Anda di halaman 1dari 67

RSNI 2847:2018

STANDAR PENJELASAN

PASAL 18 - STRUKTUR TAHAN GEMPA


18.1 - Ruang Lingkup R18.1 - Ruang Lingkup
18.1.1 Bab 18 berlaku untuk desain struktur Pasal 18 tidak berlaku untuk struktur yang
beton non-prategang dan prategang pemikul masuk dalam Kategori Desain Seismik (KDS)
gaya seismik yang dikenakan Kategori Desain A. Untuk struktur dengan KDS B dan C, Pasal
Seismik (KDS) B sampai F, yang termasuk 18 berlaku untuk sistem struktural yang
didalamnya: didesain sebagai bagian dari sistem pemikul
a) Sistem struktural yang ditetapkan sebagai gaya seismik. Untuk struktur dengan KDS D
bagian dari sistem pemikul gaya seismik, sampai F, Pasal 18 berlaku baik untuk sistem
termasuk diantaranya diafragma, sistem struktural yang didesain sebagai bagian dari
rangka pemikul momen, sistem dinding sistem pemikul gaya seismik maupun sistem
struktural, dan fondasi. struktural yang tidak didesain sebagai bagian
sistem pemikul gaya seismik.
b) Komponen struktur yang tidak ditetapkan
sebagai bagian dari sistem pemikul gaya Pasal 18 berisi ketentuan yang dianggap
seismik tetapi diperlukan untuk menahan sebagai persyaratan minimum untuk struktur
beban lain saat komponen struktur yang dicor di tempat atau struktur beton
tersebut mengalami deformasi akibat pracetak yang mampu bertahan dari
pengaruh gempa. guncangan gempa hingga mencapai respon
inelastis tanpa mengalami penurunan
18.1.2 Struktur yang didesain sesuai
kekuatan yang signifikan. Integritas struktur
dengan ketentuan Pasal 18 ini diharapkan
dalam rentang respon inelastis harus
dapat menahan dampak guncangan gempa
dipertahankan karena gaya gempa desain
melalui terbentuknya respon inelastis yang
yang didefinisikan dalam dokumen seperti
daktail pada komponen-komponen struktur
SNI 1726, ASCE/SEI 7 , IBC 2012, UBC
tertentu yang dipilih.
(ICBO 1997) dan ketentuan NEHRP (FEMA
479) adalah lebih rendah dibandingkan
respon linear akibat gempa yang mungkin
terjadi (FEMA 479; Blume et al., 1961; Clough
1960; Gulkan dan Sozen 1974).
Falsafah desain dalam Pasal 18 disusun
sedemikian agar struktur beton cor di tempat
dapat merespon guncangan tanah rencana
dalam rentang inelastik, yang disertai
penurunan kekakuan dan peningkatan energi
disipasi tetapi tanpa mengalami penurunan
kekuatan yang signifikan. Struktur beton
pracetak yang didesain sesuai dengan Pasal
18 harus memiliki perilaku yang menyamai
konstruksi beton cor di tempat, kecuali 18.5,
18.9.2.3 dan 18.11.2.2, yang mengizinkan
konstruksi pracetak dengan mekanisme
kelelehan alternatif. Kombinasi reduksi
kekakuan dan peningkatan disipasi energi
cenderung mengurangi respon percepatan
dan gaya inersia lateral yang diterima oleh
struktur dibanding bila struktur tetap
berperilaku elastik linear (Gulkan dan Sozen
1974). Dengan demikian, penggunaan gaya-
gaya desain yang mewakili pengaruh gempa
sebagaimana diatur dalam SNI 1726
mensyaratkan agar akibat perpindahan bolak-
balik hingga rentang inelastik sistem pemikul

1 dari XX
RSNI 2847:2018
STANDAR PENJELASAN
gaya seismik masih mampu mempertahankan
sebagian besar kekuatannya.
Ketentuan Pasal 18 mengkaitkan
pendetailan yang dipersyaratkan dengan tipe
struktur dan KDS. Kategori desain seismik
langsung diadopsi dari SNI 1726, dan
dikaitkan dengan pertimbangan level bahaya
seismik, klasifikasi situs tanah, kapasitas
hunian, dan penggunaannya. Sebelum SNI
1726:2012 dan SNI 2847:2013, penamaan
tingkat risiko seismik rendah, menengah, dan
tinggi digunakan untuk membedakan
persyaratan pendetailan. Sebagai
perbandingan kualitatif kategori desain
seismik dan tingkat risiko seismik, dapat
mengacu Tabel R5.2.2. Penentuan KDS
diatur dalam SNI 1726 (mengacu pada
4.4.6.1).
18.2 - Umum R18.2 - Umum
18.2.1 Sistem Struktur Struktur yang masuk dalam KDS A tidak
perlu memenuhi Pasal 18 tetapi harus
18.2.1.1 Semua struktur harus dikenakan
memenuhi semua persyaratan lain yang
suatu kategori desain seismik (KDS) sesuai
berlaku dalam standar ini. Struktur yang
4.4.6.1.
masuk dalam KDS B sampai F harus
18.2.1.2 Semua komponen struktur harus memenuhi persyaratan Pasal 18 sebagai
memenuhi persyaratan Pasal 1 hingga 17 dan tambahan terhadap semua persyaratan
Pasal 19 hingga 26. Struktur yang dikenakan lainnya yang berlaku dalam standar ini.
KDS B, C, D, E, atau F juga harus memenuhi
18.2.1.3 hingga 18.2.1.5 mengidentifikasi
18.2.1.3 hingga 18.2.1.7, sesuai
bagian-bagian Pasal 18 yang berlaku untuk
keberlakuannya. Bila pasal 18 bertentangan
bangunan berdasarkan KDS-nya, terlepas
dengan pasal lain pada standar ini, maka
dari elemen-elemen vertikal yang menjadi
pasal 18 yang harus diikuti.
bagian dari sistem pemikul gaya seismik yang
18.2.1.3 Struktur yang dikenakan KDS B dipilih. Definisi elemen vertikal yang diizinkan
harus memenuhi 18.2.2. sebagai bagian dari sistem pemikul gaya
18.2.1.4 Struktur yang dikenakan KDS C seismik terdapat dalam SNI 1726. Penjelasan
harus memenuhi 18.2.2 dan 18.2.3. R18.2 selebihnya merangkum maksud SNI
2847 terkait tipe elemen vertikal yang
18.2.1.5 Struktur yang dikenakan KDS D, diizinkan pada gedung berdasarkan KDS-
E, atau F harus memenuhi 18.2.2 hingga nya. 18.2.1.6 mendefinisikan persyaratan
18.2.8, dan 18.12 hingga 18.14. untuk elemen vertikal yang menjadi bagian
18.2.1.6 Sistem-sistem struktur yang sistem pemikul gaya seismik.
ditetapkan sebagai bagian sistem pemikul Persyaratan desain dan pendetailan
gaya seismik harus dibatasi hanya untuk seharusnya disesuaikan dengan tingkat
sistem-sistem struktur yang telah ditetapkan respon inelastik yang diasumsikan dalam
dalam SNI 1726, atau ditentukan oleh pihak perhitungan gaya gempa desain. Istilah
lain yang berwenang. Kecuali untuk KDS A, “biasa”, “menengah” dan “khusus” digunakan
dimana Pasal 18 tidak berlaku, a) hingga h) di untuk memfasilitasi kesesuaian antara
bawah ini harus dipenuhi untuk setiap sistem pendetailan dengan tingkat respon inelastik
struktur yang ditetapkan sebagai bagian yang diasumsikan. Untuk setiap elemen atau
sistem pemikul gaya seismik, sebagai sistem struktur yang digunakan, istilah
tambahan terhadap 18.2.1.3 hingga 18.2.1.5: “biasa”, “menengah” dan “khusus”
mengandung makna adanya peningkatan

2 dari XX
RSNI 2847:2018

STANDAR PENJELASAN
a) Sistem rangka pemikul momen biasa persyaratan pendetailan dan perancangan
harus memenuhi 18.3. agar kapasitas deformasi meningkat sesuai
b) Dinding struktural beton bertulang biasa yang diharapkan. Struktur yang masuk dalam
tidak perlu memenuhi ketentuan KDS B tidak diharapkan terkena guncangan
pendetailan Pasal 18, kecuali yang tanah yang kuat, tetapi mungkin terkena
disyaratkan oleh 18.2.1.3 atau 18.2.1.4. guncangan yang rendah pada interval waktu
yang panjang. Standar ini menyediakan
c) Sistem rangka pemikul momen menengah
beberapa persyaratan untuk elemen balok
harus memenuhi 18.4.
dan kolom pada sistem rangka pemikul
d) Dinding struktural pracetak menengah momen biasa agar kapasitas deformasi
harus memenuhi 18.5. meningkat.
e) Sistem rangka pemikul momen khusus
Struktur yang masuk dalam KDS C dapat
harus memenuhi 18.2.3 hingga 18.2.8 dan
terkena guncangan tanah menengah
18.6 hingga 18.8.
(moderately strong). Sistem pemikul gaya
f) Sistem rangka pemikul momen khusus seismik yang dipilih, lazimnya terdiri dari
untuk beton pracetak harus memenuhi beberapa kombinasi dinding struktural biasa
18.2.3 hingga 18.2.8 dan 18.9. cor ditempat, dinding struktural pracetak
g) Dinding struktural khusus harus menengah, dan rangka pemikul momen
memenuhi 18.2.3 hingga 18.2.8 dan menengah. SNI 1726 juga memberikan
18.10. ketentuan untuk penggunaan sistem pemikul
h) Dinding struktural khusus untuk beton gaya seismik lainnya dalam KDS C.
pracetak harus memenuhi 18.2.3 hingga Ketentuan 18.2.1.6 mendefinisikan
18.2.8 dan 18.11. persyaratan untuk sistem apapun yang dipilih.
18.2.1.7 Sistem struktur beton bertulang Struktur yang masuk dalam KDS D, E atau
yang tidak memenuhi ketentuan pasal ini F dapat terkena guncangan tanah yang kuat.
diizinkan jika dapat diperlihatkan melalui bukti Berdasarkan ketentuan SNI ini, sistem
eksperimental dan analisis bahwa sistem struktur beton pemikul gaya seismik yang
yang diusulkan tersebut memiliki kekuatan berlaku untuk KDS D, E atau F adalah rangka
dan ketegaran (toughness) yang minimal pemikul momen khusus, dinding struktural
sama dengan yang dimiliki struktur beton khusus atau kombinasi keduanya. Sebagai
bertulang monolit setara yang memenuhi tambahan terhadap 18.2.2 hingga 18.2.8,
ketentuan pasal ini. sistem struktur tersebut juga diperlukan untuk
memenuhi persyaratan inspeksi rutin
(26.13.1.4), diafragma dan rangka batang
(18.12), fondasi (18.13), dan elemen-elemen
pemikul gaya gravitasi yang tidak ditetapkan
sebagai bagian dari sistem pemikul gaya
seismik (18.14). Ketentuan ini diberlakukan
agar struktur memiliki kapasitas deformasi
yang memadai untuk menghadapi tuntutan
yang tinggi pada kategori desain seismik ini.
SNI 1726 juga mengizinkan penggunaan
rangka pemikul momen menengah sebagai
bagian dari sistem ganda untuk beberapa
gedung yang masuk dalam KDS D, E atau F
(meskipun tidak direkomendasikan dalam
standar ini). SNI 1726 juga mengizinkan
desain nonpreskriptif, yang disertai berbagai
ketentuan tambahan, penggunaan sistem
biasa atau menengah untuk struktur non-
gedung pada kategori desain seismik yang
lebih tinggi. Hal ini bukan merupakan
penggunaan tipikal yang menjadi

3 dari XX
RSNI 2847:2018
STANDAR PENJELASAN
pertimbangan dalam penulisan pasal ini,
tetapi dimanapun istilah “rangka momen biasa
atau menengah” digunakan dalam referensi
untuk beton bertulang, maka 18.3 atau 18.4
berlaku.
Tabel R18.2 merangkum penerapan
ketentuan-ketentuan Pasal 18 untuk berbagai
kategori desain seismik. Jika sistem khusus
digunakan untuk struktur pada KDS B atau C,
maka 18.14 tidak perlu dipenuhi, namun
demikian komponen-komponen struktur yang
tidak ditetapkan sebagai bagian dari sistem
pemikul gaya seismik seharusnya tetap
diverifikasi agar tetap stabil saat dikenakan
perpindahan desain.
Tabel R18.2 – Bagian pasal 18 yang harus dipenuhi dalam
penerapan pada umumnya [1]
Komponen Kategori Desain Seismik
yang menahan
pengaruh
A C D, E, F
gempa, kecuali B (18.2.1.3)
(Tidak ada) (18.2.1.4) (18.2.1.5)
jika dinyatakan
sebaliknya
Persyaratan
analisis dan 18.2.2 18.2.2 18.2.2, 18.2.4
desain
18.2.5 hingga
Material Tidak ada Tidak ada
18.2.8
Komponen
18.6 hingga
sistem rangka 18.3 18.4
18.9
pemikul momen
Dinding
struktural dan Tidak ada Tidak ada 18.10
balok kopel
Dinding
struktural Tidak ada 18.5 18.5[2], 18.11
pracetak Tidak ada
Diafragma dan
rangka batang Tidak ada Tidak ada 18.12
(trusses)
Fondasi Tidak ada Tidak ada 18.13
Komponen
struktur rangka
pemikul momen
yang tidak
Tidak ada Tidak ada 18.14
ditetapkan
sebagai sistem
pemikul gaya
seismik
Angkur Tidak ada 18.2.3 18.2.3
[1]
Sebagai tambahan terhadap persyaratan Pasal 1 hingga 17, 19 hingga 26, dan ACI 318.2,
kecuali yang dimodifikasi oleh Pasal 18. Pasal 14.1.4 juga berlaku pada KDS D, E, dan F
[2]
Sebagaimana diizinkan oleh SNI 1726

Persyaratan perancangan dan pendetailan


dalam Pasal 18 didasarkan utamanya pada
pengalaman lapangan dan laboratorium
untuk struktur gedung beton bertulang

4 dari XX
RSNI 2847:2018

STANDAR PENJELASAN
monolitik dan struktur gedung beton pracetak
yang didesain dan didetail untuk berperilaku
seperti struktur gedung monolitik.
Ekstrapolasi persyaratan ini untuk tipe
struktur beton lainnya, baik struktur beton
pracetak maupun cor di tempat, seharusnya
didasarkan pada bukti yang didapat dari
pengalaman lapangan, pengujian, atau
analisis. Kriteria penerimaan untuk rangka
pemikul momen yang ditetapkan dalam SNI
7834:2012 atau ACI 374.1 dapat digunakan
bersamaan dengan Pasal 18 untuk
menunjukkan bahwa kekuatan, kapasitas
disipasi energi, dan kapasitas deformasi
sistem rangka yang diusulkan paling tidak
sama atau melebihi kinerja sistem beton
monolit setara.
ACI ITG-5.1 memberikan informasi serupa
untuk sistem dinding pracetak.
Persyaratan toughness dalam 18.2.1.7
mengacu pada persyaratan untuk menjaga
integritas struktur seluruh sistem pemikul
gaya seismik pada perpindahan lateral yang
diantisipasi akibat guncangan gempa
maksimum yang dipertimbangkan (MCER).
Tergantung pada karakteristik disipasi energi
sistem struktur yang digunakan, perpindahan
lateral tersebut mungkin lebih besar daripada
perpindahan lateral struktur beton bertulang
monolitik yang memenuhi ketentuan
preskriptif pada peraturan ini.
18.2.2 Analisis dan desain komponen R18.2.2 Analisis dan proporsi komponen
struktur struktur – diasumsikan bahwa distribusi
kekuatan yang disyaratkan untuk berbagai
18.2.2.1 Interaksi semua komponen
komponen sistem pemikul gaya seismik akan
struktur dan non struktur yang mempengaruhi
di tentukan dari analisis model elastik secara
respon linier dan nonlinier struktur terhadap
linear dari sistem yang ditindaklanjuti oleh
guncangan gempa harus ditinjau dalam
gaya terfaktor, seperti yang di syaratkan oleh
analisis.
peraturan umum gedung. Jika analisis respon
18.2.2.2 Komponen-komponen struktur riwayat waktu nonlinear digunakan, gerakan
kaku yang bukan merupakan bagian sistem dasar harus dipilih setelah detail studi dari
pemikul gaya seismik diizinkan untuk kondisi situs dan riwayat gempa lokal.
digunakan asalkan pengaruhnya pada respon
Karena dasar desain tahan gempa
sistem pemikul gempa ditinjau dalam desain
menerima respon nonlinear, perlu diselidiki
struktur. Konsekuensi kegagalan komponen-
stabilitas sistem pemikul gaya seismik, juga
komponen struktur dan non struktur yang
interaksinya dengan komponen struktural dan
bukan merupakan bagian sistem pemikul
nonstruktural lainnya, dibawah perpindahan
gaya seismik harus ditinjau.
lateral yang diharapkan sesuai dengan
18.2.2.3 Komponen-komponen struktur pergerakan tanah maksimum yang
yang berada di bawah level penjepitan lateral dipertimbangkan (MCER). Untuk perhitungan
struktur yang diperlukan untuk menyalurkan perpindahan lateral, dengan asumsi semua
gaya-gaya akibat pengaruh gempa ke fondasi komponen struktur sepenuhnya retak
harus memenuhi persyaratan-persyaratan cenderung mengarah pada estimasi probable

5 dari XX
RSNI 2847:2018
STANDAR PENJELASAN
Pasal 18 yang konsisten dengan sistem drift yang lebih baik daripada menggunakan
pemikul gaya seismik di atasnya. kekakuan tidak retak untuk semua komponen.
Asumsi analisis yang dijelaskan dalam
6.6.3.1.2 dan 6.6.3.1.3 dapat digunakan untuk
memperkirakan defleksi lateral dari sistem
gedung beton bertulang .
Tujuan utama Pasal 18 adalah keamanan
struktur. Maksud dari 18.2.2.1 dan 18.2.2.2
adalah untuk menarik perhatian terhadap
pengaruh dari respon komponen
nonstruktural dan struktural dan bahaya dari
kejatuhan benda-benda.
Sub 18.2.2.3 berfungsi sebagai peringatan
bahwa dasar struktur seperti yang
didefinisikan dalam analisis tidak selalu
sesuai dengan fondasi atau permukaan
tanah. Detail kolom dan dinding yang
menerus kebawah dasar struktur menuju
fondasi harus konsisten dengan yang di atas
struktur.
Dalam memilih ukuran komponen untuk
struktur penahan gempa, penting untuk
mempertimbangkan masalah yang
berhubungan dengan konstruksi terkait
dengan congestion tulangan. Desain harus
sedemikian rupa sehingga semua tulangan
dapat dirakit dan ditempatkan di lokasi dan
beton dapat dituang dan dikonsolidasikan
dengan baik. Penggunaan batas atas dari
rasio tulangan yang diizinkan dapat
menyebabkan masalah konstruksi.
18.2.3 Pengangkuran pada beton
18.2.3.1 Angkur yang menahan gaya yang
diakibatkan oleh gempa pada struktur yang
dikenakan KDS C, D, E, ataupun F harus
memenuhi 17.2.3.
18.2.4 Faktor reduksi kekuatan R18.2.4 Faktor reduksi kekuatan
18.2.4.1 Faktor reduksi kekuatan harus R18.2.4.1 Pasal 21 berisi faktor reduksi
sesuai dengan Pasal 21. kekuatan untuk semua komponen, joint dan
sambungan dari struktur penahan gempa,
termasuk persyaratan khusus dalam 21.2.4
untuk gedung yang menggunakan rangka
momen khusus, dinding struktural khusus,
dan dinding menengah pracetak.
18.2.5 Beton pada sistem rangka pemikul R18.2.5 Beton pada sistem rangka pemikul
momen khusus dan dinding struktural khusus momen khusus dan dinding struktur khusus –
persyaratan sub pasal ini mengacu pada
18.2.5.1 Kekuatan tekan beton yang
kualitas beton pada rangka dan dinding yang
ditetapkan untuk sistem rangka pemikul
menahan gaya yang diinduksi gempa. Kuat
momen khusus dan dinding struktural khusus
tekan specified maksimum beton ringan dapat
harus sesuai dengan persyaratan sistem
digunakan dalam perhitungan desain

6 dari XX
RSNI 2847:2018

STANDAR PENJELASAN
pemikul gaya seismik khusus berdasarkan struktural dibatasi hingga 35 MPa, terutama
Tabel 19.2.1.1. karena kurangnya data lapangan dan
eksperimental pada perilaku komponen yang
dibuat dari beton ringan yang mengalami
perpindahan bolak-balik dalam daerah
nonlinear. Jika bukti yang meyakinkan
dihasilkan untuk penggunaan tertentu, batas
maksimum kuat tekan spesifik dari beton
ringan dapat ditingkatkan ketingkat yang
dibenarkan oleh bukti.
18.2.6 Tulangan pada sistem rangka R18.2.6 Tulangan pada sistem rangka
pemikul momen khusus dan dinding struktural pemikul momen khusus dan dinding struktural
khusus khusus – penggunaan tulangan longitudinal
dengan kekuatan yang jauh lebih tinggi dari
18.2.6.1 Tulangan pada sistem rangka
yang di asumsikan dalam desain akan
pemikul momen khusus dan dinding struktural
menyebabkan geser dan tekanan lekatan
khusus harus sesuai dengan persyaratan
lebih tinggi pada saat momen leleh terjadi.
sistem pemikul gaya seismik khusus
Kondisi ini menyebabkan kegagalan getas
berdasarkan 20.2.2.
pada geser atau lekatan dan harus dihindari
bahkan jika kegagalan tersebut dapat terjadi
pada beban yang lebih tinggi dari yang
diantisipasi dalam desain. Oleh karena itu,
batas atas terletak pada kuat leleh aktual dari
baja tulangan (mengacu pada 20.2.2.5).
ASTM A706 untuk batang tulangan baja
karbon-rendah termasuk didalamnya Grade
420 dan Grade 550; namun hanya Grade 420
secara umum diperbolehkan karena data
tidak cukup untuk mengkonfirmasi penerapan
peraturan yang ada untuk struktur yang
menggunakan Grade yang lebih tinggi. Sub
18.2.1.7 mengizinkan alternatif material
seperti ASTM A706 Grade 550 jika hasil tes
dan analitik disajikan dalam mendukung
penggunaannya.
Persyaratan untuk kuat tarik lebih besar dari
kuat leleh tulangan (20.2.2.5) berdasarkan
pada asumsi bahwa kemampuan komponen
struktural untuk menghasilkan kapasitas
rotasi inelastis merupakan fungsi dari panjang
daerah leleh sepanjang sumbu komponen.
Dalam interpretasi hasil eksperimental,
panjang daerah leleh dikaitkan dengan
besaran relatif dari momen nominal dan leleh
(ACI 352R). Menurut interpretasi ini, semakin
besar rasio momen nominal terhadap leleh,
semakin panjang daerah plastis. Pasal 20
mensyaratkan bahwa rasio dari kuat tarik
aktual terhadap kuat leleh aktual tidak kurang
dari 1.25.
Pembatasan nilai fy dan fyt berlaku untuk
semua tipe tulangan transversal, termasuk
spiral, sengkang bulat, dan crossties.

7 dari XX
RSNI 2847:2018
STANDAR PENJELASAN
Pembatasan pada nilai fy dan fyt dalam
20.2.2.4 untuk menghitung kuat geser
nominal bertujuan untuk membatasi lebar
retak geser. Hasil penelitian (Budek et al.
2002; Muguruma dan Watanabe 1990;
Sugano et al. 1990) menunjukkan bahwa kuat
leleh yang lebih tinggi dapat digunakan
secara efektif sebagai tulangan kekangan
seperti yang ditentukan dalam 18.7.5.4.
18.2.7 Sambungan mekanis pada sistem R18.2.7 Sambungan mekanis pada sistem
rangka pemikul momen khusus dan dinding rangka pemikul momen khusus dan dinding
struktural khusus struktur khusus – Pada struktur yang
mengalami deformasi inelastis selama
gempa, tegangan tarik pada tulangan dapat
mendekati kuat tarik tulangan. Persyaratan
untuk sambungan mekanis tipe 2
dimaksudkan untuk menghindari kegagalan
sambungan (splice) ketika tulangan
dikenakan tingkat tegangan yang diharapkan
didaerah leleh. Sambungan mekanis tipe 1
tidak perlu memenuhi persyaratan yang lebih
ketat untuk sambungan mekanis tipe 2, dan
mungkin tidak mampu menahan tingkat
tegangan yang dharapkan pada daerah leleh.
Lokasi sambungan mekanis tipe 1 dibatasi
karena tegangan tarik tulangan pada daerah
leleh dapat melebihi persyaratan kekuatan
pada 25.5.7. Pembatasan pada sambungan
mekanis tipe 1 berlaku untuk semua tulangan
yang menahan pengaruh gempa, termasuk
tulangan tranversal.
Praktik pendetailan yang direkomendasikan
menghindari penggunaan splices pada
daerah yang berpotensi leleh pada komponen
yang menahan pengaruh gempa. Jika
penggunaan sambungan mekanis pada
daerah berpotensi leleh tidak dapat dihindari,
harus ada dokumentasi pada karakteristik
kuat tekan aktual dari batang yang
disambung, pada karakteristik gaya-
perpindahan dari batang sambungan, dan
kemampuan sambungan mekanis tipe 2
digunakan untuk memenuhi persyaratan
kinerja yang ditentukan.
Meskipun sambungan mekanis seperti yang
didefinisikan oleh 18.2.7 tidak perlu
staggered, staggering dianjurkan dan
mungkin diperlukan untuk konstruksibilitas
atau memberikan ruang yang cukup untuk
pemasangan disekitar sambungan atau untuk
memenuhi persyaratan jarak bersih.

