescing filter, absorber, oxidizer,
dan filter press. Coalescing filter berfungsi sebagai penyaring kondensat agar
tidak terikut dalam aliran gas. Absorber berfungsi sebagai tempat terjadinya
kontak antara sour gas dan larutan, sehingga terjadi reaksi oksidasi dimana S-
akan menjadi S0 yang berbentuk padat. Sour gas masuk absorber melalui sparger
yang digunakan sebagai pengatur aliran gas. Larutan masuk absorber melalui
bagian atas sementara sour gas masuk melalui bagian bawah absorber.
Larutan yang mengandung sulfur padat selanjutnya masuk menuju oxidizer.
Oxidizer berfungsi sebagai tempat regenerasi katalis Fe2+ menjadi Fe3+, di dalam
oxidizer chemicals akan ditambahkan sebagai pengganti chemicals yang hilang
akibat reaksi di absorber tadi. Sulfur padat yang terkumpul dalam oxidizer akan
dipisahkan dari larutan dengan menggunakan filter press. Pemisahan sulfur pada
unit ini dibantu dengan tekanan yang tinggi dari udara. Selanjutnya sulfur yang
telah dipisahkan akan ditampung di bag untuk mempermudah pemindahan ke
tempat penampungan.
DAFTAR ISI
Gambar Halaman
Gambar 2.1 Lokasi PetroChina .................................................................. 3
Gambar 2.2 Struktur Organisasi ................................................................. 8
Gambar 4.1 Flow Diagram SRU ................................................................ 19
Gambar 4.2 NTA-Iron Complex ................................................................. 20
Gambar 4.3 Thiosulfat dan Chelate ........................................................... 20
Gambar 4.4 Analisa Perbaikan ................................................................... 26
Gambar 4.5 Analisa Perbaikan ................................................................... 26
DAFTAR LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN
Di dalam proses pengolahan minyak dan gas bumi, Sulfur Recovery Unit
(SRU) berfungsi untuk mengubah sour gas menjadi sweet gas dengan cara
mengurangi kandungan gas asam melalui proses absorbsi, dan mengkonversi gas
asam (H2S) menjadi sulfur padat sehingga aman bagi lingkungan. Proses utama
karena hal ini yang menjadi kunci berjalannya Sulfur Recovery Unit dengan baik.
Hasil dari SRU dimanfaatkan sebagai feed gas untuk stripper, sebagai gas
blanketing untuk tanki penyimpanan, sebagai feed gas untuk gas turbine, dan
sisanya akan di bakar di flare. Karena pentingnya proses yang terjadi di Reaktor
Tuban”.
1.2 Tujuan
PPEJ.
Desulfurisasi.
b. Variable proses
c. Prosedur operasi
Bab III: Tinjauan pustaka yaitu membahas bagian bagian Sulfur Recovery Unit.
Bab V: Bagian penutup yaitu akhir dari penulisan yang akan memuat simpulan
akhir dari pembahasan serta beberapa saran yang dapat diberikan untuk suatu
peningkatan.
II. ORIENTASI UMUM
Santa Fe Tuban.
Tuban.Pada tanggal 1 Juli 2002, perusahaan ini berubah menjadi JOB Pertamina
Petro China East Java Tuban (untuk selanjutnya disebut JOB-PPEJ Tuban) sampai
Lamongan, Gresik, Sidoarjo dan Mojokerto. Untuk melihat Peta Lokasi JOB –
1998 dengan metode sembur alam. Besarnya laju produksi setiap tahun adalah
sebagai berikut :
1998 : Laju produksi pada awal januari 1998 adalah sebesar 4.800
1999 : Laju produksi pada tahun 1999 adalah 10.040 BOPD, 3.097
2000 : Laju produksi pada tahun 2000 adalah 12.326 BOPD, 3.838
2001 : Laju produksi pada tahun 2001 adalah 12.409 BOPD, 5.189
2003 : Laju produksi pada tahun 2003 adalah 7.630 BOPD, 6.272
2004 : Laju produksi pada tahun 2004 adalah 12.436 BOPD, 12.075
2005 : Laju produksi pada tahun 2005 adalah 15.692 BOPD, 13.698
2006 : Laju produksi pada tahun 2006 adalah 18.519 BOPD, 16.695
2007 : Laju produksi pada tahun 2007 adalah 24.364 BOPD, 20.769
2008 : Laju produksi pada tahun 2008 adalah 28.189 BOPD, 23.830
2009 : Laju produksi pada tahun 2009 adalah 44.471 BOPD, 32.394
2010 : Laju produksi pada tahun 2010 adalah 45.122 BOPD, 26.108
2011 : Laju produksi pada tahun 2011 adalah 45.703 BOPD, 32.931
2012 : Laju produksi pada tahun 2012 adalah 40.409 BOPD, 30.853
2014 : Laju produksi pada tahun 2014 adalah 25.364 BOPD, 25.466
2015 : Laju produksi pada tahun 2015 adalah 19.023 BOPD, 20.567
2016 : Laju produksi pada per tanggal 22 April 2016 adalah 13.330
Operation Superintendent dan HSE Superintendent. Untuk lebih jelas dapat dilihat
dari sebuah ruang kontrol yang dioperasikan oleh seorang operator, sedangkan
Down System yang dikontrol dari ruang kontrol. Shut Down System ini akan
Fasa Gas, di mana gas ini kemudian diproses di dalam Sulfur Recovery Unit
(SRU) untuk dijadikan gas bersih sebagai bahan bakar turbin generator dan
Fasa Minyak, dimana minyak ini kemudian diproses di dalam Stripper (Oil
Sweetening Unit).
