Tanaman haploid menarik perhatian utama para ahli genetika dan pemulia
tetapi diperlukan prosedur lebih dari enam kali generasi inbreeding, sedangkan
melalui teknologi haploid dapat dicapai dalam satu kali generasi (Taji et al., 2002).
jumlah kromosom gamet (n). Pada tanaman diploid (2n), haploid dapat disebut
dengan monoploid (x) karena hanya memiliki satu set kromosom. Pada tanaman
poliploid, haploid (n) yang memiliki lebih dari satu set kromosom disebut dengan
dari satu genom yang disebut dengan dihaploid (karena n = 2x). Jika
atau haploid ganda dan bukan dihaploid. Dihaploid bukan homosigus karena
mewakili dua set kromosom terseleksi dari empat set dalam autotetraploid,
sedangkan haploid ganda dari monoploid atau suatu allohaploid pasti homosigus
lingkungan dihadapkan pada keterbatasan daya dukung alam. Salah satu upaya
pengembangan tanaman, salah satunya melalui teknik kultur anter. Kultur anter
merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan pada program pemuliaan
efisiensi seleksi secara cepat. Regenerasi tanaman haploid dari anter yang
murni atau tanaman haploid ganda, selain juga memberikan peluang untuk
mempercepat waktu bagi perakitan galur inbreed yang biasanya diperoleh melalui
ini akan terus memberikan sumbangsih nyata pada usaha penciptaan tanaman
dengan sifat-sifat unggul (novel traits), yang tadinya sulit atau bahkan mustahil
baru dapat dihasilkan setelah melalui proses seleksi hingga 5 atau 6 generasi
pun kandungan logam berat yang tinggi di dalam tanah merupakan karakter
resesif yang dapat dideteksi secara dini pada tanaman haploid. Selain itu,
permasalahan yang berkaitan dengan silang luar dan inkompatibilitas sendiri
baik melalui kultur anter mau pun kultur mikrospora. Tanaman haploid
tidak memiliki pasangan kromosom yang homolog, sehingga pada saat meiosis
dapat diregenerasikan secara langsung dari gamet jantan mau pun betina
tanpa melalui proses pembuahan. Akan tetapi berbeda dengan tanaman normal
Proses untuk mendapatkan tanaman haploid yang biasanya berasal dari sel
diploid (2n) dikenal dengan nama haploidisasi. Beberapa upaya telah dilakukan
kerabat jauh, perlakuan fisik dan kimiawi, penggunaan serbuk sari yang diiradiasi
dengan tanaman hias lain. Seperti yang telah disebutkan di atas, bahwa selain
benihnya yang masih impor dengan informasi tetua persilangan yang terbatas,
maka hasil pemuliaan hanya tertuju pada menghasilkan varietas baru yang
memiliki warna bunga yang berbeda-beda saja. Karakter-karakter penting lain
seperti ketahanan simpan, ketahanan terhadap cekaman biotik dan abiotik belum
menjadi penelitian utama. Penelitian radiasi pada anyelir juga belum dapat
meningkatkan variasi pada anyelir. Banyak pola pewarisan karakter pada anyelir
yang belum terungkap karena bersifat resesif, sehingga dengan teknologi haploid
ini akan diperoleh karakter-karakter lain yang selama ini tertutupi oleh karakter
yang dominan.
apomiktik dari sel telur yang tidak dibuahi berperan dalam ginogenesis.
baru adalah dengan terlebih dahulu membuat galur murni melalui induksi