8 dari XX
RSNI 2847:2018

STANDAR PENJELASAN
18.2.7.1 Sambungan mekanis harus R18.2.7.1 Persyaratan tambahan untuk
diklasifikasikan sebagai sambungan mekanis sambungan mekanis tipe 2 bertujuan untuk
Tipe 1 atau Tipe 2, yaitu: menghasilkan sambungan mekanis yang
a) Sambungan mekanis Tipe 1 harus mampu mempertahankan regangan inelastis
memenuhi 25.5.7; melalui beberapa siklus.
b) Sambungan mekanis Tipe 2 harus
memenuhi 25.5.7 dan harus memiliki
kekuatan tarik yang minimal sama dengan
kekuatan tarik spesifikasi batang tulangan
yang disambung.
18.2.7.2 Sambungan mekanis Tipe 1 tidak
boleh digunakan dalam zona sejarak dua kali
tinggi komponen struktur dari muka kolom
atau muka balok untuk sistem rangka pemikul
momen khusus atau dari penampang kritis
dimana pelelehan tulangannya dimungkinkan
terjadi sebagai akibat deformasi inelastis yang
disebabkan gaya gempa. Sambungan
mekanis Tipe 2 diizinkan untuk digunakan
pada sebarang lokasi, kecuali sebagaimana
disebutkan pada 18.9.2.1c).
18.2.8 Sambungan las pada sistem rangka R18.2.8 Sambungan las pada sistem rangka
pemikul momen khusus dan dinding struktural pemikul momen khusus dan dinding struktur
khusus khusus
18.2.8.1 Sambungan las pada tulangan R18.2.8.1 Pengelasan tulangan harus
yang memikul gaya akibat gempa harus sesuai dengan AWS D1.4 sepeti yang
memenuhi 25.5.7 dan tidak boleh digunakan disyaratkan dalam Pasal 26. Lokasi
dalam zona sejarak dua kali tinggi komponen sambungan yang dilas dibatasi karena
struktur dari muka kolom atau muka balok tegangan tarik tulangan pada daerah leleh
untuk sistem rangka pemikul momen khusus dapat melebihi kekuatan yang disyaratkan
atau dari penampang dimana pelelehan dalam 25.5.7. Pembatasan pada sambungan
tulangannya dimungkinkan terjadi sebagai las ini berlaku untuk semua tulangan yang
akibat deformasi lateral inelastis yang menahan pengaruh gempa, termasuk
disebabkan gaya gempa. tulangan transversal.
18.2.8.2 Pengelasan sengkang, sengkang R18.2.8.2 Pengelasan batang tulangan
ikat, sisipan, atau elemen-elemen lainnya silang dapat menyebabkan embrittlement
yang serupa pada tulangan longitudinal perlu (perapuhan logam) lokal pada baja. Jika
tidak diizinkan. pengelasan batang tulangan silang
digunakan untuk memfasilitasi fabrikasi atau
penempatan tulangan, itu harus dilakukan
hanya pada batang yang ditambahkan untuk
tujuan tersebut. Larangan pengelasan batang
tulangan silang tidak berlaku pada batang
yang dilas dengan operasi pengelasan selalu
dibawah kendali yang berkompeten, seperti
dalam pembuat tulangan kawat las.
18.3 - Sistem rangka pemikul momen R18.3 - Sistem rangka pemikul momen
biasa biasa
18.3.1 Ruang Lingkup Pasal ini hanya berlaku untuk rangka
momen biasa yang termasuk dalam KDS B.
Persyaratan tulangan balok bertujuan untuk

9 dari XX
RSNI 2847:2018
STANDAR PENJELASAN
meningkatkan kontinuitas dalam komponen
18.3.1.1 Pasal ini berlaku untuk sistem
rangka dan dengan demikian meningkatkan
rangka pemikul momen biasa yang
tahanan gaya lateral dan integritas struktur;
merupakan bagian sistem pemikul gaya
persyaratan ini tidak berlaku untuk rangka
seismik.
momen pelat-kolom. Persyaratan untuk kolom
18.3.2 Balok harus memiliki paling sedikit bertujuan untuk memberikan kapasitas
dua batang tulangan longitudinal yang tambahan untuk menahan geser pada kolom
menerus sepanjang kedua sisi atas dan dengan proporsi yang seharusnya
bawah penampang. Tulangan bawah yang membuatnya lebih rentan terhadap
menerus harus memiliki luas tidak kurang dari kegagalan geser dibawah beban gempa.
seperempat luas maksimum tulangan bawah.
Tulangan ini harus diangkur untuk dapat
mencapai kekuatan leleh tarik 𝒇𝒚 pada muka
tumpuan.
18.3.3 Kolom yang mempunyai panjang tak
tertumpu lu ≤5c1 harus memiliki
ϕVn setidaknya nilai terendah di antara a) dan
b):
a) Gaya geser yang terkait dengan terjadinya
kekuatan momen nominal Mn pada setiap
ujung dari panjang tak tertumpu kolom
akibat lentur yang berbalik arah (kurvatur
ganda). Kekuatan lentur kolom harus
dihitung untuk gaya aksial terfaktor yang
konsisten dengan arah gaya lateral yang
ditinjau, yang menghasilkan kekuatan
lentur tertinggi.
b) Gaya geser maksimum yang diperoleh dari
kombinasi beban desain, termasuk E,
dengan Ω0 E sebagai pengganti E.
18.4 – Sistem rangka pemikul momen R18.4 – Sistem rangka pemikul momen
menengah menegah
18.4.1 Ruang lingkup Tujuan dari persyaratan dalam 18.4.2.3
dang 18.4.3.1 adalah untuk mengurangi
18.4.1.1 Pasal ini berlaku untuk sistem
resiko kegagalan geser balok dan kolom
rangka pemikul momen menengah termasuk
selama gempa. 2 opsi disediakan untuk
pelat dua arah tanpa balok yang merupakan
menentukan gaya geser terfaktor.
bagian sistem pemikul gaya seismik.

18.4.2 Balok R18.4.2 Balok – Menurut 18.4.2.3 a), gaya


geser terfaktor ditentukan dari diagram
8.4.2.1 Balok harus mempunyai paling
badan-bebas diperoleh dengan memotong
sedikit dua batang tulangan longitudinal yang
ujung-ujung balok, dengan momen ujung
menerus sepanjang kedua sisi atas dan
yang diasumsikan sama dengan kuat momen
bawah penampang. Tulangan bawah yang
nominal dalam lentur kurvatur balik, baik
menerus harus memiliki luas tidak kurang dari
searah jarum jam maupun berlawanan jarum
seperempat luas maksimum tulangan bawah.
jam. Gambar R18.4.2 menunjukkan hanya
Tulangan ini harus diangkur untuk dapat
satu dari dua opsi yang harus
mencapai kekuatan leleh tarik 𝒇𝒚 pada muka
dipertimbangkan untuk setiap balok. Untuk
tumpuan. menentukan geser maksimum balok,
18.4.2.2 Kekuatan momen positif pada diasumsikan bahwa kuat momen nominalnya
muka join tidak boleh kurang dari sepertiga (φ = 1.0 untuk momen) yang dihasilkan

10 dari XX
RSNI 2847:2018

STANDAR PENJELASAN
kekuatan momen negatif yang disediakan secara bersamaan di kedua ujung jarak
pada muka join tersebut. Baik kekuatan bersihnya. Seperti yang ditunjukkan pada
momen negatif maupun positif pada sebarang Gambar R18.4.2, geser yang terkait dengan
penampang sepanjang bentang balok tidak kondisi ini [(Mnℓ + Mnr)/ ℓn] ditambahkan secara
boleh kurang dari seperlima kekuatan momen aljabar pada geser akibat beban gravitasi
maksimum yang disediakan pada muka salah terfaktor untuk mendapatkan gaya geser
satu join pada bentang balok yang ditinjau. desain balok. Sebagai contoh ditunjukkan,
kedua beban mati wD dan beban hidup wL
18.4.2.3 Vn tidak boleh kurang dari nilai
diasumsikan terdistribusi secara merata. Efek
terkecil antara (a) dan (b):
dari E yang bekerja secara vertikal harus
(a) Jumlah gaya geser terkait dengan dimasukkan jika diperlukan oleh peraturan
tercapainya Mn pada muka join di setiap umum gedung.
ujung balok akibat lentur berbalik arah
(kurvatur ganda) dan geser yang dihitung 18.4.2.2(b) basis Vu pada kombinasi beban
untuk beban gravitasi terfaktor termasuk pengaruh gempa E, harus
digandakan. Sebagai contoh, kombinasi
(b) Gaya geser maksimum yang diperoleh beban yang didefinisikan oleh Pers. (5.3.1.e)
dari kombinasi beban desain termasuk E, akan menjadi
dengan E ditetapkan sebesar dua kali nilai
yang dipersyaratkan SNI 1726. U = 1,2D + 2,0E + 1,0L + 0,2S

18.4.2.4 Pada kedua ujung balok, sengkang Dimana E adalah nilai yang ditentukan oleh
tertutup harus disediakan sepanjang tidak preaturan umum gedung. Faktor 1.0
kurang dari 2h diukur dari muka komponen diterapkan pada L diizinkan untuk dikurangi
struktur penumpu ke arah tengah bentang. menjadi 0.5, sesuai dengan 5.3.3.
Sengkang tertutup pertama harus Tulangan transversal pada ujung balok
ditempatkan tidak lebih dari 50 mm dari muka memerlukan sengkang. Pada kebanyakan
komponen struktur penumpu. Spasi kasus, tulangan transversal yang disyaratkan
sengkang tertutup tidak boleh melebihi nilai oleh 18.4.2.3 untuk gaya geser desain lebih
terkecil dari a) hingga d): dari yang disyaratkan pada 18.4.2.4.
a) d/4 Balok dapat dikenai gaya tekan aksial akibat
b) Delapan kali diameter batang tulangan prategang atau beban yang berkerja.
longitudinal terkecil yang dilingkupi Persyaratan tambahan 18.4.2.6 dimaksudkan
untuk memberikan dukungan lateral untuk
c) 24 kali diameter batang tulangan
tulangan longitudinal balok.
sengkang tertutup
Gambar R18.4.2 – geser desain untuk rangka
d) 300 mm momen menengah
18.4.2.5 Sengkang harus dispasikan tidak Gambar R18.4.2 – geser desain untuk rangka
lebih dari d/2 sepanjang bentang balok. momen menengah
Gambar R18.4.2 – geser desain untuk rangka
18.4.2.6 Pada balok yang memiliki gaya momen menengah
tekan aksial terfaktor melebihi Ag f'c /10,
tulangan sengkang perlu berdasarkan
18.4.2.5 harus memenuhi 25.7.2.2 dan salah
satu di antara 25.7.2.3 atau 25.7.2.4.

11 dari XX
RSNI 2847:2018
STANDAR PENJELASAN

ℓu

ℓn
wu = 1.2D + 1.0L +
0.2S

Mnl ℓn Mnr
Vul Vur
Gaya geser balok

𝑴𝒏𝒍 𝑴𝒏𝒓 𝑾𝒖 𝓵𝒏
𝑽𝒖
𝓵𝒏 𝟐
 

Pu
Mnt
Gaya
Vu
geser
kolom

ℓu

Vu
Mnb
Pu 𝑴𝒏𝒕 𝑴𝒏𝒃
𝑽𝒖  
𝓵𝒖

Gambar R18.4.2 – Geser desain untuk


rangka momen menengah
18.4.3 Kolom R18.4.3 Kolom – menurut 18.4.3.1a), gaya
geser terfaktor yang ditentukan dari diagram
18.4.3.1 Vn tidak boleh kurang dari nilai
badan-bebas diperoleh dengan memotong
terkecil antara a) dan b):
ujung kolom, dengan momen nominal yang
a) Jumlah gaya geser yang terkait dengan bekerja dalam lentur kurvatur balik, baik
tercapainya Mn pada muka join di setiap searah jarum jam maupun berlawanan jarum
ujung kolom akibat lentur berbalik arah jam. Gambar R18.4.2 menunjukkan hanya
(kurvatur ganda). Kekuatan lentur kolom satu dari dua opsi yang harus
harus dihitung untuk gaya aksial terfaktor dipertimbangkan untuk setiap kolom. Gaya
yang konsisten dengan arah gaya lateral aksial terfaktor Pu harus dipilih untuk
yang ditinjau, yang menghasilkan menghasilkan kuat momen terbesar kolom
kekuatan lentur tertinggi. didalam rentang gaya aksial desain. 18.4.3.1
b) Gaya geser maksimum yang diperoleh (b) untuk kolom mirip dengan 18.4.2.3 (b)
dari kombinasi beban terfaktor, termasuk untuk balok kecuali basis Vu pada kombinasi
E, dengan Ω0 E sebagai pengganti E. beban termasuk pengaruh gempa E, dengan
E meningkat oleh faktor kuat lebih Ωo
18.4.3.2 Kolom bundar harus diberi
daripada faktor 2.0. Pada ASCE/SEI 7, Ωo =
tulangan spiral sesuai dengan Pasal 10 atau
3,0 untuk rangka momen menengah. Faktor
harus memenuhi persyaratan 18.4.3.3 hingga
untuk kolom relatif lebih tinggi terhadap balok
18.4.3.5. Ketentuan 18.4.3.6 harus
karena kekhawatiran yang lebih besar
diberlakukan untuk semua kolom yang
mengenai kegagalan geser pada kolom.
12 dari XX
RSNI 2847:2018

STANDAR PENJELASAN
menumpu komponen struktur kaku Tulangan transversal pada ujung kolom
tak
menerus. disyaratkan spiral atau sengkang tertutup.
Jumlah tulangan transversal pada ujung
18.4.3.3 Pada kedua ujung kolom, sengkang
harus memenuhi keduanya 18.4.3.1 dan
tertutup harus dipasang dengan spasi so
18.4.3.2. Perhatikan bahwa dibutuhkan kait
sepanjang o dari muka join. Spasi so tidak seismik pada kedua ujungnya.
boleh melebihi nilai terkecil dari a) hingga d): Dinding struktural diskontinu dan komponen
a) 8 kali diameter batang tulangan kaku lainnya dapat memikul gaya aksial yang
longitudinal terkecil yang dilingkupi besar pada pendukung kolom selama gempa.
b) 24 kali diameter batang tulangan Persyaratan tulangan transversal pada
sengkang tertutup 18.4.3.6 adalah untuk meningkatkan
c) Setengah dimensi penampang terkecil toughness dibawah demand yang
kolom diantisipasi. Gaya tekan aksial terfaktor yang
terkait dengan pengaruh gempa harus
d) 300 mm
menggunakan faktor Ωo jika disyaratkan oleh
Panjang o tidak boleh kurang dari nilai peraturan umum gedung.
terbesar dari e) hingga g):
e) Seperenam tinggi bersih kolom
f) Dimensi maksimum penampang kolom
g) 450 mm
18.4.3.4 Sengkang tertutup pertama harus
ditempatkan tidak lebih dari so/2 dari muka
join.
18.4.3.5 Di luar panjang o, spasi tulangan
sengkang harus memenuhi 10.7.6.5.2.
18.4.3.6 Kolom-kolom yang menumpu
reaksi dari komponen struktur kaku tak
menerus, seperti dinding, harus dipasang
tulangan sengkang tertutup dengan spasi so,
sesuai 18.4.3.3 di sepanjang tinggi penuh
kolom-kolom pada tingkat yang terdapat
diskontinuitas jika bagian gaya tekan aksial
terfaktor pada komponen struktur kolom-
kolom tersebut yang terkait dengan pengaruh
gempa melebihi Ag f c / 10 . Jika gaya desain
telah diperbesar untuk memperhitungkan
kekuatan lebih elemen vertikal pada sistem
pemikul gaya seismik, batasan Ag f c / 10
harus ditingkatkan menjadi A g f c / 10 .
Tulangan sengkang tertutup harus diteruskan
ke atas dan ke bawah dari kolom yang ditinjau
sesuai 18.7.5.6b).
18.4.4 Sambungan balok kolom (joint)
18.4.4.1 Sambungan balok-kolom harus
memiliki tulangan sengkang yang memenuhi
Pasal 15.
R18.4.5 Pelat dua arah tanpa balok –18.4.5
18.4.5 Pelat dua arah tanpa balok
berlaku untuk pelat dua arah tanpa balok,
18.4.5.1 Momen pelat terfaktor pada seperti pelat datar. Penggunaan kombinasi
tumpuan termasuk pengaruh gempa, E, harus beban pada Pers. (5.3.1e) dan (5.3.1g) dapat

13 dari XX
RSNI 2847:2018
STANDAR PENJELASAN
ditentukan untuk kombinasi beban yang menyebabkan persyaratan momen tulangan
diberikan dalam Pers. (5.3.1e) dan (5.3.1g). atas dan tulangan bawah pada support.
Tulangan perlu untuk menahan Mpelat harus Acuan momen Msc, untuk kombinasi beban
ditempatkan dalam lajur kolom sesuai 8.4.1.5. yang diberikan dengan E bekerja pada arah
horizontal, ke bagian dari momen terfaktor
18.4.5.2 Tulangan yang ditempatkan
pelat yang diseimbangkan oleh komponen
dalam lebar efektif sesuai 8.4.2.3.3 harus
pendukung pada joint. Ini belum tentu sama
didesain untuk menahan γ f M pelat . Lebar efektif
dengan jumlah momen desain pada
pelat untuk sambungan eksterior dan sudut pendukung untuk kombinasi beban termasuk
tidak melewati muka kolom dengan jarak lebih pengaruh gempa. Sesuai dengan 8.4.2.3.3,
dari ct diukur tegak lurus terhadap bentang hanya sebagian kecil momen Msc yang
pelat yang ditinjau. dimasukkan pada leber efektif pelat. Untuk
18.4.5.3 Setidaknya setengah tulangan sambungan sudut dan tepi, tulangan lentur
pada lajur kolom di tumpuan harus tegak lurus ke tepi tidak dianggap
ditempatkan dalam lebar efektif pelat sesuai sepenuhnya efektif kecuali ditempatkan
8.4.2.3.3. dalam lebar efektif pelat (ACI 35231R; Pan
and Moehle 1989). Lihat Gambar R18.4.5.1.
18.4.5.4 Setidaknya seperempat tulangan Penggunaan persyaratan 18.4.5 ditunjukkan
atas di tumpuan pada lajur kolom harus pada Gambar R18.4.5.2 dan R18.4.5.3.
menerus sepanjang bentang.
Pelat, tebal = h
18.4.5.5 Tulangan bawah yang menerus Tepi Ct
pada lajur kolom tidak boleh kurang dari
sepertiga tulangan atas di tumpuan pada lajur Garis leleh 1.5h ≤ ct
kolom.
18.4.5.6 Setidaknya setengah dari semua C2 Kolom Lebar efektif
tulangan bawah lajur tengah dan semua
tulangan bawah lajur kolom di tengah bentang ≤ 45 derajat
1.5h ≤ ct
harus menerus dan harus mencapai fy di
muka tumpuan sesuai 8.10.3.2.1.
c1
18.4.5.7 Pada tepi pelat yang tidak
menerus, semua tulangan atas dan bawah
Arah momen
pada tumpuan harus disalurkan di muka
tumpuan sesuai 8.10.3.2.1. (a) Sambungan
tepi

c1 Tepi
Pelat, tebal = h

c2 Kolom

Lebar efektif
≤ 45 derajat 1.5h ≤ ct
Garis leleh

Tepi ct

Arah momen

(b) Sambungan sudut


Gambar R18.4.5.1 – Lebar efektif untuk
penempatan tulangan pada sudut dan tepi
sambungan

14 dari XX
RSNI 2847:2018

STANDAR PENJELASAN

Kolom
Bidang sebaran
tegangan kolom
c2a C2a+ 3h
Semua tulangan yang
memikul Msc harus
ditempatkan pada
bidang sebaran
tegangan kolom
(18.4.5.1)
Tulangan harus bisa memikul ɣfMsc
(18.4.5.2) dan setidaknya sejumlah
setengah dari tulangan dalam bidang
sebaran tegangan kolom (18.4.5.3)
Catatan : Dapat digunakan pada pembesian atas dan
bawah

Gambar R18.4.5.2 – Berlaku untuk kedua


tulangan atas dan bawah

Setidaknya sejumlah
seperempat dari luas
tulangan atas pada
tumpuan (18.4.5.4)

Setidaknya sejumlah
sepertiga luas tulangan
atas
Tulangan atas dan
bawah menerus
(18.4.5.6 dan 18.4.5.7)
Potongan kolom
Tulangan atas dan
bawah menerus

Setidaknya sejumlah
setengah luas tulangan
bawah di pertengahan
bentang
(18.4.5.6)

Potongan tengah
Gambar R18.4.5.3 – Penempatan tulangan
pada pelat
18.4.5.8 Pada penampang kritis di sekitar R18.4.5.8 Persyaratan berlaku untuk pelat
kolom sesuai 22.6.4.1, geser dua arah akibat dua arah yang merupakan bagian dari system
beban gravitasi terfaktor tidak boleh melebihi penahan gaya seismik. Sambungan pelat-
0,4Vc, dimana Vc harus dihitung sesuai kolom pada tes laboratorium (Pan dan Moehle
22.6.5. Persyaratan ini tidak perlu diikuti jika 1989) menunjukkan penurunan daktilitas
pelat memenuhi 18.14.5. perpindahan lateral ketika geser pada
sambungan kolom melebihi batas yang
direkomendasikan. Sambungan pelat-kolom
juga harus memenuhi persyartan kuat geser
dan momen pada Pasal 8 dibawah beban
kombinasi termasuk termasuk pengaruh
gempa.

15 dari XX
RSNI 2847:2018
STANDAR PENJELASAN

18.5 – Dinding struktural pracetak R18.5 – Dinding struktural pracetak


menengah menengah
18.5.1 Ruang lingkup Sambungan antara panel dinding pracetak
atau antara panel dinding dan fondasi
18.5.1.1 Pasal ini berlaku untuk dinding
disyaratkan untuk menahan pergerakan
struktural pracetak menengah yang
gempa dan agar menghasilkan kelelehan
merupakan bagian dari sistem pemikul gaya
disekitar sambungan. Ketika sambungan
seismik.
mekanis tipe 2 digunakan untuk
18.5.2 Umum menghubungkan tulangan utama secara
18.5.2.1 Pada sambungan antara panel langsung, kuat probable dari sambungan
dinding, atau antara panel dinding dan tidak boleh kurang dari 1,5 kali dari kuat leleh
fondasi, pelelehan harus dibatasi pada specified pada tulangan.
elemen baja atau tulangan.
18.5.2.2 Elemen sambungan yang tidak
didesain leleh, kekuatan perlunya harus
didasarkan pada 1,5Sy dari bagian
sambungan yang leleh.
18.5.2.3 Pada struktur yang masuk dalam
KDS D, E, atau F, pilar dinding harus didesain
memenuhi 18.10.8 atau 18.14.
18.6 - Balok sistem rangka pemikul R18.6 - Balok sistem rangka pemikul
momen khusus momen khusus
18.6.1 Ruang lingkup R18.6.1 Lingkup – Pasal ini berlaku untuk
balok rngka momen khusus yang menahan
18.6.1.1 Pasal ini berlaku untuk balok-balok
beban lateral yang diinduksi oleh pergerakan
sistem rangka pemikul momen khusus yang
gempa. Pada peraturan sebelumnya, setiap
merupakan bagian sistem pemikul gaya
komponen rangka yang terkena gaya tekan
seismik dan utamanya didesain untuk
aksial terfaktor melebihi (Ag𝒇𝒄 /10) di bawah
menahan lentur dan geser.
setiap kombinasi beban harus proporsional
18.6.1.1 Balok-balok sistem rangka dan detail seperti yang dijelaskan dalam 18.7.
pemikul momen khusus harus merangka ke Pada peraturan 2014, semua persyaratan
kolom-kolom sistem rangka pemikul momen untuk balok yang terdapat dalam 18.6
khusus sesuai 18.7. terlepas dari besarnya gaya tekan aksial.
Peraturan ini ditulis berdasarkan asumsi
bahwa rangka momen khusus terdiri dari
balok horizontal dan kolom vertikal yang
saling berhubungan oleh joint balok-kolom.
Hal ini dapat diterima untuk balok dan kolom
asalkan sistem yang dihasilkan berperilaku
sebagai rangka – yaitu, tahanan lateral
disediakan terutama oleh transfer momen
diantara balok dan kolom daripada aksi strut
atau bresing. Pada rangka momen khusus,
diizinkan untuk mendesain balok untuk
menahan kombinasi gaya momen dan aksial
yang terjadi pada balok yang bekerja
keduanya sebagai komponen rangka momen
dan kord atau kolektor. Hal ini dapat diterima
untuk balok rangka momen khusus untuk
kantilever diluar kolom, tetapi kantilever
seperti itu bukan bagian dari rangka momen

16 dari XX
RSNI 2847:2018

STANDAR PENJELASAN
khusus yang membentuk sistem pemikul gaya
seismik. Hal ini dapat diterima untuk balok
rangka momen khusus yang merangka pada
dinding batas jika batas ditulangi sebagai
kolom rangka momen khusus sesuai dengan
18.7. Rangka bresing beton, dimana tahanan
lateral terutama oleh gaya aksial pada balok
dan kolom, bukan sistem tahan gempa yang
berlaku.
18.6.2 Batasan dimensi R18.6.2 Batasan dimensi – bukti
eksperimental (Hirosawa 1997) menunjukkan
18.6.2.1 Balok harus memenuhi (a) hingga
bahwa, di bawah perpindahan balik ke dalam
(c):
rentang nonlinear, perilaku komponen kontinu
a) Bentang bersih, n, harus minimal 4d yang memiliki rasio panjang terhadap tinggi
b) Lebar penampang bw, harus minimal nilai kecil dari 4 berbeda secara signifikan dari
terkecil dari 0,3h dan 250 mm perilaku komponen yang relatif ramping.
c) Proyeksi lebar balok yang melampaui lebar Aturan desain berasal dari pengalaman
kolom penumpu tidak boleh melebihi nilai dengan komponen yang relatif ramping tidak
terkecil dari c2 dan 0,75c1 pada masing- berlaku secara langsung untuk komponen
masing sisi kolom. dengan rasio panjang terhadap tinggi kecil
dari 4, terutama berhubungan dengan kuat
geser.
Batasan geometric yang ditunjukkan dalam
18.6.2.1(b) dan (c) berasal dari praktik dan
penelitian (ACI 352R) pada rangka beton
bertulang yang menahan gaya induksi
gempa. Batasan dalam 18.6.2.1(c)
menentukan lebar balok maksimum yang
secara efektif dapat mentransfer gaya ke joint
balok-kolom. Contoh lebar efektif maksimum
balok ditunjukkan dalam Gambar R18.6.2.