Fasa Air, yang kemudian diinjeksikan lagi kedalam sumur sebagai air injeksi
(water disposal).
Stripper, peralatan ini berfungsi memisahkan dan menyerap gas H2S yang
penimbun.
senyawa H2S sehingga menghasilkan sweet gas. Sweet gas tersebut dapat
digunakan untuk bahan bakar generator listrik dan suplai gas ke Stripper.
Filter Press, berfungsi untuk menyaring sulfur yang terlarut dalam larutan
Heat Exchanger, berfungsi untuk menukar panas antara air yang baru
Kompresor Gas. Ada dua gas kompresor yang mempunyai fungsi sendiri–
tekanan bahan bakar gas bersih untuk turbin dan gas engine sampai 300
tekanan gas buang dari Stripper untuk diproses lagi di dalam SRU.
tmenggunakan turbin gas dan gas engine yang berbahan bakar gas dari
bakar solar.
High Temperatur Flare (HTF), HTF ini berfungsi untuk membakar gas
rendah dan tanpa adanya asap hitam yaitu gas CO yang berbahaya bagi
Untuk keterangan lebih lanjut flow diagram central processing area dapat
dilihat di lampiran no 7.
III. TINJAUAN PUSTAKA
Proses pemisahan sulfur dari gas H2S menjadi sulfur padat menggunakan
katalis Fe3+ dan larutan (aqueous solution) yang mengandung chelate, surfactant,
biostat, dan KOH. Chelating agent biasanya merupakan molekul organik yang
Salah satu contoh penggunaan proses ini ada pada proses Lo-Cat II. Proses
ini dapat diterapkan langsung pada sweetening gas alam atau treating H2S pada
gas asam untuk menkonversi H2S menjadi sulfur. Proses ini menggunakan larutan
besi yang ditambahkan ke dalam larutan. Larutan besi ini akan mengikat sulfur
pada H2S di dalam absorber. Namun kandungan chelate pada larutan akan
mencegah reaksi ini, sehingga sulfur padat akan terpisah. Sulfur padat ini nantinya
akan dipisahkan dari larutan. Sementara larutan besi akan diregenerasi di dalam
Proses penghilangan H2S yang digunakan pada SRU di JOB P-PEJ Tuban
ini adalah kelanjutan dari Seri No. 548,294, 3 November 1983 yang kini sudah
mengontakkan aliran fluida dengan larutan chelated polyvalent metal catalyst dan
sulfide pada seri sebelumnya. Sesuai dengan penemuan saat ini dan berdasarkan
Iron Complex) segabai selat dan alkaline thiosulfate sebagai komponen penstabil.
Komponen penstabil lain yang efektif antara lain t-butanol dan etilen glikol.
hasil dari pemisahan di separator untuk digunakan sebagai feed gas untuk
keperluan pengikatan H2S pada crude oil di stripper, namun hasil gas yang lebih
banyak dari perkiraan akhirnya digunakan sebagai feed gas untuk gas turbine
sebagai pembangkit listrik plant sebagian gas lainnya dijual dan sisanya dibakar
di flare.
