Disusun Oleh
Kelompok B 1A 2019:
Sarah Assyifa Candera 1911311040 Meri Febriyanti 1911312007
Nada Dwi Ranita 1911311043 Rahmi Vidya 1911312010
Rere Jessica 1911311046 Sonia Enjelina Silaban 1911312013
Nesya Dwiana Noferly 1911311049 Annisa Listiyanti 1911312016
Ilna Armenia Putri 1911312001 Rahmatul Husna 1911312019
Zahratul Alini 1911312004 Yolanda Nadisti 1911312022
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kelancaran kepada penulis untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Kewirausahaan. Makalah ini
memuat tentang “Konsep Karkter Wirausahawan, Etiika Dalam Berwirausaha”. Makalah ini
tidak akan selesai tepat pada waktunya tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang berkaitan dalam proses
penyelesaian makalah ini. Dalam membuat makalah ini tentu ada kurang dan salahnya,
sehingga penulis memiliki harapan besar kepada pembaca agar memberikan kritik dan saran
yang membangun. Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua
pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan 13
3.2. Saran 13
DAFTAR PUSTAKA 14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Sedangkan Etika wirausaha merupakan ilmu mengenai bagaimana tata cara seseorang
pengusaha dalam berperilaku didalam suatu usahanya tersebut. Banyak seorang wirausaha m
engabaikan betapa pentingnya etika didalam mendirikan suatu bisnis, karena mereka berfikir
dengan kemampuan yang mereka miliki serta modal yang sangat besar suatu usaha dengan m
udahnya didirikan. Padahal tanpa adanya etika yang dimilki seorang wirausaha suatu usaha te
rsebut akan tidak berjalan sesuai rencana. Keputusan etika ialah suatu hal yang benar mengen
ai prilaku standar. Etika wirausaha mencakup hubungan antara perusahaan dengan orang yan
g menginvestasi uangnya dalam perusahaan, dengan konsumen, pegawai kreditur, saingan da
n sebagainya. Orang-orang wirausahawan diharapkan bertindak etis dalam berbagai aktivitas
nya dalam masyarakat. Menjaga etika adalah suatu hal yang sangat penting untuk melindungi
reputasi perushaaan.masalah etika ini selalu di hadapi oleh para menajer dalam keseharian ke
giatan wirausaha, namun harus selalu dijaga terus menerus, sebab reputasi sebagai perusaan y
ang etis tidak dibentuk dalam waktu yang pendek, tapi akan terbentuk dalam jangka panajang.
1
Dan ini merupakan aset yang tak ternilai sebagai goodwill bagi sebuah perusaan. Apabila mo
ral merupakan sesuatu yang mendorong orang untuk melakukan kebaikan etika bertindak seb
agai rambu-rambu (sign) yang merupakan kesepakatan secara rela dari semua anggota satu ke
lompok.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami konsep karakter wirausahaan.
2. Untuk mengetahui dan memahami etika dalam berwirausaha.
1.3 Manfaat
Manfaat penulisan makalah ini adalah agar perawat ataupun calon perawat dapat
mengetahui tentang konsep karakter wirausahaan dan etika dalam berwirausaha,sehingga
nantinya jika ingin berwirausaha dapat memahami konsep karakteristik wirausahaan dan
etika dalam berwirusaha serta mengaplikasikan dalam kehidupan dunia kewirausahaan. S
erta makalah ini juga untuk menambah wawasan khususnya mahasiswa keperawatan
untuk bisa mengetahui,memahami dan dapat masuk kedalam dunia wirausaha pada saat
sekrang ini.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Akar kata karakter dapat dilacak dari kata Latin kharakter, kharassein, dan kharax, yang
maknanya tools for marking, to engrave, dan pointed stake. Kata ini mulai banyak digunakan
(kembali) dalam bahasa Prancis caractere pada abad ke-14 dan kemudian masuk dalam bahas
a Inggris menjadi character, sebelum akhirnya menjadi bahasa Indonesia karakter. Karakter
mengandung pengertian (I) suatu kualitas positif yang dimiliki seseorang, sehingga membuat
nya menarik dan atraktif; (2) reputasi seseorang; dan (3) seseorang yang memiliki kepribadia
n yang eksentrik.
