Files82465strakom Pencegahan Stunting 20190318 PDF
Files82465strakom Pencegahan Stunting 20190318 PDF
STRATEGI
KOMUNIKASI
PERUBAHAN PERILAKU DALAM
PERCEPATAN PENCEGAHAN
STUNTING DI INDONESIA
2018
Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat
Kementerian Kesehatan
2018
Ke Posyandu jangan
lupa membawa buku
KIA
PEDOMAN STRATEGI KOMUNIKASI
PERUBAHAN PERILAKU DALAM PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING DI INDONESIA
iv
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan berbagai institusi pemerintah yang terkait
Yang Maha Esa, atas izin dan karunia-Nya maupun pihak non pemerintah seperti
sehingga dokumen Strategi Komunikasi swasta, masyarakat madani, dan komunitas.
Perubahan Perilaku dalam Percepatan
Pencegahan Stunting dapat tersusun dan Pilar 2 (dua) dikoordinasikan oleh
diterbitkan. Kementerian Kesehatan dan Kementerian
Komunikasi dan Informatika, dengan
Pencegahan stunting memerlukan intervensi pembagian lingkup pekerjaan, yaitu
gizi yang terpadu, mencakup intervensi gizi pertama: Kementerian Kesehatan fokus pada
spesifik dan gizi sensitif. Pengalaman global Komunikasi Perubahan Perilaku Percepatan
menunjukkan bahwa penyelenggaraan Pencegahan Stunting dan kedua, adalah
intervensi terpadu yang melibatkan lintas Kementerian Komunikasi dan Informatika
sektor dan menyasar kelompok prioritas di yang fokus pada Kampanye Nasional
lokasi prioritas merupakan kunci keberhasilan Percepatan Pencegahan Stunting.
perbaikan gizi dan tumbuh kembang anak,
yang pada akhirnya membantu terhadap Dokumen ini menjelaskan tentang Strategi
pencegahan stunting. Nasional Komunikasi Perubahan Perilaku
dalam Percepatan Pencegahan Stunting
Strategi Nasional Percepatan Pencegahan yang mencakup antara lain latar belakang
Stunting terdiri dari lima pilar, yaitu: 1) urgensi permasalahan stunting di Indonesia,
komitmen dan visi kepemimpinan; 2) tujuan umum dan tujuan khusus yang ingin
Kampanye nasional dan komunikasi dicapai, kelompok sasaran, kerangka teori
perubahan perilaku; 3) Konvergensi, dan peta jalan sebagai panduan pelaksanaan
koordinasi, dan konsolidasi program pusat, program, pesan-pesan kunci, indikator
daerah, dan desa; 4) Gizi dan ketahanan program, pengaturan pembagian peran dan
pangan; dan 5) Pemantauan dan evaluasi. tanggung jawab, pemantauan dan evaluasi,
Strategi ini diselenggarakan di semua serta contoh implementasi kegiatan yang
tingkatan pemerintah dengan melibatkan dapat dilakukan.
PEDOMAN STRATEGI KOMUNIKASI
PERUBAHAN PERILAKU DALAM PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING DI INDONESIA
v
Sambutan
Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat
Kementerian Kesehatan
Stunting akibat kekurangan gizi yang benar sesuai dengan standar, akan
terjadi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan mampu meminimalisir segala dampak
(HPK) tidak hanya menyebabkan yang disampaikan di atas. Tingginya
hambatan pada pertumbuhan fisik dan prevalensi stunting saat ini menunjukkan
meningkatkan kerentanan terhadap bahwa terdapat permasalahan mendasar
penyakit, namun juga mengancam yaitu ketidaktahuan masyarakat terhadap
perkembangan kognitif yang akan faktor-faktor penyebab stunting dan
berpengaruh pada tingkat kecerdasan pemberian pelayanan kesehatan yang
dan produktivitas anak serta risiko belum sesuai standar, baik di tingkat
terjadinya gangguan metabolik yang masyarakat maupun di fasilitas pelayanan
berdampak pada risiko terjadinya kesehatan yang mendorong terjadinya
penyakit degeneratif (diabetes melitus, stunting.
hiperkolesterol, hipertensi) di usia
dewasa. Peningkatan pengetahuan dan
keterampilan untuk setiap kelompok
Prevalensi stunting merupakan salah sasaran sesuai perannya dalam
satu masalah gizi terbesar pada balita pencegahan stunting menjadi penting.
di Indonesia. Hasil Riset Kesehatan Dengan meningkatnya pengetahuan
Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan tersebut, diharapkan kelompok sasaran
sebanyak 30,8% balita menderita dapat melakukan perubahan perilaku
stunting. Proporsi status gizi pendek dan yang mendukung pencegahan stunting.
