Anda di halaman 1dari 16

BAB 19

MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS


PEMBELIAN DAN PEMBAYARAN : VERIFIKASI AKUN

TERPILIH

A. JENIS AKUN LAIN DALAM SIKLUS PEMBELIAN DAN


PEMBAYARAN

Ket : table 19-1 menyoroti banyak akun khusus yang terkait dengan transaksi dalam siklus
pembelian dan pembayaran.

Masalah yang berkaitan dengan beberapa akun kunci lainnya dalam siklus ini akan dibahas,
terutama atas:

1. Properti, pabrik, dan peralatan


2. Beban dibayar dimuka
3. Kewajiban lainnya
4. Akun laba dan beban
B. AUDIT ATAS PROPERTI, PABRIK, DAN PERALATAN

Property, pabrik, dan peralatan adalah asset yang memiliki umur yang diharapkan lebih dari satu
tahun, digunakan dalam bisnis, dan tidak diperoleh untuk dijual kembali. Karena audit atas akun
properti, pabrik dan peralatan serupa, salah satu contohnya peralatan akan digunakan untuk
mengilustrasikan pendekatan ketika mengaudit ketiga jenis akun.

 Tinjauan atas Akun yang Berkaitan dengan Peralatan

Akun yang umumnya digunakan untuk peralatan diilustrasikan pada gambar 19-1.

Auditor membedakan cara memverifikasi peralatan dengan akun aset lancar karena tiga alasan:
1. Biasanya terdapat pembelian peralatan dalam jumlah sedikit pada periode berjalan.
2. Jumlah setiap pembelian biasanya material.
3. Peralatan biasanya disimpan dan dicatat dalam pencatatan akuntansi selama beberapa tahun.

Dalam audit atas peralatan dan akun-akun terkait auditor harus memisahkan pengujian ke dalam
kategori berikut :

o Melaksanakan prosedur analitis


o Memverifikasi pembelian tahun berjalan
o Memverifikasi pelepasan atau pembuangan tahun berjalan
o Memverifikasi saldo akhir tahun asset
o Memverifikasi beban penyusutan
o Memverifikasi saldo akhir akumulasi penyusutan

Penjelasan:

 Melaksanakan prosedur analitis

Prosedur Analitis Salah Saji yang Mungkin


Membandingkan beban penyusutan yg dibagi dgn biaya Salah sai beban penyusutan dan
peralatan dgn tahun sebelumnya akumulasi penyusutan
Membandingkan akumulasi penyusutan yg dibagi dgn Salah saji akumulasi penyusutan
biaya peralatan dgn tahun sebelumnya
Membandingkan reparasi dan pemeliharaan bulanan atau Membebankan jumlah yg harus
tahunan, beban perlengkapan, beban peralatan kecil, dan dikapitalisasi
akun-akun serupa dgn tahun sebelumnya
Membandingkan biaya manufaktur kotor yg dibagi dgn Peralatan yg menanggur tetapi
beberapa ukuran produksi dgn tahun sebelumnya belum dihapus

 Memverifikasi Pembelian Tahun Berjalan

Karena pentingnya pembelian periode berjalan dalam audit peralatan, auditor menggunakan 7
dari 8 tujuan audit yang berkaitan dengan saldo sebagai kerangka referensi bagi pengujian atas
rincian saldo : Eksistensi, Lengkap, Keakuratan, Klasifikasi, Pisah Batas, Detail Tie-In, serta
Hak dan Kewajiban.

Titik awal memverifikasi akusisi tahun berjalan umumnya skedul yang diperoleh dari klien
menyangkut semua akuisisi yang dicatat pada akun properti, pabrik, dan peralatan dibuku besar
selama tahun tersebut.
Tabel 19-4 Tujuan Audit yang Berkaitan dengan Saldo dan Pengujian atas Rincian Saldo untuk
Penambahan Peralatan

