Rangkuman Bedah PDF
Rangkuman Bedah PDF
-SURGERY-
SURGERY NOTES
RANGKUMAN ILMU BEDAH – AMYGDALA FKUA 2014
OMFALOKEL Tatalaksana
ANAMNESIS Topical triple dye/silver sulfadiazine
ORGAN-GIT KELUAR! 1. Selama 5-12 minggu
Sejak lahir! 2. Membuat omfalokel jadi jaringan
Selaput membungkus organ GIT (+) granulasi sehingga bisa epitelisasi
3. Omfalokel menjadi hernia ventralis
Komplikasi
(repair preschool). Tidak segera di
Warna selaput berubah ~ inkarserata
operasi karena menyebabkan ACS
Selaput pecah ~ omfalokel pecah
Demam ~ infeksi Operatif
Primary closure
Sering didapatkan pada
Defek kecil (<1.5 cm)
VACTERL (50%)
Segera setelah lahir
Kelainan kromosom (Trisomi-21)
Cara ~ Setelah lahir dilakukan eksisi
R.ANC ~ riwayat diagnosis prenatal
sac penutupan fascia, kulit
Px FISIK
Delayed closure
Inspeksi:
Defek besar (>4 cm)
Organ GIT di area midline
Cara ~ Flap/Siloplasty (aschraft)
Organ GIT terbungkus membran
KIE
Organ GIT bisa usus, hepar, lien
Diagnosis pasien (omfalokel)
Kavum abdomen kecil
Mencari kelainan VACTERL Etiologi singkat omfalokel
PLAN DX Ada kemungkinan defek lain (50%)
Mencari kelainan kongenital, bila ada Rencana tindak lanjut, akan dirujuk BA
gejala yg mencurigakan maka periksa: Tanda kegawatan:
V: xray spine Inkarserata (warna selaput berubah)
C: echocardiography Ruptur (omfalokel pecah)
TE: keluhan drooling, xray+OGT Infeksi (demam)
R: ultrasound abdomen NOTES
PLAN TX Patofisiologi
Awal Organ GIT gagal rotasi 270° CCW
Stabilisasi ABC Organ GIT lambat masuk abdomen
1. Oksigenasi (mencegah hipoksia) Dinding perut menutup lebih cepat
2. Pasang infus (rehidrasi) Efek: Organ GIT beserta selaput
3. Kateterisasi urin (monitor cairan) masih di luar abdomen sedangkan
MRS ~ Rujuk bedah anak umbilical ring sudah berdiameter
Pasang OGT untuk dekompresi sempit
Pastikan bayi dalam keadaan hangat Abdominal compartment syndrome/ACS
Tutup plastik steril atau gauze dresing Peningkatan tekanan abdomen
Tak perlu ditutup kasa ~ dr. Fendy Diafragma terangkat ~ ggn ventilasi
Monitoring kegawatan selama rujuk Kompresi v.cava ~ ggn preload
Omfalokel pecah/ inkarserata Tambahan tentiran
Non operatif Omfalokel dapat terdeteksi di USG
Indikasi fetomaternal pada UK-18 minggu
1. Omfalokel intak Giant omfalokel ~ terdapat hepar
2. Berukuran besar (>4cm) serta organ intraabdomen lain
3. Tanpa komplikasi
HIDROKEL NOTES
ANAMNESIS Differential diagnosis (scrotal mass)
BENJOLAN SKROTUM Hernia inguinalis (keluar masuk)
Ukuran berubah2 ~ komunikans Tumor testis (konsistensi padat)
Ukuran tetap ~ non komunikans Abses testis (demam, undulasi +)
Onset sejak lahir ~ kongenital Orchitis (elevasi testis, membaik)
Umumnya unilateral (90%) Tambahan tentiran
Umumnya tidak nyeri Hidrokel operasi usia>1 tahun?