Reaksi ini terjadi pada solution aqueous ( larutan yang berbahan dasar air )
yang menggunakan ion logam yang terlarut dalam air yang mampu teroksidasi
oleh oksigen pada udara ambien, serta memiliki elektropotensial yang cocok
untuk mengoksidasi ion sulfide menjadi sulfur padat. Dengan kata lain reaksi
dilakukan di dalam larutan air yang mengandung ion logam yang mampu
menghilangkan muatan negatif ion sulfide (S=) untuk membentuk sulfur padat
dan juga dapat mentransfer elektron ke oksigen (O2) pada saat reaksi regenerasi.
Meskipun banyak logam yang dapat melakukan fungsi ini namun besi (Fe)
Reaksi dasar yang terjadi pada SRU dapat dibagi menjadi 2 yaitu absorption dan
regeneration :
ABSORBSI :
H2S (gas) + H2O (liq) <--> H2S (aq) + H2O (aq) ......................................... (2)
Ionisasi
REGENERASI :
dari sisi penyerap dari reaksi ke sisi regenerasi, dan perlu untuk memasok
setidaknya dua atom besi per atom sulfur yang diproduksi. Dalam hal ini, ion
Baik ion besi atau besi yang stabil dalam larutan air dan biasanya akan
mengendap baik sebagai hidroksida besi atau besi sulfida sebagai berikut:
atau
diserap dalam larutan sebanding dengan pH larutan. Semakin asam larutan maka
Selain H2S, gas yang memiliki kandungan karbon dioksida (CO2) yang
tinggi akan memiliki masalah lain yaitu tingginya konsentrasi bikarbonat (HCO3-
) dan ion karbonat (CO3=) yang dihasilkan dari kelarutan CO2 pada larutan. Dapat
PH dijaga pada kisaran 8,0 sampai 8,5, pH yang terlalu tinggi akan
penyerapan oksigen dan sulfur. Sedangkan oksigen yang terlalu rendah akan
Lapangan minyak (sumur) Mudi dan Sukowati JOB PPEJ (Joint Operation Body
karena mengandung gas H2S yang cukup tinggi yaitu sebesar ±2% (20.000 ppm).
H2S merupakan gas yang berbahaya bagi mahluk hidup dan sangat korosif pada
peralatan sehingga H2S harus ditreating terlebih dahulu sebelum dapat diproduksi
dan dikonsumsi.
Oleh karena itu minyak ini dialirkan ke CPA (Central Processing Area)
untuk kemudian ditreating di SRU Plant. SRU merupakan unit yang berfungsi
untuk mengolah sour gas menjadi sweet gas dengan cara mengurangi kandungan
gas H2S dan mengolah gas H2S tersebut untuk dikonversi menjadi sulfur cake lalu
menjadi sulfur padat. Prosesnya yaitu melalui absorber PV-1110 gas yang
kimia (solution) dengan metoda counter current antara gas dengan larutan
tersebut. Dimana gas masuk ke dalam bejana absorber PV-1110 dari bawah
sedangkan larutan kimia dari atas. Di dalam absorber terjadi reaksi oksidasi S2-
menjadi S(s) karena adanya transfer muatan Fe3+ yang dimanfaatkan untuk
mengubah H2S menjadi sulfur. Proses ini berlanjut ke oxidizer TK-1130 di dalam
oxidizer terdapat 5 ruang yaitu reaction chamber, chamber 1,2,3, dan de-gas
chamber. Solution yang masuk dari absorber menuju reaction chamber lalu
mengalami proses regenerasi Fe2+ menjadi Fe3+ di chamber 1,2, dan 3 karena
terdapat air blower yang menyerap udara(O2) dari luar. Dari de-gas chamber Fe2+
yang telah mengalami regenerasi menjadi Fe3+ dialirkan kembali menuju absorber
sebagai katalis. Sulfur padat yang terbentuk di oxidizer di dalam solution perlu
solution yang terbentuk dipompakan dengan Filter Feed Pump PP-1160 masuk
sulfur cake. Sulfur cake sendiri masih mengandung larutan sebesar 40%, lalu
dikeringkan sampai menjadi sulfur padat, sedangkan larutan dari sulfur cake akan
desain beroperasi pada level besi 600 ppm. Pada desain ion besi akan hilang
sebesar 0.095 lbs/hr karena pembersihan sulfur. Make up rate sebesar 0.35 GPH.
dengan S dan transfer elektron antara Fe3+ dan S- dapat berlangsung. Berikut
Thiosulfate (S2O3)
ARI-400 (Biostat)
dengan cara mensterilkan bakteri yang ada di dalam larutan. Akan tetapi terlalu
banyak biostat dapat menimbulkan foam. Sehingga pada desain biostat yang
Partikel sulfur yang telah lepas biasanya terjebak pada gelembung udara
bisa berfungsi sebagai anti foam. Namun surfaktan yang berlebihan malah akan
Anti Foam
yang ada di oxidizer. Penambahan anti foam dilakukan hanya saat terjadi foaming
pengecekan di oxidizer.