Tujuan Audit yang Berkaitan dengan Prosedur Pengujian atas Rincian Saldo Komentar
Saldo yang Umum
Pembelian tahun berjalan dalam Memfooting skedul pembelian Memfooting skedul pembelian dan
skedul pembelian sama dgn jumlah Menelusuri setiap pembelian ke master menelusuri setiap pembelian yang harus
di master file terkait, dan totalnya file untuk melihat jumlah dan dibatasi kecuali pengendaliannya lemah.
sama dengan buku besar ( detail tie- deskripsinya. Semua kenaikan saldo buku besar
in) Menelusuri total ke buku besar selama tahun tsb harus direkonsiliasi
dengan skedul.
Pembelian tahun berjalan seperti Memeriksa faktur vendor dan laporan Bukanlah hal yang umum untuk
yang tercantum dalam daftar penerimaan memeriksa secara fisik asset yang
memang ada (eksistensi) Memeriksa asset secara fisik diperoleh kecuali pengendaliannya
lemah atau jumlahnya material.
Pembelian yang ada telah dicatat Memeriksa faktur vendor yg berhubungan Tujuan ini merupakan salah satu yang
(lengkap) dgn akun seperti reparasi dan paling penting untuk peralatan.
pemeliharaan untuk mengungkapkan
item-item yg akan menjadi peralatan
Mereview perjanjian lease dan sewa
Pembelian tahun berjalan yang ada Memeriksa faktur vendor Luasnya tergantung pada risiko inheren
dalam daftar sudah akurat dan efektivitas pengendalian internal.
(keakuratan)
Pembelian tahun berjalan yang ada Memeriksa faktur vendor dalam berbagai Tujuannya berkaitan erat dengan
dalam daftar telah diklasifikasikan akun peralatan pengujian untuk completeness. Hal ini
dengan benar (klasifikasi) Memeriksa faktur vendor yang dilakukan dalam kaitannya dengan
berhubungan erat dengan akun seperti tujuan tsb dan pengujian keakuratan.
reparasi utk mengungkapkan item-item
yang harus dicatat sbg peralatan
Memeriksa beban sewa dan lease untuk
lease yang dapat dikapitalisasi
Pembelian tahun berjalan dicatat Mereview transaksi yang mendekati Biasanya dilakukan sebagai bagian dari
pada periode yang benar (pisah tanggal neraca pada periode yang benar pengujian pisah batas utang usaha.
batas)
Klien memiliki hak atas pembelian Memeriksa faktur vendor Biasanya masalah utama adalah apakah
tahun berjalan (hak) peralatan dimiliki atau dilease.
Kontral pembelian atau lease diperiksa
untuk peralatan dan properti berwujud,
abstrak, dan tagihan pajak sering kali
diperiksa untuk tanah dan bangunan
utama

 Memverifikasi Pelepasan Tahun Berjalan

Tujuan utama auditor dalam memverifikasi penjualan, tukar tambah, atau pengabaian peralatan
adalah untuk mengumpulkan bukti yang cukup bahwa semua pelepasan telah dicatat dan pada
jumlah yang benar.

Prosedur berikut sering kali digunakan untuk memverifikasi pelepasan :

- mereview apakah asset yang baru diperoleh menggantikan asset yang ada
- menganalisis keuntungan dan kerugian atas pelepasan asset serta pendapatan rupa-rupa
yang diterima dari pelepasan asset.
- Mereview modifikasi pabrik dan perubahan lini produk, perubahan peralatan terkait
komputer utama yang mahal, pajak properti, atau cakupan asuransi untuk indikasi
penghapusan peralatan.
- Melakukan Tanya jawab dengan manajemen dan personil produksi mengenai
kemungkinana pelepasan asset.

 Memverifikasi Saldo Akhir Akun Aset

Dua tujuan auditor ketika mengaudit saldo akhir akun peralatan termasuk menentukan bahwa :

1. Semua peralatan yang tercatat ada secara fisik pada tanggal neraca (Eksistensi)
2. Semua peralatan yang dimiliki telah dicatat (Lengkap)

Auditor dapat menggunakan beberapa metode untuk menentukan apakah peralatan terbebani,
termasuk:

- Membaca syarat-syarat dalam perjanjian pinjaman dan kredit.


- Mengirimkan permintaan konfirmasi pinjaman kepada bank dan institusi pemberi
pinjaman lainnya.
- Melakukan diskusi dengan klien atau mengirimkan surat ke penasihat hukum.

 Memverifikasi Beban Penyusutan

Tujuan audit yang berkaitan dengan saldo yang paling penting untuk beban penyusutan adalah
keakuratan. Auditor berfokus pada penentuan apakah klien mengikuti kebijakan penyusutan
yang konsisten dari periode ke periode, dan apakah perhitungan klien sudah benar.