sangat pendek pada bayi di bawah dua Di tingkat masyarakat, tenaga pelayan
tahun (baduta) mencapai 29,9% atau kesehatan diharapkan memiliki
lebih tinggi dibandingkan target RPJMN pengetahuan yang baik tentang stunting
2019, yaitu sebesar 28%. Padahal apabila sehingga dapat memberikan informasi
stunting terjadi pada masa baduta, dengan benar, melakukan intervensi
namun mendapatkan intervensi dengan layanan kesehatan dengan tepat, serta
PEDOMAN STRATEGI KOMUNIKASI
PERUBAHAN PERILAKU DALAM PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING DI INDONESIA
vii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar iv
Daftar Singkatan xi
BAB 1 Pendahuluan 2
Referensi 64
PEDOMAN STRATEGI KOMUNIKASI
PERUBAHAN PERILAKU DALAM PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING DI INDONESIA
x
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR SINGKATAN
ANC : Ante Natal Care
APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Bappeda : Badan Perencanaan Daerah
BCC : Behaviour Change Communication
BKKBN : Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Bimtek : Bimbingan Teknis
BPOM : Badan Pengawasan Obat dan Makanan
CLTS : Community Led Total Sanitation
GAIN : Global Alliance for Improved Nutrition
Gernas PPG : Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi
GPR : Government Public Relations
IMA World Health : Interchurch Medical Assistance World Health
IPC : Interpersonal Communication
JKN : Jaminan Kesehatan Nasional
KIE : Komunikasi Informasi Edukasi
KPM : Kader Pembangunan Manusia
KSP : Kantor Staf Presiden
Litbang : Penelitian dan Pengembangan
MES : Model Ekologi Sosial
NGO : Non-Governmental Organization
NSPK : Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria
PAMSIMAS : Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat
PDB : Produk Domestik Bruto
PKH : Program Keluarga Harapan
PMBA : Pemberian Makan Bayi dan Anak
Pokjanal : Kelompok Kerja Operasional
Riskesdas : Riset Kesehatan Dasar
RPJMN : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
RPK : Rencana Kerja Pemerintah
STBM : Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
TNP2K : Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan
WASH : Water Sanitation and Hygiene
WHO : World Health Organization
1000 HPK : 1000 Hari Pertama Kehidupan
PEDOMAN STRATEGI KOMUNIKASI
PERUBAHAN PERILAKU DALAM PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING DI INDONESIA
xii
DAFTAR ISTILAH
Bentuk cerita atau narasi tentang suatu hal yang disajikan dengan
Advertorial
gaya bahasa jurnalistik (bahasa media massa)
Global Secara umum dan keseluruhan; secara bulat; secara garis besar:
PEDOMAN STRATEGI KOMUNIKASI
PERUBAHAN PERILAKU DALAM PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING DI INDONESIA
xiii
Informasi atau data dalam bentuk visual atau grafis (tampilan grafik
Infografis
atau gambar)
Kanal Saluran
Konten Isi
PEDOMAN STRATEGI KOMUNIKASI
PERUBAHAN PERILAKU DALAM PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING DI INDONESIA
xiv
Mobilisasi Pengerahan
Modifikasi Pengubahan
Open Defecation Daerah dimana tidak ada lagi warga yang melakukan buang air
Free besar sembarangan
Platform Tempat atau media untuk menjalankan program atau rencana kerja
Publik Umum
PEDOMAN STRATEGI KOMUNIKASI
PERUBAHAN PERILAKU DALAM PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING DI INDONESIA
xv
Regulasi Peraturan
Testimoni Kesaksian
PEDOMAN STRATEGI KOMUNIKASI
PERUBAHAN PERILAKU DALAM PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING DI INDONESIA
xvi
BAB 1
PENDAHULUAN
PEDOMAN STRATEGI KOMUNIKASI
PERUBAHAN PERILAKU DALAM PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING DI INDONESIA
2
BAB 1 Pendahuluan
Stunting atau sering disebut pendek adalah mengakibatkan kerugian ekonomi. Kerugian
kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan ekonomi akibat stunting pada angkatan kerja
gizi kronis dan stimulasi psikososial serta di Indonesia saat ini diperkirakan mencapai
paparan infeksi berulang terutama dalam 10,5% dari produk domestik bruto (PDB),
1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu atau setara dengan Rp 386 triliun.3
dari janin hingga anak berusia dua tahun.1
Anak tergolong stunting apabila panjang Prevalensi stunting dalam 10 tahun terakhir4
atau tinggi badannya berada di bawah minus menunjukkan bahwa stunting merupakan
dua standar deviasi (-2SD) anak seusianya.2 salah satu masalah gizi terbesar pada balita
Masyarakat belum menyadari bahwa di Indonesia. Hasil Riset Kesehatan Dasar
stunting adalah suatu masalah serius, hal ini (Riskesdas) 2018 menunjukkan 30,8%
dikarenakan belum banyak yang mengetahui balita menderita stunting dan 29.9% baduta
penyebab, dampak dan pencegahannya. pendek dan sangat pendek – yang apabila
dilakukan intervensi yang tepat maka dapat
Stunting dan kekurangan gizi lainnya mengoptimalkan potensi yang dimiliki.
yang terjadi pada 1.000 HPK tidak hanya Masalah gizi lain terkait dengan stunting
menyebabkan hambatan pertumbuhan yang masih menjadi masalah kesehatan
fisik dan meningkatkan kerentanan masyarakat adalah ibu hamil Kurang Energi
terhadap penyakit, tetapi juga mengancam Kronis atau KEK (17,3%), anemia pada ibu
perkembangan kognitif yang akan hamil (48,9%), bayi lahir prematur (29,5%),
berpengaruh pada tingkat kecerdasan saat ini Berat Bayi Lahir Rendah atau BBLR (6,2%),
dan produktivitas anak di masa dewasanya. balita dengan status gizi buruk (17,7%) dan
Secara jangka panjang, stunting dapat anemia pada balita.
BAB 1. PENDAHULUAN
Strategi Nasional Komunikasi Perubahan Perilaku Percepatan Pencegahan Stunting ini memiliki
tujuan umum dan tujuan khusus, yaitu:
Strategi pencapaian tujuan Pilar 2 (dua) Secara rinci, dokumen ini menjelaskan
meliputi: tentang target penerima dan penyampai
pesan terkait perubahan perilaku, dan
1. Kampanye perubahan perilaku bagi elemen-elemen teknis lainnya seperti
masyarakat umum yang konsisten dan platform yang dapat dipakai untuk melakukan
berkelanjutan, dengan memastikan komunikasi antar pribadi, pilihan kanal
pengembangan pesan, pemilihan komunikasi yang dapat digunakan untuk
saluran komunikasi, dan pengukuran setiap kelompok sasaran, usulan kegiatan
dampak komunikasi yang efektif, untuk mengimplementasikan komunikasi
efisien, tepat sasaran, konsisten, dan antar pribadi, kampanye, dan advokasi
berkelanjutan. kebijakan dan gambaran indikator capaian
dari seluruh kegiatan tersebut. Selanjutnya,
2. Komunikasi antar pribadi sesuai
Pemerintah Daerah akan mengadaptasi
konteks sasaran, dengan memastikan
Strategi Nasional Komunikasi Perubahan
pengembangan pesan sesuai dengan
Perilaku ini sesuai dengan kebutuhan dan
kebutuhan kelompok sasaran seperti
kearifan lokal di daerahnya masing-masing.