Tentang proses pembentukkan karakter ini dapat disebutkan sebuah nama besar: Helen Keller
(1880-1968). Wanita luar biasa ini, ia menjadi buta dan tuli pada usia 19 bulan, namun berkat
bantuan keluarganya dan bimbingan Annie Sullivan (yang juga buta dan setelah melewati ser
angkaian operasi akhirnya dapat melihat secara terbatas) kemudian menjadi manusia buta tuli
pertama yang lulus cum laude dari Radcliffe College pada 1904, ia pernah berkata, "Characte
r cannot be develop in ease and quite. Only through experience oftrial and suffering can the s
oul be strengthened, vision cleared, ambition inspired, and success achieved." (Karakter tidak
bisa dikembangkan di (dalam) kesenangan dan ketentraman. Hanya melalui pengalaman perc
obaan dan penderitaan jiwa yang didapat diperkuat, visi dibersihkan.
3
Fenomena kehidupan adalah rentetan dari perubahan keadaan melalui pertukaran keadaan me
lalui pengalaman. Tidak ada yang sama satu sama lain dan tidak ada orang yang pengalaman
nya sama betul dalam hidupnya. Dari hari ke hari kita memantau tentang aneka warna kehidu
pan yang berubah-ubah secara cepat. Oleh karena, ini menjadi penting bagi kita untuk menye
suaikan diri dengan orang lain dan lingkungan sekitar, karena memiliki perbedaan alam peras
aan, dan cara bertindak Serta situasi dan kondisinya.
Setiap kehidupan di satu pihak berlangsung panjang dan merupakan suatu mata rantai dari us
aha pelayanan yang tidak terputuskan. Kesuksesan tergantung sebagian besar kepada bagaim
ana kita dengan baik merundingkan cara kita melalui hubungan sehari-hari dengan orang lain
tanpa perselisihan dan pertentangan. Orang yang pandai berunding sedemikian rupa ialah ora
ng yang mengerti seni menjual. Adapun seni menjual merupakan salah satu perwujudan dari j
iwa dan karakter wirausaha.
MC Clelland mengajukan konsep Need for Achievement (selanjutnya disingkat (N-Ach) yan
g diartikan sebagai virus kepribadian yang menyebabkan seseorang ingin berbuat lebih baik d
an terus maju, selalu berpikir untuk berbuat yang lebih baik, dan memiliki tujuan yang realisti
s dengan mengarnbil tindakan berisiko yang benar-benar telah diperhitungkan.
Mc Clleland memerinci karakteristik mereka yang memiliki NAch yang tinggi sebagai beriku
t:
4. Ingin bekerja pada situasi di mana dapat diperoleh pencapaian pribadi (personal achie
vement).
5. Menunjukkan kinerja yang lebih baik dalam kondisi yang memberikan umpan balik ya
ng jelas positif.
4
Ukuran N-Ach mampu menunjukkan seberapa besar jiwa entrepreneur seseorang. Semak
in besar/tinggi nilai N-Ach seseorang, semakin besar pula bakat potensialnya untuk menj
adi entrepreneur yang sukses.
Totok S. Wiryasaputra. (2004 : 34) menyatakan bahwa ada sepuluh sikap dasar (karakter) wir
ausaha yaitu:
I. Visionary (visioner) yaitu mampu melihat jauh ke depan, selalu melakukan yang terbai
k pada masa kini, sambil membayangkan masa depan yang lebih baik. Seorang wirausah
a cenderung kreatif dan İnovatif.
2. Positive (bersikap positif), yaitu membantu seorang wirausaha selalü berpikir yang bai
k, tidak tergoda untuk memikirkan hal-hal yang bersifat negatif, sehingga dia mampu me
ngubah tantangan menjadi peluang dan selalu berpikir akan sesuatu yang lebih besar.
3, Confident (percaya diri), sikap ini akan memandu seseorang dalam setiap mengambil
keputusan dan langkahnya. Sikap percaya diri tidak selalu mengatakan "Ya" tetapi juga b
erani mengatakan "Tidak" jika memang diperlukan.
4. Genuine (asli), seorang wirausaha harus mempunyai ide, pendapat dan mungkin mode
l sendiri. Bukan berarti harus menciptakan sesuatu yang betul-betul baru, dapat saja dia
menjual sebuah prodük yang sama dengan yang lain, namun dia harus memberi nilai tam
bah atau baru.