17 dari XX
RSNI 2847:2018
STANDAR PENJELASAN
Tulangan melintang melewati
kolom untuk memberikan
kekangan pada tulangan
longitudinal balok yang
Arah
memotong inti kolom bagian
analisis
luar

A c A
1

c
2

DENAH

Tidak
melampaui
nilai terkecil
antara c2 dan
0.75c1

bw

Catatan:
Tulangan melintang kolom pada potongan di
atas dan di bawah joint tidak ditampilkan
untuk memperjelas makna

POTONGAN A-A
Gambar R18.6.2 – Maksimum lebar efektif
balok tidur dan persyaratan tulangan
transversal
R18.6.3 Tulangan longitudinal
18.6.3 Tulangan longitudinal
R18.6.3.1 Batasan rasio tulangan 0,025
18.6.3.1 Balok-balok harus memiliki
didasarkan terutama pada pertimbangan
setidaknya dua batang tulangan menerus
congestion tulangan dan, secara langsung,
pada sisi atas dan bawah penampang. Pada
membatasi tegangan geser balok dengan
sebarang penampang, jumlah tulangan tidak
proporsi tipikal.
boleh kurang dari yang disyaratkan 9.6.1.2,
dan rasio tulangan  tidak boleh melebihi
0,025, baik untuk tulangan atas maupun
bawah.
18.6.3.2 Kekuatan momen positif pada
muka joint harus tidak kurang dari setengah
kekuatan momen negatif pada muka joint
tersebut. Kekuatan momen negatif dan positif

18 dari XX
RSNI 2847:2018

STANDAR PENJELASAN
pada sebarang penampang di sepanjang
bentang komponen struktur tidak boleh
kurang dari seperempat kekuatan momen
maksimum pada muka kedua joint.
18.6.3.3 Sambungan lewatan tulangan R18.6.3.3 Sambungan (splices) tulangan
longitudinal diizinkan jika sengkang tertutup lewatan dilarang disepanjang panjang dimana
atau spiral dipasang sepanjang sambungan leleh lentur diantisipasi karena splices
lewatan. Spasi tulangan sengkang tertutup tersebut tidak dapat diandalkan dalam kondisi
yang melingkupi batang tulangan yang beban siklik dalam daerah inelastis. Tulangan
disambung-lewatkan tidak boleh melebihi nilai transversal untuk sambungan lewatan pada
terkecil dari d/4 dan 100 mm. Sambungan setiap lokasi adalah wajib karena selimut
lewatan tidak boleh digunakan pada lokasi a) beton berpotensi spalling dan dibutuhkan
hingga c): untuk mengekang splice.
a) Dalam joint
b) Dalam jarak dua kali tinggi balok dari muka
joint
c) Dalam jarak dua kali tinggi balok dari
penampang kritis di mana pelelehan lentur
dimungkinkan terjadi sebagai akibat
deformasi lateral yang melampaui perilaku
elastik
18.6.3.4 Sambungan mekanis harus
memenuhi 18.2.7 dan sambungan las harus
memenuhi 18.2.8.
18.6.3.5 Balok prategang harus memenuhi R18.6.3.5 Pasal ini dibikin, sebagian,
(a) hingga (d), kecuali bila digunakan pada berdasarkan pengamatan kinerja gedung
sistem rangka pemikul momen khusus sesuai pada gempa (ACI 423.3R). Untuk menghitung
18.9.2.3: tegangan rata-rata prestress, dimensi
a) Prategang rata-rata fpc yang dihitung untuk penampang terkecil pada balok biasanya
luas yang sama dengan dimensi terkecil adalah dimensi badan (web), dan tidak
penampang komponen struktur balok bertujuan untuk mengacu pada tebal flens. Di
yang dikalikan dengan dimensi daerah yang berpotensi sendi plastis, batasan
penampang tegak lurusnya tidak boleh regangan dan persyaratan tendon tanpa
melebihi nilai terkecil dari 3,5 MPa dan lekatan bertujuan untuk mencegah fraktur
f c 10 . beton dibawah deformasi inelastik gempa.
Perhitungan regangan baja prategang
b) Pada daerah yang berpotensi mengalami disyaratkan mengingat mekanisme inelastik
sendi plastis, harus digunakan baja yang diantisipasi struktur. Untuk baja
prategang tanpa lekatan. Regangan yang prategang tanpa lekatan sepanjang rentang
diperhitungkan pada baja prategang balok penuh, regangan umumnya akan jauh
akibat perpindahan desain harus kurang dibawah batas yang ditentukan. Untuk baja
dari 0,01. prategang dengan panjang tanpa lekatan
c) Baja prategang tidak boleh pendek melalui atau berdekatan dengan
menyumbangkan lebih dari seperempat sambungan, regangan tambahan akibat
kekuatan lentur positif atau negatif pada deformasi gempa dihitung sebagai hasil
penampang kritis di daerah sendi plastis kedalaman aksis netral dan penjumlahan
dan harus diangkur pada atau melampaui rotasi sendi pastis pada joint, dibagi dengan
muka sisi luar joint. panjang tanpa lekatan.
d) Pengangkuran tendon pasca tarik yang Pembatasan kuat lentur yang disediakan
memikul gaya gempa harus mampu oleh tendon didasarkan pada hasil studi
memfasilitasi tendon dalam menahan 50 analitik dan eksperimental (Ishizuka dan
siklus pembebanan, dengan nilai gaya Hawkins 1987; Park dan Thompson 1977).
tulangan prategang di antara 40 hingga 85
19 dari XX
RSNI 2847:2018
STANDAR PENJELASAN
persen kekuatan tarik baja prategang yang Meskipun kinerja seismik yang memuaskan
ditetapkan. dapat diperoleh dengan jumlah baja
prategang yang lebih besar, pembatasan ini
disyaratkan untuk memungkinkan
penggunaan faktor modifikasi respond
amplifikasi defleksi yang sama seperti yang
ditentukan dalam model untuk rangka momen
khusus tanpa baja prategang. Rangka
momen khusus prategang umumnya akan
mengandung baja tulangan kontinu yang
diangkur dengan penutup yang memadai
pada atau di luar muka eksterior setiap lokasi
sambungan balok-kolom pada ujung rangka
momen.
Tes fatik untuk 50 siklus beban antara 40
sampai 80 persen dari kuat tarik specified
tulangan prategang sudah berjalan lama (ACI
423.3R; ACI 423.7). Batasan 80 persen
meningkat menjadi 85 persen sesuai dengan
batas 1 persen pada regangan tulangan
prategang. Pengujian atas berbagai daerah
tegangan ini bertujuan untuk secara
konservatif mensimulasikan efek gempa kuat
(severe). Detail tambahan tentang prosedur
pengujian disajikan dalam ACI 423.7.
18.6.4 Tulangan transversal R18.6.4 Tulangan transversal – Tulangan
transversal disyaratkan terutama untuk
18.6.4.1 Sengkang tertutup harus
kekangan beton dan mempertahankan
dipasang pada balok di daerah berikut:
pendukung lateral untuk batang tulangan
a) Sepanjang jarak yang sama dengan dua pada daerah dimana kelelehan diharapkan
kali tinggi balok yang diukur dari muka terjadi. Contoh sengkang tertutup yang sesuai
kolom penumpu ke arah tengah bentang, untuk balok ditunjukkan pada Gambar
di kedua ujung balok R18.6.4.
b) Sepanjang jarak yang sama dengan dua
Pada peraturan sebelumnya, batas atas
kali tinggi balok pada kedua sisi suatu
pada spasi sengkang tertutup paling kecil
penampang dimana pelelehan lentur
adalah d/4, diameter delapan untuk batang
dimungkinkan terjadi sebagai akibat
longitudinal, diameter 24 untuk tie, dan 300
deformasi lateral yang melampaui perilaku
mm. Batas atas diubah pada edisi 2011
elastik.
karena kekhawatiran tentang kemampuan
18.6.4.2 Bila diperlukan sengkang tertutup, batang longitudinal untuk menahan tekuk dan
batang tulangan longitudinal utama yang mengekang balok yang lebih besar.
terdekat ke muka tarik dan tekan harus diberi
Dalam kasus komponen dengan kuat yang
tumpuan lateral yang memenuhi 25.7.2.3 atau
bervariasi sepanjang rentang atau komponen
25.7.2.4. Spasi tulangan longitudinal yang
beban tetap yang mewakili sebagian besar
tertumpu secara lateral tidak boleh melebihi
dari total beban desain, konsentrasi rotasi
350 mm. Tulangan longitudinal samping yang
inelastik dapat terjadi di sepanjang rentang
disyaratkan 9.7.2.3 tidak perlu tertumpu
tersebut. Jika kondisi seperti itu diantisipasi,
secara lateral.
tulangan transversal juga disyaratkan pada
18.6.4.3 Sengkang tertutup pada balok daerah dimana kelelehan diharapkan terjadi.
diizinkan terdiri dari dua batang tulangan: Karena pelepasan (spalling) beton mungkin
yaitu sebuah sengkang yang mempunyai kait terjadi, terutama di dan dekat daerah
gempa pada kedua ujungnya dan ikat silang kelelehan lentur, semua tulangan badan
sebagai penutup. Ikat silang berurutan yang

20 dari XX
RSNI 2847:2018

STANDAR PENJELASAN
mengikat batang tulangan memanjang yang disyaratkan untuk disediakan dalam bentuk
sama harus memiliki kait 90 derajat yang sengkang tertutup yang rapat.
dipasang selang-seling pada sisi yang
6d
berlawanan dari komponen struktur lentur.
b
6d ≥ 75 mm b Pemanjangan
Pemanjangan
Jika batang tulangan longitudinal yang Detail B Ikatan silang
dijelaskan pada
ditahan oleh ikat silang dikekang oleh pelat 25.3.5
hanya pada satu sisi komponen struktur
lentur, maka kait 90 derajat dari ikat silang Pada ikatan silang
harus ditempatkan pada sisi tersebut. berurutan yang
menyatukan
tulangan
longitudinal yang
18.6.4.4 Sengkang tertutup pertama harus Detail A
sama, maka kait
sudut 90 o dipasang Detail C
ditempatkan tidak lebih dari 50 mm dari muka pada sisi yang
berhadapan B
kolom penumpu. Spasi sengkang tertutup
tidak boleh melebihi nilai terkecil dari a)
hingga c): A A
C C
a) d/4
b) Enam kali diameter terkecil batang
tulangan lentur utama, tidak termasuk Jarak maksimum an tar
tulangan longitudinal samping yang tulanga n yang dikekang ole h
kaki ikatan sila ng atau
disyaratkan 9.7.2.3 sengkang = 350 mm

c) 150 mm Gambar R18.6.4 – Contoh sengkang


18.6.4.5 Bila diperlukan sengkang tertutup, tertutup dan ilustrasi batas spasi
sengkang tertutup tersebut harus didesain horizontal maksimum batang longitudinal
untuk menahan geser sesuai 18.6.5. yang ditumpu

18.6.4.6 Bila sengkang tertutup tidak


diperlukan, sengkang dengan kait gempa
pada kedua ujungnya harus dipasang dengan
spasi tidak lebih dari d/2 sepanjang bentang
balok.
18.6.4.7 Pada balok yang mengalami gaya
tekan aksial terfaktor melebihi Ag f' c /10 harus
dipasang sengkang tertutup yang memenuhi
18.7.5.2 hingga 18.7.5.4 sepanjang jarak
yang ditentukan pada 18.6.4.1. Di luar jarak
tersebut harus dipasang sengkang tertutup
yang memenuhi 18.7.5.2 dengan spasi s tidak
lebih dari nilai terkecil antara enam kali
diameter tulangan longitudinal terkecil dan
150 mm. Pada kondisi tebal selimut beton
melebihi 100 mm di luar tulangan transversal,
harus dipasang tulangan transversal
tambahan yang memiliki selimut beton yang
tidak lebih dari 100 mm dan spasi tidak lebih
dari 300 mm.
18.6.5 Kekuatan geser R18.6.5 Kuat geser – kecuali balok memiliki
kuat momen yang berada pada 3 atau 4 kali
18.6.5.1 Gaya desain – Gaya geser desain
momen desain, harus diasumsikan akan leleh
Ve harus dihitung dari tinjauan gaya-gaya
pada lentur jika terjadi gempa besar. Gaya
pada bagian balok di antara kedua muka joint.
geser desain harus dipilih sehingga menjadi
Momen-momen dengan tanda berlawanan
pendekatan yang baik dari geser maksimum
yang terkait dengan kekuatan momen lentur
yang dapat dihasilkan komponen. Oleh
maksimum yang mungkin terjadi, Mpr, harus
karena itu, persyaratan kuat geser pada
21 dari XX
RSNI 2847:2018
STANDAR PENJELASAN
diasumsikan bekerja pada muka-muka joint komponen rangka berhubungan dengan kuat
dan balok dibebani dengan beban gravitasi lentur dari komponen yang didesain daripada
tributari terfaktor di sepanjang bentangnya. gaya geser terfaktor ditunjukkan oleh analisis
beban lateral. Kondisi ini dijelaskan dalam
18.6.5.2 Tulangan transversal
18.6.5.1 diilustrasikan pada Gambar R18.6.5
Tulangan transversal sepanjang daerah
yang diidentifikasi dalam 18.6.4.1 harus Karena kuat leleh aktual pada tulangan
didesain untuk menahan geser dengan longitudinal dapat melebihi kuat leleh yang
mengasumsikan Vc = 0 bilamana kedua a) dan ditentukan (specified) dan karena pengerasan
b) terpenuhi: regangan (strain hardening) tulangan
a) Gaya geser akibat gempa yang dihitung cenderung terjadi pada joint yang terkena
sesuai 18.6.5.1 mewakili setidaknya rotasi yang besar, persyaratan kuat geser
setengah kekuatan geser perlu maksimum ditentukan menggunakan tegangan tidak
dalam bentang tersebut. kurang dari 1,25 fy tulangan longitudinal.
b) Gaya tekan aksial terfaktor Pu termasuk Studi eksperimental (Popov et al. 1972)
pengaruh gempa kurang dari Ag fc' 20 . komponen beton bertulang yang dikenai
beban siklik telah menunjukkan bahwa butuh
lebih tulangan geser untuk memastikan
kegagalan lentur jika komponen mengalami
perpindahan nonlinear daripada jika
komponen dibebankan hanya satu arah.
Pengamatan ini terdapat dalam Peraturan
(mengacu pada 18.6.5.2) dengan
menghilangkan istilah yang mewakili
kontribusi beton untuk kuat geser.
Konservatisme yang ditambahkan pada geser
dianggap perlu pada lokasi dimana potensial
sendi lentur dapat terjadi. Namun, strategi ini,
dipilih karena kemudahannya, tidak boleh
diinterpretasikan bahwa tidak ada beton yang
diperlukan untuk menahan geser. Sebaliknya,
dapat dikatakan bahwa beton inti menahan
semua geser dengan tulangan geser
(transversal) yang mengekang dan
memperkuat beton. Kekangan pada beton inti
memainkan peran yang pernting pada
perilaku balok dan tidak boleh dikurangi
seminimal mungkin hanya karena ekspresi
desain tidak sepenuhnya mengenalinya.
Catatan pada Gambar R18.6.5:
1. Arah gaya geser Vc tergantung pada besaran relatif beban
gravitasi dan geser dihasilkan oleh momen-momen ujung
2. Momen-momen ujung Mpr berdasarkan pada tegangan tarik
baja sebesar 1,25fy adalah kekuatan leleh yang ditetapkan.
(Kedua momen ujung harus ditinjau dalam kedua arah,
searah jarum jam dan berlawanan jarum jam)
3. Momen ujung Mpr untuk kolom tidak perlu lebih besar dari
momen-momen yang dihasilkan oleh Mpr balok-balok yang
merangka ke dalam joint balok-kolom. Vc tidak boleh kurang
dari yang disyaratkan oleh analisi struktur.

22 dari XX
RSNI 2847:2018

STANDAR PENJELASAN

ℓu

ℓn
wu = 1.2D + 1.0L +
0.2S

Mpr1 Mpr2
ℓn

Ve1 Ve2
Gaya geser
balo k

𝑴𝒑𝒓𝟏 𝑴𝒑𝒓𝟐 𝑾 𝒖 𝓵𝒏
𝑽𝒆
𝓵𝒏 𝟐
 

Pu
Mpr3
Gaya
Ve3 geser
kolom

ℓu

Ve4
Mpr4
Pu 𝑴𝒑𝒓𝟑 𝑴𝒑𝒓𝟒
𝑽𝒆𝟑,𝟒
𝓵𝒖

Gambar R18.6.5 – Geser desain untuk


balok dan kolom
18.7 – Kolom sistem rangka pemikul R18.7 – Kolom sistem rangka pemikul
momen khusus momen khusus
18.7.1 Ruang lingkup R18.7.1 Lingkup – Pasal ini berlaku untuk
kolom rangka momen khusus terlepas dari
18.7.1.1 Pasal ini berlaku untuk kolom-
besarnya gaya aksial. Sebelum 2014,
kolom sistem rangka pemikul momen khusus
peraturan mengizinkan kolom dengan gaya
yang merupakan bagian sistem pemikul gaya
aksial yang kecil di desain sebagai balok.
seismik dan utamanya didesain untuk
menahan gaya lentur, geser, dan aksial.
18.7.2 Batasan dimensi R18.7.2 Batasan dimensi – Batasan
geometri dalam pasal ini mengikuti praktek
18.7.2.1 Kolom-kolom harus memenuhi a)
sebelumnya (Seismology Committee of
dan b):
SEAOC 1996)

23 dari XX
RSNI 2847:2018
STANDAR PENJELASAN
a) Dimensi penampang terkecil, diukur pada
garis lurus yang melalui pusat geometri,
tidak kurang dari 300 mm.
b) Rasio dimensi penampang terkecil
terhadap dimensi tegak lurusnya tidak
kurang dari 0,4.
18.7.3 Kekuatan lentur minimum kolom R18.7.3 Kekuatan lentur minimum pada
kolom – Tujuan dari 18.7.3.2 adalah untuk
18.7.3.1 Kolom-kolom harus memenuhi
mengurangi kemungkinan leleh pada kolom
18.7.3.2 atau 18.7.3.3.
yang dianggap sebagai bagian dari sistem
18.7.3.2 Kekuatan lentur kolom harus pemikul gaya seismik. Jika kolom tidak lebih
memenuhi kuat dari balok yang membingkainya pada
sambungan, ada kemungkinan peningkatan
∑Mnc ≥ 1,2 ∑Mnb (18.7.3.2) kondisi inelastis. Pada kasus terburuk pada
kolom lemah, leleh akibat lentur dapat terjadi
dimana
pada kedua ujung semua kolom pada lantai
Mnc adalah jumlah kekuatan lentur nominal tertentu, yang menghasilkan mekanisme
kolom-kolom yang merangka ke dalam joint, kegagalan kolom yang dapat menyebabkan
yang dievaluasi di muka-muka joint. Kekuatan keruntuhan.
lentur kolom harus dihitung untuk gaya aksial
Pada 18.7.3.2, kekuatan nominal balok dan
terfaktor, konsisten dengan arah gaya-gaya
kolom dihitung pada permukaan join, dan
lateral yang ditinjau, yang menghasilkan
kekuatan tersebut dibandingkan secara
kekuatan lentur terendah.
langsung menggunakan Pers. (18.7.3.2).
Mnb adalah jumlah kekuatan lentur nominal Peraturan 1995 dan peraturan-peraturan
balok yang merangka ke dalam joint, yang sebelumnya mengharuskan kekuatan desain
dievaluasi di muka-muka joint. Pada untuk dibandingkan tidak pada permukaan
konstruksi balok-T, dimana pelat dalam join tetapi di pusat join, yang biasanya
kondisi tarik akibat momen-momen di muka menghasilkan hasil yang sama tetapi dengan
joint, tulangan pelat dalam lebar efektif pelat usaha penghitungan ekstra.
sesuai 6.3.2 harus diasumsikan berkontribusi
terhadap Mnb jika tulangan pelat tersebut Dalam menentukan kekuatan momen
terangkur dengan baik pada penampang nominal dari bagian balok dengan lentur
kritisnya. negatif (atas dalam kondisi tertarik), tulangan
Kekuatan lentur harus dijumlahkan memanjang yang terkandung dalam lebar
sedemikian hingga momen-momen kolom efektif sayap dari pelat atas yang bertindak
berlawanan dengan momen-momen balok. secara monolit dengan balok meningkatkan
Pers. (18.7.3.2) harus dipenuhi untuk momen- kekuatan balok. French dan Moehle (1991),
momen balok yang bekerja pada kedua arah pada sub assembly balok-kolom yang
pada bidang vertikal rangka yang ditinjau. mengalami gaya lateral, menunjukkan bahwa
dengan menggunakan lebar sayap efektif
18.7.3.3 Jika 18.7.3.2 tidak dipenuhi pada yang didefinisikan dalam 6.3.2 memberikan
suatu joint, kekuatan dan kekakuan lateral nilai perkiraan momen negatif koneksi interior
kolom yang merangka ke dalam joint tersebut yang wajar pada perpindahan lantai
harus diabaikan saat menghitung kekuatan mendekati 2 persen dari ketinggian lantai.
dan kekakuan struktur. Kolom-kolom ini harus Lebar efektif ini konservatif di mana pelat
memenuhi 18.14. berakhir pada spandrel yang lemah.
18.7.4 Tulangan longitudinal R18.7.4 Tulangan longitudinal – Batas
bawah luas tulangan longitudinal adalah
18.7.4.1 Luas tulangan longitudinal Ast tidak
untuk mengontrol deformasi sebagai fungsi
boleh kurang dari 0,01Ag dan tidak lebih dari
waktu dan untuk memiliki momen leleh
0,06Ag.
melebihi momen retak. Batas atas luas
tulangan longitudinal mencerminkan
kepedulian terhadap kepadatan penulangan,

24 dari XX
RSNI 2847:2018

STANDAR PENJELASAN
transfer beban dari elemen lantai ke kolom
18.7.4.2 Pada kolom-kolom dengan
(terutama dalam konstruksi tingkat rendah)
sengkang bundar, jumlah batang tulangan
dan peningkatan tegangan geser yang tinggi.
longitudinal minimum harus 6.
Pengelupasan cangkang beton, yang
18.7.4.3 Sambungan mekanis harus
mungkin terjadi di dekat ujung kolom pada
memenuhi 18.2.7 dan sambungan las 18.2.8.
rangka dengan konfigurasi tipikal, membuat
Sambungan lewatan diizinkan hanya dalam
splices lap di lokasi ini rentan. Jika
daerah tengah tinggi kolom dan harus
sambungan lewatan harus selalu digunakan,
didesain sebagai sambungan lewatan tarik
mereka harus diletakkan di daerah tengah
dan harus dilingkupi tulangan transversal
tinggi lantai (midheight) di mana tegangan
yang memenuhi 18.7.5.2 dan 18.7.5.3.
bolak-balok cenderung terbatas pada rentang
tegangan yang lebih kecil daripada di lokasi
dekat join. Tulangan transversal diperlukan
pada area sepanjang sambungan lewatan
karena ketidakpastian distribusi momen di
sepanjang tinggi lantai dan kebutuhan untuk
pengekangan sambungan lewatan yang
mengalami tegangan bolak-balik (Sivakumar
et al. 1983).
18.7.5 Tulangan transversal R18.7.5 Tulangan transversal - Bagian ini
berkaitan dengan pengekangan beton dan
penyediaan dukungan lateral untuk tulangan
longitudinal.
18.7.5.1 Tulangan transversal yang R18.7.5.1 Bagian ini menetapkan panjang
disyaratkan 18.7.5.2 hingga 18.7.5.4 harus minimum ℓo untuk menyediakan tulangan
dipasang sepanjang o dari masing-masing transversal yang rapat pada ujung kolom,
muka joint dan pada kedua sisi sebarang dimana leleh akibat lentur biasanya terjadi.
penampang dimana pelelehan lentur Hasil penelitian menunjukkan bahwa panjang
dimungkinkan terjadi sebagai akibat minimum harus ditingkatkan sebesar 50
perpindahan lateral yang melampaui perilaku persen atau lebih di lokasi-lokasi, seperti
elastik. Panjang o tidak boleh kurang dari lantai dasar bangunan, di mana beban aksial
nilai terbesar antara a) hingga c): dan kebutuhan lentur kemungkinan sangat
tinggi (Watson et al. 1994).
a) Tinggi kolom pada muka joint atau pada
penampang dimana pelelehan lentur
dimungkinkan terjadi
b) Seperenam tinggi bersih kolom
c) 450 mm
18.7.5.2 Tulangan transversal harus sesuai R18.7.5.2 Bagian 18.7.5.2 dan 18.7.5.3
a) hingga f): menyediakan persyaratan untuk konfigurasi
a) Tulangan transversal harus terdiri dari tulangan transversal untuk kolom dan join dari
spiral tunggal atau spiral overlap, system rangka pemikul momen khusus.
sengkang bundar, atau sengkang tertutup, Gambar R18.7.5.2 menunjukkan contoh
dengan atau tanpa ikat silang. tulangan transversal yang disediakan oleh
satu sengkang tertutup dan tiga sengkang ikat
b) Setiap tekukan ujung sengkang tertutup
silang (crossties). Sengkang ikat silang
dan ikat silang harus mengait batang
dengan kait 90 derajat tidak seefektif
tulangan longitudinal terluar.
sengkang ikat silang dengan kait 135 derajat
c) Ikat silang dengan ukuran batang tulangan ataupun lingkaran dalam memberikan
yang sama atau yang lebih kecil dari pengekangan. Untuk nilai-nilai yang lebih
diameter sengkang diizinkan sesuai rendah dari Pu /Ag f'c dan kekuatan tekan beton
batasan 25.7.2.2. Ikat silang yang
berurutan harus diselang-seling ujungnya yang lebih rendah, sengkang ikat silang

25 dari XX
RSNI 2847:2018
STANDAR PENJELASAN
sepanjang tulangan longitudinal dan dengan kait 90-derajat memadai apabila
sekeliling perimeter penampang. ujung kaitnya diletakkan bergantian
d) Jika digunakan sengkang tertutup ataupun sepanjang kolom dan di sudut-sudut berbeda
ikat silang, tulangan transversal tersebut di sekeliling kolom. Untuk nilai Pu /Ag f'c yang
harus berfungsi sebagai tumpuan lateral lebih tinggi, dimana diharapkan terjadi
untuk tulangan longitudinal sesuai 25.7.2.2 perilaku yang dikontrol oleh tekan
dan 25.7.2.3 (compression controlled behavior), dan untuk
e) Tulangan harus diatur sedemikian kekuatan tekan yang lebih tinggi, dimana
sehingga spasi hx antara tulangan- perilaku cenderung lebih getas, peningkatan
tulangan longitudinal di sepanjang pengekangan yang disediakan dengan
perimeter penampang kolom yang memiliki sudut sengkang ikat tertutup atau kait
tertumpu secara lateral oleh sudut ikat seismik yang mensuport semua tulangan
silang atau sengkang tertutup tidak boleh longitudinal adalah penting untuk mencapai
melebihi 350 mm. kinerja yang diinginkan. Apabila kondisi ini
berlaku, diperlukan sengkang ikat silang
f) Ketika Pu>0,3Ag𝒇𝒄 atau f'c > 70 MPa pada dengan kait seismik di kedua ujungnya. Batas
kolom dengan sengkang tertutup, setiap 200 mm pada 𝒉𝒙 jugadimaksudkan untuk
batang atau bundel tulangan longitudinal meningkatkan kinerja pada kondisi kritis.
di sekeliling inti kolom harus memiliki Untuk tulangan yang dibundel (bundled bars),
tumpuan lateral yang diberikan oleh sudut bengkokan atau kait dari sengkang tertutup
dari sengkang tertutup ataupun oleh kait dan sengkang ikat silang harus
gempa, dan nilai hx tidak boleh lebih dari menutup/melingkupi bundel, dan bengkokan
200 mm. Pu harus merupakan gaya tekan yang lebih panjang pada kait harus
terbesar yang konsisten dengan dipertimbangkan. Beban aksial kolom Pu
kombinasi beban terfaktor termasuk E. harus mencerminkan gaya tekan terfaktor dari
beban gempa dan gravitasi.
Pada standar-standar peraturan yang lalu,
persyaratan untuk tulangan transversal di
kolom, dinding, balok-kolom join, dan balok
perangkai yang diperkuat secara diagonal
mengacu pada persamaan yang sama. Pada
standar peraturan ini, persamaan dan
persyaratan penulangannya berbeda
tergantung pada tipe elemen dan merupakan
fungsi dari beban, deformasi, dan persyaratan
kinerjanya. Selain itu, hx sebelumnya disebut
sebagai jarak antara kaki-kaki sengkang
tertutup atau sengkang ikat silang. Pada
standar peraturan ini, hx mengacu pada jarak
antara tulangan longitudinal yang diikat oleh
sengkang tertutup ataupun sengkang ikat
silang tersebut.