Pada perempuan, benjolan labia Karena pada usia>1 tahun sudah
Px FISIK terjadi spermatogenesis, dan adanya
Inspeksi: hidrokel mengganggu
Benjolan inguinal/skrotum spermatogenesis (dr. Adria)
Warna seperti kulit Akut hidrokel ~ hidrokel yang
Palpasi: membesar secara mendadak, nyeri
Konsistensi kistik Hidrokel komunikans
Mengukur benjolan (axb) cm Operasi elektif pada usia 1 tahun
Tidak teraba hangat Hidrokel non komunikans
Ukuran dapat mengecil ~ komunikans Dapat sembuh spontan
Auskultasi: Bising usus di benjolan (-) Patofisiologi
Patent processus vaginalis (PPV)
Khas: Tranluminasi (+)
PLAN DX
USG testis: membedakan dd lain
PLAN TX
Awal
Bukan suatu kegawatan
Tidak memerlukan tx awal
Non operatif
Biasanya sembuh spontan usia 1 th
Indikasi wait and see
1. Asimtomatik
2. Usia <1 tahun
Operatif
Indikasi
1. Gagal resolusi 1 tahun
2. Giant hydrocele
3. Hydrocele cord
KIE
Diagnosis pasien (hidrokel)
Etiologi singkat hidrokel
Rencana tindak lanjut, akan dirujuk BA
Prognosis pasien: bonam membaik 1 th
Recurrency <1%
MAR
ANAMNESIS Palpasi: skrotum ~ perikasa UDT
KELAINAN ANUS! Perkusi: timpani bila obstruksi
Tidak ada lubang ~ anus imperforata Auskultasi: mencari murmur
Anus lebih anterior ~ anus anterior PLAN DX
Anus ada tapi sempit ~ stenosis UL ~ Bila mekonium keluar dari urin
Lubang jadi satu ~ kloaka BABYGRAM ~ Kelainan kongenital
Bisa disertai adanya fistula XRAY CROSS TABLE LATERAL
1. Keluar di perineum ~ perineal Menentukan letak rendah/tinggi
2. Keluar di vestibulum ~ vestibular Interpretasi
3. Keluar di urin ~ uretral 1. Gas diatas coccyx: tinggi
4. Keluar di urin ~ bladder neck 2. Gas dibawah coccyx: rendah
Ada yang menutupi anus LOPOGRAFI DISTAL
1. Anus membranosa Indikasi ~ pada fistula yg tak terlihat
2. Bucket handle Memasukkan kontras pada stoma
Gejala penyerta Melihat ujung stoma kemana
Mekoneum tidak/terlambat (>24h) VACTERL
Mekoneum keluar ditempat abnormal V: xray spine, vertebra yg hilang
Komplikasi C: echocardiography
Muntah keruh ~ obstruksi TE: keluhan drooling, xray + NGT
Perut membesar ~ obstruksi R: ultrasound abdomen
Demam, muntah ~ enterokolitis PLAN TX
Sesak ~ Aspirasi Awal
Sering didapatkan pada Rujuk ke bedah anak
Down syndrome Puasa sementara bila ada obstruksi
VACTERL Pasang NGT, bila ada obstruksi
Undesensus testis Pasang iv line, rehidrasi
Riwayat keluarga MAR Pastikan anak dalam keadaan hangat
Konsumsi thalidomid saat hamil Definitif
Px FISIK Anal stenosis ~ dilatasi serial (busi)
Inspeksi: Anus membranosa ~ insisi membran
Inspeksi anal Anus anterior ~ relokasi/konstruksi
1. Ada lubang anus/tidak Letak rendah ~ primary anoplasty
2. Ada berapa lubang yg tampak (♀) Letak tinggi ~ colostomi diversi dulu
3. Ada jaringan menutup anus/tidak PSARP ~ menunggu rule of 10
4. Letak anus normal/tidak Cloaca: colostomy lalu definitif
Inspeksi VACTERL 1. >3cm: PSARP
1. Tracheo-esofagus (drooling) 2. <3cm: Laparotomy/scopy
2. Vertebra (abnormalitas spine) 3. Workup urologi (hidronefrosis)
3. Limb (poly/syndactili) 4. Drain hidrocolpos
Tanda down syndrome Recto-bladder neck fistel:
1. Low set ear 1. Tidak bisa di PSARP
2. Hyper telorism 2. Harus laparotomy/scopy
3. Facies mongoloid Notes! Setelah anoplasti, dilakukan
4. Symian crease dilatasi anus dgn businator, bertahap
2. Ikterus/jaundice
3. Demam menggigil
Pentad reynaud (berat)
1. Nyeri RUQ
2. Ikterus/jaundice
3. Demam menggigil
4. Gangguan hemodinamik (TD)
5. Gangguan kesadaran (GCS)
Cholangiocarcinoma
Nyeri kronik
Teraba masa
Ikterus/jaundice
Penurunan BB
Mudah lelah
Ca caput pancreas
Couvoiser law
Painless
Teraba masa
Ikterus/jaundice
Penurunan BB
Mudah lelah
Pankreatitis
Nyeri mendadak
Umumnya epigastrium
Menjalar ke belakang (50%)
Alkoholik dan batu empedu
Hepatitis
Demam pada fase preikterik
Disertai gejala sistemik
Demam hilang, baru kuning
Pergi ke daerah endemik
Abses hepar
Demam tinggi
Hepatomegali
Pergi ke daerah endemik
Dapat disertai efusi pleura
Gejala disentri amoeba
Komplikasi
Pankreatitis
Kolangitis
Mirizzi syndrome
NOTES
Differential diagnosis
