Anda di halaman 1dari 17

KEWIRAUSAHAAN

“Konsep Karakter Wirausahawan, Etiika Dalam Berwirausaha”

Dosen Pengampu Mata Kuliah :


Ns. YUANITA ANANDA, M.Kep

Disusun Oleh
Kelompok B 1A 2019:
Sarah Assyifa Candera 1911311040 Meri Febriyanti 1911312007
Nada Dwi Ranita 1911311043 Rahmi Vidya 1911312010
Rere Jessica 1911311046 Sonia Enjelina Silaban 1911312013
Nesya Dwiana Noferly 1911311049 Annisa Listiyanti 1911312016
Ilna Armenia Putri 1911312001 Rahmatul Husna 1911312019
Zahratul Alini 1911312004 Yolanda Nadisti 1911312022

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG, 2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kelancaran kepada penulis untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Kewirausahaan. Makalah ini

memuat tentang “Konsep Karkter Wirausahawan, Etiika Dalam Berwirausaha”. Makalah ini
tidak akan selesai tepat pada waktunya tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang berkaitan dalam proses
penyelesaian makalah ini. Dalam membuat makalah ini tentu ada kurang dan salahnya,
sehingga penulis memiliki harapan besar kepada pembaca agar memberikan kritik dan saran
yang membangun. Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua
pembaca.

Padang,09 Maret 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Tujuan Penulisan 2

1.3 Manfaat Penulisan 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Konsep Karakter wirausahawan 3

2.2 Etika dalam berwirausaha 5

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan 13

3.2. Saran 13

DAFTAR PUSTAKA 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kewirausahaan suatu ilmu yng mengkaji tentang pengembangan dan pembangunan se


mangat kreatifitas serta berani menanggung resiko terhadap pekerjaan yang dilakukan demi
mewujudkan hasil karya tersebut. Keberanian mengambil resiko sudah menjadi milik seorang
wirausahawan karena ia dituntut untuk berani dan siap jika usaha yang dilakukan tersebut bel
um memiliki nilai perhatian di pasar, dan ini harus dilihat sebagai bentuk proses menuju kewi
rausahaan sejati. Seorang yang memiliki jiwa dan sikap wirausaha selalu tidak puas dengan a
pa yang telah dicapainya. Dari waktu ke waktu, hari demi hari, minggu demi minggu selalu m
encari peluang untuk meningkatkan usaha dan kehidupannya. Ia selalu berkreasi dan berinova
si tanpa berhenti, karena dengan berkreasi dan berinovasi lah semua peluang dapat diperolehn
ya. Wirausaha adalah orang yang terampil memanfaatkan peluang dalam mengembangkan us
ahanya dengan tujuan untuk meningkatkan kehidupannya. Pada hakekatnya semua orang adal
ah wirausaha dalam arti mampu berdiri sendiri dalam menjalankan usahanya dan pekerjaanny
a guna mencapai tujuan pribadinya, keluarganya, masyarakat, bangsa dan negaranya, akan tet
api banyak diantara kita yang tidak berkarya dan berkarsa untuk mencapai prestasi yang lebih
baik untuk masa depannya, dan ia menjadi ketergantungan pada orang lain, kelompok lain da
n bahkan bangsa dan Negara lainnya.

Sedangkan Etika wirausaha merupakan ilmu mengenai bagaimana tata cara seseorang
pengusaha dalam berperilaku didalam suatu usahanya tersebut. Banyak seorang wirausaha m
engabaikan betapa pentingnya etika didalam mendirikan suatu bisnis, karena mereka berfikir
dengan kemampuan yang mereka miliki serta modal yang sangat besar suatu usaha dengan m
udahnya didirikan. Padahal tanpa adanya etika yang dimilki seorang wirausaha suatu usaha te
rsebut akan tidak berjalan sesuai rencana. Keputusan etika ialah suatu hal yang benar mengen
ai prilaku standar. Etika wirausaha mencakup hubungan antara perusahaan dengan orang yan
g menginvestasi uangnya dalam perusahaan, dengan konsumen, pegawai kreditur, saingan da
n sebagainya. Orang-orang wirausahawan diharapkan bertindak etis dalam berbagai aktivitas
nya dalam masyarakat. Menjaga etika adalah suatu hal yang sangat penting untuk melindungi
reputasi perushaaan.masalah etika ini selalu di hadapi oleh para menajer dalam keseharian ke
giatan wirausaha, namun harus selalu dijaga terus menerus, sebab reputasi sebagai perusaan y
ang etis tidak dibentuk dalam waktu yang pendek, tapi akan terbentuk dalam jangka panajang.
1
Dan ini merupakan aset yang tak ternilai sebagai goodwill bagi sebuah perusaan. Apabila mo
ral merupakan sesuatu yang mendorong orang untuk melakukan kebaikan etika bertindak seb
agai rambu-rambu (sign) yang merupakan kesepakatan secara rela dari semua anggota satu ke
lompok.