Posyandu, kunjungan rumah, konseling
pernikahan, konseling reproduksi
remaja, dan sebagainya.
11
BAB 2
KOMUNIKASI
PERUBAHAN
PERILAKU
PEDOMAN STRATEGI KOMUNIKASI
PERUBAHAN PERILAKU DALAM PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING DI INDONESIA
12
Pengembangan Strategi Nasional Komunikasi Terdapat lima tingkat hierarki dari MES,
Perubahan Perilaku Percepatan Pencegahan yaitu: individu, antar pribadi, masyarakat,
Stunting ini mengacu pada Model Ekologi organisasi, dan kebijakan/lingkungan
Sosial (MES), yaitu sebuah kerangka pendukung (lihat Gambar 2 di bawah).
kerja berbasis teori untuk memahami efek
keragaman dan interaksi dari faktor pribadi
BAB 2 KOMUNIKASI PERUBAHAN PERILAKU
13
ADVOKASI
Kampanye Nasional menggunakan media massa
MOBILISASI SOSIAL
KEBIJAKAN
Nasional, kabupaten/ kota dan desa
ORGANISASI
Organisasi dan institusi sosial
MASYARAKAT
Hubungan antar organisasi/komunitas
KOMUNIKASI
ANTAR PRIBADI PERUBAHAN SOSIAL
Keluarga, teman, kelompok sosial
INDIVIDU
Pengetahuan, sikap, perilaku
KOMUNIKASI PERUBAHAN
PERILAKU DAN
PERUBAHAN SOSIAL
Penggunaan data secara strategis untuk monitoring dan evaluasi
serta pengembangan kapasitas pemberi layanan KOMUNIKASI PERUBAHAN PERILAKU
15
PEMELIHARAAN
Memelihara
perilaku
pencegahan
stunting dalam
AKSI/ kehidupan harian
TINDAKAN
Mempraktikan
tindakan
PERSIAPAN pencegahan
Mulai persiapan stunting
tindakan
pencegahan
KONTEMPLASI stunting
Mulai sadar
tentang stunting
& punya
PRE- kengininan untuk
KONTEMPLASI melakukan
Belum sadar/ perubahan
mengetahui perilaku
stunting
KEBIJAKAN ■ Advokasi Kebijakan Pemimpin ■ Implementasi kebijakan & regulasi stunting di ■ Terbentuk kemitraan multi – sektoral
KONTEKS (NASIONAL, Provinsi, Kabupaten/Kota, desa tingkat nasional, kabupaten/ kota, desa ■ Perbaikan persepsi publik mengenai stunting
KABUPATEN/ ■ Membangun Koalisi Stunting di ■ Alokasi sumber daya manusia & keuangan ■ Munculnya pemimpin yang memiliki komitmen tinggi
KOTA, tingkat Kabupaten/Kota, desa ■ Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku Nasional & menjadi penggerak
DESA)
■ Keterlibatan organisasi masyarakat untuk percepatan pencegahan stunting ■ Partisipasi pemangku kepentingan dalam forum dan
Beban Penyakit dan keagamaan ■ Strategi komunikasi perubahan perilaku kegiatan pencegahan stunting
■ Membangun dan memelihara kabupaten termasuk komunikasi antar pribadi ■ Dukungan media terhadap pencegahan stunting
Sosial koordinasi antar lintas sektor ■ Pendekatan yang disesuaikan dengan konteks lokal ■ Terbentuknya pokja-pokja / unit khusus dalam
■ Advokasi Media yang digerakkan oleh masyarakat implementasi program pencegahan stunting
Budaya
Ekonomi
ORGANISASI & ■ Penguatan keterampilan komunikasi ■ Peningkatan pengetahuan institusi berbasis ■ Partisipasi masyarakat dalam kegiatan-kegiatan
Komunikasi MASYARAKAT perubahan perilaku petugas masyarakat pencegahan stunting.
kesehatan, kader kesehatan dan ■ Peningkatan pengetahuan dan keterampilan ■ Peningkatan kualitas layanan komunikasi antar
Teknologi kader masyarakat petugas kesehatan, kader kesehatan dan kader pribadi layanan kesehatan terhadap kelompok
■ Peningkatan pengetahuan masyarakat sasaran.
Politik pencegahan stunting baik ■ Ketersediaan materi komunikasi untuksetiap ■ Kelompok masyarakat yang aktif menyebarluaskan
masyarakat melalui media yang tatanan masyarakat informasi tentang stunting.
Hukum sudah ada atau yang baru
■ Perbaikan konseling komunikasi antar pribadi ■ Peningkatan cakupan kunjungan rumah dalam
■ Keterlibatan Puskesmas dan ■ Penurunan jumlah anak
untuk semua kelompok sasaran implementasi program pencegahan stunting
Posyandu yang mengalami stunting
■ Pendampingan petugas puskesmas dalam ■ Peningkatan kualitas layanan posyandu di Kabupaten/Kota prioritas
■ Pemberdayaan kelompok masyarakat pelaksanaan posyandu Nasional
SUMBER DAYA
ANTAR PRIBADI ■ Pemanfaatan teknologi untuk ■ Partisipasi masyarakat ■ Peningkatan kunjungan ibu hamil dan baduta ke
& INDIVIDU penyebaran informasi ■ Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat. posyandu dan bidan
■ Penggerakan masyarakat untuk isu ■ Peningkatan kesadaran masyarakat terkait ■ Peningkatan IMD dan ASI Eksklusif
Sumber Daya stunting stunting ■ Perbaikan praktek pemberian makanan untuk balita
Manusia dan ■ Komunikasi antar pribadi ■ Penggunaan teknologi seperti aplikasi untuk dan perbaikan pola makan ibu hamil
Keuangan ■ Peningkatan pengetahuan melalui penyebaran informasi terkait stunting ■ Peningkatan penerapan perilaku hidup bersih &
media-media yang tersedia ■ Tersebarnya informasi terkait stunting melalui sehat
Rencana
■ Pemanfaatan kelompok kelompok-kelompok yang ada di masyarakat ■ Ibu hamil melakukan setidaknya 4 kunjungan selama
Strategis/
masyarakat masa kehamilan.