M: Malformation
1. Hernia inguinal
2. Hidrokel
3. Varikokel
4. UDT
I: Inflammation
1. Abses inguinal
2. Limfadenopati
N: Neoplasm
1. Lipoma
2. Limfoma
3. Metastatic cancer
T: Trauma
1. Hematom
2. Aneurysm
Hernia: keluar masuk, lunak
Hidrokel: kongenital, transluminasi +
Varikokel: masa cacing, kemeng2
UDT: kongenital, skrotum kosong
Abses: demam, inflamasi, undulasi (+)
Limfadenopati: nyeri, kenyal
Lipoma: seperti meraba lemak
Limfoma: keras, banyak tempat
Metastatic: ada gejala ca primer
Hematom: merah/biru post trauma
Aneurysm: berdenyut, riwayat trauma
Pemeriksaan Hernia
Rectum
Berak darah dan lendir
Tenesmus
Sering didiagnosa hemoroid
Tumor ulseratif, infiltratif, vegetatif
KIE
Diagnosa penyakit (hemoroid)
Rencana merujuk ke bedah digestif
KIE agar rutin kontrol ke faskes
Modifikasi gaya hidup
Jaga kebersihan lubang anus
Makan makanan tinggi serat
Rajin minum air
Jangan menahan BAB/BAK
Kurangi terlalu banyak duduk
BAB saat ingin saja jangan dipaksa
NOTES
Klasifikasi
Hemoroid interna:
Pelebaran pleksus hemoroidalis
superior diatas linea dentata, tidak
tampak saat inspeksi
Hemoroid eksterna:
Pelebaran pleksus hemoroidalis
inferior disebelah distal linea
dentata, tampak saat inspeksi
TRAUMA GINJAL
ANAMNESIS
TRAUMA! NOTES
MOI
1. Pinggang
2. Punggung
3. Perut atas
4. Dada bawah
Kausa trauma
1. Tajam
2. Tumpul (direct/indirect)
3. Tembak
4. Iatrogenik: tindakan pembedahan
Keluhan penyerta
Hematuria
Nyeri pinggang
Keluhan akibat trauma lainnya
Px FISIK
VS: takikardi, hipotensi
Inspeksi:
Jejas pada pinggang
Darah pada kateterisasi
PLAN DX
DL: hemokonsentrasi
UL: hematuria
USG: hemoperitoneum
IVP: melihat anatomi dan fungsi
CT KONTRAS: dx pasti trauma ginjal
PLAN TX
Awal
MRS Rujuk ke faskes lanjutan ~ URO
Stabilisasi ABC
1. Oksigenasi (mengurangi hipoksia)
2. Pasang infus (resusitasi cairan)
3. Kateterisasi urin (monitor cairan)
Definitif
Grade 1-2 (bedrest)
Grade 3-4 (urolog)
KIE
Diagnosa penyakit (trauma ginjal)
Rencana merujuk ke bedah urologi
Kondisi dapat memburuk sewaktu2
HIPOSPADIA KIE
ANAMNESIS Diagnosa penyakit (trauma urethra)
LUBANG KENCING VENTRAL! Rencana merujuk ke bedah urologi
Sejak lahir/kongenital Dilarang sirkumsisi sampai rekonstruksi
Lubang ikut mengeluarkan urin NOTES
Gejala penyerta Komplikasi
Penis bengkok saat ereksi (chordee) Fistel urethrocutan
Preputium berlebih (dorsal hood) Stenosis meatus
Faktor resiko Striktur urethra
Riwayat keluarga hipospadia Sexual disfunction
Kelainan kongenital lain Titit jelek
1. VACTERL Klasifikasi
2. UDT Hipospadia anterior:
3. Spina bifida 1. Glanular
4. Patent procesus vaginalis 2. Coronal
Px FISIK 3. Subcoronal
Inspeksi Hipospadia medius:
Trias hipospadi 1. Distal penile
Skrotum bifida 2. Midshaft
Spina bifida 3. Proximal penile
Palpasi Hipospadia posterior:
Kelengkungan penis 1. Penoscrotal
Undesensus testis +/- 2. Scrotal
Hernia inguinalis +/- 3. Perineal
Auskultasi
Murmur ~ mencari PJB
PLAN DX
USG: bila testis tidak teraba di skrotum
Urethroscopy & Cystoscopy: genitalia
interna ada kelainan/tidak
Excretory urography: mencari kelainan
lain pada ginjal dan ureter
VACTERL, sesuai klinis
V: xray spine, vertebra yg hilang
C: echocardiography
TE: keluhan drooling, xray + NGT
R: ultrasound abdomen
PLAN TX
Definitif
Timing: 6-15 bulan/preschool
Tahapan operasi
1. Satu tahap: release chorde sekalian
urethroplasti metode snodgrass TIPS
2. Dua tahap: release chorde pada
operasi pertama lalu urethroplasti
PRIAPISMUS KIE
ANAMNESIS Diagnosa penyakit (priapismus)
EREKSI >4 JAM! Rencana merujuk ke bedah urologi
Tanpa rangsang seksual Komplikasi (resiko disfungsi ereksi)
Tidak diikuti ereksi glans NOTES
Disertai nyeri pada penis Klasifikasi
Riwayat konsumsi obat2an Low flow (ischemic/veno oklusif)
MENCARI KAUSA! Kausa: oklusi vena, aliran balik susah
Primer ~ idiopatik High flow (non ischemic/arterial)
Sekunder Kausa: flow arteri yang meningkat
1. Kelainan pembekuan darah
2. Trauma perineum/genitalia Pembeda Low flow High flow
3. Gangguan neurogenik Kausa Oklusi vena Mostly trauma