26 dari XX
RSNI 2847:2018

STANDAR PENJELASAN
Pada ikatan silang berurutan yang
menyatukan tulangan longitudinal
yang sama, maka sudut 90 o
dipasang pada sisi yang
berhadapan
6db pemanjangan
6db ≥ 75 mm Ash2

xi
bc2
xi
Ash1

xi xi xi

bc1

Dimensi xi antara sumbu-sumbu penampang


tulangan longitudinal yang tertumpu secara
lateral tidak melebihi 350 mm. Nilai hx dalam
rumus (18.7.5.3) diambil sebagai nilai terbesar
dari xi.
Gambar R18.7.5.2 – Contoh penulangan
geser pada kolom
18.7.5.3 Spasi tulangan transversal tidak R18.7.5.3 Persyaratan bahwa spasi
melebihi nilai terkecil dari (a) hingga (c): sengkang tidak melebihi satu-per-empat
dimensi minimum elemen adalah untuk
a) Seperempat dimensi terkecil penampang
memenuhi kecukupan pengekangan.
kolom
Persyaratan bahwa spasi sengkang tidak
b) Enam kali diameter tulangan longitudinal melebihi enam kali diameter tulangan
terkecil longitudinal adalah untuk memberikan efek
c) so, yang dihitung dengan kekangan lateral terhadap tulangan
longitudinal setelah terjadi spalling. Batasan
 350  h x 
s o  100    (18.7.5.3) spasi 100 mm adalah untuk pengekangan
 3  beton; 18.7.5.3 mengizinkan batasan ini
diperbesar menjadi 150 mm jika spasi
Nilai so tidak boleh melebihi 150 mm dan
crossties atau kaki tulangan dari overlapping
tidak perlu kurang dari 100 mm.
hoops adalah kurang dari 200 mm.
18.7.5.4 Jumlah tulangan transversal harus R18.7.5.4 Efek tulangan spiral dan tulangan
sesuai Tabel 18.7.5.4. segiempat yang dikonfigurasikan dengan baik
terhadap kapasitas deformasi kolom sudah
Faktor kekuatan beton kf dan faktor
banyak dibuktikan (Sakai dan Sheikh 1989).
keefektifan pengekangan kf dihitung
Ekspresi (a), (b), (d), dan (e) pada Tabel
berdasarkan Pers. 18.7.5.4a dan 18.7.5.4b.
18.7.5.4 telah digunakan dalam ACI 318
' untuk menghitung kebutuhan tulangan
f
a) k f  c  0, 6  1, 0 (18.7.5.4a) pengekang untuk menjamin bahwa spalling
175 dari selimut beton tidak menyebabkan
n hilangnya kapasitas kolom dalam menahan
b) k n   0, 6  1, 0 (18.7.5.4b) gaya aksial. Ekspresi (c) dan (f)
n  2
dikembangkan dari studi terhadap data
dimana nℓ adalah jumlah batang atau bundel pengujian kolom (Elwood et al. 2009) dan
tulangan longitudinal di sekeliling inti kolom dimaksudkan untuk menghasilkan kolom
dengan sengkang persegi yang ditumpu yang mampu mencapai rasio simpangan 0,03
tanpa mengalami penurunan kekuatan yang
drastis. Ekspresi (c) dan (f) akan menentukan
27 dari XX
RSNI 2847:2018
STANDAR PENJELASAN
secara lateral oleh sudut dari sengkang untuk kasus dimana gaya aksial melebihi
tertutup atau kait seismik. 0, 3 Ag f c' , yang mana kira-kira terletak di
Tabel 18.7.5.4 – Tulangan transversal daerah terkontrol tekan untuk kolom yang
untuk kolom-kolom sistem rangka ditulangi secara simetris. Faktor kn (Paultre
pemikul momen khusus dan Legeron 2008) mengurangi kebutuhan
tulangan pengekang dengan memperkecil
Tulangan Kondisi Persamaan yang berlaku
transversal spasi dan kekangan lateral tulangan
longitudinal sebab kolom yang demikian lebih
' Terbesar
Pu  0, 3 Ag fc antara (a) 0, 3  Ag 1 fc' (a) efektif terkekang daripada kolom dengan
A 
 ch  f yt tulangan longitudinal yang jarak kekangan
dan f '  70 dan (b)
Ash/sbc untuk c
f ' lateralnya besar. Faktor kn meningkatkan
sengkang MPa 0, 09 c (b)
pengikat
f yt kebutuhan tulangan pengekang untuk kolom
persegi Pu  0,3 Ag fc' Terbesar dengan > 68 MPa karena kolom tersebut akan
antara 0, 2k k Pu
atau f  70
'
f n f yt Ach
(c) mengalami kegagalan getas apabila tidak
c (a), (b)
MPa dan (c) dikekang dengan baik. Kuat tekan beton
 Ag  fc ' dengan mutu lebih besar daripada 100 MPa,
Pu  0,3 Ag f c' Terbesar 0, 45  1 (d)
 Ach  f yt
harus digunakan dengan lebih hati-hati sebab
antara
𝜌 untuk dan f  70
'
hasil penelitian kolom dengan mutu setinggi
c (d) dan
spiral itu belum banyak. Kuat tekan beton yang
MPa (e) f '
ataupun 0,12 c (e) digunakan untuk menentukan kebutuhan
sengkang Pu  0,3 A f ' Terbesar f yt
pengikat g c
antara tulangan pengekang harus sama dengan
lingkaran atau f c'  70 (d), (e) Pu mutu beton yang disyaratkan di dokumen
0, 35k (f)
MPa dan (f) f f yt Ach konstruksi.
Ekspresi (a), (b), dan (c) pada Tabel 18.7.5.4
harus dipenuhi untuk dua arah. Untuk tiap
arah yang ditinjau, a adalah dimensi inti yang
tegak lurus dengan kaki tulangan Ash seperti
yang ditunjukkan pada Gambar R18.7.5.2.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
tulangan mutu tinggi dapat efektif digunakan
sebagai tulangan pengekang. 20.2.2.4
mengizinkan penggunaan nilai fyt sebesar 680
MPa untuk digunakan pda Tabel 18.7.5.4
18.7.5.5 Di luar panjang 0 yang ditetapkan R18.7.5.5 Ketentuan ini dimaksudkan untuk
dalam 18.7.5.1, kolom harus diberi tulangan memberikan perlindungan yang wajar
spiral atau sengkang yang memenuhi 25.7.2 terhadap daerah tengah tinggi kolom di luar
hingga 25.7.4 dengan spasi s tidak melebihi daerah sepanjang ℓo. Dari hasil pengamatan
nilai terkecil dari enam kali diameter tulangan setelah gempa bumi telah menunjukkan
longitudinal terkecil dan 150 mm, kecuali bila kerusakan yang signifikan terhadap kolom
jumlah tulangan transversal yang lebih besar pada daerah ini, dan tulangan sengkang
disyaratkan oleh 18.7.4.3 atau 18.7.6. minimum atau sengkang spiral yang
diperlukan harus memberikan kekuatan yang
lebih seragam di sepanjang kolom.
18.7.5.6 Kolom yang menumpu reaksi dari R18.7.5.6 Kolom yang mensuport elemen
komponen struktur kaku yang tak menerus, struktur kaku yang tidak menerus, seperti
seperti dinding, harus memenuhi a) dan b): dinding atau rangka batang, dapat mencapai
respons inelastis yang cukup besar. Oleh
a) Tulangan transversal sesuai 18.7.5.2
karena itu, diperlukan penulangan pada
hingga 18.7.5.4 harus disediakan
sepanjang kolom-kolom ini. Ini mencakup
sepanjang tinggi keseluruhan kolom pada
semua kolom di bawah lantai di mana elemen
semua tingkat di bawah lokasi
struktur kaku tidak menerus, kecuali apabila
diskontinuitas jika gaya tekan aksial
kekuatan terfaktor berdasarkan efek gempa
terfaktor pada kolom-kolom ini akibat
28 dari XX
RSNI 2847:2018

STANDAR PENJELASAN
pengaruh gempa melebihi 𝑨𝒈 𝒇𝒄 ′/10. rendah. Lihat R18.12.7.5 untuk pembahasan
Bilamana gaya desain telah diperbesar faktor kuat lebih (overstrength) Ωo.
untuk memperhitungkan faktor kekuatan
lebih elemen vertikal sistem pemikul gaya
seismik, batasan 𝑨𝒈 𝒇𝒄 /𝟏𝟎 harus
ditingkatkan menjadi 𝑨𝒈 𝒇𝒄 /𝟒 .
b) Tulangan transversal harus diteruskan ke
dalam komponen struktur kaku tak
menerus paling sedikit sejarak  d batang
tulangan longitudinal terbesar sesuai
18.8.5. Bilamana ujung bawah kolom yang
ditinjau berhenti pada suatu dinding,
tulangan transversal perlu harus
diteruskan ke dalam dinding paling sedikit
d batang tulangan longitudinal terbesar di
titik pemutusan. Bilamana kolom tersebut
berhenti pada sistem fondasi, tulangan
transversal perlu harus diteruskan paling
sedikit 300 mm ke dalam sistem fondasi.
18.7.5.7 Jika tebal selimut beton di luar
tulangan transversal pengekang yang
ditetapkan berdasarkan 18.7.5.1, 18.7.5.5,
dan 18.7.5.6 melebihi 100 mm, maka harus
disediakan tulangan transversal tambahan
dengan tebal selimut beton tidak melebihi 100
mm dan spasi tidak melebihi 300 mm.
18.7.6 Kekuatan geser R18.7.6 Kuat geser
18.7.6.1 Gaya desain R18.7.6.1 Gaya desain
18.7.6.1.1 Gaya geser desain Ve harus R18.7.6.1.1 Prosedur pada pasal 18.6.5.1
ditentukan dari peninjauan terhadap gaya- dapat juga digunakan untuk kolom. Pada
gaya maksimum yang dapat terjadi di muka- lokasi di atas lantai dasar, momen pada join
muka joint pada setiap ujung kolom. Gaya- dibatasi oleh kuat lentur balok yang merangka
gaya joint ini harus ditentukan menggunakan pada join. Apabila balok-balok yang
kekuatan lentur maksimum yang mungkin merangka pada sisi yang saling
terjadi, Mpr, di setiap ujung kolom yang terkait berseberangan dari join, kuat kombinasi
dengan rentang beban aksial terfaktor, Pu, adalah penjumlahan kuat lentur negatif pada
yang bekerja pada kolom. Geser kolom satu sisi dan kuat lentur positif pada sisi
tersebut di atas tidak perlu melebihi nilai geser lainnya. Kuat lentur balok tersebut dihitung
yang dihitung dari kekuatan joint berdasarkan menggunakan faktor reduksi kekuatan 1.0
Mpr balok yang merangka ke joint. Nilai Ve dan tulangan menggunakan tegangan leleh
tidak boleh kurang dari geser terfaktor efektif yang diambil paling tidak 1,25fy.
berdasarkan analisis struktur. Distribusi kombinasi kuat momen pada balok
ke kolom diatas dan dibawah join harus
berdasarkan analisis.
18.7.6.2 Tulangan transversal

18.7.6.2.1 Tulangan transversal sepanjang


ℓo berdasarkan 18.7.5.1, harus didesain untuk
menahan geser dengan mengasumsikan Vc =
0 bila a) dan b) terjadi:

29 dari XX
RSNI 2847:2018
STANDAR PENJELASAN
a) Gaya geser akibat gempa berdasarkan
18.7.6.1 setidaknya setengah kekuatan
geser perlu maksimum di sepanjang o .
b) Gaya tekan aksial terfaktor Pu termasuk
pengaruh gempa kurang dari 𝑨𝒈 𝒇𝒄 /𝟐𝟎.
18.8 – Joint sistem rangka pemikul momen R18.8 – Join sistem rangka pemikul
khusus momen khusus
18.8.1 Ruang lingkup
18.8.1.1 Pasal ini berlaku untuk joint
balok-kolom sistem rangka pemikul momen
khusus yang merupakan bagian dari sistem
pemikul gaya seismik.
18.8.2 Umum R18.8.2 Umum – Pembentukan rotasi
inelastis pada muka join tulangan rangka
18.8.2.1 Gaya-gaya pada tulangan
momen berhubungan dengan regangan pada
longitudinal balok di muka joint harus dihitung
tulangan lentur jauh melebihi regangan leleh.
dengan mengasumsikan tegangan pada
Konsekuensinya, gaya geser join dihasilkan
tulangan tarik lentur adalah 1,25fy. dari tulangan lentur perhitungan tegangan
menggunakan 1,25fy dari tulangan (mengacu
18.8.2.1). Penjelasan detail dari alasan untuk
kemungkinan terbentuknya tegangan
melebihi kuat leleh pada tulangan tarik balok
tersedia di ACI 352R.
18.8.2.2 Tulangan longitudinal balok yang R18.8.2.2 Persyaratan desain untuk
dihentikan di dalam suatu kolom harus tulangan pengait berdasarkan kebanyakan
diteruskan ke muka terjauh dari inti kolom penelitian dan pengalaman untuk join dengan
terkekang dan harus disalurkan dalam tarik kait standar 90 derajat. Oleh karena itu, kait
sesuai 18.8.5 dan dalam tekan sesuai 25.4.9. standar 90 derajat secara umum lebih disukai
daripada kait standar 180 derajat kecuali
pertimbangan yang tidak biasa
mengharuskan penggunaan kait 180 derajat.
Untuk tulangan/batang tekan, panjang
penyaluran sesuai dengan bagian lurus dari
kait atau kepala batang diukur dari bagian
kritis ke awal bengkokan/titik belok untuk
batang pengait dan dari bagian kritis ke
kepala untuk kepala batang.
18.8.2.3 Bila tulangan longitudinal balok R.18.8.2.3 Penelitian (Menheit dan Jirsa
diteruskan melalui joint balok-kolom, dimensi 1977; Briss et al. 1978; Ehsani 1982; Durrani
kolom yang paralel dengan tulangan balok and Wight 1982; Leon 1989) menunjukkan
tersebut tidak boleh kurang dari 20 kali bahwa tulangan lurus balok mungkin slip
diameter tulangan longitudinal terbesar balok dalam joint balok-kolom selama rangkaian
untuk beton normal (normalweight). Untuk momen balik yang besar. Tegangan lekatan
beton ringan (lightweight), dimensinya tidak pada batang lurus ini mungkin sangat besar.
boleh kurang dari 26 kali diameter tulangan. Untuk mengurangi slip secara substansial
selama pembentukan sendi plastis balok yang
berdekatan, diperlukan rasio dimensi kolom
terhadap diameter batang mendekati 32, yang
akan menghasilkan joint yang sangat besar.
Dalam tinjauan tes yang tersedia, diperlukan
rasio minimum kedalaman kolom untuk

30 dari XX
RSNI 2847:2018

STANDAR PENJELASAN
diameter maksimum tulangan longitudinal
balok ditetapkan 20 untuk beton normal dan
26 untuk beton ringan. Akibat kekurangan
data yang spesifik untuk tulangan balok yang
masuk dalam joint beton ringan, batasan
berdasarkan faktor amplifikasi 1.3, dimana
pendekatan timbal balik dari faktor modifikasi
beton ringan 19.2.4. Batasan ini menentukan
kontrol yang wajar pada jumlah potensi slip
batang balok pada joint balok-kolom,
mempertimbangkan jumlah antisipasi
inelastis dari rangka gedung pada saat gempa
besar. Bahasan menyeluruh atas topik ini
diberikan Shu dan Jirsa (1983).
18.8.2.4 Tinggi joint h tidak boleh kurang dari R.18.8.2.4 Kedalaman h pada joint
setengah tinggi balok-balok yang merangka didenisikan dalam Gambar R18.8.4.
pada joint tersebut dan yang menyebabkan Kebutuhan pada aspek rasio joint berlaku
geser pada joint sebagai bagian dari sistem hanya pada balok yang didesain sebagai
pemikul gaya seismik. bagian sistem pemikul gaya seismik. Joint
yang memiliki kedalaman kurang dari
setengah dari tinggi balok membutuhkan strut
tekan diagonal steep di sepanjang
sambungan, yang mungkin kurang efektif
dalam menahan geser joint. Tes
menunjukkan kinerja joint yang seperti itu
belum dilaporkan dalam literatur.
18.8.3 Tulangan transversal R.18.8.3 Tulangan transversal – Peraturan
mensyaratkan tulangan transversal pada joint
18.8.3.1 Tulangan transversal joint harus
terlepas dari besarnya gaya geser yang
memenuhi 18.7.5.2, 18.7.5.3, 18.7.5.4, dan
dihitung.
18.7.5.7, kecuali sebagaimana yang diizinkan
18.8.3.2.
18.8.3.2 Bila pada keempat sisi joint R.18.8.3.2 Jumlah tulangan pengekang
terdapat balok yang merangka kepadanya akan berkurang dan spasi akan bertambah
dan bila lebar dari setiap balok tersebut jika dimensi balok yang memadai merangka
setidaknya tiga perempat lebar kolom, maka pada keempat sisi joint.
jumlah tulangan yang diperlukan 18.7.5.4
diizinkan untuk direduksi setengahnya, dan
spasi yang disyaratkan 18.7.5.3 diizinkan
untuk ditingkatkan hingga 150 mm dalam
ketinggian balok h yang terendah yang
merangka pada joint tersebut.
18.8.3.3 Tulangan longitudinal balok yang R.18.8.3.3 Persyaratan tulangan
berada di luar inti kolom harus dikekang oleh transversal, balok transfer jika ada,
tulangan transversal yang menembus kolom dimaksudkan untuk mengekang tulangan
dengan spasi sesuai 18.6.4.4, dan longitudinal balok dan meningkatkan gaya
persyaratan 18.6.4.2 dan 18.6.4.3, jika transfer pada joint balok-kolom.
pengekangan tersebut tidak diberikan oleh
Sebuah contoh tulangan transversal pada
balok yang merangka ke dalam joint.
kolom yang disediakan untuk mengekang
tulangan lewatan diluar inti kolom seperti yang
ditunjukkan pada Gambar R18.6.2. petunjuk
pendetailan tambahan dan rekomendasi
desain untuk kedua sambungan balok tidur

31 dari XX
RSNI 2847:2018
STANDAR PENJELASAN
(wide-beam) interior dan eksterior dengan
tulangan lewatan diluar inti kolom dapat
ditemukan pada ACI 352R.
18.8.3.4 Bila tulangan momen negatif balok R.18.8.3.4 Pasal ini mengacu pada knee
menggunakan tulangan berkepala (headed joint dimana tulangan balok berakhir dengan
deformed bar) yang berhenti di dalam joint, batang ulir berkepala. Joint seperti itu
maka ujung atas kolom harus diteruskan di memerlukan batang balok berkepala
atas joint setidaknya setinggi h. Sebagai sepanjang atas muka joint. Pengekangan ini
alternatif, tulangan balok harus dikekang pada dapat di sediakan baik oleh (a) kolom yang
muka atas joint oleh tulangan joint vertikal menerus diatas bagian atas muka joint, atau
tambahan. (b) kait tulangan vertikal disekitar batang
tulangan atas balok dan menerus kebawah
menuju joint disamping tulangan longitudinal
kolom. Petunjuk pendetailan dan
rekomendasi desain untuk tulangan joint
vertikal ada pada ACI 352R.
18.8.4 Kekuatan geser R18.8.4 Kuat geser – persyaratan pada
Pasal 18 untuk joint yang proporsional
18.8.4.1 Kekuatan geser Vn joint harus
berdasarkan ACI 352R bahwa fenomena
sesuai Tabel 18.8.4.1.
perilaku didalam joint diinterpretasikan dalam
Tabel 18.8.4.1 – Kekuatan geser nominal kuat geser nominal pada joint. Berdasarkan
join Vn tes pada joint (Meinheit dan Jirsa 1997) dan
balok tinggi (deep beams) (Hirosiwa 1997)
Konfigurasi Join Vn
mengindikasikan bahwa kuat geser tidak
Untuk joint yang terkekang oleh sensitive terhadap tulangan joint (geser)
balok-balok pada keempat sisinya [1] 1, 7 f c Aj
' [2] seperti yang tersirat dalam persamaan yang
dikembangkan oleh Joint ACI-ASCE
Committee 326 (1962) untuk balok, kekuatan
Untuk joint yang terkekang oleh pada joint ditetapkan sebagai fungsi dari kuat
balok-balok pada tiga sisinya atau
1, 2 f c Aj
' [2] tekan beton saja dan persyaratan jumlah
dua sisi berlawanan[1] minimum tulangan transversal pada joint
(mengacu pada 18.8.3). Luas efektif pada
joint, Aj, diilustrasikan pada Gambar R18.8.4.
Untuk kasus-kasus lainnya
1, 0 f c' Aj[2] Tidak diperbolehkan Aj lebih besar dari luas
[1]
penampang kolom. Kolom bulat harus
Mengacu pada 18.8.4.2
dianggap memiliki bagian persegi dari luas
[2]
diambil 0,75 untuk beton ringan dan 1,0 untuk beton normal. akuivalen penampang persegi.
Nilai Aj berdasarkan 18.8.4.3
Ketiga tingkatan kuat geser disyaratkan
18.8.4.2 Pada Tabel 18.8.4.1, suatu muka
18.8.4.1 berdasarkan rekomendasi dari ACI
joint dianggap terkekang oleh balok apabila
352R.
lebar balok tersebut paling tidak ¾ dari lebar
efektif joint. Perpanjangan balok yang Tes beban siklik pada joint dengan ekstensi
melewati muka joint setidaknya sama dengan balok dengan sekurang-kurangnya sama
tinggi balok h boleh dianggap memberikan dengan kedalamannya mengindikasikan kuat
kekangan pada muka joint tersebut. geser joint yang sama terhadap joint dengan
Perpanjangan balok tersebut harus balok menerus. Penemuan ini menunjukkan
memenuhi 18.6.2.1 (b), 18.6.3.1, 18.6.4.2, bahwa ekstensi balok, ketika dimensi dan
18.6.4.3, dan 18.6.4.4. tulangan tepat dengan batang longitudinal
dan transversal, memberikan kekangan yang
18.8.4.3 Luas penampang efektif dalam
efektif pada muka joint, sehingga menunda
suatu joint, Aj, harus dihitung dari tinggi joint
kerusakan kekuatan joint pada deformasi
kali lebar joint efektif. Tinggi joint harus
yang besar (Meinheit dan Jirsa 1981)
sebesar lebar kolom, h. Lebar joint efektif
harus selebar kolom, kecuali bila ada balok

32 dari XX
RSNI 2847:2018

STANDAR PENJELASAN
yang merangka ke dalam kolom yang lebih
lebar, lebar joint efektif tidak boleh melebihi
nilai terkecil dari a) dan b):
a) Lebar balok ditambah tinggi joint
b) Dua kali jarak tegak lurus yang lebih kecil
dari sumbu longitudinal balok ke sisi
kolom.

Gambar R18.8.4 – Area efektif sambungan


18.8.5 Panjang penyaluran tulangan tarik R18.8.5 Panjang tulangan penyaluran pada
tarik
18.8.5.1 Untuk tulangan D10 hingga D36 R18.8.5.1 Panjang penanaman minimum
yang ujungnya diberi kait standar, panjang pada tarik untuk batang ulir dengan kait
penyaluran dh harus dihitung berdasarkan standar ditetapkan menggunakan Pers.
Pers. (18.8.5.1). Untuk beton normal, dh yang (18.8.5.1), dimana berdasarkan 25.4.3.
diperoleh tidak boleh kurang dari nilai terbesarPanjang penanaman batang dengan kait
antara 8db dan 150 mm; dan untuk beton standar adalah jarak, paralel ke batang, dari
ringan tidak boleh kurang dari nilai terbesar penampang kritis (dimana batang disalurkan,
antara 10db dan 190 mm. tangen digambar tegak lurus terhadap sumbu
batang) ke garis singgung yang ditarik ke tepi
f y db luar kait. Garis singgung harus ditarik tegak
 dh  (18.8.5.1) lurus terhadap sumbu batang.
5, 4 f c'
Karena Pasal 18 menetapkan bahwa kait
Nilai  adalah 0,75 untuk beton ringan dan harus tertanam dalam beton yang terkekang,
1,0 untuk beton normal. koefisien 0,7 (untuk selimut beton) dan 0,8
Kait standar harus ditempatkan dalam inti (untuk ties) telah dimasukkan dalam kostanta
terkekang kolom atau elemen pembatas, pada Pers. (18.8.5.1). Panjang penyaluran
dengan kait ditekuk ke dalam joint. akan diturunkan langsung dari 25.4.3
ditingkatkan untuk mencerminkan efek beban
bolak-balik. Faktor-faktor seperti tegangan
aktual pada tulangan menjadi lebih dari kuat
leleh dan panjang penyaluran efektif tidak
selalu dimulai pada muka joint secara implisit
dipertimbangkan dalam perumusan untuk

33 dari XX
RSNI 2847:2018
STANDAR PENJELASAN
dasar panjang penyaluran yang digunakan
sebagai dasar Pers. (18.8.5.1).
Persyaratan untuk kait diproyeksikan
kedalam joint strut tekan diagonal di seluruh
joint. Persyaratan berlaku untuk balok dan
batang kolom yang diputus pada joint dengan
kait standar.
18.8.5.2 Untuk tulangan berkepala yang R18.8.5.2 Batasan spasi 3db berdasakan
memenuhi 20.2.1.6, panjang penyaluran tarik studi joint yang terkekang oleh tulangan
harus sesuai 25.4.4, kecuali spasi bersih konsisten dengan persyaratan rangka momen
antar tulangan diizinkan setidaknya 3db. khusus pada Bab ini (Kang et al. 2009). Untuk
menghindari tulangan terlalu padat, akan
lebih baik untuk menyelang-nyeling kepala
headed deformed bar.
18.8.5.3 Untuk tulangan D10 hingga D36, R18.8.5.3 Panjang penyaluran minimum
panjang penyaluran tulangan tarik d untuk pada tarik untuk batang lurus adalah perkalian
tulangan lurus tidak boleh kurang dari nilai dari panjang yang diindikasikan oleh 18.8.5.1.
terbesar antara a) dan b): Bab 18.8.5.3(b) mengacu pada batang atas.
Kurangnya referensi untuk batang No.43 dan
a) 2,5 kali panjang sesuai 18.8.5.1 bila beton dan No.57 pada 18.8.5 adalah karena
yang dicor di bawah tulangan tersebut kurangnya informasi tentang angkur dari
tidak melebihi 300 mm batang tersebut yang terkena beban bolak-
b) 3,25 kali panjang sesuai 18.8.5.1 bila balik untuk mensimulasi pengaruh gempa.
tinggi beton yang dicor bersamaan di
bawah batang tulangan melebihi 300 mm.
18.8.5.4 Tulangan lurus yang berhenti pada R18.8.5.4 Jika persyaratan panjang
joint harus melewati inti terkekang kolom atau tertanam lurus dari batang tulangan di luar
elemen pembatas. Semua bagian d yang volume beton yang terkekang (seperti yang
tidak berada di dalam inti terkekang harus didefinisikan 18.6.4, 18.7.5, atau 18.8.3),
diperpanjang dengan faktor sebesar 1,6 kali. persyaratan panjang penyaluran meningkat
dengan asumsi bahwa pembatasan tegangan
lekatan diluar daerah kekangan kurang dari
tegangan pada bagian dalam daerah
kekangan.
ℓdm = 1,6(ℓd – ℓdc) + ℓdc
Atau
ℓdm = 1,6ℓd – 0,6ℓdc
Dimana ℓdm adalah persyaratan panjang
penyaluran jika batang tulangan tidak
sepenuhnya tertanam dalam beton yang
terkekang; ℓd adalah persyaratan penjang
penyaluran pada tarik untuk batang lurus
sebagaimana didefinisikan dalam 18.8.5.3;
dan ℓdc adalah panjang dari batang yang
tertanam dalam beton yang terkekang.
18.8.5.5 Jika digunakan tulangan berlapis
epoksi, maka panjang penyaluran
berdasarkan 18.8.5.1, 18.8.5.3, dan 18.8.5.4
harus dikalikan dengan faktor yang sesuai
25.4.2.4 atau 25.4.3.2.