Prioritas
Kesehatan ■ Menurunnya jumlah WUS, remaja dan ibu hamil yang
mengalami anemia.
Program ■ Norma masyarakat mengenai stunting terbentuk
Pengembangan
Lainnya
KAMPANYE ■ Kampanye menggunakan media ■ Mengingat dan paham pesan kampanye ■ Terciptanya kepedulian pemerintah, sektor swasta,
Kebijakan NASIONAL massa/sosial media ■ Kesadaran seluruh masyarakat untuk melakukan masyarakat sebagai lingkungan pendukung program
■ Pelibatan masyarakat untuk upaya pencegahan stunting pencegahan stunting di masyarakat
kampanye lokal
BAB 3 STRATEGI KOMUNIKASI PERUBAHAN PERILAKU
17
BAB 3
STRATEGI
KOMUNIKASI
PERUBAHAN
PERILAKU
PEDOMAN STRATEGI KOMUNIKASI
PERUBAHAN PERILAKU DALAM PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING DI INDONESIA
18
19
b. Remaja
Pembagian kelompok ini mengacu dan
memodifikasi dari Strategi Nasional c. Lingkungan pengasuh anak terdekat
Percepatan Pencegahan Stunting Periode (kakek, nenek, ayah)
2019-2024. Pembagian kelompok adalah d. Pemuka masyarakat
berdasarkan pesan yang disampaikan,
sehingga pembagian kelompok tidak e. Pemuka agama
dimaksudkan untuk memprioritaskan f. Jejaring sosial (PKK, grup pengajar, dan
kelompok sasaran tertentu. Semua kelompok lain-lain)
sasaran ini saling terkait dan memengaruhi
satu sama lain. 3.2.3 Kelompok Tersier
Kelompok tersier adalah pihak-pihak yang
3.2.1 Kelompok Primer
terlibat sebagai lingkungan pendukung bagi
Kelompok primer adalah kelompok yang upaya percepatan pencegahan stunting,
tergabung dalam rumah tangga dengan yang terdiri dari:
1.000 HPK dan tenaga kesehatan serta kader:
a. Pengambil kebijakan/keputusan, baik di
tingkat nasional maupun tingkat provinsi,
a. Ibu hamil
kabupaten, kota, dan desa
b. Ibu menyusui
b. Organisasi Perangkat Daerah
c. Anak usia 0-23 bulan
c. Dunia usaha
d. Anak usia 24-59 bulan
d. Media massa
e. Tenaga kesehatan: bidan, sanitarian,
tenaga gizi, dokter perawat
f. Kader
PEDOMAN STRATEGI KOMUNIKASI
PERUBAHAN PERILAKU DALAM PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING DI INDONESIA
20
Pesan kunci adalah poin-poin utama yang namun padat agar mudah dipahami dan
disampaikan oleh pemberi pesan untuk disampaikan oleh setiap pemberi pesan di
diingat dan dilaksanakan oleh kelompok ruang lingkupnya.
sasaran, pesan kunci dapat merupakan
panduan utama yang didiskusikan antara Agar struktur pesan dapat disampaikan
pemberi pesan dan kelompok sasaran untuk secara sistematis, logis dan mudah dipahami,
meningkatkan pemahaman dan mempererat maka pesan kunci disampaikan dalam
hubungan keduanya dalam berkomunikasi beberapa fase yang dihubungkan dengan
menuju perubahan prilaku. perubahan perilaku yang diharapkan dari
setiap fase tersebut.
Pesan kunci berfungsi sebagai panduan
utama menyusun konten materi komunikasi Fase bagi setiap daerah berbeda-beda,
di berbagai platform (tertulis, verbal, audio tergantung dari situasi pemahaman
visual). akan stunting (penyebab, dampak dan
pencegahannya, serta cara pandang
Struktur pesan kunci dibedakan berdasarkan mereka terhadap stunting menjadi masalah
kelompok sasaran agar setiap kelompok atau tidak). Misalnya untuk daerah yang
sasaran paham tentang upaya percepatan pemahaman akan stunting sangat perlu
pencegahan stunting yang harus dilakukan ditingkatkan maka akan dibutuhkan upaya
di ruang lingkupnya masing-masing. Pesan pengenalan stunting yang lebih lama
kunci ini merupakan panduan bagi semua dan terus menerus bagi setiap kelompok
pemangku kepentingan agar memiliki sasaran. Sebaliknya, bagi daerah yang
keseragaman pemahaman terhadap definisi sudah memiliki pengetahuan yang baik
dan upaya percepatan pencegahan stunting, terhadap pencegahan stunting, maka bisa
yang selanjutnya dapat dikembangkan langsung fokus pada upaya menumbuhkan
sesuai dengan konteks lokal masing-masing pemberdayaan dan penguatan kontrol sosial
daerah. Pesan kunci disusun dengan singkat bagi pencegahan stunting (Fase 3).
21
23
25
Materi komunikasi adalah alat yang dipakai informasi penting seputar dukungan
untuk menyampaikan pesan pencegahan untuk melakukan ASI esklusif, karena
stunting kepada kelompok sasaran. Isi materi anggota keluarga dan kader bisa
dan metode komunikasi yang digunakan berkontribusi mendukung implementasi
bisa berbeda tergantung kelompok sasaran ASI ekslusif.
yang dituju dan disesuaikan dengan konteks
■■ Dalam menyusun materi komunikasi
lokal.
diperlukan pihak-pihak kreatif yang bisa
■■ Materi komunikasi sangat beragam mengemas pesan kunci menjadi menarik
bentuknya, mulai dari materi cetak, audio (kata-kata maupun tampilan).
(bersuara), dan visual (bergambar). Setelah mengetahui elemen-elemen dalam
■■ Isi materi komunikasi yang baik pembuatan strategi komunikasi perubahan
adalah yang dapat dipahami oleh perilaku percepatan pencegahan stunting,
kelompok sasarannya. Misalnya: jika maka selanjutnya adalah penyusunan
ingin menyampaikan pesan tentang rencana aksi agar strategi tersebut dapat
pentingnya ASI esklusif, maka posisikan dilaksanakan secara nyata di daerah masing-
diri sebagai ibu, suami, kakek, nenek, masing. Hal ini akan dibahas dalam bab
serta kader yang ingin menerima selanjutnya dalam dokumen ini.