4. Penyakit keganasan Onset Saat tidur Post trauma
Nyeri Makin berat Ringan-sedang
5. Obat-obatan
Ketegangan Sangat tegang Tidak terlalu
Px FISIK
Darah kavernosa Hitam Merah
Inspeksi: ereksi tanpa ereksi glans
PO2<30 PO2>50
Palpasi: keras, nyeri bila ditekan
PCO2>80 PCO2<50
PLAN DX
pH<7.25 pH>7.5
DOPPLER U/S: membedakan
Doppler (aliran) Tidak ada Ada aliran
priapismus jenis iskemik/noniskemik
Arteriografi Tidak ada AVM
GAS DARAH ASPIRAT: membedakan
priapismus jenis iskemik/noniskemik
ARTERIOGRAFI: mendeteksi Perjalanan penyakit (low flow)
penyebab kelainan vaskular (high flow) 3-4 jam ~ terasa nyeri
PLAN TX 12 jam ~ endotel sinusoid rusak, edem
Awal 24-48 ~ necrosis otot polos kavernosa
Rujuk ke faskes lanjutan ~ URO
Kompres es dingin (5 menit)
Exercise. Ex: lompat (5 menit)
Operatif
Indikasi: konservatif gagal
Aspirasi dan irigasi intrakavernosa
- Aspirasi intrakavernosa 10-20 ml,
- Adrenalin 10-20 mcg intrakavernosa,
- Adrenalin dilarutkan dalam 1 cc PZ,
- Adrenalin disuntik di kiri dan kanan,
- Evaluasi dalam 5 menit
1. Ereksi hilang: berhasil
2. Ereksi menetap: berikan lagi tiap
5 menit hingga 60 menit
Shunting keluar kavernosa
1. Korporo-glandular
2. Korporo-spongiosum
3. Safeno-kavernosum
FIMOSIS NOTES
ANAMNESIS Sirkumsisi
PREPUTIUM ≠ BISA DIRETRAKSI! Indikasi
Keluhan penyerta 1. Fimosis/parafimosis
Bengkak 2. Balanitis rekuren
Rewel 3. Kondiloma akuminata
4. SCC prepusium
Komplikasi
Demam ~ ISK Kontraindikasi
1. Hipospadia/epispadia
Gangguan berkemih
2. Megalourethra
1. Sulit kencing,
3. Webbed penis
2. Tidak bisa kencing,
4. Kelainan pembekuan darah (relatif)
3. Pancaran lemah,
4. Penis menggembung saat BAK Prinsip
1. Asepsis
Faktor resiko
2. Pengangkatan prepusium
Usia anak-anak
3. Hemostasis baik
Hygiene buruk
4. Kosmetik
Px FISIK
Teknik
Inspeksi 1. Dorsumsisi
Tampak edema 2. Gulotin
Preputium menutup MUE
Post sirkumsisi
Palpasi Kontrol 3-5 hari
Kandung kemih teraba (bila retensi) Tidak perlu antibiotik kecuali infeksi
Preputium tidak bisa retraksi melewati Evaluasi
corona glandis 1. Jahitan
PLAN DX 2. Perdarahan
Diagnosa klinis! 3. Tanda infeksi
UL: mendeteksi ISK FOTO KLINIS
PLAN TX
Definitif
Sirkumsisi
1. Jangan dipaksa retraksi manual
2. Bila edem, tunggu reda
3. Bila balanopostitis: antibiotik dulu
4. Bila balanitis xerotica obliterans:
dexamethasone salep
KIE
Diagnosa penyakit (fimosis)
Rencana sirkumsisi/sunat
Komplikasi (parafimosis, ISK)
Kontrol post sirkumsisi 3-5 hari
Tidak boleh kena air 1 hari
Jaga kebersihan kelamin Pasien Departemen Urologi
Makan byk protein, penyembuhan luka RSUD Dr. Soetomo Surabaya
BALANOPOSTITIS
ANAMNESIS
Kulit preputium dan glans merah
Tanda-tanda inflamasi lainnya
Terkadang mengeluarkan pus
Terkadang didapatkan keluhan LUTS
Faktor resiko
Hygiene buruk
Belum disirkumsisi
Px FISIK
Inspeksi
Glans dan preputium kemerahan
Glans dan preputium bengkak
PLAN DX
KULTUR PUS: tidak rutin
PLAN TX
Definitif
Antibiotik oral
1. Anak ~ cotrimoxazole
2. Dewasa ~ ciprofloxacin/cefixim
3. Antibiotik diberikan seminggu
Sirkumsisi
1. Apabila inflamasi telah reda
2. Mencegah kekambuhan
KIE
Diagnosa penyakit (balanopostitis)
Rencana sirkumsisi post inflamasi reda
Jaga kebersihan kelamin!
Bila sudah dewasa, KIE pasangan
NOTES
Balanitis ~ radang pada glans
Postitis ~ radang pada preputium
Otto Kriens
1. Penulisan
CLP/LAHSHAL
2. LAHSHAL ~ lokasi defek
L = Lip
A = Alveolar
H = Hard palate
S = Soft palate
= normal
3. Huruf besar ~ defek komplit
4. Huruf kecil ~ defek inkomplit
5. Mikroform ~ defek kecil
Inggris Otto kriens:
1. Penulisan CLP/ SHAL
Komplit/inkomplit+uni/bilateral+ Inggirs:
lokasi+jenis defek Complete unilateral left cleft lip palate
2. Jenis defek Latin
a. Cleft lip (CL) Cheilognatopalatoschizis unilateral
b. Cleft palate (CP) komplit sinistra
c. Cleft lip-palate (CLP)
Latin
1. Penulisan
Jenisdefek+uni/bilateral+komplit
/inkomplit+ lokasi
2. Jenis defek
a. Cheilo ~ bibir
b. Gnato ~ gusi/alveolar
c. Palato ~ palatum
Contoh Penulisan
Otto kriens:
CLP/l
Inggirs:
Incomplete unilateral rightcleft lip
Latin
Otto kriens: Cheiloschizis inkomplit unilateral
CLP/LA AL dextra
Inggirs:
Complete bilateral cleft lip palate
Latin
Cheilognatoschizis bilateral komplit
HEMOTHORAX PLAN TX
PRIMARY SURVEY Awal
Airway ~ LLF dan CSpine control Stabilisasi ABC
Breathing 1. Bebaskan jalan nafas
Inspeksi 2. Cervical brace atas indikasi
3. Beri oksigen ~ O2 10-15 lpm
Tampak anemis/pucat
4. Cari dan kontrol bleeding
Gerak nafas asimetris
5. Pasang kateter urin
Tachypneu 6. Pasang DOUBLE iv line
Palpasi 7. Target TDS 90-100 mmHg
Tampak jejas pada thorax 8. Evaluasi ronchi ~ overload
Gerakan dinding thorax asimetris Definitif
Deviasi trachea kontralateral Thoracotomy cito ~ hemotorax masif
Sela iga melebar ipsilateral Pasang WSD ~ ICS 5-6 AAL
Fremitus menurun ipsilateral Evaluasi WSD
Nadi cepat ~ gejala syok 1. Produksi inisial
Perkusi 2. Produksi perjam
Redup pada hemithorax Follow up
Auskultasi Analgetik adekuat
Suara vesikuler menurun/hilang Fisioterapi nafas
Circulation ~ akral, CRT, nadi, bleeding Posisi setengah duduk
Disability ~ GCS, pupil AF WSD apabila 3K1R
Exposure ~ log and roll KIE
SECONDARY SURVEY Diagnosa penyakit (Hemothorax)
Anamnesis Rencana merujuk ke bedah TKV
Bila karena trauma ~ seperti pneumotx Inform consent proof punctie
Bila nontraumatik ~ cari kausanya! Kondisi dapat memburuk sewaktu2
1. TB paru NOTES
2. Ca paru Etiologi
3. Emboli paru Trauma ~ chest trauma
B1-B6/Head–Toe Examination Non trauma ~ Ex, neoplasma/TB
VS ~ HR/RR/TD/T°C Komplikasi
K/l ~ A/I/C/D/FRAKTUR Syok hipovolemik
TH ~ COR/PULMO Gagal nafas
AB ~ INTERNAL BLEEDING Kematian
EX ~ LOOK/FEEL/MOVE Hematotoraks masif
PLAN DX .
PROOF PUNGSI ~ buktikan ada cairan
CXR ~ dikerjakan setelah pasien stabil
CT THORAX ~ cairan dalam thorax
PDx untuk mencari komorbid
CT kepala ~ brain injury
USG FAST ~ internal bleeding
XRay chest ~ kontusio, fraktur
XRay tulang ~ fraktur
Kalkulasi darah
Satu ICS ~ darah ± 125 ml
Satu hemitoraks ~ darah 3000 ml
CXR
Kesimpulan
1. Foto layak baca
a. Identitas/Marker/Posisi ada
b. Exposure cukup
c. Sinus phrenicocostalis terlihat
d. Costa 5 memotong ½ diafragma
2. Trachea terdorong ke kontralateral
3. CF costa posterior dextra 3,4,7
4. Costophrenic angle kiri tajam, kanan
tertutup opasitas homogen
5. Jantung sde, tertutup opasitas
6. Diafragma normal kiri, kanan sde
7. Opasitas homogen hemithorax D
8. Corak bronkovaskuler kiri normal,
kanan tertutup opasitas homogen
Asessment
Hemothorax dextra + CF costa multipel
posterior dextra 3, 4, 7
LUNG CONTUSION
ANAMNESIS
Sesak nafas
Nyeri saat gerakan nafas
Riwayat trauma pada thorax
Px FISIK
Inspeksi: dyspneu
Palpasi: nyeri tekan pada thorax
PLAN DX
BGA: cek gagal nafas
CXR: gambaran infiltrat
Mencari lokasi contusio
Mencari adanya fraktur XRay contusio pulmonum
PLAN TX
Awal
Stabilisasi ABC
1. Oksigenasi
2. Pasang infus (rehidrasi)
3. Kateterisasi urin (monitor cairan)
Pemberian antinyeri
Memastikan nafas adekuat
KIE
Diagnosa ~ flail chest/fraktur costa
Rencana merujuk ke bedah TKV
Kondisi dapat memburuk sewaktu2
NOTES
Pasien tidak boleh pulang sampai 24 jam
Hati2 pemberian cairan pada kontusio
dapat memperburuk keadaan ~ edem
BGA pada kontusio pulmonum penting
untuk memantau PO2/FiO2
>300 ~ normal
200-300 ~ naikkan FiO2
<200 ~ ARDS, lakukan intubasi
VSD PLAN TX
ANAMNESIS Non operatif
ISPA BERULANG! Obat dekom kordis
Apakah dipicu sesuatu? ~ alergi 1. ACE inhibitor~turunkan afterload
Apakah disertai demam? ~ infeksi 2. Digoksin~naikkan kontraktilitas
Gejala penyerta 3. Diuretik~turunkan preload
PERNAH BIRU/TIDAK? DD sianotik Operatif
Gangguan feeding! Indikasi ~ L to R shunt, Qp/Qs ≥ 1.5
Sesak nafas dengan aktivitas Kontraindikasi ~ eisenmenger
Mudah lelah dalam aktivitas Timing ~ usia 1-2 tahun
Berdebar-debar/palpitasi KIE
Berkeringat berlebihan Diagnosa ~ VSD
Pingsan berulang Rencana merujuk ke bedah TKV
Kaki bengkak ~ dekom Rencana merujuk pediatri ~ tumbang
Perut membesar ~ dekom NOTES
Failure to thrive! Tipe VSD
Biru ~ eisenmenger syndrome! Perimembran ~ paling banyak