Dalam menentukam hal yang pertama, auditor harus mempertimbangkan 4 aspek :

1. Umur manfaat pembelian periode berjalan.


2. Metode penyusutan.
3. Estimasi nilai sisa.
4. Kebijakan penyusutan aset dalam tahun pembelian dan disposisi.

 Memverifikasi Saldo Akhir Akumulasi Penyusutan

Dua tujuan yang biasanya ditekankan dalam audit atas saldo akhir akumulasi penyusutan adalah:

1. Akumulasi penyusutan yang dinyatakan pada master file properti sama dengan yang ada
di buku besar.
2. Akumulasi penyusutan dalam file induk sudah akurat.

 Memverifikasi Beban Penyusutan


Beban penyusutan adalah satu dari sedikit akun beban yang tidak diverifikasi sebagai
bagian dari pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi. Tujuan audit-
terkait saldo yang paling penting untuk beban penyusutan adalah akurasi. Dalam
menentukan hal tersebut, auditor harus mempertimbangkan empat hal, yaitu:

1. Umur ekonomis untuk pembelian masa sekarang.


2. Metode penyusutan
3. Estimasi nilai sisa
4. Kebijakan menpenyusutan asset selama tahun pembelian dan penghentian.

Metode yang berguna untuk mengaudit penyusutan adalah pengujian prosedur analitis atas
kewajaran yang dibuat dengan mengalikan asset tetap yang kurang dipenyusutan dengan tingkat
penyusutan untuk tahun tersebut. Bila pengujian kewajaran tidak dapat dilakukan sepenuhnya,
maka pengujian perincian perlu dilakukan. Oleh karena standard akuntansi mensyaratkan adanya
penjelasan tambahan sehubungan dengan penyusutan asset tetap, termasuk pengungkapan
metode penyusutan dan umur ekonomis atas klasifikasi asset, maka auditor melakukan prosedur
untuk mendapatkan bukti bahwa keempat tujuan audit terkait penyajian dan pengungkapan
penyusutan telah dipenuhi.

 Memverifikasi Saldo Akhir Akumulasi Penyusutan

Debet atas akumulasi penyusutan secara normal diuji sebagai bagian dari audit
penghentian asset dan kreditnya deverifikasi sebagai bagian dari beban penyusutan.
C. Audit Beban Dibayar di Muka

Beban dibayar di muka, tagihan di muka, dan aset tak berwujud adalah aset yang umurnya
bervariasi dari hitungan bulan sampai bertahun-tahun. Termasuk di dalamnya adalah:

• Sewa dibayar di muka

• Biaya organisasi
• Pajak dibayar di muka
• Paten
• Asuransi dibayar di muka
• Merek dagang
• Tagihan di muka
• Hak cipta

Dalam beberapa kasus, akun ini nilainya sangat material. Dalam audit tertentu, perusahaan tidak
memiliki akun tersebut dalam jumlah besar atau tidak material. Prosedur analitis biasanya
dianggap memadai untuk beban dibayar di muka dan aset tak berwujud. Dalam audit tertentu,
beberapa aset ini jumlahnya signifikan. Di bagian ini, kita akan membahas beberapa jenis
pengendalian internal dan pengujian audit yang biasanya dikaitkan dengan beban dibayar di
muka. Dalam diskusi berikut ini, asuransi dibayar di muka digunakan sebagai contoh
pembahasan dalam kelompok ini karena:

1. Asuransi dibayar di muka banyak ditemukan dalam audit, bahkan hampir setiap perusahaan
memiliki beberapa jenis asuransi.
2. Permasalahan yang biasanya muncul dalam audit asuransi dibayar di muka bila
klasifikasinya mirip.
3. Tanggung jawb auditor dalam menelaah cakupan asuransi ini merupakan pertimbangan yang
tidak ditemukan atas akun lain dalam kategori ini.
 Tinjauan terhadap Asuransi Dibayar di Muka

Figur 19-2 menggambarkan akun yang biasanya digunakan untuk asuransi dibayar di muka dan
hubungan antara asuransi dibayar di muka dan siklus pembelian dan pembayaran dengan
mendebet akun asuransi dibayar di muka. Oleh karena sumber pendebetan akun aset adalah
jurnal pembelian, maka pembayaran premi asuransi sebagian telah diuji dalam pengujian
pengendalian dan pengujian substantif untuk transaksi pembelian dan pengeluaran kas.