PEDOMAN STRATEGI KOMUNIKASI
PERUBAHAN PERILAKU DALAM PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING DI INDONESIA
26
27
BAB 4
RENCANA AKSI
KOMUNIKASI
PERUBAHAN
PERILAKU
PEDOMAN STRATEGI KOMUNIKASI
PERUBAHAN PERILAKU DALAM PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING DI INDONESIA
28
29
Kementerian/
No Kegiatan Utama Penguatan Kegiatan Utama
Lembaga
1 Kementerian ■■ Kampanye Gerakan ■■ Memakai kampanye Gerakan
Kesehatan Masyarakat Sehat Masyarakat Sehat (Germas)
(Germas) untuk memperkenalkan
pencegahan stunting
■■ Meningkatkan keterlibatan
kelompok sasaran dalam
gerakan masyarakat sehat
(Germas) dalam mendukung
percepatan penurunan stunting
■■ Pengembangan model
kegiatan Germas untuk setiap
kelompok sasaran dalam
mengimplementasikan pesan-
pesan terkait pencegahan
stunting
Kementerian/
No Kegiatan Utama Penguatan Kegiatan Utama
Lembaga
3 Kementerian ■■ Mengoordinasikan dan ■■ Mengoordinasikan dan
Dalam Negeri memfalitasi Pemda memfasilitasi Pemda
dalam pelaksanaan (kabupaten/kota) dalam
kegiatan Germas pembuatan regulasi terkait
komunikasi perubahan perilaku
melalui komunikasi antar
pribadi untuk percepatan
pencegahan stunting
31
Kementerian/
No Kegiatan Utama Penguatan Kegiatan Utama
Lembaga
■■ Mendorong masyarakat
memanfaatkan pekarangan
rumah untuk menanam sayur
dan buah
■■ Memfasilitasi ketersediaan bibit
unggul buah dan sayur yang
bisa ditanam di perkarangan
rumah dengan harga terjangkau
dan mudah diakses
Kementerian/
No Kegiatan Utama Penguatan Kegiatan Utama
Lembaga
7 Kementerian ■■ Melaksanakan ■■ Sosialisasi usia perkawinan
Agama bimbingan kesehatan yang tepat utamanya pada
pra-nikah untuk perempuan dalam rangka
mendorong perilaku pencegahan stunting
hidup sehat dan
■■ Melaksanakan bimbingan
peningkatan status
kesehatan pranikah untuk
gizi calon pengantin
meningkatkan kesehatan diri
serta mendorong
dan keluarga serta parenting
pelaksanaan kegiatan
rumah ibadah bersih ■■ Memasukkan materi tentang
dan sehat pencegahan stunting dalam
kesehatan pranikah
■■ Memperkuat fungsi Pos
Kesehatan Pesantren ■■ Melibatkan tokoh agama dalam
dan Upaya Kesehatan upaya sosialisasi terkait usia
Madrasah dan perkawinan ideal, pola asuh
mendorong madrasah anak yang benar serta higiene
sebagai KTR dan sanitasi
Madrasah Ramah Anak ■■ Mendorong perilaku hidup
■■ Meningkatkan kegiatan bersih dan sehat di lingkungan
aktivitas fisik/olahraga rumah ibadah, pesantren, dan
di madrasah dan masyarakat sekitar
penyediaan sarana ■■ Penyediaan air bersih dan
sanitasi madrasah sarana sanitasi di pondok
pesantren, dan institusi
pendidikan agama
■■ Meningkatkan pemanfaatan air
bersih dan menjaga higienitas
sanitasitasi di tempat ibadah,
pesantren dan institusi
pendidikan agama lainnya
■■ Mendorong pesantren dan
institusi pendidikan agama
untuk mempunyai kebijakan
tentang KTR di lingkungannya
BAB 4 RENCANA AKSI KOMUNIKASI PERUBAHAN PERILAKU
33
Kementerian/
No Kegiatan Utama Penguatan Kegiatan Utama
Lembaga
8 Kementerian ■■ Meningkatkan dan ■■ Memasukkan materi
Kelautan dan memperluas Gerakan pencegahan stunting dalam
Perikanan Memasyarakatkan Gerakan Memasyarakatkan
Makan Ikan Makan Ikan (Gemarikan) pada
(Gemarikan) pada masyarakat
masyarakat
■■ Memastikan akses dan
■■ Mengawasi mutu ketersediaan produk perikanan
dan keamanan hasil untuk masyarakat
perikanan
■■ Memperkuat pengawasan
terhadap mutu dan keamanan
hasil perikanan
Kementerian/
No Kegiatan Utama Penguatan Kegiatan Utama
Lembaga
12 Kementerian ■■ Memastikan sinergitas
Perencanaan perencanaan percepatan
Pembangunan/ pencegahan stunting
35
4.1.2 Pelaksanaan
37
39
41
Pendekatan
Kelompok Sasaran Saluran Komunikasi Bentuk Kegiatan Materi Komunikasi Indikator Capaian
Komunikasi
Advokasi 1. Tingkat Tingkat Nasional: ■■ Audiensi/pertemuan ■■ Lembar fakta ■■ Diterbitkannya regulasi tentang strategi komunikasi yang
Kebijakan Nasional: 23 koordinasi dengan diadaptasi sesuai konteks lokal di daerah masing-masing
■■ Rembuk stunting ■■ Analisis kebijakan
kementerian/ pembuat kebijakan
■■ Pemimpin daerah menjadi penggerak dalam implementasi
lembaga ■■ Supervisi bimbingan terkait secara rutin ■■ Risalah kebijakan
program pencegahan stunting.
teknis terpadu
▶▶ Sesuai sektor/area
2. Tingkat ■■ Terbentuknya kelompok kerja/unit khusus untuk implementasi
Tingkat Daerah: keahlian
Daerah: program pencegahan stunting.
pemerintah ▶▶ Sesuai tingkatan
■■ Tim penanggulangan ■■ Terselenggaranya pertemuan koordinasi program pencegahan
provinsi, jabatan/posisi
kemiskinan daerah stunting minimal 2x/tahun disesuaikan waktunya setelah
kabupaten/ ▶▶ Sesuai konteks dan evaluasi di pertengahan tahun dan evaluasi di akhir tahun.
kota ■■ Rembuk Stunting
kebutuhan lokal
Provinsi ■■ Lahirnya champion lokal yang dapat membantu memimpin
advokasi kebijakan.
