Genetika Tanaman
Tanaman Poliploid
NIM : G11116539
Kelas : Genetika E
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
Pengertian Tanaman Poliploidi
(2) bertambah ukuran daun dan bunga serta batang lebih tebal,
(5) miosis sering tidak teratur dengan terbentuknya multivalen sebagai penyebab
sterilitas,
(6) poliploid tidak seimbang terutama pada triploid dan pentaploid (Sparrow,
1979).
Menurut Poehlman dan Sleper (1995) tiga hal dasar sebagai petunjuk untuk
memproduksi dan memanfaatkan autoploid dalam program pemuliaan tanaman
yaitu :
(2) lebih berhasil untuk mendapatkan autoploid yang jagur dan fertil melalui
penggandaan diploid yang jumlah kromosom sedikit,
(3) autoploid yang berasal dari spesies menyerbuk silang lebih baik dari pada
autoploidi dari spesies menyerbuk sendiri, sebab penyerbukan silang membantu
secara luas rekombinasi gen dan kesempatan untuk memperoleh keseimbangan
genotip pada poliploid.
Allopoliploid
Allopoliploid adalah keadaan sel yang mempunyai satu atau lebih genom
dari genom normal 2n =2x, dimana pasangan kromosomnya tidak homolog.
Allopoliploid terbentuk dari hibridisasi antara spesies atau genus yang berlainan
genom (hibridisasi interspesies). Tanaman F1-nya akan steril karena tidak ada
atau hanya beberapa kromosom homolog. Bila terjadi penggandaan kromosom
spontan atau diinduksi maka tanaman menjadi fertil. Beberapa tanaman yang
termasuk alloploid alami adalah gandum, terigu, kapas, tembakau, tebu dan
beberapa spesies kubis.
(1) adanya “barier incompatible” antar kedua spesies yang akan disilangkan,
(2) terjadi pembuahan tetapi mengalami aborsi embrio (Karmana, 1989). Kendala
dalam menghasilkan tanaman allopoliploid ini dapat diatasi dengan teknik
hibridisasi baru yaitu fusi protoplas atau hibridisasi somatik.
Contoh Tanaman Poliploidi