 Pengendalian Internal

Pengendalian internal untuk asuransi dibayar di muka dan biaya asuransi dapat dibagi
menjadi tiga kategori: pengendalian pembelian dan pencatatan asuransi, pengendalian register
asuransi, dan pengendalian pencatatan beban asuransi. Pengendalian pembelian dan pencatatan
asuransi merupakan bagian dari siklus pembelian dan pembayaran. Konsisten dengan prosedur
yang didiskusikan dalam siklus tersebut, otorisasi yang tepat untuk kebijakan asuransi baru dan
pembayaran premi asuransi merupakan pengendalian penting.
Register asuransi adalah pencatatan kebijakan asuransi dan masa berlaku masing-masing
kebijakan. Auditor menggunakan register asuransi untuk mengidentifikasi kebijakan sehubungan
dengan akun asuransi dibayar di muka. Jangka waktu dan jumlah pembayaran untuk
mengidentifikasi kebijakan dimasukkan dalam register. Oleh karena jangka waktu dan jumlah
menjadi dasar penentuan jumlah asuransi dibayar di muka, maka auditor secara independen
melakukan verifikasi jangka waktu dan jumlah tersebut ke kebijakan asuransi atau kontrak yang
mendasarinya.
Perusahaan kadang-kadang mempunyai jurnal standar bulanan untuk mengklasifikasikan
asuransi dibayar di muka sebagai beban asuransi. Jika terdapat jurnal berjumlah material yang
diharuskan menyesuaikan saldo asuransi dibayar di muka pada akhir tahun, maka artinya terjadi
potensi salah saji dalam pencatatan pembelian asuransi selama tahun tersebut atau dalam
klasifikasi saldo akhir tahun dalam ausransi dibayar di muka.

 Pengujian Audit
Melalui audit asuransi dibayar di muka dan beban asuransi, auditor harus selalu berpikir bahwa
jumlah dalam beban asuransi adalah nilai sisa (residual). Residual ini berasal dari saldo awal
pada asuransi dibayar di muka, pembayara premi selama tahun tersebut dan saldo akhirnya.
Satu-satunya pengujian dalam akun beban yang harus dilakukan adalah prosedur analitis dan
pengujian untuk memastikan bahwa seluruh tagihan untuk beban asuransi mencul dari kredit atas
asuransi dibayar di muka. oleh karena pembayaran premi diuji sebagai bagian dari pengujian
pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi dan prosedur analitis, maka penekanan pada
pengujian perincian saldo adalah pada asuransi dibayar di muka.
Dalam audit asuransi dibayar di muka, auditor memiliki sebuah skedul yag diperoleh dari klien
atau membuatnya sendiri yang berisi tentang kebijakan tertentu. Misalnya, skedul tersebut
memasukkan informasi tentang kebijakan asuransi, nomor polis, cakupan suransi untuk setiap
polis, jumlah premi, periode premi, beban asuransi untuk tahun tersebut dan asuransi dibayar di
muka pada akhir tahun.
Saldo awal dan saldo akhir asuransi dibayar di muka biasanya tidak material dan hanya terdapat
sedikit transaksi didebet dan dikredit atas saldo tersebut selama tahun berjalan, sebagian besar
berjumlah kecil dan mudah dipahami. Oleh karena itu, auditor hanya perlu menggunakan sedikit
waktunya dalam melakukan verifikasi saldo atau transaksi. Jika auditor memutuskan untuk tidak
melakukan verifikasi perincian saldo tersebut, maka prosedur analitis menjadi penting untuk
mengidentifikasi potensi salah saji material. Auditor biasanya melakukan prosedur analitis ini
untuk asuransi dibayar di muka dan biaya asuransi:
• Membandingkan total asuransi dibayar di muka dan beban asuransi dengan tahun-tahun
sebelumnya.
• Membandingkan rasio asuransi dibayar di muka ke beban asuransi dan membandingkannya
dengan tahun-tahun sebelumnya.
• Membandingkan masing-masing cakupan polis asuransi pada skedul asuransi yang diperoleh
dari klien dengan skedul tahun sebelumnya sebagai pengujia pengurangan kebijakan tertentu
atau perusahaan cakupan asuransi.
• Membandingkan perhitungan saldo asuransi dibayar di muka untuk tahun berjalan berdasarkan
masing-masing polis dengan tahun sebelumnya sebagai pengujian atas kesalahan perhitungan.
• Menelaan kewajaran cakupan asuransi pada skedul asuransi dibayar di muka bersama pegawai
klien atau pegawai asuransi. Auditor tidak dapat menjadi ahl asuransi, tetapi pemahaman auditor
atas akuntansi dan penilaian aset diperlukan untuk memastikan bahwa perusahaan tidak kurang
diasuransikan.
Dalam banyak audit, tidak terdapat tambahan prosedur substantif yang diperlukan kecuali jika
hasil penilaian risiko pengendalian mengindikasikan kemungkinan besar terjadi salah saji
material. Prosedur audit lainnya, yang akan dibahas berikutnya, perlu dilakukan hanya jika ada
alasan khusus. Pembahasan untuk pengujian tersebut menggunakan tujuan audit-terkait saldo
untuk melakukan pengujian perincian saldo aset (nilai realisasi tidak diterapkan).