VACTERL Infundibular
Px FISIK Muskular
Inspeksi Differential diagnosis
JVP meningkat ~ bila dekom PDA
Clubbing finger (-) ASD
Cyanosis (-) Gambaran hemodinamik
Palpasi
Hepatomegali ~ bila dekom
Thrill pada ICS 3-4 parasternal kiri
Perkusi
Batas pekak jantung melebar
Auskultasi
Murmur holosistolik di ICS 3-4
parasternal kiri
PLAN DX
EKG ~ LVH, LAD
CXR
Kardiomegali apeks grounded
Pinggang jantung menghilang
Corak paru meningkat ~ pletore
Bila ada eisenmenger ~ vaskular
menurun ~ oligemik lung
ECHO
Menentukan lokasi VSD
Dilatasi LA, LV, PA
Doppler ~ flow dari LV ke RV
PDA PLAN TX
ANAMNESIS Non operatif
ISPA BERULANG! Obat dekom kordis
Apakah dipicu sesuatu? ~ alergi 1. ACE inhibitor~turunkan afterload
Apakah disertai demam? ~ infeksi 2. Digoksin~naikkan kontraktilitas
Gejala penyerta 3. Diuretik~turunkan preload
PERNAH BIRU/TIDAK? DD sianotik Operatif
Gangguan feeding! Timing ~ usia 3 bulan
Sesak nafas saat aktivitas KIE
Mudah lelah dalam aktivitas Diagnosa ~ PDA
Berdebar-debar/palpitasi Rencana merujuk ke bedah TKV
Pingsan berulang Rencana merujuk pediatri ~ tumbang
Kaki bengkak ~ dekom NOTES
Perut membesar ~ dekom Differential diagnosis
Failure to thrive! VSD
VACTERL ASD
Px FISIK Gambaran hemodinamik
Inspeksi
JVP meningkat ~ bila dekom
Clubbing finger (-)
Cyanosis (-)
Palpasi
Hepatomegali ~ bila dekom
Perkusi
Batas pekak jantung melebar
Auskultasi
S2 lebih keras pada P2
Murmur kontinyu di ICS 2 parasternal
kiri menjalar ke bawah klavikula
PLAN DX
EKG ~ LVH, LAD
CXR
Kardiomegali apeks grounded
Pinggang jantung menghilang
Corak paru meningkat ~ pletore
Bila ada pulmonary hypertension ~
vaskular menurun ~ oligemik lung
ECHO
Dilatasi LA, LV, PA
Doppler ~ flow dari AO ke PA
CA PARU Auskultasi
ANAMNESIS Suara vesikuler menurun/hilang
BATUK! Mencari suara nafas tambahan
Sejak >2 minggu PLAN DX
Berdahak/kering DL ~ anemia
Terus menerus, progresif SITOLOGI SPUTUM ~ sel ca yg lepas
Tidak ada yang memperingan BTA SPUTUM ~ rule out TB paru
Tidak ada yang memperberat BRONKOSKOPI ~ lokasi akurat tumor
Gejala penyerta CXR PA/LAT~ jumlah dan lokasi tumor
Gejala lokal CT THORAX KONTRAS ~ staging ca
1. Sesak nafas PET SCAN ~ mencari metas jauh
2. Batuk berdarah FNAB CT GUIDING ~ sitologi tumor
3. Nyeri pada dada PLAN TX
Gejala sistemik Awal
1. Penurunan nafsu makan Stabilisasi ABC
2. Penurunan berat badan 4kg/6bln 1. Oksigenasi bila sesak
3. Mudah lelah 2. Pasang infus (rehidrasi)
4. Keringat malam (-) rule out! 3. Kateterisasi urin (monitor cairan)
5. Demam (-) rule out! MRS ~ Rujuk ke BTKV
Komplikasi Analgetik
Kejang ~ metastasis otak 1. Codein 10 mg
Benjolan perut ~ metastasis hepar 2. Paracetamol 500 mg
Nyeri tulang ~ metastasis tulang Non operatif
Lengan bengkak ~ VCSS Radio-Tx
Suara parau ~ n. laryngeus recurens Chemo-Tx
Susah menelan ~ kompresi esofagus Hormonal-Tx
Faktor resiko Operatif
Jenis kelamin laki-laki Pengobatan utama tumor solid
Usia >40 tahun Apabila tumor masih localized
Pekerjaan menghirup karsinogen Stadium 1-2
Perokok aktif KIE
Perokok pasif Diagnosa ~ Ca paru
RPK ~ Keganasan Rencana merujuk ke bedah TKV
Px FISIK Penyebab ~ rokok/karsinogen terhirup
Inspeksi Berhenti merokok mulai sekarang
Gerak nafas asimetris
Semakin awal ketauan semakin baik
Dyspneu/sesak
Semakin lambat, semakin buruk
Palpasi NOTES
Gerakan dinding thorax asimetris
Differential diagnosis
Deviasi trachea kontralateral
TB paru
Sela iga melebar ipsilateral
PPOK
Fremitus meningkat ipsilateral
Pneumonia
Perkusi Tumor mediastinum
Redup pada hemithorax ipsilateral
CXR
Kesimpulan
1. Foto layak baca
a. Identitas/Marker/Posisi ada
b. Exposure cukup
c. Sinus phrenicocostalis terlihat
d. Costa 5 memotong ½ diafragma
2. Trachea ditengah
3. Bone dan soft tissue normal
4. Costophrenic angle tajam kiri, kanan
tampak tumpul
5. Jantung kesan normal, CTR!
6. Diafragma normal kiri-kanan
7. Nodul soliter daerah suprahiler kanan
8. Corak bronkovaskuler meningkat
Asessment
Tumor paru dekstra
CA MAMAE Px FISIK
ANAMNESIS Keadan umum ~ Karnofsky!
