Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Fisika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang paling

dasar dan mendasari cabang-cabang ilmu yang lain. Itu sebabnya ilmu fisika

banyak diterapkan dalam konsep ilmu-ilmu yang lain. Fisika sendiri

merupakan ilmu eksperimental yang digunakan untuk menemukan pola dan

prinsip yang menghubungkan fenomena-fenomena alam. Pola dari hubungan

teori-teori inilah yang disebut sebagai teori fisika. Dalam perkembangannya

teori fisika sangat membutuhkan kreativitas di setiap tahap

perkembangannya.(Young & Freedman, 2002: 1). Maka dari itu, ilmu fisika

merupakan salah satu mata pelajaran utama di SMA/MA.

Mata pelajaran fisika di SMA/MA bertujuan agar peserta didik mampu

menguasai konsep-konsep fisika dan saling keterkaitannya serta mampu

menggunakan metode ilmiah yang dilandasi sikap ilmiah untuk memecahkan

masalah-masalah yang dihadapinya. Pendidikan fisika harus mampu menjadi

pendorong yang kuat tumbuhnya sikap rasa ingin tahu dan keterbukaan

terhadap ide-ide baru maupun kebiasaan berpikir analitis kuantitatif.

(Mundilarto, 2002:5). Pengetahuan fisika terdiri atas banyak konsep dan

prinsip yang pada umumnya sangat abstrak. Kesulitan yang banyak dihadapi

oleh sebagian besar peserta didik adalah dalam menginterpretasi berbagai

konsep dan prinsip fisika tersebut secara tepat dan tidak samar-samar atau

tidak mendua arti. (Mundilarto, 2002:3). Melalui mata pelajaran fisika,

1
diharapkan dapat menumbuhkan kemampuan berpikir peserta didik yang

berguna untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran fisika di sekolah dan atau madrasah saat ini sebagian

besar masih didominasi oleh guru. Dalam arti guru aktif mengajar dan peserta

didik pasif dalam belajar. Guru aktif menjabarkan rumus-rumus fisika dengan

bantuan media yang ada di sekolah, latihan soal-soal, dan penambahan jam

mata pelajaran di sore hari sehingga tidak sedikit peserta didik yang merasa

jenuh dan ngantuk saat pembelajaran fisika dilakukan. Padahal suatu proses

pembelajaran dapat berjalan efektif bila seluruh komponen yang berpengaruh

dalam pembelajaran saling mendukung dalam rangka mencapai tujuan.

Adapun salah satu komponen tersebut adalah metode yang digunakan.

Penggunaan metode yang tepat akan turut menentukan efiktivitas dan efisiensi

proses pembelajaran. (Wartono, 2003:5-6). Oleh karena itu, perlu

dikembangkan suatu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan

efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran.

Metode eksperimental learning dalam bentuk outbound training

mampu menghadirkan nuansa baru dengan kemasan berbeda dibanding

pembelajaran konvensional yang selama ini hanya dilakukan di dalam kelas,

bersifat formal dan membosankan, serta terkadang membuat mengantuk.

Outbound training adalah kegiatan pelatihan di luar ruangan atau di alam

terbuka (outdoor) yang menyenangkan dan penuh tantangan. Bentuk

kegiatannya berupa simulasi kehidupan melalui permainan-permainan yang

kreatif, rekreatif, dan edukatif, baik secara individual maupun kelompok,

2
dengan tujuan pengembangan diri (Badiatul Muchlisin Ari, 2009: 11-12).

Selama ini kebanyakan sekolah/madrasah yang melaksanakan kegiatan

outbound hanya digunakan sebatas sebagai hiburan, bukan sebagai metode

atau media pembelajaran. Padahal media outbound dapat digunakan untuk

mengembangkan tiga komponen pendidikan peserta didik, yaitu aspek afektif,

kognitif, dan psikomotorik. Ketiga aspek ini digunakan secara integral dan

berkesinambungan dalam setiap kegiatan yang ada dalam media outbound.