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami konsep karakter wirausahaan.
2. Untuk mengetahui dan memahami etika dalam berwirausaha.

1.3 Manfaat
Manfaat penulisan makalah ini adalah agar perawat ataupun calon perawat dapat
mengetahui tentang konsep karakter wirausahaan dan etika dalam berwirausaha,sehingga
nantinya jika ingin berwirausaha dapat memahami konsep karakteristik wirausahaan dan
etika dalam berwirusaha serta mengaplikasikan dalam kehidupan dunia kewirausahaan. S
erta makalah ini juga untuk menambah wawasan khususnya mahasiswa keperawatan
untuk bisa mengetahui,memahami dan dapat masuk kedalam dunia wirausaha pada saat
sekrang ini.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Karakter Wirausaha


A. Defenisi

Akar kata karakter dapat dilacak dari kata Latin kharakter, kharassein, dan kharax, yang
maknanya tools for marking, to engrave, dan pointed stake. Kata ini mulai banyak digunakan
(kembali) dalam bahasa Prancis caractere pada abad ke-14 dan kemudian masuk dalam bahas
a Inggris menjadi character, sebelum akhirnya menjadi bahasa Indonesia karakter. Karakter
mengandung pengertian (I) suatu kualitas positif yang dimiliki seseorang, sehingga membuat
nya menarik dan atraktif; (2) reputasi seseorang; dan (3) seseorang yang memiliki kepribadia
n yang eksentrik.

Karakteristik kewirausahaan umumnya mengacu pada ide perinitis, inovatif, menanggun


g risiko, kepribadian , takad, gaya dan kualitas, yang meruapakn mementumuntuk menfasilita
si pembentukan pengemabnagn, dan pertumbuhan bisnis baru. Seseorang yang tidak memiliki
usaha atau gagal dalam berwirausaha juga dapat berwirausaha. Kewirausahaan terbagi atas, o
tonomi, inovasi, pengambilan risiko, proatif, dang agresivitas kompetitif. Mengukur kewiraus
ahaan dengan keinginan untuk mencapai, pengendalian diri, kemampuan untuk mentolerir ket
idakpastian dan membuat keputusan di bawah ketidakpastian, kemauan untuk mengambil risi
ko yang dapat diantisipasi. Kinerja kewirausahaan mencangkup dua aspek yaitu kinerja opera
sional dan kinerja berkelanjutan. (Zheng Li et al. 2011).

B. PROSES PEMBENTUKAN KARAKTER

Tentang proses pembentukkan karakter ini dapat disebutkan sebuah nama besar: Helen Keller
(1880-1968). Wanita luar biasa ini, ia menjadi buta dan tuli pada usia 19 bulan, namun berkat
bantuan keluarganya dan bimbingan Annie Sullivan (yang juga buta dan setelah melewati ser
angkaian operasi akhirnya dapat melihat secara terbatas) kemudian menjadi manusia buta tuli
pertama yang lulus cum laude dari Radcliffe College pada 1904, ia pernah berkata, "Characte
r cannot be develop in ease and quite. Only through experience oftrial and suffering can the s
oul be strengthened, vision cleared, ambition inspired, and success achieved." (Karakter tidak
bisa dikembangkan di (dalam) kesenangan dan ketentraman. Hanya melalui pengalaman perc
obaan dan penderitaan jiwa yang didapat diperkuat, visi dibersihkan.