34 dari XX
RSNI 2847:2018

STANDAR PENJELASAN
18.9 – Sistem rangka pemikul momen R18.9 – Sistem rangka pemikul momen
khusus beton pracetak khusus beton pracetak
18.9.1 Ruang lingkup Persyaratan pendetailan 18.9.2.1 dan
18.9.2.2 dimaksudkan untuk menghasilkan
18.9.1.1 Persyaratan ini berlaku untuk
rangka yang merespon perpindahan elastik
sistem rangka pemikul momen khusus beton
pada dasarnya seperti rangka momen khusus
pracetak yang merupakan bagian sistem
monolitik.
pemikul gaya seismik.
Sistem rangka pracetak terdiri dari
elemen beton yang daktail dengan
sambungan yang diharapkan mengalami
kelelehan lentur di daerah sambungan.
Tulangan pada sambungan yang daktail
dapat dibuat menerus menggunakan
sambungan mekanik tipe 2 atau teknik lain
yang memberikan penyaluran pada tarik atau
tekan setidaknya kuat tarik yang disarankan
pada batang (Yoshioka dan Sekine 1991;
Kurose et al. 1991; Restrepo et al. 1995a, b).
Persyaratan untuk sambungan mekanik
adalah tambahan untuk 18.2.7 dan
dimaksudkan untuk menghindari konsentrasi
regangan pada tulangan sejarak pendek
tertentu yang berdekatan dengan alat
sambungan mekanis. Persyaratan tambahan
untuk kuat geser ditentukan dalam 18.9.2.1
untuk mencegah sliding pada muka
sambungan. Rangka pracetak terdiri dari
elemen-elemen dengan sambungan daktail
dapat di desain untuk meningkatkan
kelelehan di lokasi yang tidak berdekatan
dengan joint. Oleh karena itu, geser desain Ve,
yang dihitung menurut 18.6.5.1 atau 18.7.6.1,
mungkin tidak konservatif.
Sistem rangka beton pracetak terdiri dari
elemen-elemen yang disambung
menggunakan sambungan yang kuat
dimaksudkan untuk mengalami lentur di luar
sambungan. Sambungan yang kuat termasuk
panjang perangkat sambungan mekanik
seperti yang ditunjukkan pada Gambar
R18.9.2.2. Teknik desain-kapasitas yang
digunakan pada 18.9.2.2(c) untuk
memastikan sambungan yang kuat tetap
elastik mengikuti pembentukan sendi plastis.
Persyaratan tambahan untuk kolom
ditentukan untuk menghindari kerusakan

35 dari XX
RSNI 2847:2018
STANDAR PENJELASAN
sendi dan kekuatan dari sambungan kolom ke
kolom.
Konsentrasi regangan telah diamati
mengakibatkan fraktur getas pada batang
tulangan pada muka sambungan mekanik
dalam tes laboratorium dari sambungan
balok-kolom pracetak (Palmieri et al. 1996).
Lokasi sambungan kuat harus dipilih secara
hati-hati atau pengukuran lainnya harus
diambil, seperti debonding batang tulangan
pada daerah sangat tertekan, untuk
menghindari konsentrasi regangan yang
dapat mengakibatkan fraktur pada tulangan.
18.9.2 Umum R18.9.2 Umum

36 dari XX
RSNI 2847:2018

STANDAR PENJELASAN
18.9.2.1 Sistem rangka pemikul momen Bagian kritis
khusus dengan sambungan daktail yang Daerah sendi plastis
menggunakan beton pracetak harus Sambungan kuat
memenuhi (a) hingga (c):
a) Persyaratan 18.6 hingga 18.8 untuk sistem h
rangka pemikul momen khusus beton cor
di tempat h
Panjang sambungan
b) Vn untuk sambungan yang dihitung sesuai
22.9 tidak boleh kurang dari 2Ve, dimana Ve
dihitung sesuai 18.6.5.1 atau 18.7.6.1; (a) Sambungan antar balok
c) Sambungan mekanis tulangan balok harus
ditempatkan pada jarak minimum h/2 dari
muka joint dan harus memenuhi 18.2.7. Sambungan kuat
Bagian kritis
Daerah sendi plastis

h
Panjang sambungan

(b) Sambungan balok kolom

Sambungan kuat
Bagian kritis
Daerah sendi plastis

Panjang sambungan

(c) Sambungan balok kolom

Daerah sendi plastis


Bagian kritis h
Sambungan kuat Panjang sambungan

(d) Sambungan kolom – fondasi

Gambar R18.9.2.2 ─ Contoh sambungan


kuat

37 dari XX
RSNI 2847:2018
STANDAR PENJELASAN

18.9.2.2 Sistem rangka pemikul momen


khusus beton pracetak harus memenuhi a)
hingga c):
a) Persyaratan 18.6 hingga 18.8 untuk sistem
rangka pemikul momen khusus beton cor
di tempat
b) Ketentuan 18.6.2.1(a) berlaku untuk
segmen-segmen antara lokasi dimana
dapat terjadi pelelehan lentur akibat
perpindahan desain
c) Nilai kekuatan desain sambungan kuat Sn
tidak boleh kurang dari Se
d) Tulangan longitudinal utama harus dibuat
menerus melewati sambungan dan harus
disalurkan di luar daerah sambungan kuat
dan daerah sendi plastis
e) Untuk sambungan kolom ke kolom, Sn
tidak boleh kurang dari 1,4Se . Nilai Mn
tidak boleh kurang dari 0,4Mpr di sepanjang
tinggi kolom dan Vn tidak boleh kurang
dari Ve sesuai 18.7.6.1.
18.9.2.3 Sistem rangka pemikul momen R18.9.2.3 Sistem rangka momen tidak
khusus beton pracetak dan tidak memenuhi memenuhi persyaratan preskriptif Pasal 18
persyaratan 18.9.2.1 atau 18.9.2.2 harus ditunjukkan dalam studi eksperimental untuk
memenuhi (a) hingga (c):
memberikan karakteristik kinerja sesimik yang
a) SNI 7834 atau ACI 374.1 memuaskan (Stone et al. 1995; Nakaki et al.
b) Detail dan bahan yang digunakan pada 1995). ACI 374.1 mendefinisikan protokol
spesimen uji harus mewakili yang untuk menetapkan prosedur desain, divalidasi
digunakan pada struktur yang ditinjau oleh analisis dan tes laboratorium, untuk
c) Prosedur desain yang digunakan untuk rangka seperti itu. Prosedur desain harus
memproporsikan spesimen uji harus mengidentifikasi jalur beban atau mekanisme
mensimulasi mekanisme yang terjadi pada di mana rangka menahan efek gravitasi dan
rangka dalam menahan pengaruh beban gempa. Pengujian harus dikonfigurasi untuk
gravitasi dan gempa, dan hasil ujinya menyelidiki perilaku kritis, dan kuantitas yang
harus menghasilkan nilai yang bisa
diukur harus menetapkan nilai batas-atas
diterima untuk mempertahankan
mekanisme tersebut. Bagian mekanisme yang diterima untuk komponen jalur beban,
yang menyimpang dari persyaratan di dalam hal ini pembatasan tekan, gaya,
dalam standar ini harus terkandung di regangan, atau kuantitas lainnya. Prosedur
dalam benda uji dan harus diuji untuk desain yang digunakan pada struktur tidak
menentukan batas atas dari nilai yang bisa boleh menyimpang dari yang digunakan untuk
diterima. desain benda uji, dan nilai penerimaan harus
tidak melebihi nilai yang teah ditunjukkan oleh
pengujian untuk dapat diterima. Material dan
komponen-komponen yang digunakan pada
struktur harus sama dengan yang digunakan
dalam tes. Penyimpangan mungkin dapat
diterima jika profesional desain berlisensi
dapat menunjukkan bahwa penyimpangan

38 dari XX
RSNI 2847:2018

STANDAR PENJELASAN
tersebut tidak mempengaruhi perilaku dari
sistem rangka.
ACI 550.3 mendefinisikan persyaratan untuk
salah satu tipe rangka momen khusus beton
pracetak untuk digunakan sesuai dengan
18.9.2.3.
18.10 – Dinding struktural khusus R18.10 – Dinding Struktural Khusus
18.10.1 Ruang lingkup R18.10.1 Lingkup – bagian ini berisi
persyaratan dimensi dan pendetailan dari
18.10.1.1 Pasal ini berlaku untuk dinding
dinding struktural khusus dan semua
struktural khusus, dan semua komponennya
komponen termasuk balok kopel dan pier
termasuk balok kopel dan pilar dinding yang
dinding. Pier dinding didefinisikan pada Bab 2.
merupakan sistem pemikul gaya seismik.
Ketentuan desain untuk bagian vertikal
18.10.1.2 Dinding struktural khusus dinding tergantung pada aspek rasio bagian
beton pracetak harus memenuhi 18.11 selain dinding di bidang dinding (hw/ℓw), dan aspek
18.10. rasio dari penampang horizontal (ℓw/bw), dan
secara umum mengikuti deskripsi pada Tabel
R18.10.1. Batasan aspek rasio untuk pier
dinding berdasarkan engineering judgement.
Ini dimaksudkan bahwa kelelehan lentur pada
tulangan vertikal pada pier harus membatasi
kebutuhan geser dari pier.
Tabel R18.10.1 – Ketentuan desain yang menentukan untuk segmen
vertikal dinding [1]
Rasio tinggi bersih dan Panjang segmen vertikal dinding / tebal dinding (𝓵𝒘 /𝒃𝒘
panjang segmen vertikal
(lw /bw ) ≤ 2,5 2,5<(lw /bw ) ≤ 6.0 ℓw/bw > 6
dinding (𝒉𝒘 /𝓵𝒘
hw/ℓw < 2,0 dinding dinding dinding
Pilar dinding harus Pilar dinding harus
memenuhi memenuhi persyaratan
hw/ℓw ≥ 2,0 persyaratan desain desain kolom atau dinding
kolom sesuai persyaratan alternatifnya
18.10.8.1 sesuai 18.10.8.1
[1]
hw adalah tinggi bersih ℓw panjang horizontal, bw lebar badan segmen dinding

18.10.2 Tulangan R18.10.2 Tulangan – Persyaratan tulangan


minimum pada 18.10.2.1 mengikuti peraturan
18.10.2.1 Rasio tulangan badan (web)
sebelumnya. Persyaratan untuk distribusi
terdistribusi,  dan t, pada dinding struktural tulangan geser berhubungan dengan tujuan
tidak boleh kurang dari 0,0025, kecuali bila Vu untuk mengendalikan lebar retak miring.
tidak melebihi 0,083 Acv  f c' , maka  dan t Persyaratan dua lapis tulangan pada dinding
diizinkan untuk direduksi sesuai 11.6. Spasi dalam menahan geser desain pada 18.10.2.2
tulangan untuk masing-masing arah pada berdasarkan pemantauan, dibawah kondisi
dinding struktural tidak boleh melebihi 450 konstruksi biasa, probabilitas pemeliharaan
mm. Tulangan yang memberi kontribusi pada tulangan satu lapis yang dekat dengan bagian
Vn harus menerus dan harus didistribusikan tengah dinding cukup rendah. Selanjutnya,
sepanjang bidang geser. keberadaan tulangan dekat permukaan
cenderung menghambat fragmentasi dari
18.10.2.2 Paling sedikit dua lapis beton jika terjadi retak yang parah selama
tulangan harus digunakan pada suatu dinding gempa. Persyaratan dua lapis tulangan untuk
jika Vu > 0,17 Acv λ fc' atau hw/ℓw  2,0, tulangan vertikal pada dinding yang lebih
ramping (slender) untuk meningkatkan
dimana hw dan ℓw merupakan tinggi dan stabilitas lateral pada daerah tekan dibawah
panjang dinding secara keseluruhan.

39 dari XX
RSNI 2847:2018
STANDAR PENJELASAN
beban siklik menghasilkan kelelehan tulangan
vertikal pada tarik.
18.10.2.3 Tulangan dinding struktural harus R18.10.2.3 Persyaratan berdasarkan
dapat disalurkan atau disambung-lewatkan peraturan Pasal 25. Karena gaya aktual pada
agar mampu mencapai kekuatan leleh tarik fy tulangan longitudinal pada dinding struktural
sesuai 25.4, 25.5, dan a) hingga c): dapat melebihi gaya yang dihitung, tulangan
harus diperkuat atau disambung untuk
a) Tulangan longitudinal harus diteruskan
mencapai kuat leleh tulangan pada tarik.
sejauh minimal 0,8w di luar batas dimana Pada lokasi dimana kelelehan tulangan
tulangan tersebut tidak lagi diperlukan longitudinal diharapkan terjadi, faktor pengali
untuk menahan lentur, kecuali pada 1,25 digunakan untuk mengganggap
bagian atas dinding. kemungkinan kuat leleh aktual melebihi kuat
b) Pada lokasi dimana pelelehan tulangan leleh yang ditentukan pada tulangan, begitu
longitudinal mungkin terjadi akibat juga dengan pengaruh strain hardening dan
perpindahan lateral, panjang penyaluran beban siklik. Dimana tulangan transveral
tulangan longitudinal harus dihitung untuk digunakan, panjang penyaluran untuk
dapat mengembangkan 1,25fy dalam tulangan lurus dan kait mungkin bisa
kondisi tarik. dikurangi seperti yang diizinkan pada 25.4.2
c) Sambungan mekanis tulangan harus dan 25.4.3, masing-masing, disebabkan
memenuhi 18.2.7 dan sambungan las tulangan transversal dengan spasi yang rapat
tulangan harus memenuhi 18.2.8. meningkatkan kinerja dari sambungan dan
kait terhadap kebutuhan inelastis yang
berulang (ACI 408.2R)
18.10.3 Gaya desain - Vu harus R18.10.3 Gaya desain – Geser desain untuk
diperoleh dari analisis beban lateral dengan struktur dinding diperoleh dari analisis beban
menggunakan kombinasi beban terfaktor. lateral dengan faktor beban yang sesuai.
Namun, kemungkinan leleh pada komponen
struktur tersebut harus diperhatikan, seperti
pada bagian dinding diantara dua bukaan
jendela, dalam hal ini geser aktual mungkin
melebihi geser yang ditunjukkan oleh analisis
lateral berdasarkan gaya desain terfaktor.
18.10.4 Kekuatan geser R18.10.4 Kuat geser – Pers. (18.10.4.1)
mengenal kuat geser yang lebih tinggi pada
18.10.4.1 Vn dinding struktural tidak boleh
dinding dengan rasio geser-momen yang
melebihi
tinggi (Hirosawa 1977; Joint ACI-ASCE
Vn  Acv   c  fc'  t f y  (18.10.4.1) Committee 326 1962; Barda et al. 1977). Kuat
  geser nominal diberikan dalam istilah luas
bersih penampang yang menahan geser.
dimana koefisien c adalah 0,25 untuk hw/ℓw  Untuk penampang persegi tanpa bukaan,
1,5; 0,17 untuk hw/ℓw  2,0, dan bervariasi istilah Acv mengacu pada luas kotor
secara linier antara 0,25 dan 0,17 untuk hw/ℓw penampang daripada untuk menghasilkan
antara 1,5 dan 2,0. lebar dan kedalaman efektif. Definisi Acv pada
Pers. (18.10.4.1) memfalisitasi perhitungan
18.10.4.2 Pada 18.10.4.1, nilai rasio hw/ℓw untuk dinding dengan tulangan terdistribusi
yang digunakan untuk menghitung Vn pada merata dan dinding dengan bukaan.
segmen-segmen dinding haruslah nilai
terbesar dari rasio hw/ℓw untuk dinding Sebuah segmen dinding vertikal mengacu
keseluruhan dan untuk segmen dinding yang pada bagian dari dinding yang dibatasi secara
ditinjau. horizontal oleh bukaan atau oleh bukaan dan
sudut. Untuk dinding isolasi atau segmen
18.10.4.3 Dinding harus memiliki tulangan dinding vertikal, ρ mengacu pada tulangan
t
geser terdistribusi dalam dua arah ortogonal
pada bidang dinding. Jika hw/ℓw tidak melebihi

40 dari XX
RSNI 2847:2018

STANDAR PENJELASAN
2,0, rasio tulangan  tidak boleh kurang dari horizontal dan  mengacu pada tulangan
rasio tulangan t. vertikal.
18.10.4.4 Untuk semua segmen vertikal Rasio hw/ℓw mengacu pada keseluruh
dinding yang secara bersama menahan gaya dimensi dari dinding, atau segmen dari
lateral, Vn tidak boleh diambil lebih besar dari dinding yang dibatasi oleh dua bukaan, atau
bukaan dan sudut. Tujuan dari 18.10.4.2
0, 66 Acv f c' , dimana Acv adalah luas bruto
untuk meyakinkan bahwa semua segmen dari
penampang dinding yang dibatasi tebal badan dinding tidak diberikan satu unit kekuatan
dan panjang penampang. Untuk masing- lebih besar dari itu untuk keseluruhan dinding.
masing segmen vertikal individu, Vn tidak Meskipun begitu, sebuah segmen dinding
boleh lebih besar dari 0,83 Acw f c' , dimana Acw dengan rasio hw/ℓw lebih besar dari
keseluruhan dinding itu harus proporsional
adalah luas penampang segmen vertikal
untuk unit kekuatan yang berhubungan
individu yang ditinjau.
dengan rasio hw/ℓw berdasarkan dimensi untuk
18.10.4.5 Untuk segmen horizontal dinding segmen tersebut.
dan balok kopel, Vn tidak boleh lebih besar
Untuk menahan retak miring secara efektif,
dari 0,83 Acw f c' , dimana Acw adalah luas tulangan yang termasuk dalam ρt dan ρl harus
penampang segmen horizontal dinding atau didistribusikan dengan tepat sepanjang
balok kopel. panjang dan tinggi dinding (mengacu pada
18.10.4.3). Tulangan kord disediakan di dekat
ujung-ujung dinding dalam jumlah
terkonsentrasi untuk menahan momen lentur
tidak termasuk dalam menentukan ρt dan ρℓ.
Dalam batasan praktis, distribusi tulangan
geser harus seragam dan pada spasi yang
kecil.
Jika faktor gaya geser pada tingkat yang
diberikan dalam struktur yang ditahan
beberapa dinding atau segmen dinding
vertikal dari dinding berlubang, rata-rata unit
kuat geser diasumsikan untuk jumlah luasan
penampang yang tersedia dibatasi sampai
0, 66 fc' . dengan persyaratan tambahan
bahwa kuat geser unit yang ditetapkan untuk
setiap satu segmen dinding vertikal tidak
melebihi 0, 83 fc' . Batas atas kekuatan yang
akan kenakan pada salah satu elemen untuk
membatasi tingkat redistribusi gaya geser.
Segmen dinding horizontal pada 18.10.4.5
mengacu pada bagian dinding diantara dua
bukaan dinding yang sejajar (mengacu pada
Gambar R18.10.4.5). Ini mengakibatkan,
segmen elemen vertikal diputar sejauh 90
derajat. Segmen dinding horizontal ini juga
disebut sebagai balok kopel yang sejajar
secara vertikal di atas ketinggian bangunan.
Ketika mendesain segmen dinding horizontal
atau balok kopel, ρt mengacu pada tulangan
vertikal dan ρℓ mengacu pada tulangan
horizontal.

41 dari XX
RSNI 2847:2018
STANDAR PENJELASAN

Segmen dinding
horisontal

Segmen dinding
vertikal

Gambar R18.10.4.5 – Dinding dengan


bukaan
18.10.5 Desain untuk beban lentur dan R18.10.5 Desain untuk beban lentur dan
aksial aksial
18.10.5.1 Dinding struktural dan bagian- R18.10.5.1 Kuat lentur dari dinding atau
bagian dari dinding tersebut yang mengalami segmen dinding ditentukan sesuai prosedur
kombinasi beban lentur dan aksial harus yang biasa digunakan untuk kolom. Kekuatan
didesain sesuai 22.4. Beton dan tulangan harus ditentukan dengan mempertimbangkan
longitudinal yang terangkur dengan baik gaya aksial dan lateral yang dikenakan.
dalam lebar efektif sayap, elemen pembatas, Tulangan terkonstentrasi pada elemen batas
dan badan dinding harus dianggap efektif. dan didistribusikan pada sayap dan badan
Pengaruh bukaan dinding harus ditinjau. harus dimasukkan dalam perhitungan
kekuatan berdasarkan analisis kompatibilitas
regangan. Fondasi yang mendukung dinding
harus didesain untuk menahan gaya dinding
pembatas dan badan. Untuk dinding dengan
bukaan, pengaruh dari bukaan atau bukaan
pada gaya lentur dan geser dipertimbangkan
dan jalur beban sekitar bukaan atau bukaan-
bukaan harus diverifikasi. Konsedp desain-
kapasitas dan model strut-and-tie mungkin
berguna untuk tujuan ini (Taylor et al, 1998).
18.10.5.2 Kecuali bila analisis yang lebih R18.10.5.2 Dimana penampang dinding
detail dilakukan, lebar efektif sayap harus berpotongan membentuk L-, T-, C-, atau
diperlebar dari muka badan dinding yang bentuk potongan penampang lainnya,
ditinjau sejauh jarak yang sama dengan nilai pengaruh dari sayap pada perilaku dinding
terkecil dari setengah jarak antara badan harus diperhatikan dengan memilih lebar
dinding-dinding yang bersebelahan dan 25 sayap yang sesuai. Uji coba (Wallace, 1996)
persen tinggi total dinding. menunjukkan bahwa lebar efektif sayap
meningkat dengan meningkatnya tingkat drift
dan efektivitas sayap pada tekan berbeda dari
tarik pada sayap. Nilai yang digunakan untuk
efektivitas lebar sayap pada tekan memiliki
pengaruh yang sedikit pada kapasitas
kekuatan dan deformasi pada dinding; karena
itu, untuk penyederhanaan desain, sabuah
nilai tunggal dari lebar sayap efektif
berdasarkan estimasi dari lebar sayap tarik
efektif digunakan pada tarik dan tekan.
18.10.6 Elemen pembatas dinding R18.10.6 Elemen pembatas dinding struktur
struktural khusus khusus

42 dari XX
RSNI 2847:2018

STANDAR PENJELASAN
18.10.6.1 Kebutuhan elemen pembatas R18.10.6.1 Dua pendekatan desain untuk
khusus di tepi-tepi dinding struktural harus mengevaluasi persyaratan pendetailan pada
dievaluasi sesuai 18.10.6.2 atau 18.10.6.3. dinding batas termasuk dalam 18.10.6.1.
Persyaratan 18.10.6.4 dan 18.10.6.5 juga Ketentuan 18.10.6.2 memperbolehkan
harus dipenuhi. penggunaan desain berdasarkan
perpindahan dinding, di mana detail structural
ditentukan langsung berdasarkan pada basis
perpindahan lateral yang diharapkan pada
dinding. Ketentuan 18.10.6.3 mirip dengan
Peraturan 1995, dan telah dipertahankan
karena konservatif untuk menilai kebutuhan
tulangan transversal pada dinding batas untuk
banyak dinding. Ketentuan 18.10.6.4 dan
18.10.6.5 berlaku untuk dinding
struktural yang didesain berdasarkan
18.10.6.2 atau 18.10.6.3.
18.10.6.2 Dinding atau pilar-pilar dinding R18.10.6.2 Bagian ini berdasarkan asumsi
dengan hw/ℓw  2,0 yang secara efektif bahwa response elastik pada dinding di
menerus dari dasar struktur hingga sisi paling dominasi oleh aksi lentur pada bagian kritis,
atas dinding dan didesain untuk mempunyai bagian yang leleh. Dinding harus proporsional
penampang kritis tunggal untuk lentur dan sehingga bagian kritis terjadi ditempat yang
beban aksial harus memenuhi (a) dan (b) atau diinginkan.
harus didesain sesuai 18.10.6.3. Pers. (18.10.6.2) mengikuti dari pendekatan
a) Daerah tekan harus diperkuat dengan berbasis-perpindahan (Moehle 1992; Wallace
elemen pembatas khusus bila dan Orackal 2002). Pendekatan
mengasumsikan bahwa elemen batas khusus
w
c (18.10.6.2) membutuhkan kekangan beton dimana
600(1, 5 u / hw ) regangan pada fiber tekan ekstrim dinding
melebihi nilai kritis ketika dinding dinding
dan c adalah tinggi sumbu netral terbesar berpindah hingga 1,5 kali dari desain
yang dihitung untuk gaya aksial terfaktor perpindahan. Pengali 1,5 pada desain
dan kekuatan momen nominal, yang perpindahan telah ditambahkan pada Pers.
konsisten dengan arah perpindahan (18.10.6.2) pada versi 2014 dari peraturan ini
desain u yang ditinjau. Rasio u/hw harus untuk menghasilkan persyaratan pendetailan
ditetapkan tidak kurang dari 0,005. lebih konsisten dengan kinerja peraturan
b) Bila elemen pembatas khusus disyaratkan gedung dengan maksud probabilitas
oleh (a), tulangan transversal elemen kegagalan pada level MCE rendah. Batas
pembatas khusus harus diperpanjang bawah 0,005 pada kuantitas δw /hw
pada arah vertical, di atas dan di bawah membutuhkan kapasitas deformasi dinding
penampang kritis dengan jarak minimal menengah untuk gedung kaku.
nilai terbesar dari ℓw dan Mu/4Vu, kecuali Kedalaman aksis netral c pada Pers.
yang diizinkan berdasarkan 18.10.6.4(g). (18.10.6.2) adalah kedalaman yang dihitung
berdasarkan 22.2 berkaitan dengan kuat
lentur nominal dari dinding ketika berpindah
pada arah yang sama dengan δu . Beban
aksial adalah beban aksial terfaktor yang
konsisten dengan kombinasi beban desain
yang menghasilkan perpindahan desain δu .
Tinggi dari elemen pembatas khusus
berdasarkan estimasi dari panjang sendi
plastis dan melampaui daerah di mana
kelelehan pada tulangan tarik dan