BENJOLAN PAYUDARA! Inspeksi ~ Duduk!
Progresifitas Tangan disamping
1. Sejak kapan 1. Nipple simetris/tidak
2. Kanan/kiri/keduanya 2. Visible mass
3. Awal ukurannya berapa 3. Infiltrasi tumor
4. Sekarang ukurannya berapa 4. Scar post-op
5. Nyeri/tidak nyeri Tangan diatas
6. Benjolan di tempat lainnya 1. Kulit bawah pole
Gejala penyerta 2. Skin dimpling
Infiltrasi Tangan di pinggang
1. Lengan bengkak 1. Tanda infiltrasi dinding dada
2. Borok pada payudara Palpasi ~ Berbaring!
3. Kulit kemerahan seperti jeruk Syarat
4. Puting masuk kedalam 1. Dalam posisi berbaring
5. Puting keluar cairan/darah 2. Punggung diganjal bantal
Gejala sistemik 3. Mulai dari sisi yang sehat
1. Penurunan nafsu makan - BB 4. Metode ~ sirkuler/radier/vertikal
2. Mudah lelah 5. Menggunakan volar manus dan
3. Mual/muntah hanya ujung jari
Metastasis Deskripsi masa
1. Sesak/batuk ~ pleura/paru 1. Lokasi ~ sentral/med/lat/sup/inf
2. Perut membesar/kuning ~ hepar 2. Jumlah ~ soliter/multipel
3. Kejang/nyeri kepala ~ otak 3. Ukuran ~ axbxc (cm)
4. Nyeri tulang ~ tulang 4. Batas ~ tegas/tidak tegas
5. Nyeri punggung/lumpuh ~ spine 5. Konsistensi ~ padat/kenyal/kistik
6. Benjolan di payudara sebelahnya 6. Permukaan ~ kasar/halus
Faktor resiko 7. Mobilitas ~ mobile/terbatas
Hormonal 8. Nyeri ~ ada/tidak
1. Pertama haid <12 th 9. Nipple discharge ~ pencet nipple!
2. Menopause >55 th Palpasi KGB
3. Kehamilan pertama >35 th 1. KGB Supraklavikular
4. Penggunaan KB hormonal >10 th 2. KGB Infraklavikular
5. Tidak menyusui/tidak melahirkan 3. KGB Aksilar
Lifestyle 4. KGB Mamaria interna
1. Merokok PLAN DX
2. Konsumsi alkohol RADIOLOGIS
3. Diet tinggi lemak Mamografi
4. Obesitas Screening
Komorbid 1. Pada wanita asimtomatik
1. Diabetes melitus 2. Posisi CC dan MLO
2. Hiperkolesterol 3. Usia 35-39 tahun ~ 1x
Riwayat terkena radiasi 4. Usia 40-49 tahun ~ tiap 2 tahun
RPK dengan keganasan 5. Usia ≥ 50 tahun ~ tiap 1 tahun
Diagnosis METASTASIS
1. Pada wanita simptomatik SGOT/PT ~ metastasis hepar
2. Posisi CC dan MLO ALP ~ metastasis tulang
3. Usia >35 tahun CXR ~ metastasis paru/pleura
4. Ukuran benjolan <5 cm USG ABDOMEN ~ metastasis hepar
Staging MAMOGRAFI ~ payudara kontralateral
1. Pada mammae kontralateral CT KEPALA ~ metastasis otak
2. Posisi CC dan MLO
BONE SCAN ~ metastasis tulang
USG mamae PLAN TX
Indikasi
Simtomatis
1. Membedakan masa padat/kistik Perbaikan KU
2. Usia < 35 tahun Rawat luka bila ada
3. Guiding biopsy Analgetik, kodein10mg+pamol500mg
4. Bila tidak mungkin mamografi, Ex:
Definitif
tidak bisa berdiri, nyeri banget
Lokoregional
PATOLOGI
1. Pembedahan
FNAB CRM/classic radical mastectomy
Termasuk dalam triple diagnostik a. Stadium 3b operable
Tidak dapat digunakan untuk IHC b. Tumor infiltrasi m. pect. mayor
Waktu singkat, tidak perlu di OK MRM/modified radical mastectomy
BIOPSY a. Stadium 1,2,3a,3b
Dapat digunakan untuk IHC b. 3b neoadjuvan dulu
Menimbulkan scar bekas operasi BCT/breast conserving treatment
Dikerjakan di kamar operasi a. Penampang ≤3 cm
Jenis-Biopsy b. Tumor tunggal
1. Core biopsy c. Pasien ingin punya payudara
2. Open biopsy 2. Radioteraphy
a. Biopsi insisi ~ ukuran >3 cm Sistemik
b. Biopsi eksisi ~ ukuran <3 cm 1. Chemoteraphy
IMUNOHISTOKIMIA 2. Hormonal teraphy
IHC 3. Targetted teraphy
Menentukan terapi target/prognosis KIE
Jenis reseptor Diagnosa ~ Ca mammae
1. ER ~ Estrogen receptor
Rencana merujuk ke bedah onkologi
2. PR ~ Progesteron receptor
Penyebab ~ faktor resiko diatas
3. HER-2 Neu
4. KI67 Semakin awal ketauan semakin baik
Interpretasi Semakin lambat, semakin buruk
1. Jika ER (+) PR (+) ~ sensitif NOTES
terhadap hormon tx, prognosis TRIPLE DIAGNOSIS!