5. Goal Oriented (berpusat pada tujuan), selalu berorientasi pada tugas dan hasil. Seoran
g wirausaha ingin selalu berprestasi, berorientasi pada laba, tekun, tabah, bekerja keras, d
an disiplin untuk mencapai sesuatu yang telah ditetapkan.
6. Persistent (tahan uji), harus majü terus, mempunyai tenaga, dan semangat yang tinggi,
pantang menyerah, tidak mudah putus asa, dan kalau jatuh segera bangun kembali.
7. Ready to face a risk (siap menghadapi risiko), risiko yang paling berat adalah bisnis ga
gal dan uang habis. Siap sedia untuk menghadapi risiko, persaingan, harga turun-naik, ka
dang untung atau rugi, barang tidak laku atau tak ada order. Harus dihadapi dengan penu
h keyakinan. Dia membuat perkiraan dan perencanaan yang matang, sehingga tantangan
dan risiko dapat diminimalisasi.
5
8. Creative (kreatif menangkap peluang), peluang selalu ada dan lewat di depan kita. Sik
ap yang tajam tidak hanya mampu melihat peluang, tetapi juga mampu menciptakan pelu
ang.
Hendro (2005: 38) menyatakan bahwa setiap wirausaha yang berhasil memiliki empat unsur
penting yaitu:
Winardi (2003; 16) mengemukakan sejumlah tipikal entrepreneur yang antara lain mencakup:
Lokus pengendalian internal para enterpreneur beranggan bahwa mereka berkemampuan untu
k mengendalikan nasib mereka sendiri, mereka mampu mengarahkan diri mereka, dan juga m
ereka menyukai otonomi.
I. Tingkat energi tinggi; para entrepreneur merupakan manusia yang persisten, yang bers
edia bekerja keras dan berupaya meraih keberhasilan.
2. Kebutuhan tinggi akan prestasi : yaitu termotivasi untuk bertindak secara individual u
ntuk melaksanakan pencapaian tujuan yang menantang.
4. Kepercayaan diri : merasa diri kompeten dan yakin akan diri mereka sendiri serta bers
edia mengambil keputusan.
6
Setiap wirausaha maupun calon wirausaha perlu memiliki karakteristik dasar agar dapat
menjadi wirausaha sukses. McGraith dan Mac Milan (2000) menguraikan tujuh karakteristik
wirausaha tersebut sebagai berikut:
2. Berpikir simpel
Meskipun dunia telah berubah menjadi sangat kompleks, seorang wirausaha selalu
belajar menyederhanakannya. Dan sekalipun berilmu tinggi, mereka bukanlah manusia
teknis yang ribet dan menghendaki pekerjaan kompleks. Mereka melihat persoalan
dengan jernih dan menyelesaikan masalah bertahap satu per satu.
Peluang yang dimaksud bisa jadi adalah peluang yang benar-benar baru, atau peluang
dari usaha yang sama. Untuk yang baru, mereka selalu mau belajar , membentuk jaringan
dari bawah dan menambah jangkauan atau scope usahanya. Sementara bagi usaha yang
sama, mereka selalu tekun mencari sejumlah alternatif baru, misalnya: model, desain,
platform, bahan baku, energi, kemasan, maupun struktur biaya produksinya. Keuntungan
mereka dapatkan bukan hanya dari bisnis atau produk baru, melainkan pula melalui cara-
cara baru.
7
Cara menilai peluang terletak pada nilai-nilai ekonomis yang terkandung didalamnya,
masa depan yang lebih cerah, kemampuan berprestasi, dan perubahan yang dihasilkan.
Semuanya kerap dihubungkan dengan "rasa suka" terhadap objek usaha atau
kepercayaan bahwa ia "sanggup" merealisasikannya. Akhirnya, keberhasilannya dalam
memilih.
Fokus pada eksekusi dimaksudkan bermakna tidak mau berhenti pada eksploitasi pikiran
atau berputar-putar dalam pikiran penuh kebimbangan. mengeksekusi, yakni bertindak
dan merealisasikan yang dipikirkan ketimbang menganalisa ide-ide baru sampai mati
(McGraith dan Mac Millan, 2000:3). Mereka juga bersifat adaptif terhadap situasi, yakni
mudah menyesuaikan diri dengan fakta-fakta baru di lapangan.
8
kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, berbeda dari yang lain atau
mampu menciptakan sesuatu yang berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya.