Salah satu tujuan kegiatan outbound adalah peserta didik dapat mengeluarkan

segala ekspresi dan potensi dirinya berdasarkan caranya sendiri, namun tetap

berada dalam koridor permainan dan simulasi yang dijalani dalam media

outbound itu sendiri. Ini akan mengantarkan peserta didik untuk bebas

berkreasi, namun tetap taat pada aturan permainan yang berlaku (Dina

Indriana, 2011:178-182). Dari sinilah keterampilan proses yang berupa

kemampuan berpikir kreatif atau kreativitas peserta didik dapat

dikembangkan.

Kreativitas atau berpikir kreatif tampaknya belum menjadi tema utama

dalam pembelajaran di Indonesia. Hal ini ditunjukkan oleh masih minimnya

hasil-hasil penelitian dengan topik kreativitas. Kreativitas ialah kemampuan

untuk memberikan gagasan-gagasan baru dan menerapkannya dalam

pemecahan masalah. Kreativitas dapat dilihat sebagai proses memikirkan

berbagai gagasan dalam menghadapi suatu persoalan atau masalah. Dalam hal

ini kreativitas merupakan proses berpikir dimana peserta didik berusaha untuk

menemukan hubungan-hubungan baru, mendapatkan jawaban, metode atau

3
cara baru dalam memecahkan suatu masalah. (Conny Semiawan, dkk, 1984:

8-9). Dimensi berpikir kreatif ada lima, yaitu fluency, yang bermakna banyak

gagasan; flexibility, yang bermakna banyak pemecahan masalah; originality,

yang bermakna banyak melahirkan gagasan asli dan tidak klise; elaboration,

yang bermakna dapat mengarahkan secara rinci; redefinition, yang bermakna

kemampuan diri untuk meninjau kembali permasalahan dengan perspektif

yang lain (Ahmad Abu Hamid, 2011: 31). Dengan keterampilan berpikir

kreatif diharapkan peserta didik dapat memiliki kemampuan yang mumpuni

dalam memecahkan persoalan yang ada terutama dalam pembelajaran fisika.

Pembelajaran berbasis outbound, selain dapat menjadikan peserta didik

lebih dekat dengan alam, juga merupakan experimental learning yang

menanamkan pengalaman-pengalaman belajar peserta didik selama proses

pembelajaran. Pembelajaran di luar ruang akan membawa peserta didik dapat

berintegrasi dengan alam. Alam akan membuka cakrawala pandang lebih luas.

Kegiatan ini juga diharapkan dapat menjalin keselarasan antara materi

pembelajaran dengan alam sekitar (Peni Susapti, 2010). Dengan pembelajaran

berbasis outbound, diharapkan peserta didik dapat lebih menguasai dan

memahami konsep-konsep materi fisika yang sedang dipelajari sehingga dapat

meningkatkan penguasaan materi peserta didik.

Beberapa penelitian yang sudah dilakukan terkait dengan topik yang

peneliti lakukan antara lain: 1) Linda Novitayani (2013), dengan judul Upaya

Meningkatkan Kreativitas dan Prestasi Belajar Siswa dengan Metode

Outbound pada Kelas VIII G di SMP Negeri 2 Gondang Tahun Pelajaran

4
2012/2013. Dari penelitian ini didapatkan bahwa Kreativitas dan Prestasi

Belajar siswa kelas VIII G SMP Negeri 2 Gondang Tahun Pelajaran

2012/2013 pada materi pokok Energi dan Usaha dapat ditingkatkan dengan

penerapan variasi metode outbound yang didalamnya terdapat metode

permainan kelompok, diskusi kelompok, ceramah, kerja kelompok, dan kuis.

Penerapan variasi metode outbound ini juga dilengkapi dengan LKS yang

berisi panduan kegiatan outbound, lembar diskusi, dan latihan soal. Penerapan

variasi metode outbound memberikan dampak positif terhadap kemampuan

kognitif siswa; 2) Fatimah Zahro Azizah (2015), dengan judul Perbedaan

Peningkatan Penguasaan Materi dan Kreativitas antara Pembelajaran Fisika

Menggunakan Metode Outbound dan Konvensional pada Peserta Didik Kelas

XI MAN Yogyakarta II. (skripsi). Dari penelitian ini didapatkan bahwa (a)

terdapat perbedaan yang signifikan dalam peningkatan penguasaan materi dan

kreativitas peserta didik antara pembelajaran fisika menggunakan metode

outbound dan konvensional, (b) peningkatan penguasaan materi dan

kreativitas yang diacapai oleh kelas outbound lebih baik dibandingkan kelas

konvensional. Dari kedua penelitian yang relevan tersebut, hal yang sama

dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah penggunaan metode outbound

sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan kreativitas dan penguasaan

materi peserta didik, sedangkan perbedaannya terletak pada subjek penelitian

dan materi pembelajaran dalam penelitian.