o Polis Asuransi Terdapat dalam Skedul Asuransi Dibayar di Muka dan Polis Asuransi
yang Ada Telah Didaftar (Keberadaan dan Lengkap) Pengujian atas keberadaan dan
penghapusan polis asuransi dari skedul klien dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1. Menguji sampel faktur asuransi dan polis sebagai perbandingan dengan skedul.
2. Melakukan konfirmasi atas informasi asuransi dari agen asuransi perusahaan. Auditor
biasanya lebih senang mengirimkan konfirmasi kepada agen asuransi klien karena pedekatan
ini biasanya tidak memakan waktu lama dibandingkan dengan pengujian bukti transaksi dan
konfirmasi ini dapat menghasilkan verifikasi 100 persen.

o Klien Memiliki Hak atas Seluruh Polis Asuransi dalam Skedul Asuransi Dibayar di
Muka (Hak)

Pihak yang akan menerima keuntungan bila klaim asuransi diajukan dinyatakan sebagai
pihak yang memiliki hak. Biasanya, penerima klaim yang tertulis dalam polis adalah klien, tetapi
apabila ada hipotek atau kewajiban lain, maka klaim asuransi bisa saja terutang kepada kreditur.
Telaah atas polis asuransi yang klaimnya dimiliki pihak lain selain klien merupakan pengujian
yang kuat atas tidak tercatatnya utang dan aset yang dijaminkan.

o Jumlah Dibayat di Muka pada Skedul adalah Akurat dan Totalnya Ditambahkan
dengan Benar dan Sesuai dengan Buku Besar (Akurasi dan Kecocokan Perincian)
Pengujian audit untuk melakukan verifikasi terhadap akurasi asuransi dibayar di muka juga
meliputi verifikasi jumlah premi asuransi, lama periode asuransi, dan alokasi premi atas asuransi
yang belum jatuh tempo. Jumlah premi atas polis tertentu dan masa berlakunya dapat diverifikasi
bersamaan dengan memeriksa faktur premi atau konfirmasi dari agen asuransi. Setelah keduanya
diverifikasi, perhitungan klien atas asuransi yang belum jatuh tempo dapat diuji melalui
perhitungan ulang. Skedul asuransi dibayar di muka dapat dijumlahkan dan totalnya ditelusuri ke
buku besar untuk melengkapi kecocokan perinciannya.
o Beban Asuransi Terkait dengan Asuransi Dibayar di Muka Diklasifikasikan dengan
Benar (Klasifikasi)

Klasifikasi pendebetan yang benar atas akun beban asuransi yang berbeda perlu ditelaah
sebagai pengujian laporan laba/rugi. Dalam beberapa kasus, akun beban yang benar jelas terlihat
karena jenis asuransinya, seperti polis untuk mengasuransikan sebuah peralatan. Dalam kasus
lain, alokasi perlu dilakukan. Misalnya, asuransi kebakaran atas bangunan memerlukan alokasi
ke beberapa akun yang berbeda, termasuk biaya-biaya tak langsung atas manufaktur
(manufacturing overhead). Pembebanan pada akun yang benar dan konsistensi dengan tahun-
tahun sebelumnya merupakan pertimbangan utama dalam evaluasi klasifikasi.