43 dari XX
RSNI 2847:2018
STANDAR PENJELASAN
pengelupasan (spalling) beton kemungkinan
akan terjadi.
18.10.6.3 Dinding-dinding struktural yang R18.10.6.3 Dengan prosedur ini, dinding
tidak didesain sesuai 18.10.6.2 harus memiliki dianggap bekerja terhadap beban gravitasi
elemen-elemen pembatas khusus pada dan geser maksimum dan momen yang
daerah batas dan daerah tepi-tepi sekeliling disebabkan oleh gempa dalam arah tertentu.
bukaan dari dinding-dinding struktural dimana Pada saat gaya-gaya ini bekerja, bagian
tegangan tekan serat ekstrim maksimum, pembatas yang tertekan pada bagian kritis
akibat kombinasi pembebanan termasuk menahan beban tributari gravitasi ditambah
pengaruh gempa, E, melebihi 0, 2 f c' . Elemen dengan resultante gaya tekan akibat momen
pembatas khusus dapat dihentikan pada lentur.
lokasi dimana tegangan tekan yang dihitung Menyadari bahwa pembebanan ini dapat
kurang dari 0,15 f c' . Tegangan-tegangan diulang berkali-kali dengan gerakan yang kuat
harus dihitung berdasarkan beban-beban beton harus dikekang dimana tegangan tekan
terfaktor menggunakan model elastik linier yang dihitung melebihi nilai kritis nominal
dan sifat-sifat penampang bruto. Untuk yang sama dengan 0, 2 fc' . Tegangan harus
dinding-dinding dengan sayap, lebar efektif dihitung terhadap gaya terfaktor pada
sayap yang digunakan harus sesuai penampang dengan mengasumsikan respon
18.10.5.2. linier dari penampang utuh beton. Tegangan
tekan 0, 2 fc' . digunakan sebagai nilai indeks
dan tidak perlu menggambarkan tegangan
aktual yang dapat terjadi pada penampang
kritis dibawah pengaruh gaya inersia yang
sebenarnya untuk mengantisipasi intensitas
gempa.
18.10.6.4 Bila elemen-elemen pembatas R18.10.6.4 Dimensi horizontal dari elemen
khusus diperlukan oleh 18.10.6.2 atau pembatas khusus dimaksudkan untuk
18.10.6.3, maka a) hingga h) harus dipenuhi: memperpanjang setidaknya melebihi panjang
dimana regangan tekan beton melebihi nilai
a) Elemen pembatas harus diperpanjang
kritis. Untuk bagian sayap, termasuk bentok
pada arah horisontal dari serat tekan
kotak, bentuk-L, dan bentuk-C, perhitungan
terluar sejauh minimal nilai terbesar dari c
untuk menentukan kebutuhan elemen
– 0,1w dan c/2, dimana c adalah tinggi pembatas khusus harus mencakup arah
sumbu netral terbesar yang dihitung untuk beban lateral konsisten dengan kombinasi
gaya aksial terfaktor dan kekuatan momen orthogonal yang didefinisikan dalam
nominal yang sesuai dengan u yang ASCE/SEI 7. Nilai c/2 pada 18.10.6.4(a) untuk
ditinjau memberikan panjang minimum elemen
b) Lebar daerah tekan lentur, b, sepanjang pembatas khusus. Praktek pendetailan yang
jarak horisontal yang dihitung dengan baik adalah mengatur tulangan longitudinal
18.10.6.4(a), termasuk sayap bilamana dan tulangan pengekang sehingga semua
ada, harus diambil minimal hu / 16. tulangan utama longitudinal pada dinding
c) Untuk dinding atau pilar-pilar dinding pembatas didukung oleh tulangan
dengan hw/ℓw ≥ 2.0 yang secara efektif transversal.
menerus dari dasar struktur hingga sisi Batas kelangsingan diperkenalkan pada
paling atas dinding, yang didesain memiliki edisi 2014 dari peraturan ini berdasarkan
penampang kritis tunggal untuk beban- kegagalan instabilitas lateral dinding
beban lentur dan aksial, dan dengan c/ℓw ≥ pembatas langsing yang diamati pada gempa
3/8, lebar daerah tekan lentur b akhir-akhir ini dan diuji (Wallace 2012;
disepanjang daerah yang dihitung Wallace et al. 2012). Untuk dinding dengan
berdasarkan 18.10.6.4(a) harus lebih selimut yang besar, ketika pengelupasan
besar dari atau sama dengan 300 mm. selimut beton akan mengakibatkan
d) Pada penampang-penampang bersayap, pengurangan penampang secara signifikan,

44 dari XX
RSNI 2847:2018

STANDAR PENJELASAN
elemen batas harus termasuk lebar sayap peningkatan tebal elemen pembatas harus
efektif yang mengalami tekan dan harus dipertimbangkan.
diperpanjang minimal 300 mm ke dalam
Nilai c/ℓw ≥ 3/8 digunakan untuk
badan dinding.
mendefinisikan bagian kritis dinding yang
e) Tulangan transversal elemen pembatas bukan terkontrol-tarik menurut 21.2.2.
harus memenuhi 18.7.5.2(a) hingga (e) Ketebalan minimum dinding 300 mm untuk
dan 18.7.5.3, kecuali nilai hx dalam mengurangi kemungkinan ketidakstabilan
18.7.5.2 tidak melebihi nilai terkecil antara lateral dari zona tekan setelah pengelupasan
350 mm dan dua pertiga ketebalan elemen selimut beton.
batas, dan batasan spasi tulangan
transversal sesuai 18.7.5.3a) harus Ketika tegangan pada sayap akibat tekan
diambil sepertiga dari dimensi terkecil terlalu besar, antarmuka badan-sayap
elemen pembatas. cenderung sangat tertekan dan mungkin
mengalami kegagalan hancur lokal kecuali
f) Jumlah tulangan transversal harus sesuai
tulangan elemen pembatas khusus
Tabel 18.10.6.4.
diteruskan ke badan.
Tabel 18.10.6.4(f) – Tulangan transversal
untuk elemen pembatas khusus Persyaratan tulangan transversal pada
dinding pembatas berdasarkan ketentuan
Tulangan kolom. Pernyataan (a) Tabel 18.10.6.4(f)
Persamaan yang berlaku
transversal
telah diaplikasikan pada elemen dinding
 Ag  fc' pembatas khusus sebelum edisi 1999 dari
0, 3  1 (a)
𝐴 ⁄𝑠𝑏 untuk
Nilai
 Ach  f yt peraturan ini. Ini dipulihkan kembali pada edisi
terbes- 2014 peraturan ini karena kekhawatiran
sengkang
ar dari
pengikat persegi f ' pernyataan (b) Tabel 18.10.6.4(f) dengan
0, 09 c (b)
f yt sendirinya tidak tulangan transversal
memadai untuk dinding tipis dimana selimut
𝜌 untuk spiral Nilai  Ag  fc ' beton menyumbang bagian yang signifikan
0, 45  1 (c)
ataupun terbes-  Ach  f yt dari tebal dinding. Untuk elemen pembatas
sengkang ar dari dinding khusus yang memiliki penampang
pengikat f ' persegi panjang, Ag dan Ach pada baris (a) dan
lingkaran 0,12 c (d)
f yt (c) pada Tabel 18.10.6.4(f) didefinisikan
g) Bila penampang kritis terjadi di dasar sebagai Ag = ℓbeb dan Ach = bc1 bc2, dimana
dinding, maka tulangan transversal dimensinya ditunjukkan pada Gambar
elemen pembatas pada dasar dinding R18.10.6.4.1. Ini menganggap bahwa
harus diperpanjang ke dalam sistem pengelupasan beton mungkin hanya terjadi
tumpuan sejauh minimal ℓd, sesuai pada permukaan yang terekspos dari elemen
18.10.2.3, yang dihitung berdasarkan pembatas yang terkekang. Batasan pada hx
tulangan longitudinal terbesar pada dimaksudkan untuk menyediakan spasi
elemen pembatas khusus. Bila elemen sengkang dan crossties yang sama dan
pembatas khusus berhenti pada fondasi seragam untuk dinding yang tipis. Pengujian
telapak, fondasi rakit atau pile cap, (Thomsen dan Wallace 2004) menunjukkan
tulangan transversal elemen pembatas bahwa kinerja yang memadai dapat dicapai
khusus harus diperpanjang paling sedikit dengan menggunakan jarak vertikal yang
300 mm ke dalam sistem-sistem fondasi lebih besar dari yang diizinkan pada
tersebut, kecuali jika diperlukan 18.7.5.3(a). Persyaratan untuk perpanjangan
perpanjangan yang lebih besar vertikal dari elemen pembatas dapat dilihat
berdasarkan 18.13.2.3. pada Gambar R18.10.6.4.2 (Moehle et al.
2011). Tulangan horizontal pada dinding
h) Tulangan horizontal pada badan dinding struktural dengan rasio geser terhadap
harus diperpanjang masuk sedalam 150 momen yang kecil mampu menahan geser
mm pada tepi dinding. Tulangan tersebut melalui mekanisme rangka batang, dimana
harus diangkur dalam inti terkekang pada tulangan horizontal berfungsi sebagai
elemen pembatas menggunakan kait sengkang seperti pada balok. Dengan
standar atau tulangan berkepala agar demikian, tulangan horizontal yang
dapat mencapai fy. Bila panjang zona

45 dari XX
RSNI 2847:2018
STANDAR PENJELASAN
elemen pembatas terkekang cukup disediakan untuk tulangan geser harus
memadai untuk menyalurkan tulangan berfungsi sebagai pembatas inti beton pada
horizontal badan, dan Avfy/s tulangan elemen pembatas dan diperpanjang sedekat
badan tidak melebihi Ashfyt/s tulangan mungkin dengan ujung dinding sebagai
transversal elemen pembatas yang persyaratan penutup dan mendekati izin
dipasang paralel dengan tulangan perkuatan lainnya. Persyaratan bahwa
horizontal badan, maka tulangan tulangan horizontal pada pelat badan harus
horizontal badan tersebut dapat dihentikan diangkur ke dalam beton inti elemen
tanpa kait standar atau kepala. pembatas yang terkekang dan diperpanjang
hingga 6 inci dari ujung dinding untuk semua
jenis tulangan horizontal baik itu dipasang
lurus, terikat, atau dibengkokkan, seperti
ilustrasi pada Gambar R18.10.6.4.1.
Tulangan badan
horizontal Av
Inti terkekang lbe

bc1

b bc2

≥ ldh or ldt
sebagaimana mestinya
≤ 150 mm
(a)
Pilihan menggunakan pengait standar atau
kait ujung tulangan

Tulangan badan
Tulangan elemen
horizontal, Av
batas, Ash

≤ ld dari tulangan
≤ 150 mm badan horisontal

(b)
Penulangan dengan panjang penyaluran lurus
Gambar R18.10.6.4.1 – Panjang
penyaluran tulangan horizontal dinding
dengan tulangan elemen batas

46 dari XX
RSNI 2847:2018

STANDAR PENJELASAN
Tidak memerlukan p < 2.8/fy
sengkang

berdasarkan 18.10.6.2
Sengkang

Penampang kritis
berdasarkan p ≥ 2.8/fy
18.10.6.5
lw b ≥ hu/16
Sengkang maks ≥ jika c / lw ≥ 3/8,
≥ 300 khusus Mu
mm 4Vu Penampang
maka b ≥ 300 mm
kritis

≥ ld untuk 1.25 fy Pembesian pada


(atau kait sesuai ujung pondasi atau
kebutuhan) tumpuan lainnya
Pembesian
jauh dari
ujung pondasi

(a) Dinding dengan hw le ≥ 2.0 dan satu penampang


kritis lentur serta beban axial didesain menggunakan
18.10.6.2, 18.10.6.4, dan 18.10.6.5

σ ≥ 0.2fc’ σ < 0.15fc’


Diperlukan ρ ≤ 2.8/fy
pembesian khusus Sengkang tidak diperlukan
Dikembangkan
untuk fy setelah σ < 0.15fc’
bukaan, atas dan
bawah ρ > 2.8/fy
σ ≤ 0.2fc’ Sengkang berdasarkan 18.10.6.5
ρ > 2.8/fy
Sengkang σ > 0.2fc’ Pembesian khusus
berdasarkan b ≥ hu/16 tidak diperlukan, lihat
18.10.6.5
catatan

Catatan: Kebutuhan pembesian khusus


diperlukan bila tegangan tekan terbesar σ ≥
0.2fc’. Bila terjadi, pembesian khusus
diperpanjang sampai σ < 0.2fc’. Karena syarat
hw/lw ≤ 2.0, 18.10.6.4(c) tidak dapat digunakan

(b) Dinding dan dinding dermaga direncanakan


berdasarkan 18.10.6.3, 18.10.6.4, dan 18.10.6.5

Gambar R18.10.6.4.2 – Rangkuman


persyaratan elemen batas pada dinding
khusus
18.10.6.5 Bila elemen pembatas khusus R18.10.6.5 Beban siklik bolak balik dapat
tidak diperlukan sesuai 18.10.6.2 atau menimbulkan penekukan tulangan
18.10.6.3, maka (a) dan (b) harus dipenuhi: memanjang batas, bahkan dalam kasus-
a) Jika rasio tulangan longitudinal pada kasus dimana tuntutan pada batas dinding
elemen batas dinding melebihi 2,8/fy, maka tidak memerlukan elemen-elemen batas
tulangan transversal pada elemen khusus. Untuk dinding dengan jumlah
pembatas tersebut harus memenuhi penulangan memanjang batas yang moderat,
18.7.5.2(a) hingga (e), disepanjang jarak pengikat disyaratkan untuk mencegah tekuk.
yang dihitung berdasarkan 18.10.6.4(a). Rasio tulangan memanjang di batas dinding
Spasi arah longitudinal pada tulangan sebagaimana ditunjukkan pada Gambar
transversal tersebut tidak boleh melebihi R18.10.6.5 diartikan sebagai hanya tulangan
nilai terkecil dari 200 mm dan 8db batang yang ada di batas dinding. Spasi ikatan yang
tulangan lentur utama terkecil, kecuali relative lebih besar dari 18.10.6.4(e) diizinkan
spasi tersebut tidak boleh melebihi nilai karena tuntutan deformasi dinding yang lebih
terkecil dari 150mm dan 6db di dalam zona rendah. Persyaratan pada 18.10.6.5 berlaku
untuk keseluruhan tinggi dinding dan
sejauh nilai terbesar antara ℓw dan Mu / 4Vu
di atas dan di bawah penampang kritis di dirangkum pada Gambar R18.10.6.4.2 untuk
mana pelelehan tulangan longitudinal kasus dimana batas elemen khusus
dapat terjadi akibat perpindahan lateral diperlukan (Moehle et al. 2011).
inelastik yang ditinjau. Tambahan kait untuk sengkang-U pada
ujung tulangan horizontal dinding
b) Kecuali bila Vu pada bidang dinding lebih
memberikan penjangakaran sehingga
kecil dari 0, 83 Acv λ fc' , maka tulangan tulangan dapat menahan gaya geser secara
horisontal yang berhenti pada tepi-tepi efektif. Ini juga cenderung mencegah
dinding struktural tanpa elemen pembatas penekukan tulangan tepi vertikal. Di
harus memiliki kait standar yang penampang dinding dengan geseran rendah,
melingkupi tulangan tepi atau tulangan tepi
tersebut harus dilingkupi dalam sengkang

47 dari XX
RSNI 2847:2018
STANDAR PENJELASAN
U yang memiliki ukuran dan spasi yang panjang penyaluran tulangan horizontal
sama dengan, serta disambung-lewatkan adalah tidak perlu.
pada, tulangan horisontal tersebut. x a x

A 14𝐴𝑏
h 𝜌
b ℎ 2𝑥 𝑎

Tulangan
14 batang tulangan terdistribusi
longitudinal batas

s
2𝐴𝑏
h 𝜌
ℎ𝑠

Tulangan terdistribusi, Ab,


dengan jarak s sama

Gambar R18.10.6.5 – Rasio tulangan


longitudinal untuk kondisi batas dinding
tipikal
18.10.7 Balok kopel R.18.10.7 Balok kopel (coupling) – Balok
perangkai yang merangkai dinding-dinding
18.10.7.1 Balok-balok kopel dengan
struktur dapat memberikan kekakuan dan
(ℓn/h)  4 harus memenuhi persyaratan 18.6,
penyebaran energi. Dalam banyak kasus,
dengan elemen-elemen batas dinding
batas geometris menghasilkan balok
diinterpretasikan sebagai kolom. Ketentuan
perangkai yang tinggi dibandingkan dengan
18.6.2.1(b) dan (c) tidak perlu dipenuhi bila
bentang bersihnya. Balok perangkai yang
dapat ditunjukkan melalui analisis bahwa
tinggi akan dikendalikan oleh geser dan
balok tersebut memiliki stabilitas lateral yang
kemunduran kekuatan dan kekakuannya
mencukupi.
dapat mudah terpengaruh oleh beban gempa.
18.10.7.2 Balok-balok kopel dengan Hasil-hasil percobaan (Paulay and Binney
(ℓn/h) < 2 dan dengan Vu melebihi 1974; Barney et al. 1980) pada balok
0, 33 Acv λ f c' harus ditulangi dengan dua grup perangkai tinggi menunjukkan tulangan
diagonal yang dikekang menyediakan cukup
tulangan yang bersilangan yang ditempatkan perlawanan.
secara diagonal dan simetris terhadap tengah
bentang balok, kecuali bila dapat ditunjukkan Eksperimen-eksperimen menunjukkan
bahwa kehilangan kekakuan dan kekuatan orientasi penulangan diagonal hanya efektif
balok kopel tidak akan merusak kemampuan bila tulangan diletakkan dengan inklinasi
struktur dalam memikul beban vertikal tinggi. Karena itu, balok perangkai yang
struktur, akses keluar dari struktur, atau memakai tulangan diagonal dibatasi pada
integritas komponen non-struktural dan balok yang mempunyai ratio ℓn/h < 4. Edisi
sambungannya ke struktur. 2008 Peraturan ini diubah untuk memperjelas
bahwa balok perangkai dengan rasio aspek
18.10.7.3 Balok-balok kopel yang tidak menengah dapat ditulangi berdasarkan
diatur 18.10.7.1 atau 18.10.7.2 dapat 18.6.3 sampai 18.6.5.
diperkenankan untuk ditulangi oleh dua grup Tulangan-tulangan diagonal harus
batang tulangan yang berpotongan yang ditempatkan kira-kira simetris pada
ditempatkan secara diagonal serta simetris penampang balok perangkai, dalam dua atau
terhadap tengah bentang balok atau ditulangi lebih lapisan. Tulangan yang ditempatkan
sesuai 18.6.3 hingga 18.6.5, dengan elemen secara diagonal dimaksudkan untuk
batas dinding diinterpretasikan sebagai menyediakan seluruh kekuatan geser dan
kolom. momen pada balok. Design kekuatan momen
yang berasal dari kombinasi tulangan

48 dari XX
RSNI 2847:2018

STANDAR PENJELASAN
diagonal dan longitudinal tidak tercakup pada
18.10.7.4 Balok-balok kopel yang
ketentuan ini.
ditulangi dengan dua grup tulangan yang
Dua pilihan kekangan dijelaskan.
bersilangan secara diagonal dan simetris
Berdasarkan 18.10.7.4(c), tiap komponen
terhadap tengah bentang balok harus
diagonal terdiri dari rangka tulangan
memenuhi (a), (b), dan salah satu dari (c) atau
memanjang dan transversal seperti
(d), dan ketentuan 9.9 tidak perlu dipenuhi:
ditunjukkan pada Gambar R18.10.7(a).
a) Vn harus dihitung dengan Kerangka terdiri dari sedikitnya empat
tulangan memanjang dan mengekang inti
Vn  2 Avd sin  0,83 f c' Acw beton. Persyaratan dimensi-dimensi sisi dari
(18.10.7.4) kerangka dan intinya adalah untuk
memberikan cukup kekokohan dan stabilitas
dimana  adalah sudut antara batang- pada potongan melintang bila tulangan
batang tulangan diagonal dan sumbu terbebani melebihi tegangan leleh. Dimensi
longitudinal balok kopel. minimum dan persyaratan jarak bersih
b) Masing-masing grup batang tulangan tulangan dapat menentukan tebal dinding.
diagonal harus minimal terdiri dari empat Revisi dibuat pada Peraturan 2008 untuk
tulangan yang dapat terdiri atas dua lapis mengendurkan spasi tulangan transversal
atau lebih. Batang tulangan diagonal harus yang mengekang tulangan diagonal, untuk
ditanam ke dalam dinding sejauh tidak memperjelas bahwa kekangan diperlukan
kurang dari 1,25 kali panjang penyaluran pada titik potong diagonal, dan untuk
untuk fy dalam kondisi tarik. menyederhanakan desain tulangan
c) Masing-masing kelompok batang tulangan longitudinal dan transversal di sekeliling
diagonal harus dilingkupi oleh tulangan balok; balok dengan pendetailan baru ini
pengikat persegi yang memiliki dimensi diharapkan berprilaku lebih baik. Ekspresi
sisi luar ke sisi luar paling tidak bw/2 pada untuk tulangan transversal Ash didasarkan
arah paralel terhadap bw dan bw/5 untuk memastikan kapasitas tekan kolom
akuivalen dapat dipertahankan setelah
sepanjang sisi-sisi lainnya, dimana bw
adalah lebar badan balok kopel. Tulangan selimut beton mengalami spalling.
Sub Bab 18.10.7.4(d) mendeskripsikan
transversal harus ditetapkan berdasarkan
pilihan kedua untuk kekangan tulangan
18.7.5.2(a) hingga (e), dengan 𝐴 tidak
diagonal yang diperkenalkan pada Peraturan
boleh kurang dari nilai terbesar antara (i)
2008 (Gambar R18.10.7(b)) Pilihan kedua ini
dan (ii) :
adalah untuk mengekang seluruh penampang
(i) 0, 09sbc f c
'
balok, bukan kekangan individu diagonal.
f yt Pilihan ini dapat menyederhanakan
penempatan sengkang ikat (hoop), yang bisa
(ii) 0,3sbc  g  1 f c
A '
sangat menantang di mana tulangan diagonal
 Ach  f yt memotong satu sama lain atau memasuki
batas dinding.
Untuk keperluan perhitungan Ag, selimut
Bila balok perangkai tidak dipakai sebagai
beton pada 20.6.1 harus diasumsikan
bagian sistem pemikul beban lateral,
pada kesemua empat sisi dari masing-
persyaratan untuk tulangan diagonal boleh
masing kelompok batang diagonal.
diabaikan.
Tulangan transversal harus mempunyai
Hasil uji (Barney et al. 1980)
spasi terukur paralel terhadap batang
mendemonstrasikan bahwa balok yang
tulangan diagonal yang memenuhi
ditulangi seperti yang dideskripsikan pada
18.7.5.3(c) dan tidak melebihi 6𝑑 dari
18.10.7 mempunyai daktilitas yang cukup
diameter terkecil batang tulangan
diagonal, dan harus memiliki spasi pada gaya geser melebihi 0,83 f c' bw d . Oleh
sengkang ikat silang atau kaki-kaki karena itu, penggunaan batas
0,83 f c' Acw
sengkang yang diukur tegak lurus
terhadap batang-batang diagonal tidak memberikan batas atas yang dapat diterima.
melebihi 350 mm. Tulangan transversal
harus menerus melalui persilangan

49 dari XX
RSNI 2847:2018
STANDAR PENJELASAN
batang-batang diagonal. Pada persilangan
tersebut, diizinkan untuk memodifikasi
penempatan tulangan transversal asalkan
persyaratan spasi dan rasio volumenya
dipenuhi. Tambahan tulangan longitudinal
dan transversal harus disebar di sekeliling
perimeter balok kopel dengan total luasan
pada masing-masing arah minimal
0,002bws dan spasinya tidak melebihi 300
mm.
d) Tulangan transversal harus dipasang pada
ke seluruh penampang balok sesuai
18.7.5.2(a) hingga (e) dengan Ash tidak
kurang dari nilai terbesar antara (i) dan (ii) :
'
(i) 0, 09sbc f c
f yt

(ii) 0,3sbc  g  1 f c


A '

 Ach  f yt
Spasi longitudinal tulangan transversal
tidak boleh melebihi nilai terendah dari 150
mm dan 𝟔𝒅𝒃 batang tulangan diagonal
terkecil. Spasi sengkang ikat silang atau
kaki-kaki kait, baik arah vertikal maupun
horisontal pada bidang penampang balok
harus tidak melebihi 200 mm. Masing-
masing ikat silang dan setiap kaki
sengkang tertutup harus mengikat
tulangan longitudinal dengan diameter
yang sama atau lebih besar. Diizinkan
untuk memasang sengkang tertutup
sesuai 18.6.4.3.

50 dari XX
RSNI 2847:2018

STANDAR PENJELASAN
Catatan:
Untuk kejelasan, hanya
sebagian tulangan yang Jarak tulangan transversal
dibutuhkan digambar di diukur
sisi garis simetris tegak lurus terhadap sumbu
A batang
Avd = luas
Tulangan horisontal tulangan total yang tulangan diagonal tidak boleh
pada balok dinding melebihi 350 mm

Simetri
dibutuhkan pada

Garis
tidak setiap
mencapai fy kelompok tulangan
diagonal

Tulangan dinding ≥ bw/2


batas
A
ln bw

Potongan Potongan A-A


(a) Pengekangan pada masing-masing diagonal
Catatan: Untuk kejelasan dalam denah, hanya sebagian kebutuhan tulangan
digambarkan di sisi garis simetri
Jarak tulangan
Catatan:
Spasi tidak melebihi transversal
Untuk kejelasan, hanya bagian tulangan
nilai terendah antara tidak
perlu ditunjukkan pada setiap sisi garis
150 mm dan 6db B melebihi 200
simetri. Avd = luas mm
Tulangan horisontal tulangan total yang
dibutuhkan pada
Simetri

pada balok dinding


Garis

tidak setiap
mencapai fy kelompok tulangan
diagonal

Jarak tulangan
db transversal
tidak
melebihi 200
Tulangan dinding mm
batas Potongan B-
B B
ln
Denah Catatan: kait pengikat silang 90o yang
terpasang berturutan pada tulangan
longitudinal harus ditempatkan bersilangan
sepanjang sisi balok
(b) Kekangan penuh pada penampang balok beton dengan tulangan
diagonal.

