Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN OBSERVASI UMKM DI “OASU CRAFT”

Laporan ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Kewirausahaan II

Dosen Pengampu : Hanung Eka Atmaja, S.E., M.M.

Kelompok :

Sholikah Natriyani/1710103043

Restu Fahrunnisa/1710103045

Devi Wahyu Utami/1710103051

Andika Dwi Pradito/1710103088

Ratna Eka Mulia Putri/1710103075

MANAJEMEN

UNIVERSITAS TIDAR MAGELANG

TAHUN 2019
KEPEMIMPINAN

Bisnis Oasu Craft tergolong sebagai usaha mikro yang dibangun sendiri oleh pemilik. Dalam
bisnis ini, pemilik menerapkan kepemimpinan yang independen. Dari tahap penentuan ide
sampai realisasinya Ia lakukan sendiri dengan mengandalkan kemampuan pribadi. Karena beliau
menjalankan bisnis ini seorang diri, maka pemilik menerapkan system kepemimpinan untuk
dirinya sendiri.

Berdasarkan karakteristiknya, pemilik memiliki jenis pemimpin transformasional. Menurut


James McGregor Burns, kepemimpinan transformasional terjadi ketika seorang (atau lebih)
berhubungan dengan orang lain sedemikian rupa sehingga para pemimpin dan pengikut saling
mengangkat diri untuk sampai pada tingkat-tingkat motivasi dan moralitas yang lebih tinggi.

Seorang pemimpin transformasional memiliki kemampuan dalam membingkai kembali setiap


isu yang pernah terkuak, dimana mereka menunjukan bagaimana masalah-masalah atau isu-isu
yang dihadapi para pengikutnya dapat dipecahkan apabila mereka mendukung dan mewujudkan
visi sang pemimpin tentang masa depan. Dilihat dari ciri ini, ternyata sangat menggambarkan
dan sama seperti misi awal dari pemilik bisnis Oasu Craft yang mana beliau menangkap
fenomena alam yang terjadi disekitarnya yaitu banyaknya limbah yang sebenarnya memiliki nilai
jual apabila diberi sentuhan seni dan kreativitas.

Para pemimpin transformasional mendorong pengikutnya untuk memainkan peran yang aktif
dalam gerakan perubahan. Dalam hal ini beliau juga menerapkan dalam kegiatan bisnis. Pemilik
bisnis Oasu Craft sering merangkul warga sekitar yang notabene anak muda ketika libur sekolah
untuk diberdayakan dengan membantu pekerjaannya.

Sesuai dengan tulisan James McGregor Burns memberikan paradigma baru bagi kita bahwa
kepemimpinan erat kaitannya dengan suatu transformasi atau perubahan. Hal ini terdapat dalam
karakter pemilik bisnis Oasu Craft, yang mana beliau mengawali bisnisnya yang mengusung
tema upcycling. Upcycling termasuk suatu pemikiran yang luar biasa, memanfaatkan barang-
barang dari alam yang dapat digunakan dan memiliki nilai jual. Beliau menciptakan perubahan,
sederhana saja berawal dari memanfaatkan barang tidak berguna yang menjadi limbah sampai
menjadi barang bernilai tinggi dan tepat guna.

Para pemimpin transformasional juga menjadi change agen. Dimana mereka memperjuangkan
sesuatu perbedaan dan untuk mentransformasikan organisasi di bawah tanggung jawab mereka.
Mereka memiliki keberanian dan mampu berusaha dengan pihak oposisi atau para lawan. Selain
itu, para pemimpin transformasional berinisiatif mengambil posisi, resiko serta melawan realitas.

Pemimpin gaya transformasional tidak pernah berhenti untuk belajar salah satunya melalui
pembelajaran yang dapat diambil dari setiap kesalahan yang dilakukan, baik yang dilakukan
sendiri maupun kesalahan yang dilakukan orang lain. Tak jarang dalam membuat order dari
customer, owner melakukan kesalahan sehingga mengakibatkan kegagalan produk yang
kemudian harus mengulangi proses pembuatan. Namun hal tersebut tidak menjadi masalah,
karna pemilik dapat menjadikan barang cacat atau gagal tersebut untuk dipakai pribadi.
Kesalahan dari pihak luar juga pernah terjadi, memang tidak sering namun beberapa kali harus
dialami pemilik, seperti calon pembeli yng sudah memesan via online namun ketika pesanan
sudah dibuat dan siap dikirim, pembeli menghilang dan tidak dapat dihubungi.

Jiwa kepemimpinan yang dimiliki beliau tentunya sangat bermanfaat untuk bisnis yang sedang
dirintisnya. Kepemimpinan transformasional sangat menggambarkan seorang Mas Adi, pemilik
Oasu Craft.

MOTIVASI

Motivasi merupakan suatu kegiatan yang ada pada diri individu yang dapat memberikan
rangsangan dalam melakukan suatu tindakan (GR Terry, 2005). Dalam menjalankan bisnis
tentunya seorang pebisnis harus memiliki motivasi yang nantinya akan mendorong dirinya dalam
mengembangkan bisnis. Selain itu menurut Morgan et a (dalam Marwansyah dan Mukaram,
2000;151) motivasi merupakan kekuatan yang dapat mengendalikan dan menggerakan individu
dengan memberikan arah pada suatu perilaku dan sikap dengan dasar kecenderungan untuk
menunjukan perilaku terebut. Sehingga dengan motivasi diri yang kuat, seorang pebisnis dapat
menjalankan bisnisnya sampai mencapai kesuksesan.