■■ Rembuk Stunting
Kabupaten
■■ Rembuk Stunting Desa
■■ Lokakarya mini
■■ Kelompok kerja (pokja)
43
PEDOMAN STRATEGI KOMUNIKASI
PERUBAHAN PERILAKU DALAM PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING DI INDONESIA
44
Pendekatan Kelompok
Saluran Komunikasi Bentuk Kegiatan Materi Komunikasi Indikator Capaian
Komunikasi Sasaran
Kampanye 1. Kelompok ■■ Paid media Paid media: Materi visual Terkait pemberian pesan:
Publik Primer ■■ Owned media ■■ radio dan TV talk show ■■ Logo kampanye ■■ Meningkatnya jumlah pemuatan
2. Kelompok ■■ Earned media informasi seputar isu stunting yang
■■ billboard ■■ Aplikasi logo: poster, pin,
Sekunder ■■ Acara kreatif tersebar di berbagai kanal media
■■ iklan di media sosial gelang, payung, gelas,
3. Kelompok stiker, kaos, tas, dan (paid, owned, earned)
■■ iklan layanan masyarakat
Tersier sebagainya ■■ Meningkatnya jumlah jurnalis/
■■ advertorial produsen informasi yang paham
Materi tulisan
■■ penyampaian pesan lewat figur publik tentang isu stunting
(influencer) ■■ Siaran pers ■■ Meningkatnya jumlah jurnalis/
■■ sms blast ■■ Lembar fakta produsen informasi yang memuat isu
■■ kemitraan dengan media (liputan ■■ Kolom opini stunting
khusus, liputan investigasi, infografis, ■■ Infografis ■■ Meningkatnya jumlah kanal media
foto humanis); (paid, owned, earned) yang memuat
■■ Konten sosial media
isu stunting
Owned media: ■■ Advertorial
Terkait penerima pesan:
■■ Infografis
■■ newsletter
■■ Poster/e-flyer ■■ Meningkatnya jumlah publik yang
■■ majalah terpapar informasi yang memuat isu
■■ Konten sms
■■ sosial media (facebook, instagram, seputar stunting
twitter, blog, website, youtube) milik ■■ Konten billboard, dan
■■ Meningkatnya jumlah publik yang
institusi sebagainya
paham tentang isu stunting secara
Materi audio visual benar
Earned media:
■■ Video edukasi ■■ Meningkatnya jumlah publik yang
■■ kunjungan kantor media memberikan tanggapan terhadap
■■ Video iklan layanan
■■ kolom opini informasi seputar isu stunting
masyarakat
■■ konferensi pers ■■ Meningkatnya jumlah publik yang
■■ Video testimoni
menyebarluaskan informasi seputar
■■ diskusi media ■■ Video dokumentasi isu stunting kepada kelompoknya
■■ wawancara individu/kelompok) ■■ Stok foto untuk berbagai ■■ Meningkatnya jumlah publik yang ikut
■■ pelatihan untuk jurnalis materi edukasi dan menulis isu stunting dengan benar di
■■ kompetisi jurnalistik, dan sebagainya promosi kanal media masing-masing (blog,
■■ Talk-show citizen journalism)
Acara kreatif: ■■ Program serial TV
■■ tarian masal (flash mob)
■■ festival bebas stunting nasional
■■ festival kuliner bergizi, dan sebagainya
Pendekatan Kelompok
Saluran Komunikasi Bentuk Kegiatan Materi Komunikasi Indikator Capaian
Komunikasi Sasaran
Mobilisasi 1. Kelompok Kelompok Primer: Kelompok Primer dan Sekunder: Masyarakat: Masyarakat
Sosial dan Primer
■■ Kelas ibu hamil ■■ Sosialisasi program melalui pertemuan ■■ Materi edukasi yang ■■ Meningkatnya pengetahuan
Komunikasi 2. Kelompok
■■ Kelompok ibu menyusui warga, workshop menarik (poster, sticker, masyarakat tentang isu stunting
Perubahan Sekunder
■■ Mobil keliling gelang, gelas, topi, baju, ■■ Meningkatnya permintaan terhadap
Sosial ■■ Kelas ibu baduta
3. Kelompok tas, balon) penyediaan layanan kesehatan dan
(melalui ■■ Posyandu ■■ Lomba kreatif: jingle, yel-yel
komunikasi Tersier ■■ Video edukasi informasi pendukung terhadap isu
■■ Puskesmas ■■ Kuis cerdas cermat
antar pribadi) ■■ Jingle stunting stunting.
■■ Praktik bidan ■■ Komik
■■ Meningkatnya partisipasi masyarakat
■■ Kelas memasak untuk pengenalan gizi Petugas Pelayan
■■ Klinik ibu bersalin dalam kegiatan-kegiatan pencegahan
dari pangan lokal Kesehatan
■■ Perkumpulan informal stunting.
ibu/ arisan/pengaji-an/ ■■ Pemanfaatan lahan sekitar rumah ■■ Modul pelatihan ■■ Terbentuknya kelompok masyarakat
persekutuan doa ■■ Acara kreatif sesuai dengan konteks komunikasi perubahan penggerak yang mendorong
lokal perilaku perubahan perilaku pencegahan
Kelompok sekunder ■■ Jambore kader kesehatan ■■ Lembah balik stunting di komunitasnya masing-
pemberian penghargaan untuk kader ■■ Video edukasi masing.