Gambar R18.10.7 – Balok perangkai dengan tulangan berorientasi diagonal. Tulangan


batas dinding ditunjukkan hanya pada satu sisi saja untuk kejelasan
18.10.8 Pilar-pilar dinding R18.10.8 Dinding pilar (wall pier) – Pintu dan
jendela kadang-kadang ditempatkan pada
18.10.8.1 Pilar-pilar dinding harus
dinding struktural menyebabkan segmen
memenuhi persyaratan sistem rangka
dinding vertikal sempit yang dianggap
pemikul momen khusus untuk kolom-kolom
sebagai dinding pilar. Pendefinisian dimensi
sesuai 18.7.4, 18.7.5, dan 18.7.6, dengan
dinding pilar diberikan pada Bab 2. Kegagalan
muka-muka joint ditetapkan sebagai ujung
geser dinding pilar telah diamati pada gempa-
atas dan bawah tinggi bersih pilar dinding.
gempa terdahulu. Maksud dari bagian ini
Sebagai alternatif, pilar dinding dengan (w/bw) adalah untuk menyediakan kekuatan geser
> 2,5 harus memenuhi (a) hingga (f): yang cukup pada dinding pilar sedemikian
a) Gaya geser desain harus dihitung sesuai rupa sehingga respon inelastik, jika hal
18.7.6.1 dengan muka-muka joint diambil tersebut terjadi, didominasi oleh lentur.
sebagai ujung atas dan bawah tinggi Ketentuan ini berlaku untuk dinding pilar yang
bersih pilar dinding. Bila SNI 1726 didesain sebagai bagian dari system pemikul

51 dari XX
RSNI 2847:2018
STANDAR PENJELASAN
menyertakan ketentuan untuk beban gempa. Ketentuan untuk dinding pilar
memperhitungkan faktor kekuatan lebih yang tidak didesain sebagai bagian dari
sistem pemikul gaya seismik, maka gaya system pemikul beban gempa diberikan pada
geser desain tidak perlu melebihi o kali 18.14. Pengaruh semua segmen dinding
geser terfaktor yang ditentukan vertikal pada respons sistem struktur, apakah
berdasarkan analisis struktur yang didesain sebagai bagian dari system pemikul
mempertimbangkan pengaruh gempa. beban gempa atau tidak, harus
b) Vn dan tulangan geser terdistribusi harus dipertimbangkan seperti yang disyaratkan
memenuhi 18.10.4. pada 18.2.2. Dinding pilar yang mempunyai
(ℓw/bw) ≤ 2,5 pada dasarnya berperilaku
c) Tulangan transversal harus dalam bentuk
sebagai kolom. Ketentuan 18.10.8.1
sengkang tertutup kecuali diizinkan untuk
mensyaratkan bahwa elemen struktur
menggunakan tulangan horizontal berkaki
tersebut memenuhi penulangan dan
tunggal paralel terhadap w dimana hanya persyaratan kekuatan geser pada 18.7.4
satu lapis tulangan geser terdistribusi sampai 18.7.6. Ketentuan alternatif
disediakan. Tulangan horizontal berkaki disediakan untuk dinding pilar yang
tunggal tersebut harus mempunyai mempunyai (ℓw/bw) > 2,5.
tekukan 180 derajat pada setiap ujungnya,
yang mengkait tulangan longitudinal padaDesain gaya geser yang ditentukan
elemen batas pilar dinding. berdasarkan 18.7.6.1 mungkin terlalu besar
d) pada beberapa kasus. Sebagai alternatif,
Spasi vertikal tulangan transversal tidak
boleh melebihi 150 mm. 18.10.8.1(a) pengizinkan desain gaya geser
ditentukan menggunakan kombinasi beban
e) Tulangan transversal tersebut harus terfaktor dimana pengaruh gempa telah
diteruskan setidaknya 300 mm di atas dan
diperkuat untuk memperhitungkan kuat lebih
di bawah dari ujung-ujung pilar dinding.
pada sistem. Dokumen-dokumen seperti
f) Elemen batas khusus harus disediakan ketentuan NEHRP (FEMA P749), ASCE/SEI
jika disyaratkan 18.10.6.3. 7, dan IBC 2012 merepresentasikan efek
18.10.8.2 Untuk pilar dinding pada tepi gempa yang diperkuat menggunakan faktor
suatu dinding, tulangan horizontal harus Ω0.
disediakan dalam segmen-segmen dinding Sub Bab 18.10.8.2 membahas dinding pilar
yang berdekatan yang berada di atas dan di pada tepi sebuah dinding. Di bawah geser
bawah pilar dinding dan didesain untuk pada bidang (in-plane), retak-retak miring
menyalurkan gaya geser desain dari pilar (inclined cracks) dapat merambat ke segmen
dinding ke dalam segmen-segmen dinding dinding secara langsung di atas dan bawah
yang berdekatan tersebut. dinding pilar. Kecuali jika terdapat tulangan
yang cukup pada segmen-segmen dinding
yang berdekatan, kegagalan geser pada
segmen-segmen dinding dapat terjadi.
Panjang penanaman (embedment) tulangan
yang disediakan ke dalam segmen-segmen
dinding yang berdekatan harus ditentukan
dengan mempertimbangkan persyaratan
panjang penyaluran dan kekuatan geser
segmen-segmen dinding (Gambar R18.10.8)

52 dari XX
RSNI 2847:2018

STANDAR PENJELASAN
Arah gaya Arah gaya
gempa gempa
Ujung
dinding lw untuk dinding dermaga

hw untuk Diperlukan
dinding pembesian
dermaga horisontal
Dinding
dermaga

Gambar R18.10.8 – Persyaratan tulangan


horizontal segmen-segmen dinding di
atas dan bawah pilar dinding pada
dinding tepi
18.10.9 Sambungan konstruksi
18.10.9.1 Semua sambungan konstruksi
pada dinding struktural harus memenuhi
26.5.6 dan permukaan-permukaan kontak
harus dikasarkan agar konsisten dengan
kondisi (b) pada Tabel 22.9.4.2.
18.10.10 Dinding tak menerus
18.10.10.1 Kolom-kolom yang menumpu
dinding struktural tak menerus harus ditulangi
sesuai 18.7.5.6.
18.11 – Dinding struktural khusus beton R18.11 – Dinding struktur khusus yang
pracetak dibangun menggunakan beton pracetak
18.11.1 Ruang lingkup
18.11.1.1 Persyaratan ini berlaku untuk
dinding struktural khusus beton pracetak yang
merupakan bagian sistem pemikul gaya
seismik.
18.11.2 Umum R18.11.2 Umum
18.11.2.1 Dinding-dinding struktural khusus
beton pracetak harus memenuhi persyaratan
18.10 dan 18.5.2.
18.11.2.2 Dinding-dinding struktural khusus R18.11.2.2 Studi-studi eksperimen dan
beton pracetak dengan tendon pascatarik analisis (Priestley et al. 1999; Perez et al.
tanpa lekatan dan tidak memenuhi 2003; Restrepo 2002) menunjukkan bahwa
persyaratan 18.11.2.1 diizinkan asalkan beberapa jenis dinding struktur pracetak
dinding-dinding tersebut memenuhi pasca tarik dengan unbonded tendons, dan
persyaratan ACI ITG-5.1. tidak memenuhi persyaratan preskriptif pada
Bab 18, memberikan karakteristik kinerja
gempa yang memuaskan. ACI ITG-5.1
mendefinisikan protokol untuk membuat
prosedur desain, divalidasi dengan analisis
dan uji laboratorium, untuk dinding tersebut,
dengan atau tanpa balok perangkai.
ACI ITG-5.2 mendefinisikan persyaratan
desain untuk satu jenis dinding struktur
khusus yang dibangun menggunakan beton

53 dari XX
RSNI 2847:2018
STANDAR PENJELASAN
pracetak dan unbonded tendons pasca tarik,
dan divalidasi untuk digunakan berdasarkan
18.11.2.2.
18.12 – Diafragma dan rangka batang R18.12 – Diafragma dan rangka batang
18.12.1 Ruang lingkup R18.12.1 Lingkup – Diafragma
sebagaimana dipakai dalam konstruksi
18.12.1.1 Persyaratan ini berlaku untuk
bangunan adalah komponen struktural
diafragma dan kolektor yang merupakan
(seperti lantai atau atap) yang memberi
bagian sistem pemikul gaya seismik pada
sebagian atau semua fungsi di bawah ini:
struktur yang dikenakan KDS D, E, atau F.
(a) Pemikul komponen struktur bangunan
18.12.1.2 Persyaratan 18.12.11 berlaku (seperti dinding, dinding pemisah dan
untuk rangka batang yang merupakan bagian lapis) penahan gaya horizontal tapi bukan
sistem pemikul gaya seismik pada struktur merupakan bagian dari bangunan vertikal
yang dikenakan KDS D, E, atau F. dari sistem pemikul beban gempa
(b) Mentrasfer beban lateral dari titik tangkap
ke bangunan vertikal dari sistem pemikul
beban gempa
(c) Sambungan dari berbagai komponen
bangunan vertikal dari sistem pemikul
beban lateral dengan kekuatan yang
sesuai, kekakuan, dan kekokohan
sehingga bangunan bertahan seperti yang
diinginkan dalam desain (Wyllie 1987)
18.12.2 Gaya desain R18.12.2 Gaya desain
18.12.2.1 Gaya desain gempa untuk R18.12.2.1 Pada peraturan umum
diafragma harus diperoleh dari peraturan SNI bangunan, gaya gempa desain untuk
1726. diafragma lantai dan atap biasanya tidak
dihitung secara langsung pada saat analisis
gaya lateral yang menyediakan gaya dan
geser tingkat. Sebagai gantinya, desain gaya
diafragma pada setiap tingkat dihitung
menggunakan rumus yang memperkuat gaya
tingkat yang mengenali efek dinamis dan
termasuk batas minimum dan maksimum.
Gaya-gaya ini digunakan dengan kombinasi
beban yang menentukan untuk mendesain
diafragma untuk geser dan momen.
Untuk elemen kolektor, SNI 1726
menentukan kombinasi beban yang
memperkuat gaya gempa dengan sebuah
faktor Ω0. Gaya yang diperkuat dengan Ω0
juga digunakan untuk gaya geser diafragma
lokal yang dihasilkan dari transfer gaya
kolektor, dan untuk momen lentur diafragma
lokal yang dihasilkan dari eksentrisitas
apapun dari gaya kolektor. Ketentuan khusus
gaya desain gempa untuk diafragma dan
kolektor tergantung pada edisi mana
peraturan umum bangunan yang digunakan.
Persyaratan bisa juga bervariasi berdasarkan
SDC.

54 dari XX
RSNI 2847:2018

STANDAR PENJELASAN
Untuk kebanyakan bangunan beton yang
mengalami permintaan gempa inelastik,
prilaku inelastik dibatasi pada diafragma lantai
dan atap akibat gaya gempa dan deformasi
yang dikenakan. Prilaku inelastik diharapkan
terjadi hanya pada lokasi-lokasi yang
dinginkan dari sistem pemikul beban gempa
vertikal yang didetail untuk respon daktil,
seperti sendi plastis balok pada rangka
momen khusus, atau sendi plastis lentur pada
dasar dinding structural atau balok perangkai.
Untuk bangunan tanpa bentang diafragma
panjang antara elemen pemikul gaya lateral,
perilaku diafragma elastis biasanya tidak sulit
untuk dicapai. Untuk bangunan dimana
diafragma dapat mencapai gaya geser dan
lenturnya sebelum leleh terjadi pada vertikal
sistem pemikul gaya seismik, desainer harus
mempertimbangkan menambah kekuatan
diafragma.
18.12.3 Lintasan beban gempa R18.12.3 Alur beban gempa
18.12.3.1 Semua diafragma dan
sambungannya harus didesain dan
didetailkan untuk memastikan penyaluran
gaya ke elemen kolektor dan ke elemen
vertikal sistem pemikul gaya seismik.
18.12.3.2 Elemen-elemen sistem diafragma R18.12.3.2 Ketentuan ini berlaku untuk
struktur yang dikenai utamanya gaya aksial strut-like elements (elemen yang menyerupai
dan digunakan untuk menyalurkan gaya strut) yang terjadi di sekeliling bukaan, tepi
geser atau lentur diafragma di sekeliling diafragma, atau diskuntinuitas pada
bukaan atau bentuk-bentuk diskontinuitas diafragma. Gambar R18.12.3.2 menunjukkan
lainnya harus memenuhi persyaratan untuk sebuah contoh. Elemen tersebut dapat
kolektor sesuai 18.12.7.5 dan 18.12.7.6. mengalami gaya aksial gempa dengan
kombinasi lentur dan geser dari gempa atau
beban gravitasi.

55 dari XX
RSNI 2847:2018
STANDAR PENJELASAN

Diafragma Dinding

Lubang
diafragma

Potongan A-A

Gambar R18.12.3.2 – Contoh diafragma


mengikuti persyaratan 18.12.3.2 dan
elemen yang mempunyai kekangan
sesuai persyaratan pada 18.12.7.5
18.12.4 Pelat diafragma dengan penutup R18.12.4 Pelat diafragma dengan penutup
komposit cor di tempat komposit cor setempat
18.12.4.1 Pelat penutup komposit yang dicor R18.12.4.1 Pelat penutup yang menyatu
di atas lantai atau atap pracetak diizinkan diperlukan sehingga sistem lantai atau atap
untuk digunakan sebagai diafragma dapat menahan tekukan pelat. Penulangan
struktural, asalkan pelat penutup cor di tempat melintasi hubungan-hubungan pracetak
tersebut ditulangi dan permukaan beton diperlukan untuk menjamin kontinuitas
pracetak di bawahnya yang sudah lebih transfer geser. Syarat-syarat hubungan
dahulu mengeras harus bersih, bebas dari dikenalkan untuk meningkatkan sistem
lapisan lunak (laitance), dan dikasarkan lengkap dengan transfer geser yang
dengan sengaja. diperlukan.
18.12.5 Pelat diafragma dengan penutup R18.12.5 Pelat diafragma dengan penutup
nonkomposit cor di tempat non-komposit cor setempat
18.12.5.1 Pelat penutup nonkomposit yang R18.12.5.1 Aksi komposit antara lantai dan
dicor di atas lantai atau atap pracetak komponen lantai pracetak tidak disyaratkan,
diizinkan untuk bekerja sebagai diafragma asalkan penutup beton direncanakan untuk
struktural, asalkan pelat penutup cor di tempat menahan gaya gempa rencana.
tersebut diperhitungkan bekerja sendirian,
serta didesain dan didetailkan untuk menahan
gaya-gaya gempa desain.
18.12.6 Tebal minimum diafragma R18.12.6 Tebal minimum diafragma
18.12.6.1 Tebal pelat beton dan pelat R18.12.6.1 Tebal minimum diafragma beton
penutup komposit yang bekerja sebagai mencerminkan praktik sistem joist dan waffle
diafragma struktur untuk menyalurkan gaya dan sistem penutup pelat komposit di atas
gempa tidak boleh kurang dari 50 mm. Pelat lantai pracetak dan atap saat ini. Pelat yang
penutup yang dicor di atas elemen lantai atau lebih tebal disyaratkan bila penutup pelat tidak
atap pracetak, yang bekerja sebagai bekerja secara komposit dengan sistem
diafragma struktur dan tidak membentuk aksi pracetak untuk menahan gaya gempa
komposit dengan elemen-elemen pracetak di rencana.
bawahnya dalam menahan gaya gempa

56 dari XX
RSNI 2847:2018

STANDAR PENJELASAN
desain, harus mempunyai tebal tidak kurang
dari 65 mm.
18.12.7 Tulangan R18.12.7 Tulangan
18.12.7.1 Rasio tulangan minimum untuk R18.12.7.1 Ratio minimum tulangan untuk
diafragma struktur harus memenuhi 24.4. diafragma sesuai dengan jumlah yang
Kecuali untuk pelat pascatarik, spasi tulangan diperlukan untuk tulangan temperature dan
sistem lantai atau atap pada setiap arah tidak susut (lihat 24.4). Jarak maksimum tulangan
boleh melebihi 450 mm. Bila tulangan jaring dimaksudkan untuk pengendalian lebar retak
kawat las digunakan sebagai tulangan yang miring. Persyaratan rata-rata prategang
terdistribusi untuk menahan geser pada pelat minimum (lihat 24.4.4.1) dianggap cukup
penutup yang dicor di atas elemen-elemen membatasi lebar retak pada sistem lantai
lantai dan atap pracetak, kawat-kawat jaring pasca tarik; karena itu, syarat spasi
yang paralel terhadap bentang elemen- maksimum tidak berlaku untuk sistem ini.
elemen pracetak harus dispasikan tidak
Syarat spasi minimum untuk jaringan kawat
kurang dari 250 mm pusat ke pusat. Tulangan
las (welded wire fabric) di penutup pelat
yang disediakan untuk kekuatan geser harus
sistem lantai pracetak dimaksudkan untuk
menerus dan harus terbagi merata pada
mencegah tulangan yang telah terdistribusi
bidang geser.
putus saat terjadi gempa. Retak-retak di
penutup pelat di atas batas antara flens dan
komponen struktur pracetak di sebelahnya
cepat terbuka, dan kawat-kawat melintasi
retak-retak tersebut ditahan oleh kawat-kawat
melintang (Wood et al. 2000). Karena itu,
semua regangan harus ditampung oleh jarak
yang ditentukan oleh spasi kawat-kawat
melintang. Spasi minimum 250 mm untuk
kawat-kawat melintang dipilih untuk
mereduksi kemungkinan fraktur kawat-kawat
melintasi retak-retak kritis pada saat terjadi
gempa rencana. Syarat spasi minimum tidak
berlaku pada tulangan diafragma dengan
tulangan individual karena regangan
didistribusi melalui panjang yang lebih
panjang.
18.12.7.2 Tendon terlekat yang digunakan
sebagai tulangan untuk menahan gaya
kolektor atau geser diafragma atau tarik lentur
harus didesain sedemikian hingga tegangan
akibat gaya gempa tidak melebihi 420 MPa.
Pengaruh pratekan dari tendon tanpa lekatan
diizinkan untuk menahan gaya-gaya desain
diafragma jika tersedia lintasan beban gempa.
18.12.7.3 Semua tulangan yang digunakan R18.12.7.3 Penyaluran tulangan dan
untuk menahan gaya-gaya kolektor, geser sambungan lewatan didesain berdasarkan
diafragma, atau tarik lentur harus disalurkan persyaratan Bab 25 untuk tulangan tarik.
atau disambung-lewatkan agar dapat Reduksi pada panjang penyaluran atau
mencapai fy dalam kondisi tarik. sambungan untuk tegangan yang dihitung
kurang dari fy tidak dizinkan. Seperti
ditunjukkan pada 25.4.10.2.
18.12.7.4 Bila sambungan mekanis
digunakan untuk menyalurkan gaya-gaya
antara diafragma dan elemen-elemen vertikal

57 dari XX
RSNI 2847:2018
STANDAR PENJELASAN
sistem pemikul gaya seismik maka diperlukan
sambungan mekanis tipe 2
18.12.7.5 Elemen-elemen kolektor dengan R18.12.7.5 Pada dokumen seperti
tegangan tekan melebihi 0,2 fc pada sebarang ketentuan NEHRP (FEMA P750), ASCE/SEI
penampang harus diberi tulangan transversal 7, IBC 2012, dan UBC (ICBO 1997), elemen
sesuai 18.7.5.2(a) hingga (e) dan 18.7.5.3, kolektor diafragma didesain untuk gaya
kecuali batasan spasi 18.7.5.3(a) harus diperkuat dengan suatu faktor Ω0 untuk
sepertiga dari dimensi terkecil kolektor. memperhitungkan kuat lebih pada elemen
Jumlah tulangan transversal harus sesuai vertikal sistem pemikul beban gempa. Faktor
Tabel 18.12.7.5. Tulangan transversal yang amplifikasi Ω0 rentang antara 2 dan 3 untuk
ditetapkan diizinkan untuk dihentikan pada kebanyakan struktur beton, tergantung pada
penampang dimana tegangan tekan yang dokumen yang dipilih dan jenis sistem
pemikul beban gempa. Pada beberapa
terjadi kurang dari 0,15 f c' .
dokumen, faktor tersebut dapat dihitung
Bila gaya-gaya desain telah diperbesar berdasarkan gaya maksimum yang dapat
untuk memperhitungkan faktor kekuatan lebih dikembangkan oleh elemen vertikal sistem
elemen-elemen vertikal sistem pemikul gaya pemikul gaya seismik.
seismik, batasan 0, 2 f c' harus ditingkatkan Tegangan tekan yang dihitung untuk gaya
terfaktor pada model elastic linier
menjadi 0, 5 f c' , dan batasan 0,15 f c' harus berdasarkan penampang kotor diafragma
ditingkatkan menjadi 0, 4 f c' . structural digunakan sebagai suatu nilai
indeks untuk menentukan apakah tulangan
pengekang diperlukan. Tegangan tekan yang
dihitung 0, 2 f c' , atau 0, 5 f c' untuk gaya
yang diperkuat oleh Ω0, diasumsikan untuk
menunjukkan bahwa integritas seluruh
struktur tergantung pada kemampuan elemen
struktur tersebut untuk menahan gaya tekan
Tabel 18.12.7.5 – Tulangan transversal
yang besar di bawah beban siklis. Tulangan
untuk elemen kolektor
transversal dibutuhkan pada lokasi tersebut
Tulangan untuk menyediakan kekangan pada beton
Persamaan yang berlaku
transversal dan tulangan.
Ash/sbc untuk f '
sengkang 0, 09 c (a)
f yt
pengikat persegi

 Ag  fc '
ρs untuk spiral 0, 45  1 (b)
Nilai  Ach  f yt
atau sengkang terbesar
pengikat dari f '
lingkaran 0,12 c (c)
f yt

18.12.7.6 Pendetailan tulangan longitudinal R18.12.7.6 Bagian ini dimaksudkan untuk


untuk elemen-elemen kolektor pada daerah mengurangi kemungkinan tekuk pada
sambungan lewatan dan daerah tulangan dan menyediakan kondisi
pengangkuran harus memenuhi a) atau b): pengembangan tulangan yang memadai di
sekitar sambungan dan zona pengangkuran.
a) Spasi pusat ke pusat setidaknya tiga
diameter tulangan longitudinal, tapi tidak
kurang dari 40 mm, dan tebal selimut
bersih beton setidaknya dua setengah
diameter tulangan longitudinal, tapi tidak
kurang dari 50 mm

58 dari XX
RSNI 2847:2018

STANDAR PENJELASAN
b) Luas tulangan transversal yang disediakan
haruslah minimum sebesar
0, 062 f c (bw s / f yt ) dan 0,35bw s / f yt , kecuali
'

sebagaimana disyaratkan 18.12.7.5.


18.12.8 Kekuatan lentur R18.12.8 Kuat lentur
18.12.8.1 Diafragma dan bagian diafragma R18.12.8.1 Kuat lentur untuk diafragma
harus didesain untuk lentur sesuai Pasal 12. dihitung menggunakan asumsi yang sama
Pengaruh bukaan harus diperhitungkan. dengan dinding, kolom, dan balok. Desain
diafragma untuk lentur dan aksi lainnya
menggunakan kombinasi pembebanan yang
berlaku pada 5.3.1 mempertimbangkan gaya
gempa yang bekerja bersamaan dengan gaya
gravitasi atau beban lainnya.
Pengaruh bukaan pelat pada kekuatan
lentur dan geser harus diperhitungkan,
termasuk mengevaluasi bagian kritis yang
dihasilkan oleh bukaan. Model strut-and-tie
berpotensi berguna untuk desain diafragma
dengan bukaan.
Praktik desain sebelumnya mengasumsikan
desain momen diafragma ditahan seluruhnya
oleh gaya batang tepi (chord) yang bekerja
pada tepi berlawanan diafragma.
Idealisasi ini tersirat dalam Peraturan versi
sebelumnya, tetapi telah diganti dengan
sebuah pendekatan dimana semua tulangan
longitudinal, dalam batas-batas 18.12.7,
diasumsikan berkontribusi pada kuat lentur
diafragma. Perubahan ini mengurangi luas
tulangan longitudinal perlu yang
terkonsentrasi di dekat tepi diafragma, tetapi
seharusnya tidak ditafsirkan sebagai
persyaratan untuk menghilangkan semua
tulangan batas.
18.12.9 Kekuatan geser R18.12.9 Kuat geser – Persyaratan kuat
geser diafragma mirip dengan dinding struktur
18.12.9.1 Vn diafragma struktur tidak boleh
langsing (slender structural walls) dan
melebihi
berdasarkan ketentuan geser untuk balok. Acv
Vn  Acv (0,17 f c'  t f y ) didefinisikan sebagai luas kotor diafragma,
tetapi tidak melebihi tebal dikali lebar
(18.12.9.1) diafragma. Ini sesuai dengan luas kotor dari
balok tinggi efektif yang membentuk
Untuk diafragma dengan penutup cor di diafragma. Tulangan pelat terdistribusi ρt
tempat di atas pelat lantai atau atap pracetak, digunakan untuk menghitung gaya geser
Acv harus dihitung menggunakan a) hanya diafragma pada Persamaan (lihat 18.12.9.1)
tebal pelat penutup untuk diafragma dengan diposisikan tegak lurus terhadap tulangan
pelat penutup nonkomposit dan b) gabungan lentur diafragma. Ketentuan 18.12.9.2
tebal elemen cor di tempat dan pracetak untuk membatasi maksimum gaya geser diafragma.
diafragma dengan penutup komposit. Untuk
diafragma dengan penutup komposit, nilai f c' Selain itu, untuk memenuhi 18.12.9.1 dan
18.12.9.2, pelat diafragma dengan penutup
yang digunakan untuk menentukan Vn
cor setempat juga harus memenuhi 18.12.9.3

59 dari XX
RSNI 2847:2018
STANDAR PENJELASAN
haruslah nilai terkecil antara f c' untuk dan 18.12.9.4. Pelat penutup cor setempat
komponen struktur pracetak dan f c' untuk pada lantai pracetak dan sistem atap
cenderung mengalami retak susut yang
penutup cor di tempat. sejajar dengan join antara elemen pracetak
18.12.9.2 Vn diafragma struktur tidak boleh yang berdekatan. Oleh karena itu, gaya geser
tambahan diperlukan untuk diafragma pelat
melebihi 0, 66 Acv f c' .
penutup pada 18.12.9.3 berdasarkan model
18.12.9.3 Di atas daerah sambungan antara friksi geser (Wood et al. 2000), dan bidang
elemen-elemen pracetak pada diafragma retak yang diasumsikan sesuai dengan join
dengan penutup komposit dan nonkomposit, pada sistem pracetak sepanjang arah geser
Vn tidak boleh melebihi yang diterapkan, seperti yang ditunjukkan
pada Gambar R22.9.4.3. Koefisien friksi, µ,
𝑉 𝐴 𝑓𝜇 (18.12.9.3) pada model friksi geser diambil sama dengan
1,0 untuk beton dengan berat normal karena
dimana Avf adalah luas total tulangan geser
adanya retakan susut.
friksi pada pelat penutup, termasuk tulangan
terdistribusi dan elemen pembatas, yang Tulangan terdistribusi dan batas pada pelat
mengarah tegak lurus terhadap bidang penutup dapat dianggap sebagai tulangan
sambungan antar elemen pracetak dan friksi geser Avf. Tulangan batas diafragma
koefisien friksi, , adalah 1,0, dimana  disebut sebagai tulangan batang tepi (chord)
diberikan dalam 19.2.4. Paling sedikit pada ACI 318 sebelum 2008. Meskipun
setengah Avf harus didistribusikan merata tulangan batas juga menahan gaya akibat
sepanjang bidang geser potensial. Luas momen dan gaya aksial pada diafragma,
tulangan terdistribusi pada pelat penutup pengurangan tahanan friksi geser pada zona
harus memenuhi 24.4.3.2 di masing-masing tarik diimbangi dengan peningkatan tahanan
arah. friksi geser pada zona tekan. Oleh karena itu,
luas tulangan batas digunakan untuk
18.12.9.4 Di atas daerah sambungan antara
menahan friksi geser tidak perlu ditambah
elemen-elemen pracetak pada diafragma
tulangan batas yang digunakan untuk
dengan penutup komposit dan nonkomposit,
menahan momen dan gaya aksial. Tulangan
Vn tidak boleh melebihi batasan pada
pelat penutup terdistribusi harus berkontribusi
22.9.4.4, dimana Ac dihitung menggunakan
minimal setengah dari kuat geser nominal.
tebal pelat penutup saja.
Diasumsikan bahwa sambungan antara
elemen pracetak tidak berkontribusi pada kuat
geser diafragma pelat penutup.
Ketentuan 18.12.9.4 membatasi maksimum
geser yang dapat salurkan oleh friksi geser
diafragma pelat penutup.
18.12.10 Sambungan konstruksi
18.12.10.1 Sambungan konstruksi pada
diafragma harus memenuhi 26.5.6 dan
permukaan bidang kontak harus dikasarkan
sesuai kondisi (b) pada Tabel 22.9.4.2.
18.12.11 Rangka batang struktural R18.12.11 Rangka batang struktural
18.12.11.1 Elemen-elemen rangka batang R18.12.11.1 Tulangan transversal Ash
struktural dengan kekuatan tekan melebihi didasarkan untuk memastikan kapasitas
0,2f'c pada sebarang penampang harus diberi tekan penampang kolom akuivalen dapat
tulangan transversal sesuai 18.7.5.2, dipertahankan setelah selimut beton
18.7.5.3, 18.7.5.7, dan Tabel 18.12.11.1, mengalami spalling.
sepanjang elemen tersebut.

