ACARA VI
PERMASALAHAN HAMA DAN PEREDARAN PESTISIDA
PADA KOMODITAS KAKAO
Disusun oleh :
1. Ahmad Fuad Setia Bakti (13543)
2. Alfiana Fauzi (14072)
3. Eka Safaina Meliala (14178)
4. Achmad Ichsan (14270)
5. Febriyani Setianingsih (14382)
6. Romario Iglesias (14399)
Gol/Kel : A5/2
I. Latar Belakang
Kakao merupakan salah satu komoditas unggulan dalam menghasilkan berbagai
keuntungan finansial. Indonesia sendiri salah satu komoditas unggulan yang
menyumbangkan devisa bagi negara adalah kakao. Olahan utama dari kakao adalah
bijinya yang nantinya akan dibuat menjadi olahan coklat. Olahan coklat seperti
minuman coklat, permen coklat, dan lain-lain menjadi salah satu olahan pertanian yang
sangat digemari oleh berbagai kalangan. Sehingga kakao adalah salah satu komoditas
yang sangat digemari.
Kakao Indonesia masih terkenal akan buahnya yang kotor (masih banyak
pengotor), tanpa fermentasi, dan juga banyak terserang hama. Hama adalah salah satu
permasalahan yang dihadapi dalam budidaya tanaman kakao. Kakao adalah salah satu
tanaman atau komoditas yang digemari oleh hama. Hama-hama ini dapat mengurangi
produksi sampai ke tataran gagal panen akibat serangannya. Tentu saja hal tersebut
menjadi sangat merugikan mengingat produktivitas kakao di Indonesiapun masih
belum stabil begitu pula harganya.
Hama yang menyerang tanaman kakao ini beragam. Hama-hama tersebut antara
lain hama penggerek buah kakao, helopeltis, dan lain-lain. Hama penggerek buah
kakao (PBK) adalah salah satu hama yang sangat merugikan. Dapat menurunkan hasil
produksi sampai 80%. Hal tersebut memaksa adanya upaya pengendalian hama
khususnya pada hama yang sangat merugikan. Upaya yang dapat dilakukan dalam
mengendalikan hama kakao adalah penggunaan bibit unggul tahan hama, pengendalian
PBK dengan pemangkasan, sanitasi perkebunan, dan lain-lain, selain itu peremajaan
tanaman kakao. Selain itu, pembekalan dan pembelajaran terkait kakao juga diperlukan
agar dapat meningkatkan SDM yang baik. Mengetahui upaya ini di masyarakat dapat
dilakukan dengan wawancara secara langsung pada pelaku pertanian seperti petani dan
pedagang pestisida.
II. Tujuan
1. Mengetahui permasalahan dan upaya petani dalam mengendalikan
hama.
2. Mengetahui peredaran suatu produk pestisida.
B. KONDISI DAERAH