o Transaksi Asuransi Dicatat pada Periode yang Benar (Pisah Batas)


Pisah batas untuk pembelian asuransi biasanya bukan masalah penting karena jumlah
polis tidak banyak dan jumlahnya tidak material. Jika auditor mengecek pisah batas untuk
pembelian asuransi, maka mereka melakukannya sebagai bagian dari pengujian pisah batas
untuk utang dagang.

D. AUDIT KEWAJIBAN AKRUAL


Kategori utama akun yang ketiga dalam sikllus akuisisi dan pembayaran adalah
kewajiban akrual, yang merupakan estimasi kewajiban yang belum dibayar atas jasa dan manfaat
yang
telah diterima sebelum tanggal neraca. Kewajiban serupa lainnya termasuk:
 Gaji akrual • Accrued payroll
 Pajak gaji akrual • Accrued professional fees

 Bonus pejabat akrual • Accrued payroll taxes

 Komisi akrual • Accrued rent


• Accrued officers’ bonuses
 Fee profesional akrual
• Accrued interest
 Sewa akrual
 Bunga akrual • Accrued commissions
Verifikasi beban akrual bervariasi tergantung pada sifat akrual dan situasi yang dihadapi klien.
Bagi sebagian besar audit, akrual hanya memerlukan waktu audit yang sedikit.
Pada gambar 19-3 bisa mengilustrasikan akun-akun yang umumnya digunakan oleh
perusahaan untuk mengakrualkan pajak properti, yang menunjukkan hubungan antara pajak
properti akrual serta siklus akuisisi dan pembayaran melalui pendebetan ke akun kewajiban.
Karena sumber debet adalah jurnal pengeluaran kas, pembayaran pajak properti.
Gambar 19-3

Ketika auditor memverifikasi pajak properti, kedelapan tujuan audit yang berkaitan
dengan saldo kecuali nilai realisasi bersifat relevan. Dua yang paling penting adalah:
1. Properti yang ada pada skedul akrual sudah tepat untuk mengakrualkan pajak.
Kelalaian untuk mencantumkan properti dimana pajak harus diakrualkan akan
menyatakan terlalu rendah kewajiban pajak properti (kelengkapan). Sebagai contoh
salah saji yang material dapat terjadi jika pajak properti belum dibayarkan hingga
tanggal neraca dan tidak dimasukkan sebagai pajak properti akrual.
2. Pajak properti akrual telah dicatat secara akurat. Auditor memperhatikan perlakuan
yang konsisten terhadap akrual dari tahun ke tahun (keakuratan)
Auditor memverifikasi akrual pada saat yang bersamaan dengan audit pembayaran pajak
properti tahun berjalan. Auditor juga membandingkan akrual itu dengan tahun sebelumnya.
Auditor memulainya dengan memperoleh skedul pembayaran pajak properti dari klien, dan
membandingkan setiap pembayaran dengan skedul tahun sebelumnya untuk menentukan apakah
semua pembayaran dengan skedul tahun sebelumnya untuk menentukan apakah semuya
pembayaran telah dicantumkan dalam skedul yang disiapkan klien. Skedul audit aktiva tetap juga
harus diperiksa untuk melihat penambahan dan pelepasan aktiva yang mungkin mempengaruhi
akrual pajak properti. Semua properti yang dipengaruhi oleh regulasi pajak properti lokal harus
dicantumkan dalam skedul.
Auditor akan mengevaluasi kelayakan pajak properti atas setiap properti yang digunakan
oleh klien untuk mengestimasi akrual. Auditor dapat memverifikasi pajak properti akrual dengan
menghitung kembali bagian dari total pajak yang dikenakan pada tahun berjalan bagi setiap
bagian properti. Setelah akrual dan beban pajak properti untuk setiap bagian properti telah
dihitung kembali, totalnya harus ditambahkan dan dibandingkan dengan general ledger.