C. Penting Karakter Bagi Kehidupan

3
Fenomena kehidupan adalah rentetan dari perubahan keadaan melalui pertukaran keadaan me
lalui pengalaman. Tidak ada yang sama satu sama lain dan tidak ada orang yang pengalaman
nya sama betul dalam hidupnya. Dari hari ke hari kita memantau tentang aneka warna kehidu
pan yang berubah-ubah secara cepat. Oleh karena, ini menjadi penting bagi kita untuk menye
suaikan diri dengan orang lain dan lingkungan sekitar, karena memiliki perbedaan alam peras
aan, dan cara bertindak Serta situasi dan kondisinya.

Setiap kehidupan di satu pihak berlangsung panjang dan merupakan suatu mata rantai dari us
aha pelayanan yang tidak terputuskan. Kesuksesan tergantung sebagian besar kepada bagaim
ana kita dengan baik merundingkan cara kita melalui hubungan sehari-hari dengan orang lain
tanpa perselisihan dan pertentangan. Orang yang pandai berunding sedemikian rupa ialah ora
ng yang mengerti seni menjual. Adapun seni menjual merupakan salah satu perwujudan dari j
iwa dan karakter wirausaha.

D. CIRI-CIRI KARAKTER WIRAUSAHA

MC Clelland mengajukan konsep Need for Achievement (selanjutnya disingkat (N-Ach) yan
g diartikan sebagai virus kepribadian yang menyebabkan seseorang ingin berbuat lebih baik d
an terus maju, selalu berpikir untuk berbuat yang lebih baik, dan memiliki tujuan yang realisti
s dengan mengarnbil tindakan berisiko yang benar-benar telah diperhitungkan.

Mc Clleland memerinci karakteristik mereka yang memiliki NAch yang tinggi sebagai beriku
t:

1. Lebih menyukai pekerjaan dengan risiko yang realistis.

2. Bekerja lebih giat dalam tugas-tugas yang memerlukan kemampuan mental.

3. Tidak bekerja lebih giat karena adanya imbalan uang.

4. Ingin bekerja pada situasi di mana dapat diperoleh pencapaian pribadi (personal achie
vement).

5. Menunjukkan kinerja yang lebih baik dalam kondisi yang memberikan umpan balik ya
ng jelas positif.

6. Cenderung berpikir ke masa depan serta memiliki pemikiran jangka panjang.

4
Ukuran N-Ach mampu menunjukkan seberapa besar jiwa entrepreneur seseorang. Semak
in besar/tinggi nilai N-Ach seseorang, semakin besar pula bakat potensialnya untuk menj
adi entrepreneur yang sukses.

Totok S. Wiryasaputra. (2004 : 34) menyatakan bahwa ada sepuluh sikap dasar (karakter) wir
ausaha yaitu:

I. Visionary (visioner) yaitu mampu melihat jauh ke depan, selalu melakukan yang terbai
k pada masa kini, sambil membayangkan masa depan yang lebih baik. Seorang wirausah
a cenderung kreatif dan İnovatif.

2. Positive (bersikap positif), yaitu membantu seorang wirausaha selalü berpikir yang bai
k, tidak tergoda untuk memikirkan hal-hal yang bersifat negatif, sehingga dia mampu me
ngubah tantangan menjadi peluang dan selalu berpikir akan sesuatu yang lebih besar.

3, Confident (percaya diri), sikap ini akan memandu seseorang dalam setiap mengambil
keputusan dan langkahnya. Sikap percaya diri tidak selalu mengatakan "Ya" tetapi juga b
erani mengatakan "Tidak" jika memang diperlukan.

4. Genuine (asli), seorang wirausaha harus mempunyai ide, pendapat dan mungkin mode
l sendiri. Bukan berarti harus menciptakan sesuatu yang betul-betul baru, dapat saja dia

menjual sebuah prodük yang sama dengan yang lain, namun dia harus memberi nilai tam
bah atau baru.

5. Goal Oriented (berpusat pada tujuan), selalu berorientasi pada tugas dan hasil. Seoran
g wirausaha ingin selalu berprestasi, berorientasi pada laba, tekun, tabah, bekerja keras, d
an disiplin untuk mencapai sesuatu yang telah ditetapkan.

6. Persistent (tahan uji), harus majü terus, mempunyai tenaga, dan semangat yang tinggi,
pantang menyerah, tidak mudah putus asa, dan kalau jatuh segera bangun kembali.