KOH
KOH berfungsi sebagai penstabil pH di SRU, pH yang terdapat di dalam
SRU sangatlah rendah sehingga dibutuhkan KOH sebagai penstabil asam yang
ada di SRU. Oleh karena itu, KOH dibutuhkan agar penyerapan H2S dapat
Peralatan utama pada sulfur recovery unit adalah coalescing filter ( PV-1100
o Liquid Level : 21 ft
Gambar coalescing filter dapat dilihat pada gambar 4.4 yang merupakan
peralatan yang berfungsi untuk menyaring fuel gas untuk dihilangkan kondensat
yang terikut liquid. Fuel gas disaring dengan menggunakan 2 buah filter
berbentuk tabung yang memiliki ukuran filter sebesar 100 mikron. Karena
Terdapat 2 coalescer, jadi bila ada satu yang beroperasi, peralatan yang
level liquid high dan low. Pada setiap filter terdapat 2 drain valve yaitu di atas dan
di bawah, drain valve atas merupakan automatic drain valve sedangkan drain
valve bawah merupakan manual drain valve, yang akan dibuka untuk menjaga
level liquid agar tetap berada pada level diantara 6” dan 21”.
Terdapat pressure gauge untuk mengetahui tekanan yang ada pada
coalescer. Terdapat pula pressure safety valve untuk menjaga peralatan dari
tekanan yang berlebihan. Apabila ada tekanan yang berlebihan pressure safety
valve akan terbuka dan gas yang berlebihan akan dibuang pada HP flare.
Blowdown valve juga ada untuk mengurangi tekanan pada peralatan jika terjadi
emergency shutdown.
Absorber (PV-1110)
o Diameter : 3962 mm
o Height : 40 ft
o Capacity : 92 kl
Gambar 4.5 Absorber
Gas masuk ke absorber pada tekanan 60 PSIG dan flow rate 7,639 SCFM.
Gas masuk melalui bagian bawah vessel dan keluar dari atas. Sedangkan sirkulasi
dan sour gas. Larutan akan mengikat sulfur yang terkandung dalam gas dan akan
melarutkannya ke oxidizer.
ukuran masing - masing branch 8” dan 2 branches berukuran 6”. Kecepatan gas
melalui discharge. Digunakan untuk mencegah larutan terikut gas dan juga sulfur
agar tidak terikut dalam gas system. Terdapat control valve dengan timer berguna
untuk pembersihan mist eliminator yang di set 10 detik setiap 60 menit. Tapi
yang ada. Semakin besar diferensial pressure berarti mist eliminator sedang
Oxidizer (PV-1130)
o Nominal Diameter : 11 m
Pada proses perubahan H2S menjadi sulfur, katalis besi terreduksi dari
bentuk ferric ions (Fe3+) menjadi ferrous ions (Fe2+). Dibutuhkan setidaknya
1130 ppm katalis besi pada larutan untuk merubah H2S menjadi sulfur. Untuk itu
absorber. Proses regenerasi itu terjadi di dalam oxidizer, yaitu pengembalian ion
pada level liquid. Normal level pada oxidizer diatur oleh level control valve pada
make up suplai air. Yang akan terbuka bila berapa pada 1” dibawah NLL dan
weir dan baffle. Terdapat reaction chamber, 3 oxidizer chamber, dan satu degas
chamber. Terdapat dua transisi kecil diantara oxidizer chamber, dimana liquid
katalis terjadi 3 tahap melewati setiap oxidizer chamber. Setiap oxidizer chamber
disemprotkan udara dari air blower. Terdapat pipa di lantai bawah oxidizer yang
akan menyemprotkan udara. Pipa tersebut memiliki lubang dan ditutupi dengan
perforated rubber sleeve yang dapat melepas udara dalam bentuk gelembung
gelembung kecil. Untuk menjaga rubber sleeve dalam keadaan bersih dari deposit,
continue. Larutan yang telah terregenerasi akan di pompa oleh recirculated pumps
dari degas chamber menuju absorber. Dan sebagian larutan akan di pompa
menuju overspray, dan filter press. Dimana HS- akan dioksidasi Fe3+ menjadi
thiosulfate yang akan berguna sebagai chelon stabilizer reaksi ini harus dijaga
akan ditambahkan secara manual dan liquid yang kembali dari absorber bypass
reaction chamber dan akan masuk ke oxidizer chamber 1, dimana HS- akan
bereaksi dengan O2. Menjaga jumlah thiosulfate dibutuhkan untuk menjaga
diambil dari de-gas chamber dan reaction chamber, jadi derajat re-oksidasi dapat
di ketahui.
