Anda di halaman 1dari 3

Syarat-Syarat Pengajuan Klaim BPJS Ketenagakerjaan

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 60 tahun 2015, cara klaim BPJS Ketenagakerjaan JHT
terbagi menjadi 3 pilihan. Pilihan tersebut dibedakan berdasarkan dari jumlah saldo JHT yang
ingin diklaim. Jadi, kini tenaga kerja yang hendak melakukan klaim dapat memilih antara
pencairan sebesar 10%, 30% dan 100% dari besar saldo JHT.

Cara Klaim BPJS JHT 100%

Pada dasarnya, cara klaim BPJS Ketenagakerjaan JHT 100% dapat dilakukan dengan 5
persyaratan, yakni antara kamu menginjak umur 56 tahun, meninggal dunia, mengalami cacat
total, pindah ke luar negeri atau terkena PHK. Tetapi, dengan ketentuan baru, jika kamu tidak
bekerja, kamu tidak perlu lagi menunggu hingga salah satu kondisi tersebut terpenuhi untuk
mengklaim JHT 100%. Cukup dengan menunggu 1 bulan saja, setelah kamu berhenti bekerja,
maka kamu dapat mencairkan 100% saldo JHT. Jadi, jika kamu masih bekerja, maka prosedur
pencairan saldo JHT berlaku berdasarkan ketentuan persentase 10% untuk persiapan pensiun, 30%
untuk biaya perumahan dan 100% jika antara 5 kondisi tersebut terjadi.

Meninggal Dunia

Apabila peserta meninggal dunia, maka klaim penuh JHT dapat dilakukan dan diberikan kepada
ahli waris. Untuk mencairkan dana tersebut, ahli waris harus mempersiapkan dokumen, antara
lain:
1. Fotokopi Kartu BPJS Ketenagakerjaan beserta kartu asli
2. Fotokopi KTP atau paspor beserta aslinya
3. Fotokopi surat keterangan dari perusahaan beserta aslinya
4. Fotokopi surat keterangan kematian dari rumah sakit beserta aslinya
4 Penyebab Klaim BPJS Ketenagakerjaan Ditolak dan Cara
Mengatasinya

Berkas Persyaratan Kurang Lengkap

Salah satu faktor penyebab ditolaknya klaim dana JHT BPJS Ketenagakerjaan adalah berkas
persyaratan yang kurang lengkap. Karena itu, kamu harus mempersiapkan beberapa berkas
persyaratan data seperti:

1. Foto copy dan KTP asli.


2. Foto copy dan Kartu Keluarga (KK) asli.
3. Foto copy dan paklaring asli.
4. Foto copy dan ijazah terakhir asli.
5. Foto copy dan akta kelahiran asli.
6. Foto copy dan buku rekening bank asli milik peserta.
7. Foto copy dan surat keterangan domisili dari RT/RW setempat yang asli. Khususnya untuk
peserta yang mencairkan dana di kantor BPJS yang tidak sesuai dengan KTP.

Data RT/RW yang Tercantum di KK dan KTP Berbeda

Data yang satu ini sering sekali tidak diperhatikan para peserta BPJS. Padahal, jika ada data yang
berbeda, maka sudah pasti klaim JHT kamu akan ditolak. Kondisi ini biasanya terjadi saat peserta
pindah rumah. Karena itu, jika ada perbedaan, para peserta wajib menyertakan surat keterangan
pindah RT/RW dari kelurahan setempat.

Data NIK di KK dan KTP Berbeda

Banyak orang menganggap data NIK di beberapa dokumen tidak terlalu penting. Itu membuat
mereka tak memedulikan saat terjadi perbedaan. Padahal, NIK itu harus sama. Pasalnya, jika ada
perbedaan, klaim dana BPJS Ketenagakerjaanmu bisa ditolak. Karena itu, sebelum melakukan
pengajuan klaim, sebaiknya perbaiki dulu data NIK yang terdapat di KK maupun KTP yang kamu
anggap paling benar ke dinas kependudukan dan catatan sipil setempat.
Tidak Ada Paklaring

Salah satu persyaratan agar pengajuan klaim JHT diterima adalah, dilengkapi paklaring atau surat
keterangan bekerja dari perusahaan tempatmu bekerja. Sayangnya, banyak kasus yang tidak
memiliki surat paklaring dengan berbagai alasan, salah satunya karena perusahaan tutup. Kalau
kamu tidak memiliki surat paklaring, sudah dapat dipastikan pengajuan klaim danamu akan ditolak
pihak BPJS Ketenagakerjaan.
Jika kondisinya begitu, kamu harus membuat surat paklaring ke kantor BPJS Ketenagakerjaan
mana saja. Di sana kamu akan diminta membuat surat pernyataan oleh pihak perusahaan. Tapi,
untuk kamu yang memiliki surat paklaring, ada beberapa hal yang mesti kamu perhatikan agar
pengajuan klaim tidak ditolak padahal punya surat paklaring, seperti:
1. Tanggal berhenti bekerja benar, karena pihak BPJS akan menerima laporan dari kantormu
sebelumnya yang menyatakan kalau kamu sudah tak lagi menjadi peserta BPJS dari kantor
tersebut.
2. Foto copy paklaring harus dilegalisir perusahaan.
Karena banyak kasus di mana tanggal keluarnya tidak sama dengan tanggal keluar yang ada di
data BPJS Ketenagakerjaan. Karena itu, surat paklaring terpaksa harus dibuat ulang.

Anda mungkin juga menyukai