7. Ready to face a risk (siap menghadapi risiko), risiko yang paling berat adalah bisnis ga
gal dan uang habis. Siap sedia untuk menghadapi risiko, persaingan, harga turun-naik, ka
dang untung atau rugi, barang tidak laku atau tak ada order. Harus dihadapi dengan penu
h keyakinan. Dia membuat perkiraan dan perencanaan yang matang, sehingga tantangan
dan risiko dapat diminimalisasi.

5
8. Creative (kreatif menangkap peluang), peluang selalu ada dan lewat di depan kita. Sik
ap yang tajam tidak hanya mampu melihat peluang, tetapi juga mampu menciptakan pelu
ang.

Hendro (2005: 38) menyatakan bahwa setiap wirausaha yang berhasil memiliki empat unsur
penting yaitu:

I. Kemampuan hubungannya dengan skill atau keterampilan.

2. Keberanian hubungannya dengan emosional dan mental.

3. Keteguhan hati hubungannya dengan motivasi diri. 4. Kreativitas yang memerlukan se


buah inpirasi sebagai cikal bakal ide untuk menemukan peluang berdasarkan intuisi.

Winardi (2003; 16) mengemukakan sejumlah tipikal entrepreneur yang antara lain mencakup:

Lokus pengendalian internal para enterpreneur beranggan bahwa mereka berkemampuan untu
k mengendalikan nasib mereka sendiri, mereka mampu mengarahkan diri mereka, dan juga m
ereka menyukai otonomi.

I. Tingkat energi tinggi; para entrepreneur merupakan manusia yang persisten, yang bers
edia bekerja keras dan berupaya meraih keberhasilan.

2. Kebutuhan tinggi akan prestasi : yaitu termotivasi untuk bertindak secara individual u
ntuk melaksanakan pencapaian tujuan yang menantang.

3. Toleransi terhadap ambiguitas • bahwa para entrepreneur merupakan manusia yang be


rsedia menerima risiko , dan mentoleransi situasi yang menunjukkan tingkat ketidakpasti
an yang tinggi.

4. Kepercayaan diri : merasa diri kompeten dan yakin akan diri mereka sendiri serta bers
edia mengambil keputusan.

5. Berorientasi pada action: berupaya bertindak mendahului munculnya masalah, ingin m


enyelesaikan tugas secara cepat, dan tidak bersedia menghimburkan waktu yang berharg
a.

6
Setiap wirausaha maupun calon wirausaha perlu memiliki karakteristik dasar agar dapat
menjadi wirausaha sukses. McGraith dan Mac Milan (2000) menguraikan tujuh karakteristik
wirausaha tersebut sebagai berikut:

1. Action oriented (berorientasi tindakan)

Seorang wirausaha memiliki karakteristik selalu ingin segera bertindak, sekalipun


situasinya tidak pasti (uncertain). Mereka berprinsip see and do (lihat dan kerjakan).
Bagi mereka, resiko bukan untuk dihindari, melainkan dihadapi dan ditaklukkan dengan
tindakan dan kelihaian.

2. Berpikir simpel

Meskipun dunia telah berubah menjadi sangat kompleks, seorang wirausaha selalu
belajar menyederhanakannya. Dan sekalipun berilmu tinggi, mereka bukanlah manusia
teknis yang ribet dan menghendaki pekerjaan kompleks. Mereka melihat persoalan
dengan jernih dan menyelesaikan masalah bertahap satu per satu.

3. Selalu mencari peluang-peluang baru

Peluang yang dimaksud bisa jadi adalah peluang yang benar-benar baru, atau peluang
dari usaha yang sama. Untuk yang baru, mereka selalu mau belajar , membentuk jaringan
dari bawah dan menambah jangkauan atau scope usahanya. Sementara bagi usaha yang
sama, mereka selalu tekun mencari sejumlah alternatif baru, misalnya: model, desain,
platform, bahan baku, energi, kemasan, maupun struktur biaya produksinya. Keuntungan
mereka dapatkan bukan hanya dari bisnis atau produk baru, melainkan pula melalui cara-
cara baru.