E. AUDIT AKUN LABA DAN BEBAN

Auditor harus menyadari bahwa sebagian besar pengguna laporan keuangan semakin bergantung
pada laporan laba rugi ketimbang neraca untuk membuat keputusan. Dua konsep dalam audit
atas akun laba dan beban akan diperlukan ketika mempertimbangkan tujuan laporan laba rugi:

1. Penandingan laba dan beban periodeik diperlukan untuk menentukan hasil operasi yang
tepat
2. Aplikasi prinsip akuntansi yang konsisten selama periode yang berbeda diperlukan untuk
komparabilitas
 Pendekatan untuk Mengaudit Akun Laba dan Beban)
Audit atas akun laba dan beban berkaitan langsung dengan neraca dan bukan merupakan bagian
terpisah dari proses audit. Audit atas akun laba dan beban berkaitan dengan bagian audit
lainnya. Bagian audit yang secara langsung mempengaruhi akun-akun tersebut adalah:
o Prosedur analitis
o Pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi
o Pengujian atas rincian saldo

 Prosedur Analitis
Prosedur analitis harus dianggap sebagai bagian dari pengujian atas kewajaran penyajian
baik akun neraca maupun laporan laba rugi.
 Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi)
Baik pengujian pengendalian maupun pengujian substantif atas transaksi memiliki
dampak yang secara bersamaan memverifikasi akun neraca dan laporan laba rugi. Sarana yang
paling penting untuk memverifikasi banyak akun laporan laba rugi pada setiap siklus transaksi
adalah memahami pengendalian serta pengujian subtantif atas transaksi yang berhubungan.
Contohnya:
Jika auditor menyimpulkan setelah melakukan pengujian yang memadai bahwa resiko
pengendalian dapat dinilai secara layak sebagai rendah untuk transaksi dalam siklus akuisisi
dan pembayaran, satu-satunya verifikasi tambahan terhadap akun laporan laba rugi yang
berhubungan, seperti utilitas, iklan, dan pembelian, akan dilakukan melalui pelaksanaan
prosedur analitis dan pengujian pisah batas. Akan tetapoi, akun laba dan akun beban tertentu
sama sekali tidak diverifikasi oleh pengujian pengendalian serta pengujian substantif atas
transaksi, sementara yang lainnya harus diuji secara lebih ekstentif oleh pengujian substantif
lainnya.
 Pengujian atas Saldo Analisis Beban
Auditor harus menganalisis jumlah yang tercantum dalam akun laporan laba rugi
tertentu walaupun pengujian yang telah disinggung sebelumnya sudah dilakukan. Analisis
akun beban (expense account payable) melibatkan pemerikasaan auditor terhadap
pendokumentasian yang mendasari setiap transaksi dan jumlah yang terdiri dari rincian total
akun beban. Dokumen itu sejenis dengan yang digunakan untuk memeriksa transaksi sebagai
bagian dari pengujian transaksi akuisisi, termasuk faktur laporan penerimaan, pesanan
pembelian, laporan pembelian, dan kontrak.
Pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi ditujukan untuk menilai
resiko pengendalian. Dalam analisis beban dan akun laporan laba rugi lainnya, auditor
memverifikasi transaksi pada akun-akun khusus untuk menentukan apakah transaksi itu
dilakukan klien yang sesuai, diklasifikasikan dengan benar dan dicatat secara akurat.
 Pengujian atas Rincian Saldo Akun- Alokasi
Alokasi sangatlah penting karena menentukan apakah pengeluaran merupakan suatu aset
atau beban periode berjalan. Alokasi beban seperti penyusutan aset tetap dan amortisasi hak
cipta akan diperlukan karena umur aset lebih lama dari satu tahun. Jenis alokasi lainnya yang
secara langsung mempengaruhi laporan keuangan akan muncul karena umur aset yang lebih
singkat belum jatuh tempo pada tanggal neraca. Contohnya: sewa dan asuransi dibayar dimuka
Dalam mengaudit alokasi pengeluaran seperti asuransi dibayar dimuka dan overhead
manufaktur, dua pertimbangan yang paling penting adalah mengacu pada standar akuntasi dan
konsistensi dengan periode sebelumnya. Dua prosedur audit yang paling penting untuk
mengaudit alokasi adalah pengujian atas kelayakan secara keseluruhan dengan menggunakan
proedur analitis dan perhitungan ulang hasil klien.

Anda mungkin juga menyukai