dalam ruang penyaring horizontal. Kemudian semua chamber ditutup dan akan
diberi tekanan oleh udara sebesar 8,3 bar (120 psig). Padatan tersuspensi akan
tertahan pada filter yang berbentuk lembaran kain. Proses pemberian tekanan akan
valve feed masuk dan valve udara dibuka. Udara bertekanan masuk pada setiap
ruang filter tekanan pada filter chamber dipertahankan pada tekanan 2,75 bar (40
psig) sampai kering. Kemudian udara dikeluarkan dan akan memulai siklus
RO water digunakan untuk mencuci cake pada filter air disuplai ke filter
sebesar 2,75 bar (40 psig). Air ini digunakan untuk melarutkan larutan yang ikut
Siklus pencucian dengan udara akan dilakukan lagi. Proses ini dilakukan untuk
mengeringkan kembali sulfur cake. setelah pengeringan selesai sulfur cake akan
Suhu
Suhu pada oxidizer dijaga karena pada reaksi kimia oxidizer membutuhkan
panas untuk melakukan reaksinya.suhu panas dihasilkan oleh heater yang ada di
Gas yang masuk ke dalam absorber memiliki maksimal flow 7639 SCFM
atau 11 MMSFCD. Jumlah aliran yang masuk dapat diatur dengan menggunakan
sparger. Pengaturan kapasitas gas yang masuk sparger sebagai berikut, dalam %
20 to 27% Branch 3
24 to 33% Branch 1
30 to 44% Branch 2
Level
Ketinggian cairan pada absorber dijaga pada level 23ft dari batas bawah
vessel, dan ketinggian cairan pada oxidzer dijaga pada level 24ft. Terdapat
transmitter yang berfungsi sebagai indikator high level dan low level serta valve
pH
penyerapan H2S oleh larutan. pH yang rendah maka penyerapan akan rendah
yang optimal disini berkisar 8,2-8,5. Namun pH yang terlalu tinggi akan
mendorong pembentukan ion thiosulfat, mengurangi penyerapan oksigen dan
kali yaitu pukul 08.00, 11.00, dan 14.00. Pengambilan sample pH diambil dari
oxidizer.
Potensial Redoks
redoks untuk absorber sebesar -250 mV sedangkan untuk oxidizer sebesar -150
Kadar Thiosulfat
yang terdapat di dalam solution di oxidizer. Penentuan ini dilakukan setiap hari
Jumat. Thiosulfat merupakan hasil samping dari reaksi ion HS- dan oksigen,
Kadar Besi
baik apabila jumlahnya berkisar 550ppm/kg. Kadar besi yang baik dalam
pengikatan H2S baik dan sweet gas yang dihasilkan lebih baik.
Data kondisi operasi merupakan data yang menunjukkan kerja SRU dalam
menyerap kandungan sulfur yang ada dalam gas. Adapun data kondisi operasi
Absorber Oxidiser
Date pH Redox pH Redox Fe Tio
mV mV
1 8,22 -174,35 8,56 -114,30 620,57 77,19
2 8,27 -173,40 8,60 -116,15
3 8,23 -175,23 8,61 -119,30
4 8,29 -174,50 8,61 -121,60
5 8,26 -177,60 8,63 -124,23
6 8,29 -174,85 8,64 -116,83
7 8,30 -174,30 8,66 -115,88
Tabel 4.1 Absorber-Oxidizer
Iron
Date Katalis Chelat KOH 45 % Biostat Surfactant
Konsumsi Konsumsi Konsumsi Konsumsi Konsumsi
GPD GPD GPD GPD GPD
1 1,32 116,38 112,65 2,64 1,32
2 7,93 134,46 72,08 1,32 1,32
3 3,96 125,22 80,34 2,64 1,32
4 5,28 126,09 69,64 2,64 1,32
5 3,96 142,02 82,54 1,32 1,32
6 4,49 77,90 146,88 3,43 1,59
7 4,76 144,73 72,18 3,70 1,59
Tabel 4.2 Chemicals on SRU