4. Mengejar peluang dengan disiplin tinggi

Dengan pertimbangan bahwa wirausaha melakukan investasi dan menanggung resiko,


maka seorang wirausaha harus berdisiplin tinggi. Karakteristik wirausaha sukses bukan
pemalas atau penunda-nunda pekerjaan. Mereka ingin pekerjaannya tuntas, dan apa yang
dipikirkan dapat segera dikerjakan. Mereka bertarung dengan waktu karena peluang
selalu berhubungan dengan waktu. Apa yang merupakan peluang pada suatu waktu,
belum tentu masih menjadi peluang di waktu atau kesempatan lain. Sekali kesempatan
hilang, belum tentu akan kembali lagi.

5. Hanya mengambil peluang terbaik

7
Cara menilai peluang terletak pada nilai-nilai ekonomis yang terkandung didalamnya,
masa depan yang lebih cerah, kemampuan berprestasi, dan perubahan yang dihasilkan.
Semuanya kerap dihubungkan dengan "rasa suka" terhadap objek usaha atau
kepercayaan bahwa ia "sanggup" merealisasikannya. Akhirnya, keberhasilannya dalam
memilih.

6. Fokus pada eksekusi

Fokus pada eksekusi dimaksudkan bermakna tidak mau berhenti pada eksploitasi pikiran
atau berputar-putar dalam pikiran penuh kebimbangan. mengeksekusi, yakni bertindak
dan merealisasikan yang dipikirkan ketimbang menganalisa ide-ide baru sampai mati
(McGraith dan Mac Millan, 2000:3). Mereka juga bersifat adaptif terhadap situasi, yakni
mudah menyesuaikan diri dengan fakta-fakta baru di lapangan.

7. Memfokuskan energi setiap orang pada bisnis yang digeluti

Bekerja sendirian bukanlah karakteristk wirausaha. la mesti memanfaatkan tangan dan


pikiran orang lain, baik dari dalam maupun dari luar perusahaannya. Mereka
mengutamakan membangun jaringan ketimbang mewujudkan impian sendiri. Ibarat
seorang orkestrator atau dirigen musik, ia mengumpulkan pemusik-pemusik ahli dalam
memainkan instrumen berbeda-beda hingga menghasilkan alunan nada yang disukai
penonton. Karena itu, seorang wirausaha harus memiliki kemampuan mengumpulkan
orang, membangun jaringan, memimpin, menyatukan gerak, memotivasi, dan
berkomunikasi dengan baik.

2.2 Etika Dalam Berwirausaha

A. Pengertian Etika Berwirausaha

Secara sederhana wirausaha (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani


mengambil risiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani
mengambil risiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi
rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. Menurut Peter F. Drucker
kewirausahaan merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan
berbeda. Maksudnya, bahwa seorang wirausahawan adalah orang yang memiliki

8
kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, berbeda dari yang lain atau
mampu menciptakan sesuatu yang berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya.

Etika adalah sebuah ilmu yang mempelajari bagaimana berperilaku jujur,


benar dan adil. Etika merupakan cabang ilmu filsafat, mempelajari perilaku moral dan
amoral, membuat pertimbangan matang yang patut dilakukan oleh seseorang kepada
orang lain atau kelompok tertentu. Etika berasal dari kata Yunani ethos, bentuk
jamaknya (ta etha) berarti adat istiadat". Berarti etika berhubungan dengan kebaikan
hidup, kebiasaan atau karakter baik terhadap seseorang. masyarakat atau terhadap
sekelompok masyarakat tertentu (Saban Echdar & Maryadi, 2019).

Terdapat beberapa prinsip etika yang perlu dipahami dalam membicarakan


tentang etika bisnis, yaitu:

 Prinsip Otonomi

Prinsip otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia mengambil keputusan dan
bertindak berdasarkan tuntunan hati nuraninya, kesadarannya sendiri mengenai
sesuatu kebaikan untuk diberikan kepada orang lain.