60 dari XX
RSNI 2847:2018

STANDAR PENJELASAN
Tabel 18.12.11.1 – Tulangan transversal
untuk rangka batang
Tulangan
Persamaan yang berlaku
transversal
 Ag  fc'
0, 3  1 (a)
𝐴 ⁄𝑠𝑏 untuk  Ach  f yt
sengkang Nilai
pengikat terbesar
f '
persegi 0, 09 c (b)
f yt

 Ag  fc '
𝜌 untuk spiral
0, 45  1 (c)
 Ach  f yt
atau sengkang Nilai
pengikat terbesar f '
lingkaran 0,12 c (d)
f yt

18.12.11.2 Semua tulangan menerus pada


elemen rangka batang struktural harus
disalurkan dan disambung-lewatkan agar
dapat mencapai fy dalam kondisi tarik.
18.13 - Fondasi R18.13 - Fondasi

18.13.1 Lingkup R18.13.1 Lingkup – persyaratan untuk


fondasi yang memikul bangunan yang terkena
18.13.1.1 Persyaratan 18.13 berlaku
SDC (seismic design category) D, E, atau F
untuk fondasi yang menahan gaya gempa
mewakili sebuah konsensus tingkat minimum
atau menyalurkan gaya gempa antara struktur
pratik yang baik dalam perencanaan dan
dan tanah pada struktur yang dikenakan KDS
pendetailan fondasi beton termasuk pancang,
D, E, atau F.
tiang bor, dan kaison-kaison. Sangat
diinginkan respons inelastik oleh getaran
tanah kuat hanya terjadi di atas fondasi,
karena perbaikan fondasi bisa sangat sulit
dan mahal.
18.13.1.2 Ketentuan-ketentuan dalam
subpasal ini untuk tiang fondasi, pier, caisson,
dan pelat di atas tanah harus melengkapi
kriteria desain dan konstruksi serta peraturan
umum yang sesuai lainnya, termasuk 1.4.5
dan 1.4.6.
18.13.2 Fondasi telapak, fondasi rakit, dan R18.13.2 Fondasi telapak, fondasi rakit, dan
poer (pile cap) penutup tiang (pile cap)
18.13.2.1 Tulangan longitudinal kolom dan
dinding struktur yang menahan gaya gempa
harus menerus ke dalam fondasi tapak,
fondasi pelat penuh, atau poer (pile cap), dan
harus sepenuhnya disalurkan untuk menahan
tarik pada bidang kontak.
18.13.2.2 Kolom yang didesain dengan R18.13.2.2 Hasil uji (Nilson and Losberg
mengasumsikan kondisi ujung terjepit pada 1976) membuktikan komponen-komponen
fondasi harus memenuhi 18.13.2.1 dan, bila struktur lentur yang berhenti di fondasi
kait diperlukan, tulangan longitudinal yang telapak, pelat, atau balok (suatu hubungan T)

61 dari XX
RSNI 2847:2018
STANDAR PENJELASAN
menahan lentur harus mempunyai kait 90 kaitnya harus menghadap ke dalam ke arah
derajat dekat permukaan bawah fondasi sumbu dari komponen struktur agar titik
dengan ujung bebas batang tulangan tersebut kumpul (joint) dapat menahan lentur di
diorientasikan kearah sumbu pusat kolom. komponen struktur yang merupakan badan
(stem) dari T.

18.13.2.3 Kolom atau komponen pembatas R18.13.2.3 kolom-kolom atau komponen-


dinding struktur khusus yang mempunyai tepi komponen struktur batas yang ditumpu dekat
berjarak maksimum setengah tinggi fondasi tepi fondasi sebagaimana sering terjadi dekat
telapak dari tepi fondasi telapak harus garis pemilikan, harus didetail untuk
mempunyai tulangan transversal sesuai mencegah kegagalan tepi fondasi telapak,
dengan 18.7.5.2 sampai 18.7.5.4 yang kepala tiang (pile cap), atau rakit (mat).
dipasang di bawah permukaan atas fondasi
tapak. Tulangan ini harus menerus ke dalam
fondasi telapak, fondasi rakit, atau poer dan
disalurkan untuk fy dalam kondisi tarik, pada
tulangan longitudinal kolom atau elemen
pembatas.
18.13.2.4 Bila pengaruh gempa R18.13.2.4 Tujuan dari bagian ini adalah
menimbulkan gaya angkat (uplift) pada untuk membuat perencana waspada untuk
komponen pembatas dinding struktur khusus memberi tulangan atas maupun penulangan
atau kolom, tulangan lentur harus disediakan yang diperlukan lainnya.
pada sisi atas fondasi telapak, fondasi rakit,
atau poer untuk menahan aksi-aksi yang
dihasilkan kombinasi beban desain, dan tidak
boleh kurang dari yang disyaratkan oleh 7.6.1
atau 9.6.1
18.13.2.5 Penggunaan beton polos struktur R18.13.2.5 Fondasi atau dinding basement
pada fondasi tapak dan dinding besmen harus diperkuat pada bangunan yang terkena
(basement) harus sesuai dengan 14.1.4. KDS D, E, atau F.
18.13.3 Balok dan pelat di atas tanah R18.13.3 Balok dan pelat di atas tanah –
Untuk kondisi gempa, pelat di atas tanah
18.13.3.1 Balok-balok sloof (grade) yang
sering merupakan bagian sistem pemikul
didesain untuk bekerja sebagai sengkang ikat
gaya lateral dan harus didesain sesuai
horisontal antara poer atau fondasi tapak
peraturan ini juga strandar yang sesuai dan
harus memiliki tulangan longitudinal menerus
pedoman-pedoman lain (lihat 1.4.7).
yang harus disalurkan dalam atau melewati
kolom yang ditumpu atau diangkur dalam
poer atau fondasi tapak pada semua
diskontinuitas.
18.13.3.2 Balok-balok sloof (grade) yang R18.13.3.2 Balok di atas tanah di antara
didesain untuk bekerja sebagai pengikat penutup tiang atau fondasi telapak dapat
horisontal antara poer atau fondasi telapak berupa balok yang terpisah di bawah pelat di
harus diproporsikan sedemikian hingga atas tanah atau dapat merupakan bagian
dimensi penampang terkecil harus sama penebalan pelat di atas tanah. Pembatasan
dengan atau lebih besar daripada spasi bersih penampang melintang dan persyaratan
antara kolom-kolom yang disambung dibagi minimum pengikat memberikan proporis yang
dengan 20, tetapi tidak perlu lebih besar dari wajar.
450 mm. Sengkang ikat tertutup harus
dipasang dengan spasi tidak melebihi yang
lebih kecil dari setengah dimensi penampang
ortogonal terkecil dan 300 mm.

62 dari XX
RSNI 2847:2018

STANDAR PENJELASAN
18.13.3.3 Balok-balok sloof (grade) dan R18.13.3.3 Balok di atas tanah yang
balok-balok yang merupakan bagian fondasi menahan tegangan lentur oleh gempa dari
rakit yang dikenai lentur dari kolom yang momen-momen kolom harus memiliki
merupakan bagian sistem pemikul gaya tulangan detail sama dengan balok-balok dari
seismik harus memenuhi 18.6. rangka di atas fondasi.
18.13.3.4 Pelat di atas tanah yang menahan R18.13.3.4 Pelat di atas tanah sering
gaya gempa dari dinding atau kolom yang bekerja sebagai sebuah diafragma yang
merupakan bagian sistem pemikul gaya menahan bangunan bersama-sama di suatu
seismik harus didesain sebagai diafragma ketinggian tanah dan meminimumkan
struktur sesuai dengan 18.12. Dokumen pengaruh pergerakan tanah di luar fase yang
kontrak harus secara jelas menyatakan mungkin terjadi pada seluruh dasar
bahwa pelat di atas tanah merupakan bangunan. Dalam kasus semikian, pelat di
diafragma struktur dan bagian sistem pemikul atas tanah itu harus diberi tulangan dan
gaya seismik. didetail secukupnya. Gambar-gambar desain
harus secara jelas menyatakan bahwa pelat
di atas tanah adalah komponen struktural
sehingga dilarang memotong pelat tersebut.
18.13.4 Tiang fondasi, pier, dan caisson R18.13.4 Pancang, tiang bor, dan caisson –
Kinerja yang cukup dari pancang dan caisson
oleh beban gempa mensyaratkan bahwa
ketentuan-ketentuan ini harus dipenuhi
disamping standard lain atau pedoman-
pedoman yang dapat digunakan (lihat R1.4.5)
18.13.4.1 Tiang fondasi, pier, dan caisson R18.13.4.1 Alur beban diperlukan pada
yang menahan beban tarik harus memiliki penutup tiang (pile cap) untuk mentransfer
tulangan longitudinal menerus sepanjang gaya tarik dari tulangan tarik kolom atau
bagian tiang yang menahan gaya tarik desain. komponen batas melalui penutup tiang
Tulangan longitudinal tersebut harus didetail menuju ke tulangan pancang atau caisson.
untuk menyalurkan gaya tarik di dalam poer
ke komponen struktur yang ditumpu.
18.13.4.2 Bila gaya tarik yang ditimbulkan R18.13.4.2 Pasak yang diinjeksi di ujung
oleh pengaruh gempa disalurkan antara poer atas tiang beton pracetak perlu diadakan, dan
atau fondasi pelat rakit dan tiang fondasi percobaan adalah cara praktis untuk
pracetak oleh batang tulangan yang di- menunjukkan kapasitasnya. Cara lain, batang
grouting atau dipasang sesudahnya pada tulangan dapat dicor di bagian atas pancang,
ujung atas tiang fondasi, maka sistem dibuka dengan mengikis beton dan
grouting harus didemonstrasikan dengan dihubungkan secara mekanis atau dilas ke
pengujian mampu mengembangkan paling suatu pepanjangan.
sedikit 1,25fy batang tulangan.

18.13.4.3 Tiang fondasi, pier, atau caisson R18.13.4.3 Sewaktu gempa, pancang dapat
harus memiliki tulangan transversal sesuai terkena lenturan yang sangat tinggi di titik-titik
dengan 18.7.5.2 a) hingga e), 18.7.5.3, dan diskuntinu, terutama tepat di bawah penutup
18.7.5.4 kecuali persyaratan c) dan f) Tabel tiang (pile cap) dan dekat dasar deposit tanah
18.7.5.4, pada lokasi-lokasi a) dan b) berikut: lunak atau lepas. Ketentuan tata cara ini yang
mensyaratkan pemakaian tulangan
a) Pada sisi atas komponen struktur sejauh
pengekangan di bagian atas pancang
paling sedikit 5 kali dimensi penampang
didasarkan atas banyak kegagalan yang
komponen tersebut, tetapi tidak kurang
teramati di lokasi ini di gempa-gempa yang
dari 1,8 m di bawah sisi bawah poer;
terjadi baru-baru ini. Tulangan transversal
b) Untuk bagian tiang fondasi di dalam tanah diperlukan di daerah ini untuk memberikan
yang tidak mampu menyediakan tumpuan kinerja yang daktail. Perencana harus pula
lateral, atau di dalam udara dan air, mempertimbangkan kemungkinan aksi
63 dari XX
RSNI 2847:2018
STANDAR PENJELASAN
sepanjang keseluruhan bagian tiang tak inelastis dalam pancang pada perubahan
tertumpu ditambah panjang yang lapisan tanah, seperti perubahan dari tanah
disyaratkan dalam (a). lunak ke keras atau tanah lepas ke padat. Bila
pancang pracetak di pakai, potensi
perubahan elevasi ujung pancang yang
dipancang yang berlainan dengan yang
ditentukan dalam gambar perlu
dipertimbangkan sewaktu pembuatan detail
pancang. Bila pancang menolak masuk pada
posisi dangkal, pancang perlu dipotong lebih
panjang. Bila kemungkinan ini tidak
diperhitungkan, panjang tulangan transversal
yang disyaratkan pada ketentuan ini mungkin
tidak ada setelah kelebihan panjang pancang
dipotong.
18.3.4.4 Untuk tiang fondasi pancang beton
pracetak, panjang pemasangan tulangan
transversal yang disediakan harus cukup
untuk memperhitungkan kemungkinan variasi
pada elevasi akhir ujung tiang fondasi
terpasang.
18.13.4.5 Tiang fondasi, pier, atau caisson
beton pada fondasi yang menumpu konstruksi
dinding penumpu dengan stud setinggi satu
dan dua tingkat dikecualikan dari persyaratan
tulangan transversal 18.13.4.3 dan 18.13.4.4.
18.13.4.6 Poer dengan tiang fondasi miring R18.13.4.6 Kerusakan struktural yang parah
(batter) harus didesain untuk menahan sering teramati di pertemuan tiang miring
kekuatan tekan penuh tiang fondasi miring (batter piles) dan bangunan. Penutup tiang
(batter) yang bekerja sebagai kolom pendek. (pile cap) dan struktur sekitarnya harus
Pengaruh kelangsingan tiang fondasi miring didesain untuk gaya potensial yang besar
(batter) harus ditinjau untuk bagian tiang yang dapat terjadi pada tiang miring.
fondasi di dalam tanah yang tidak mampu
menyediakan tumpuan lateral, atau di dalam
udara atau air.
18.14 - Komponen struktur yang tidak R18.14 - Komponen struktur yang tidak
ditetapkan sebagai bagian sistem pemikul direncanakan untuk memikul beban
gaya seismik gempa
18.14.1 Lingkup Bagian ini berlaku hanya untuk struktur yang
dikenai SDC (seismic design category) D, E,
18.14.1.1 Persyaratan 18.14 berlaku untuk
atau F. Untuk SDC tersebut, semua
komponen struktur rangka yang tidak didesain
komponen struktur yang tidak didesain
sebagai bagian sistem pemikul gaya seismik
sebagai bagian dari sistem pemikul beban
pada struktur yang dikenakan KDS D, E, dan
gempa disyaratkan untuk didesain menahan
F.
gaya gravitasi saat mengalami perpindahan
18.14.2 Pelaksanaan Desain desain. Untuk struktur beton, ketentuan pada
18.14.2.1 Komponen struktur rangka yang bagian ini memenuhi persyaratan ini untuk
diasumsikan tidak didesain sebagai bagian kolom, balok, pelat, dan dinding pilar sistem
sistem pemikul gaya seismik harus dievaluasi gravitasi. Ketentuan 18.4.2 mendefinisikan
terhadap kombinasi beban gravitasi (1.2D + kombinasi gaya dan perpindahan yang harus
1.0L +0.2S) atau 0.9D, yang mana yang kritis, diperhatikan.

64 dari XX
RSNI 2847:2018

STANDAR PENJELASAN
yang bekerja secara simultan dengan
Desain perpindahan didefinisikan pada Bab
perpindahan desain u. 2. Model yang digunakan untuk menentukan
Faktor beban pada beban hidup, L, diizinkan desain perpindahan bangunan harus dipilih
untuk direduksi menjadi 0,5 kecuali untuk untuk menghasilkan hasil yang secara
garasi, ruang yang ditempati sebagai tempat konservatif mengikat nilai yang diharapkan
perkumpulan publik, dan semua ruangan selama gempa desain dan harus mencakup,
dimana L lebih besar dari 4,8 kN/m2. sebagaimana mestinya, efek dari retak beton,
fleksibilitas fondasi, dan depormasi diafragma
lantai dan atap.
Ketentuan 18.14 dimaksudkan untuk
memungkinkan terjadinya daktil leleh lentur
kolom, balok, pelat, dan dinding pilar akibat
perpindahan desain, dengan menyediakan
kekangan dan gaya geser yang memadai
pada elemen yang leleh tersebut.
18.14.3 Balok, kolom dan join cor ditempat R18.14.3 Balok, kolom, dan join cor
ditempat
18.14.3.1 Balok, kolom dan join cor ditempat R18.14.3.1 kolom dan balok cor setempat
harus diberi penulangan sesuai dengan diasumsikan leleh jika pengaruh kombinasi
18.14.3.2 atau 18.14.3.3 tergantung besarnya beban gravitasi terfaktor dan desain
momen dan geser yang timbul pada perpindahan melebihi kekuatan yang
komponen struktur akibat perpindahan dispesifikasikan, atau jika pengaruh
desain, u. Jika efek perpindahan desain, u perpindahan desain tidak dihitung.
tidak dicek secara eksplisit, persyaratan Persyaratan tulangan transversal dan
18.14.3.3 harus dipenuhi kekuatan geser bervariasi tergantung jenis
komponen dan apakah komponen tersebut
leleh akibat perpindahan desain.
18.14.2.2 Jika momen dan geser yang
timbul tidak melebihi kekuatan momen dan
geser desain komponen struktur rangka, a)
hingga c) harus dipenuhi:
a) Balok harus memenuhi 18.6.3.1. Tulangan
transversal harus diberikan sepanjang
balok dengan spasi tidak melebihi d/2.
Dimana gaya aksial terfaktor melebihi
Ag f c' / 10 , tulangan transversal harus
menggunakan sengkang tertutup
berdasarkan 18.7.5.2 dengan spasi so,
sesuai dengan 18.14.3.2(b).
b) Kolom harus memenuhi 18.7.4.1, 18.7.5.2,
dan 18.7.6. Spasi longitudinal maksimum
sengkang tertutup harus sebesar so di
setinggi kolom. Spasi so tidak boleh
melebihi nilai terkecil dari enam diameter
tulangan longitudinal terkecil dan 150 mm.
c) Kolom dengan gaya aksial gravitasi
terfaktor yang melebihi 0,35Po harus
memenuhi 18.14.3.2(b) dan 18.7.5.7.
Jumlah tulangan transversal yang
disediakan harus sebesar setengah yang
disyaratkan oleh 18.7.5.4, dan spasinya
65 dari XX
RSNI 2847:2018
STANDAR PENJELASAN
tidak boleh lebih besar dari so di setinggi
kolom.

18.14.2.3 Jika momen atau geser yang


timbul melebihi Mn atau Vn komponen
struktur rangka, atau jika momen dan geser
yang timbul tidak dihitung, a) hingga d) harus
dipenuhi:
a) Material, sambungan mekanis, dan
sambungan las harus memenuhi
persyaratan sistem rangka pemikul
momen khusus 18.2.5 hingga 18.2.8.
b) Balok harus memenuhi 18.14.3.2 (a) dan
18.6.5.
c) Kolom harus memenuhi 18.7.4, 18.7.5,
dan 18.7.6.
d) Sambungan harus memenuhi 18.8.3.1.
18.14.4 Balok dan kolom pracetak R18.14.4 Balok dan kolom pracetak

18.14.4.1 Komponen struktur rangka beton R18.14.4.1 Kerusakan pada beberapa


pracetak beserta sambungannya yang bangunan dengan sistem gravitasi beton
diasumsikan tidak menyumbang tahanan pracetak saat Gempa Northridge 1994
lateral, harus memenuhi a) hingga d): dikaitkan dengan beberapa faktor yang
dibahas di bagian ini. Kolom harus
a) Persyaratan 18.14.3
mengandung sengkang kait (ties) pada
b) Persyaratan sengkang ikat yang seluruh tingginya, komponen rangka yang
ditetapkan dalam 18.14.3.2(b) di setinggi tidak proposional untuk memikul gaya gempa
kolom, termasuk tinggi balok; harus diikat bersama, dan panjang bearing
c) Tulangan integritas struktur, sesuai yang yang lebih panjang harus digunakan untuk
ditetapkan dalam 4.10 menjaga integritas sistem gravitasi selama
gerakan tanah (ground motion) terjadi.
d) Panjang tumpuan pada dudukan suatu Penambahan 50 mm panjang bearing
balok harus paling sedikit 50 mm lebih didasarkan pada asumsi 4 persen ratio
panjang dari yang ditentukan 16.2.6. simpangan tingkat (story drift ratio) dan 1,3 m
tinggi balok, dan dianggap konservatif untuk
gerakan tanah pada struktur yang dikenakan
SDC D, E, atau F. Selain itu, komponen portal
pracetak yang diasumsikan tidak
berkontribusi pada tahanan lateral juga harus
memenuhi persyaratan kontruksi cor
setempat yang dijelaskan pada 18.14.3, jika
berlaku.
18.14.5 Sambungan pelat-kolom R18.14.5 Sambungan pelat-kolom

18.14.5.1 Untuk sambungan pelat-kolom R18.14.5.1 Ketentuan untuk tulangan geser


pada pelat dua arah tanpa balok, tulangan pada sambungan pelat-kolom dimaksudkan
geser pelat yang memenuhi persyaratan 8.7.6 untuk mengurangi kemungkinan kegagalan
atau 8.7.7 harus disediakan pada bagian kritis geser pons (punching shear) pada pelat jika
pelat sesuai yang ditentukan dalam 22.6.4.1 desain rasio simpangan tingkat (story drift
jika Δ x  0, 035 -  1   ug  . Tulangan geser ratio) melebihi nilai yang ditentukan.
 v 
hsx  20   vc  Tidak diperlukan perhitungan momen
terinduksi, berdasarkan penelitian (Megally
66 dari XX
RSNI 2847:2018

STANDAR PENJELASAN
pelat harus memenuhi v s  0, 29 f '
di and Ghali 2002; Moehle 1996) yang
c
mengidentifikasi kemungkinan kegagalan
bagian kritis pelat dan harus diperpanjang geser pons dengan mempertimbangkan rasio
setidaknya empat kali tebal pelat dari muka simpangan tingkat dan tegangan geser akibat
tumpuan yang berdekatan dengan bagian beban gravitasi tanpa momen pada
kritis pelat. Persyaratan tulangan geser ini penampang kritis pelat. Gambar R18.14.5.1
tidak berlaku jika Δx / hsx ≤ 0,005. Nilai (Δx / hsx) mengilustrasikan persyaratan. Persyaratan
harus diambil yang terbesar dari nilai-nilai tersebut dapat dipenuhi dengan menambah
pada tingkat-tingkat yang berdekatan, di atas tulangan geser pelat, menambah ketebalan
dan di bawah sambungan kolom pelat. vc pelat, mengubah desain untuk mengurangi
harus dihitung sesuai dengan 22.6.5. vug desain rasio simpangan tingkat, atau
adalah tegangan geser terfaktor pada bagian kombinasinya.
kritis pelat untuk pelat dua arah akibat beban
gravitasi tanpa transfer momen. Jika kolom kapital, drop panel, shear cap,
atau perubahan lain pada ketebalan pelat
digunakan, persyaratan 18.14.5 dievaluasi
untuk semua potensi penampang kritis,
sebagaimana disyaratkan pada 22.6.5.1.

Desain rasio simpangan lantai (Δx/hsx)


0.03

0.02
Tulangan Diperlukan
geser tidak tulangan
diperlukan geser
0.01

0.00
0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7
vug / ϕvc

Gambar R18.14.5.1 – Ilustrasi kriteria


18.14.5.1
18.14.6 Pilar Dinding (wall piers) R18.14.6 Dinding pilar (wall piers)
18.14.6.1 Pilar dinding yang tidak ditetapkan R18.14.6.1 Sub Bab 18.10.8 mensyaratkan
sebagai bagian sistem pemikul gaya seismik bahwa desain gaya geser ditentukan
harus memenuhi persyaratan 18.10.8. Bila berdasarkan 18.7.6.1, dimana pada beberapa
SNI 1726 menyertakan ketentuan untuk kasus dapat menghasilkan gaya besar yang
memperhitungkan kekuatan lebih dari sistem tidak realistis. Sebagai alternatif, desain gaya
pemikul gaya seismik, diizinkan untuk geser dapat ditentukan sebagai produk faktor
menentukan gaya geser desain sebesar o kekuatan lebih dan geser yang timbul saat
kali geser yang ditimbulkan akibat pilar dinding berpindah sebesar δu. Faktor
perpindahan desain, u. kuat lebih Ω0 pada SNI 1726 dapat digunakan
untuk tujuan ini.

67 dari XX

Anda mungkin juga menyukai