Prinsip Otonomi
Prinsip otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia mengambil keputusan dan
bertindak berdasarkan tuntunan hati nuraninya, kesadarannya sendiri mengenai
sesuatu kebaikan untuk diberikan kepada orang lain.
Prinsip Kejujuran
Prinsip Keadilan
9
Prinsip Saling Menguntungkan
Etika wirausaha adalah suatu kode etik perilaku actor berdasarkan nilai-nilai
moral dan norma yang dijadikan tuntunan dalam membuat keputusan dan
memecahkan persoalan. Etika wirausaha sangat penting untuk mempertahankan
loyalitas pemilik kepentingan dalam membuat keputusan dan memecahkan persoalan
organisasi.
Tujuan etika harus sejalan dengan tujuan perusahaan, ada beberapa tujuan etika yang
selalu ingin dicapai oleh perusahaan, yaitu:
Sikap menyenangkan orang lain merupakan sikap yang mulia. Jika kita ingin
dihormati, maka hormatilah orang lain. Menyenangkan orang berarti membuat
orang menjadi suka dan puas terhadap pelayanan yang diberikan. Jika pelanggan
merasa senang dan puas atas pelayanan yang diberikan, diharapkan mereka akan
mengulangnya kembali suatu waktu.
10
3) Membujuk pelanggan
4) Mempertahankan pelanggan
Hubungan yang sudah berjalan baik harus tetap dan terus dibina. Hindari adanya
perbedaan paham atau konflik. Dengan etika ciptakan hubungan dalam suasana
akrab dan lebih baik.
11
keputusan profesional yang bebas dan teliti, dan menghindari hal yang tidak
pantas serta konflik kepentingan.
5) Kewajaran atau keadilan, yaitu berlaku adil dan berbu di luhur, bersedia mengakui
kesalahan, memperlihatkan komitmen keadilan, persamaan perlakuan individual
dan toleran terhadap perbedaan, serta tidak bertindak melampaui batas atau
mengambil keuntungan profesio nal yang bebas dan teliti, dan menghindari hal
yang ti dak pantas serta konflik kepentingan.
6) Suka membantu orang lain, yaitu saling membantu, berbaik hati, belas kasihan,
tolong-menolong, kebersamaan, dan menghindari segala sesuatu yang
membahayakan orang lain.
7) Hormat kepada orang lain, yaitu menghormati martabat orang lain, kebebasan dan
hak menentukan nasib sendiri bagi semua orang, bersopan santun, tidak
merendahkan dan memperlakukan martabat orang lain.
8) Warga negara yang bertanggung jawab, yaitu selalu me naati hukum atau aturan,
penuh kesadaran sosial, dan menghormati proses demokrasi dalam mengambil
kepu tusan.
9) Mengejar keunggulan, yaitu mengejar keunggulan da lam segala hal, baik dalam
pertemuan personal ataupun pertanggungjawaban profesional, tekun, dapat
diperca ya/diandalkan, rajin penuh komitmen, melakukan semua tugas dengan
kemampuan terbaik, dan mengembangkan serta mempertahankan tingkat
kompetensi yang tinggi.
10) Dapat dipertanggung jawabkan, yaitu memiliki dan menerima tanggung jawab
atas keputusan dan konsekuen sinya serta selalu memberi contoh (Muhammad
Anwar, 2014).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
12
litasi pembentukan pembangunan dan pertumbuhan bisnis baru. Setiap wirausaha maupun cal
on wirausaha perlu memiliki karakteristik dasar agar dapat menjadi wirausaha sukses.
Etika wirausaha adalah suatu kode etik perilaku actor berdasarkan nilai-nilai moral da
n norma yang dijadikan tuntunan dalam membuat keputusan dan memecahkan persoalan. Eti
ka wirausaha sangat penting untuk mempertahankan loyalitas pemilik kepentingan dalam me
mbuat keputusan dan memecahkan persoalan organisasi.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Muhammad. 2014. Pengantar Kewirausahaan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Kencana.
Echdar, Saban & Maryadi. 2019. BUSINESS ETHICS AND ENTREPRENEURSHIP (ETIKA
BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN). Yogyakarta: Deepublish
Simanjuntak, Mariana, dkk. 2021. Konsep dan Strategi Kewirausahaan. Yayasan Kita
Menulis
13
Sumarsono, Gatot, Supardi. (2019). Kewirausahaan Teori Dan Praktik. Malang: Penerbit
Nusa Media Creative
14