Layaknya pengertian motivasi yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli di atas hal yang sama
pun dilakukan oleh pemilik usaha OASU. Yang mana motivasi dalam dirinya untuk membuka
usaha OASU itu berawal dari ketidaksengajaannya melihat limbah atau sisa-sisa kayu yang tak
terpakai di daerah tempat tinggalnya saat ini. Dari hal tersebut ia mencoba untuk membuat
kalung dari limbah kayu itu untuk ia pakai sendiri. Ternyata setelah ia menggunakan kalung
buatannya itu banyak dari teman-temannya tertarik dengan kalungnya, kemudian ia mencoba
untuk menggeluti pembuatan kalung tersebut untuk dijadikan usaha bernama OASU itu.

KREATIVITAS

Kreativitas adalah keterampilan untuk menentukan pertalian baru, melihat subjek perspektif
baru, dan membentuk kombinasi-kombinasi baru dari dua atau lebih konsep yang telah tercetak
dalam pikiran (James R. Evans). Menurut KBBI kreativitas adalah kemampuan untuk
menciptakan atau daya cipta, kreativitas juga bermakna sebagai kreasi baru dan orisinil yang
tercipta, sebab kreativitas suatu proses mental yang unik untuk menghasilkan sesuatu yang baru,
berbeda dan orisinil.

Kreativitas yang terdapat dalam diri Adi pemilik usaha OASU itu terlihat dari caranya berpikir
dan bertindak untuk mengubah limbah kayu yang hanya dianggap sampah oleh orang lain
menjadi barang unik yang bernilai tambah ekonomis serta dapat digunakan sebagai “accecoriss”
tambahan dalam berbusana. Adi tidak hanya menggunakan kayu saja sebagai bahan dasar dari
produk buatannya tapi ia juga menggunakan bahan kimia yakni resin. Penggunaan resin ini
dimaksudkan untuk memberikan kreasi pada produk kayu yang ia hasilkan serta produknya
mampu memberikan kesan yang berbeda dibandingkan dengan produk “accecoriss” berbahan
dasar kayu pada umumnya.

INOVASI

Produk “accecoriss” yang terbuat dari kayu seperti yang dihasilkan oleh OASU ini sebenarnya
bukan suatu fenomena baru, sudah banyak “accecoriss” yang terbuat dari kayu seperti itu. Akan
tetapi produk yang dihasilkan oleh OASU ini berbeda , sang pemilik memberikan inovasi produk
yang unik, berbeda, memberi warna baru pada “accecoriss” berbahan kayu.

Inovasi tersebut berupa perpaduan antara kayu dan bahan kimia resin serta terdapat campuran
“arts” atau seni perpaduan warna yang terbentuk dari cat akrilik di dalam setiap produk OASU
entah itu kalung, gelang maupun cincin. Dalam produk OASU juga terdapat corak yang berasal
dari biji-bijian alami maupun daun-daun di dalam kalung kreasinya. Tidak hanya sampai di situ,
sang pemilik pun untuk kedepannya akan mengembangkan inovasi produk seperti pembuatan
“furniture”. Sekiranya berikut contoh dari inovasi produk yang dihasilkan oleh OASU CRAFT :
PEMASARAN

PENGELOLAAN SDM

Manajemen sumber daya manusia menurut Mary Parker Follett adalah suatu seni untuk
mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui pengaturan orang lain untuk melaksanakan berbagai
pekerjaan yang diperlukan, atau dengan kata lain tidak melakukan pekerjaan-pekerjaan itu
sendiri. Handoko (2000:4) manajemen sumber daya manusia adalah penarikan, seleksi,
pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan sumber daya manusia untuk mencapai titik
tujuan-tujuan individu maupun organisasi.

Untuk pengelolaan maupun manajemen SDM di dalam usaha OASU ini belum ada serta pemilik
OASU bekerja dan melakukan semua pekerjaannya sendirian , hal ini dikarenakan OASU belum
memiliki karyawan. Sebab, menurut sang pemilik produk yang ia hasilkan itu sarat akan seni
yang memiliki makna mendalam dalam setiap produk yang dibuat, sehingga dikhawatirkan jika
nanti pembuatannya itu berbeda tangan maka akan menimbulkan kesan dan mencerminkan
makna yang berbeda pada produknya. Dan hal tersebut bisa menimbulkan ketidakpuasan
konsumen terhadap produk yang dihasilkan.

Akan tetapi, sebenarnya Adi juga menginginkan karyawan untuk membantu pekerjaannya, hanya
saja ia masih bingung bagaimana ia akan melatih karyawan-karyawannya. Sebab produk karya
seni itu tidak setiap orang bisa menghasilkan karya seni seperti itu apalagi jika ia tidak berbakat
dalam hal karya seni. Namun, untuk saat ini bila ia sedang banyak pesanan orang-orang di
sekitar rumahnya atau teman-temannya bisa membantunya dalam hal lain bukan dalam hal
proses produksi inti dari produk OASU itu, jadi hanya membantu pekerjaan-pekerjaan umum
saja.

PENGELOLAAN KEUANGAN

Anda mungkin juga menyukai