Berdasarkan beberapa pertimbangan di atas, maka perlu dikembangkan

perangkat pembelajaran fisika berbasis outbound yang layak digunakan untuk

5
meningkatkan penguasaan materi dan mencapai kreativitas peserta didik. Oleh

karena itu, peneliti melakukan penelitian yang berjudul “Pengembangan

Perangkat Pembelajaran Fisika Berbasis Outbound guna Peningkatan

Penguasaan Materi dan Pencapaian Kreativitas Peserta Didik Kelas X MAN

Yogyakarta II”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi masalah-

masalah sebagai berikut:

1. Sebagian besar pembelajaran fisika masih terpusat pada guru dan belum

sepenuhnya peserta didik sebagai subjek pembelajaran sehingga

pembelajaran terasa membosankan.

2. Sebagian besar peserta didik di SMA/MA kesulitan dalam

menginterpretasi berbagai konsep dan prinsip fisika secara tepat, sehingga

penguasaan materi fisika masih kurang.

3. Perlu adanya metode yang tepat untuk meningkatkan efektivitas dan

efisiensi proses pembelajaran fisika.

4. Perangkat pembelajaran fisika berbasis outbound belum banyak tersedia,

sehingga perlu dikembangkan.

5. Penelitian tentang pencapaian kreativitas belum banyak dilakukan.

6
C. Batasan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah dan identifikasi masalah,

maka perlu pembatasan ruang lingkup penelitian, yaitu:

1. Penguasaan materi dalam penelitian ini dibatasi pada ranah kognitif yang

meliputi mengingat (C1), memahami (C2), mengaplikasikan (C3), dan

menganalisis (C4).

2. Kreativitas pada penelitian ini dibatasi pada dimensi fluency, flexibility,

originality, elaboration, dan redefinition.

3. Materi fisika dibatasi pada materi Gerak Melingkar Beraturan.

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah kelayakan hasil pengembangan perangkat pembelajaran

fisika berbasis outbound guna peningkatan penguasaan materi dan

pencapaian kreativitas peserta didik?

2. Seberapa peningkatan penguasaan materi fisika peserta didik kelas X

MAN Yogyakarta II yang mengikuti pembelajaran fisika berbasis

outbound?

3. Seberapa capaian kreativitas peserta didik kelas X MAN Yogyakarta II

yang mengikuti pembelajaran fisika berbasis outbound?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

7
1. Menghasilkan perangkat pembelajaran fisika berbasis outbound yang

layak untuk pembelajaran guna peningkatan penguasaan materi dan

pencapaian kreativitas peserta didik.

2. Mengetahui peningkatan penguasaan materi fisika peserta didik kelas X

MAN Yogyakarta II yang mengikuti pembelajaran fisika berbasis

outbound.

3. Mengetahui capaian kreativitas peserta didik kelas X MAN Yogyakarta II

yang mengikuti pembelajaran fisika berbasis outbound.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi guru dan calon guru, perangkat pembelajaran produk

penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif kegiatan dalam

pembelajaran fisika guna meningkatkan penguasaan materi dan

pencapaian kreativitas peserta didik.

2. Manfaat bagi peserta didik, penggunaan perangkat pembelajaran produk

penelitian ini akan menumbuhkan kreativitas dan meningkatkan

penguasaan materi fisika.

3. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan

acuan bagi penelitian lainnya untuk membahas secara lebih luas dan

mendalam mengenai topik pembelajaran fisika berbasis outbound.

G. Spesifikasi Produk

Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah perangkat

pembelajaran yang berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan

8
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dengan spesifikasi produk sebagai

berikut:

1. Pembelajaran fisika SMA/MA materi pokok gerak melingkar beraturan.

2. Pembelajaran berbasis outbound.

Anda mungkin juga menyukai