■■ Kader pembangunan
manusia ■■ Lomba kader kesehatan ■■ Aplikasi berbasis Petugas Layanan Kesehatan:
■■ Posyandu Kelompok Tersier: teknologi
■■ Meningkatnya pengetahuan
■■ PAUD penyedia layanan dan kader tentang
■■ Rapat koordinasi antara kementerian/
■■ Komunitas agama pencegahan stunting.
lembaga dan antar-Organisasi
■■ Program kesehatan Perangkat Daerah (OPD) ■■ Meningkatnya pengetahuan
organisasi keagamaan (NU, penyedia layanan dan kader tentang
■■ Sosialisasi tentang stunting kepada
Muhammadiyah) komunikasi antar pribadi untuk
kementerian/lembaga dan Organisasi
pencegahan stunting.
■■ Kelompok pemuda di Perangkat Daerah (OPD)
masyarakat (karang taruna) ■■ Meningkatnya kemampuan penyedia
layanan dan kader dalam melakukan
Kelompok Tersier komunikasi antar pribadi.
■■ Meningkatnya frekuensi kunjungan
■■ RT
rumah oleh penyedia layanan dan
■■ RW kader untuk mengimplementasikan
■■ PKK komunikasi antar pribadi dalam
■■ Kader Pembangunan pencegahan stunting.
Manusia (KPM)
■■ Dinas kesehatan
■■ Dinas terkait (PUPR, dinas
pemberdayaan masyarakat
dan desa (DPM-Desa)
45
PEDOMAN STRATEGI KOMUNIKASI
PERUBAHAN PERILAKU DALAM PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING DI INDONESIA
46
kembang anak
mengetahui tumbuh
Pemeriksaan rutin untuk
BAB 5 PEMANTAUAN DAN EVALUASI
47
BAB 5
PEMANTAUAN
DAN EVALUASI
PEDOMAN STRATEGI KOMUNIKASI
PERUBAHAN PERILAKU DALAM PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING DI INDONESIA
48
49
LITBANGKES
LAPORAN
EVALUASI
LAPORAN
EVALUASI TERPADU
TINGKAT TINGKAT
TINGKAT DESA TINGKAT PROVINSI TINGKAT NASIONAL
KECAMATAN KABUPATEN/KOTA
PEDOMAN STRATEGI KOMUNIKASI
PERUBAHAN PERILAKU DALAM PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING DI INDONESIA
50
51
Monitoring pencegahan
stunting di Kabupaten
Rokan Hulu, Riau
PEDOMAN STRATEGI KOMUNIKASI
PERUBAHAN PERILAKU DALAM PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING DI INDONESIA
53
LAMPIRAN
PEDOMAN STRATEGI KOMUNIKASI
PERUBAHAN PERILAKU DALAM PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING DI INDONESIA
54
Lampiran 1:
Contoh Masalah Perilaku dan Praktik Terkait
Stunting & Analisa Saluran Komunikasi
3. Media Broadcast dan Digital Hal yang sama pada penggunaan SMS
melalui handphone. Walaupun jumlah
Di Indonesia, terdapat sekitar 800 kepemilikan dan penggunaan handphone
stasiun radio (nasional, swasta dan radio semakin meningkat, jangkauannya tetap
komunitas), namun jangkauan siaran lemah pada daerah yang terisolasi/
radio tersebut masih sangat terbatas dan terpencil. Perlu dipikirkan betul terkait
utamanya didengarkan oleh masyarakat dengan media yang digunakan pada
di daerah pedesaan. Kebiasaan masyarakat terisolir, apalagi daerah
masyarakat di pedesaan adalah ini justru memiliki kasus stunting yang
mendengarkan radio, baik radio miliknya tinggi.
sendiri maupun radio milik tetangga
ketika mereka berkunjung. Jumlah 4. Komunikasi Antar Pribadi dan
pendengar radio menjadi menurun Kelompok Kecil
pada daerah yang memiliki jangkauan
televisi yang baik. Media lainnya yang Meski media dan teknologi komunikasi
dimanfaatkan adalah sekitar 170 surat kini dapat terintegrasi dan menjadi
kabar harian dan sekitar 40 stasiun TV . medium komunikasi yang komprehensif
untuk meningkatkan kesadaran,
Internet dan media sosial juga perlu namun beberapa studi global tentang
digunakan seiring bertambahnya perilaku kesehatan menunjukkan
populasi sasaran khususnya di daerah bahwa komunikasi antar pribadi tetap
perkotaan utamanya oleh golongan menjadi metode yang sangat efektif
milenial. Menggunakan satu saluran dalam perubahan perilaku. Komunikasi
saja tidak akan menjawab tantangan antar pribadi juga dalam meyakinkan
komunikasi yang paling besar terkait sasaran untuk mengunjungi fasilitas
kesehatan ibu dan anak, sebaliknya kesehatan. Komunikasi tatap muka yang
iklan layanan masyarakat di televisi, dan sesuai dengan budaya, didesain secara
radio dapat membantu meningkatkan strategis untuk sasaran dan fasilitasi
kesadaran sasaran akan pelayanan fasilitator yang baik dapat mempercepat
kesehatan di fasilitas kesehatan, dengan peningkatan kesadaran dan perubahan
catatan perlu pertimbangan khusus perilaku yang sesungguhnya.
terkait dengan biayanya yang cukup
mahal dan bagi daerah dengan listrik
terbatas.
PEDOMAN STRATEGI KOMUNIKASI
PERUBAHAN PERILAKU DALAM PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING DI INDONESIA
58
Lampiran 2:
Struktur Pesan Komunikasi Perubahan Perilaku
Percepatan Pencegahan Stunting
Keterangan
Kelompok
Kelompok Pesan
Sasaran
Sasaran
Primer Rumah tangga Kunci:
dengan anggota
keluarga yang ■■ Cegah stunting itu penting
berada pada
Pendukung:
periode 1.000
HPK: Ibu hamil, ■■ Manfaatkan pelayanan kesehatan.
Ibu menyusui, Ibu
dengan anak usia ■■ Perbaiki pola makan, pola asuh, dan kebersihan diri serta
0-23 bulan lingkungan.