 Prinsip Kejujuran

Prinsip kejujuran dalam setiap tindakan atau perikatan bisnis merupakan


keutamaan. Kejujuran diperlukan dalam pemenuhan syarat syarat perjanjian dan
kontrak. Dalam perikatan perjanjian dan kontrak tertentu, semua pihak saling
percaya satu sama lain, bahwa masing masing pihak tulus dan jujur membuat
perjanjian dan kontrak, serius, tulus dan jujur melaksanakan perjanjian. Kejujuran
sangat penting artinya bagi kepentingan masing-masing pihak, kejujuran para
pihak sangat menentukan keberlanjutan relasi dan kelangsungan bisnis
selanjutnya.

 Prinsip Keadilan

Tindakan memberikan keadilan terhadap keterlibatan semua pihak dalam bisnis


merupakan praktik keutamaan. Prinsip keadilan perlu dilakukan agar setiap orang
dalam kegiatan bisnis secara internal maupun eksternal perusahaan diperlakukan
sesuai dengan hak dan kewajiban masing-masing

9
 Prinsip Saling Menguntungkan

Kegiatan bisnis perlu memberikan keadaan saling menguntungkan kepada


keterlibatan setiap pihak dalam bisnis, hal tersebut merupakan cerminan prinsip
keutamaan. Saling menguntungkan merupakan cermin integritas moral internal
pelaku bisnis atau perusahaan agar nama baik pribadi atau nama baik perusahaan
untuk berbisnis tetap terjaga, dipercaya dan kompetitif.

Etika wirausaha adalah suatu kode etik perilaku actor berdasarkan nilai-nilai
moral dan norma yang dijadikan tuntunan dalam membuat keputusan dan
memecahkan persoalan. Etika wirausaha sangat penting untuk mempertahankan
loyalitas pemilik kepentingan dalam membuat keputusan dan memecahkan persoalan
organisasi.

B. Tujuan Etika Berwirausaha

Tujuan etika harus sejalan dengan tujuan perusahaan, ada beberapa tujuan etika yang
selalu ingin dicapai oleh perusahaan, yaitu:

1) Untuk persahabatan dan pergaulan

Etika dapat meningkatkan keakraban dengan karyawan, pelanggan atau pihak-


pihak lain yang berkepentingan. Suasana akrab akan berubah menjadi
persahabatan dan menambah luasnya pergaulan. Jika karyawan, pelanggan, dan
masyarakat menjadi akrab, segala urusan akan menjadi lebih mudah dan lancer.

2) Menyenangkan orang lain

Sikap menyenangkan orang lain merupakan sikap yang mulia. Jika kita ingin
dihormati, maka hormatilah orang lain.  Menyenangkan orang berarti membuat
orang menjadi suka dan puas terhadap pelayanan yang diberikan. Jika pelanggan
merasa senang dan puas atas pelayanan yang diberikan, diharapkan mereka akan
mengulangnya kembali suatu waktu.

10
3) Membujuk pelanggan

Setiap calon pelanggan memiliki karakter tersendiri. Kadang-kadang calon


pelanggan perlu dibujuk agar mau menjadi pelanggan. Berbagai cara dapat
dilakukan oleh perusahaan untuk membujuk calon pelanggan, salah satunya
dengan cara melalui etika yang ditunjukan seluruh karyawan perusahaan.

4) Mempertahankan pelanggan

Ada anggapan mempertahankan planggan jauh lebih sulit daripada mencari


pelanggan, dan ada juga yang beranggapan bahwa mempertahankan pelanggan
lebih mudah karena merka sudah merakan produk atau layanan yang diberikan.

5) Membina dan menjaga hubungan

Hubungan yang sudah berjalan baik harus tetap dan terus dibina. Hindari adanya
perbedaan paham atau konflik. Dengan etika ciptakan hubungan dalam suasana
akrab dan lebih baik.

C. Prinsip-Prinsip Etika dan Perilaku Berwirausaha


Menurut pendapat Michael Josephson (1998) yang di kutip oleh zimmerer (1996: 27-
28), secara universal, ada 10 prinsip etika yang mengarahkan perilaku, yaitu:
1) Kejujuran, yaitu penuh kepercayaan, bersifat jujur, sungguh-sungguh, terus
terang, tidak curang, tidak mencuri, tidak menggelapkan, tidak berbohong.
2) Integritas, yaitu memegang prinsip melakukan kegiatan yang terhormat, tulus hati,
berani dan penuh pendirian/ keyakinan, tidak bermuka dua, tidak berbuat jahat,
dan dapat dipercaya.
3) Memelihara janji, yaitu selalu menaati janji, patut diper caya, penuh komitmen,
patuh, tidak mengintepretasikan persetujuan dalam bentuk teknikal atau legalistic
dengan dalih ketidakrelaan.
4) Kesetiaan, yaitu hormat dan loyal kepada keluarga, te man, karyawan, dan negara,
tidak menggunakan atau memperlihatkan informasi rahasia, begitu juga dalam
suatu konteks profesional, menjaga/melindungi kemam puan untuk membuat