■■ Anak stunting berisiko memiliki kecerdasan rendah,
sehingga berpotensi mengancam kesejahteraan mereka di
masa depan.
Keterangan
Kelompok
Kelompok Pesan
Sasaran
Sasaran
Sekunder Wanita usia Kunci:
subur, Remaja,
Lingkungan ■■ Cegah stunting itu penting
pengasuh anak
Pendukung:
terdekat (kakek,
nenek, ayah, dan ■■ Cegah stunting itu penting dimulai dari remaja dan calon
lainnya), Pemuka ibu, dengan dukungan suami dan keluarga
masyarakat,
Pemuka agama, ■■ Remaja yang menikah dan hamil sebelum 20 tahun
Jejaring sosial berisiko melahirkan anak stunting
(PKK, group ■■ Remaja atau wanita usia subur yang anemia dan kurang
pengajian, dll) gizi berisiko melahirkan anak stunting
■■ Suami atau calon ayah, serta anggota keluarga lainnya
dihimbau untuk sejak dini terlibat dalam pemeliharaan
kesehatan keluarga.
Kelompok Kunci:
Masyarakat
Madani ■■ Cegah stunting itu penting
Pendukung:
(Tokoh Masyarakat,
Tokoh Agama, ■■ Stunting saat ini menjadi salah satu prioritas kesehatan
Akademisi, Pemuka nasional
Adat, Pemimpin
Informal, Pemimpin ■■ Penguatan kesadaran publik penting untuk membantu
Opini) mencegah stunting
■■ Fokus pada 1.000 hari pertama kehidupan agar tumbuh
kembang anak optimal
■■ Stunting menimbulkan dampak jangka panjang dan
mengancam kualitas generasi bangsa
PEDOMAN STRATEGI KOMUNIKASI
PERUBAHAN PERILAKU DALAM PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING DI INDONESIA
60
Keterangan
Kelompok
Kelompok Pesan
Sasaran
Sasaran
Tersier Pembuat Kunci:
Kebijakan Tingkat
Kementerian/ ■■ Cegah stunting itu penting
Lembaga
Pendukung:
(Pemerintah
Pusat) ■■ Stunting adalah prioritas masalah nasional yang bisa
dituntaskan melalui komitmen para pemimpin, dan
kolaborasi lintas kementerian/lembaga.
■■ Para pembuat kebijakan dan pemimpin lintas sektor
perlu memastikan kebijakan yang telah ada agar
diimplementasikan dan disesuaikan seiring perkembangan
situasi sosial.
■■ Pemerintah pusat perlu berkoordinasi erat dengan
pemerintah daerah agar dapat mencapai tujuan
pengurangan angka stunting.
■■ Dorong terwujudnya konvergensi program lintas sektor
untuk menanggulangi stunting secara bersama-sama
Pembuat Kunci:
Kebijakan Tingkat
Daerah (Provinsi, ■■ Cegah stunting itu penting
Kabupaten, Kota)
Pendukung:
Pembuat Kunci:
Kebijakan Tingkat
Desa/Kelurahan ■■ Cegah stunting itu penting
Pendukung:
Referensi
1 Setwapres. (2018). Strategi Nasional Percepatan 15 Kementerian Kesehatan (2013). Riset Kesehatan
Pencegahan Stunting Periode 2012 – 2024 Dasar. Kemenkes: Jakarta.
3 Galasso and Wagstaff (2017). The Economic 17 UNICEF. Modul 1 Social Ecological Model (SEM),
Costs of Stunting and How to Reduce Them. Policy Communication for Development (C4D) Training.
Research Note, World Bank Group, Development
Economics. Diakses dari: http://pubdocs.worldbank. 18 Diadaptasi dari UNICEF/EAPRO Regional
org/en/536661487971403516/PRN05-March2017- Communication Guide (2013)
Economic-Costs-of-Stunting.pdf
19 Prochaska, J. O., & Velicer, W. F. (1997).
4 Kementerian Kesehatan (2007, 2011, 2013). Riset The Transtheoretical Model of Health Behavior
Kesehatan Dasar. Kemenkes: Jakarta. Change. American Journal of Health Promotion, 12(1),
38–48. https://doi.org/10.4278/0890-1171-12.1.38
5 UNICEF. (2013). Improving Child Nutrition, The
Achievable Imperative for Global Progress. UNICEF: 20 Adaptasi dari Kerangka Berpikir (logical
New York. framework) Center for Communication Program (2018)
sesuai konteks Komunikasi Perubahan Perilaku di
6 International Food Policy Research Institute. (2016). Indonesia
From Promise to Impact Ending malnutrition by 2030.
IFPRI: Washington DC. 21 Setyowati (2010). “An ethnography study of
nutritional conditions of pregnant women in Banten
7 Bappenas. (2018). Rencana Aksi Nasional Dalam Indonesia.” Makara Kesehatan 14(1): 5-10
Rangka Penurunan Stunting. Rembuk Stunting: Jakarta.
22 Agus, Y., et al. (2012). “Rural Indonesia women’s
8 Levinson, F.J., and Y. Balarajan. (2013). Addressing traditional beliefs about antenatal care.” BMC Res
malnutrition multisectorally: what have we learned Notes 5(589)
from recent international experience, UNICEF Nutrition
Working Paper, UNICEF and MDG Achievement Fund, 23 Badan Pusat Statistik-BPS (2012). “Indonesia
New York. Demographic and Health Survey 2012
9 Sekretariat Wakil Presiden RI dan Kementerian 24 Badan Pusat Statistik-BPS (2012). “Indonesia
Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Demographic and Health Survey 2012
Kebudayaan. (2018). Strategi Nasional Percepatan
Pencegahan Stunting Periode 2018-2024. TNP2K: 25 Badan Pusat Statistik-BPS (2012). “Indonesia
Jakarta. Demographic and Health Survey 2012
10 Alive and Thrive. (2018). Roadmap for Developing 26 Setyowati (2010). “An ethnography study of
an Advocacy and Behaviour Change Communication nutritional conditions of pregnant women in Banten
Strategy for Stunting Reduction in Indonesia. Indonesia.” Makara Kesehatan 14(1): 5-10