11
keputusan profesional yang bebas dan teliti, dan menghindari hal yang tidak
pantas serta konflik kepentingan.
5) Kewajaran atau keadilan, yaitu berlaku adil dan berbu di luhur, bersedia mengakui
kesalahan, memperlihatkan komitmen keadilan, persamaan perlakuan individual
dan toleran terhadap perbedaan, serta tidak bertindak melampaui batas atau
mengambil keuntungan profesio nal yang bebas dan teliti, dan menghindari hal
yang ti dak pantas serta konflik kepentingan.
6) Suka membantu orang lain, yaitu saling membantu, berbaik hati, belas kasihan,
tolong-menolong, kebersamaan, dan menghindari segala sesuatu yang
membahayakan orang lain.
7) Hormat kepada orang lain, yaitu menghormati martabat orang lain, kebebasan dan
hak menentukan nasib sendiri bagi semua orang, bersopan santun, tidak
merendahkan dan memperlakukan martabat orang lain.
8) Warga negara yang bertanggung jawab, yaitu selalu me naati hukum atau aturan,
penuh kesadaran sosial, dan menghormati proses demokrasi dalam mengambil
kepu tusan.
9) Mengejar keunggulan, yaitu mengejar keunggulan da lam segala hal, baik dalam
pertemuan personal ataupun pertanggungjawaban profesional, tekun, dapat
diperca ya/diandalkan, rajin penuh komitmen, melakukan semua tugas dengan
kemampuan terbaik, dan mengembangkan serta mempertahankan tingkat
kompetensi yang tinggi.
10) Dapat dipertanggung jawabkan, yaitu memiliki dan menerima tanggung jawab
atas keputusan dan konsekuen sinya serta selalu memberi contoh (Muhammad
Anwar, 2014).

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Karakteristik kewirausahaan umumnya mengacu pada ide perintis, inovatif, menangg


ung resiko, kepribadian, tekad, gaya dan kualitas yang merupakan momentum untuk memfasi

12
litasi pembentukan pembangunan dan pertumbuhan bisnis baru. Setiap wirausaha maupun cal
on wirausaha perlu memiliki karakteristik dasar agar dapat menjadi wirausaha sukses.

Etika wirausaha adalah suatu kode etik perilaku actor berdasarkan nilai-nilai moral da
n norma yang dijadikan tuntunan dalam membuat keputusan dan memecahkan persoalan. Eti
ka wirausaha sangat penting untuk mempertahankan loyalitas pemilik kepentingan dalam me
mbuat keputusan dan memecahkan persoalan organisasi.

3.2 Saran

Kegiatan kewirausahaan merupakan kegiatan sehari-hari yang sering kita lakukan, na


mun tidak tau dimana posisinya. Oleh sebab itu, untuk menjadi wirausahawan yang sukses, al
angkah baiknya dipahami dan diaplikasikan etika dalam berwirausaha, agar mudah dalam pen
capaian tujuan perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Muhammad. 2014. Pengantar Kewirausahaan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Kencana.

Echdar, Saban & Maryadi. 2019. BUSINESS ETHICS AND ENTREPRENEURSHIP (ETIKA
BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN). Yogyakarta: Deepublish

Simanjuntak, Mariana, dkk. 2021. Konsep dan Strategi Kewirausahaan. Yayasan Kita
Menulis

13
Sumarsono, Gatot, Supardi. (2019). Kewirausahaan Teori Dan Praktik. Malang: Penerbit
Nusa Media Creative

Suryana, Yuyus, and Kartib Bayu. Kewirausahaan: Pendekatan Karakteristik Wirausahawan


Sukses Ed. 2. Kencana, 2012.

14

Anda mungkin juga menyukai