lebih baik Digunakan saat ragu jinak/ganas
2. Jika ER (-) PR (-) HER-2 Neu (-) Indikasi
~ triple negative breast cancer, 1. Semua tumor usia ≥35 th
agresif dan prognosis buruk 2. Tumor klinis ganas usia <35 th
3. Skrining mamografi yang ganas
4. Nipple discharge hemorrhagis
Terdiri atas
1. Klinis
2. Radiologis
3. FNAB
Jika ada ketidaksamaan hasil, maka
dilakukan eksisi + VC
Staging ~ AJCC!
Tx Tumor primer tidak dapat diraba
T0 Tumor primer tidak ada
Tis Karsinoma insitu
T1-mic Diameter mikroinvasi <0.1 cm
T1a Diameter tumor 0.1-0.5 cm
T1 T1b Diameter tumor 0.5-1.0 cm
T1c Diameter tumor 1.0-1.5 cm
T1d Diameter tumor 1.5-2.0 cm
T2 Diameter tumor 2.0-5.0 cm
T3 Diameter tumor >5.0 cm
T4a Ekstensi ke dinding dada
Ekstensi ke kulit
1. Peau d’orange
T4b 2. Edema
T4 3. Ulserasi
4. Satelite nodule
T4c Gabungan T4a dan T4b
T4d Karsinoma inflamatori
Nx KGB regional tidak dapat dinilai
N0 KGB regional tidak ada metastase
N1 KGB aksila ipsilateral masih mobile
N2a KGB aksila ipsilateral terfiksasi
N2
N2b KGB mamaria interna tanpa KGB aksila
N3a KGB infraklavikula KGB aksila
N3 N3b KGB mamaria interna dgn KGB aksila
N3c KGB supraklavikula KGB aksila
Mx Metastasis jauh tidak dapat dinilai
M0 Metastasis jauh tidak ada
M1 Metastasis jauh ada
Trias keganasan
Progresifitas
Infiltrasi
Metastasis
FAM PLAN TX
ANAMNESIS Observasi
BENJOLAN PAYUDARA! Observasi ~ self limiting disease
Umumnya usia muda! Definitif
Rule out progresifitas Large lesion ~ eksisi dan pemeriksaan
1. Sejak kapan histologis spesimen
2. Kanan/kiri/keduanya Lesi <3 cm ~ Cryoablation dan USG
3. Ukuran membesar lambat guided vacum assisted biopsy
4. Nyeri/tidak nyeri (tidak nyeri) KIE
5. Benjolan di tempat lainnya (-) Diagnosa ~ FAM
Gejala lain Merupakan tumor jinak
Rule out infiltrasi Kebanyakan self limiting
Rule out gejala sistemik Mengecil saat menopause
Rule out metastasis Rencana merujuk ke bedah onkologi
Px FISIK Indikasi op ~ ukuran >2 cm setelah short
Keadan umum ~ Karnofsky! term follow up
Inspeksi ~ Duduk! NOTES
Tangan disamping Differential diagnosis
1. Nipple simetris (+) Fibrocystic change
2. Visible mass (+) Lipoma
3. Infiltrasi tumor (-)
Tangan diatas
1. Skin dimpling (-)
Tangan di pinggang
1. Tanda infiltrasi dinding dada (-)
Palpasi ~ Berbaring!
Deskripsi masa
1. Lokasi ~ sentral/med/lat/sup/inf
2. Jumlah ~ soliter/multipel
3. Ukuran ~ axbxc (cm)
4. Batas ~ tegas
5. Konsistensi ~ padat kenyal
6. Permukaan ~ halus
7. Mobilitas ~ mobile
8. Nyeri ~ tidak
9. Nipple discharge ~ tidak
Palpasi KGB ~ Tidak ada pembesaran
PLAN DX
USG MAMAE ~ bila ragu kistik/solid
FNAB ~ jarang dilakukan
STRUMA Neoplasma
ANAMNESIS 1. Riwayat keganasan keluarga
BENJOLAN LEHER! 2. Radiasi pada kelenjar tiroid
Sejak kapan Px FISIK
Lokasi (depan/samping/belakang) Inspeksi
Jumlah (satu/lebih) Menilai adanya ulkus
Ukuran awal berapa Menilai warna benjolan
Ukuran sekarang berapa Menentukan difusa/nodosa
Dapat bergerak/tidak Bila nodosa ~ tentukan uni/multi
Nyeri/tidak Px menelan ~ benjolan bergerak
Gejala lain Px melet ~ dd kista duktus tiroglosus
Gejala Toksik Pemberton sign ~ retrosternal goiter
1. Tangan gemetar 1. Px angkat tangan keatas
2. Mata melotot 2. Bila (+) wajah merah dan sesak
3. Berdebar-debar Palpasi
4. Tangan basah Cara pemeriksaan
5. Sering berkeringat 1. Dari belakang pasien
6. Badan kurus 2. Ibu jari di tengkuk pasien
7. Diare/sering BAB 3. Empat jari meraba tiroid
8. Hipermenorrhea Deskripsi masa
Gejala Penekanan 1. Lokasi ~
1. Suara parau 2. Jumlah ~ soliter/multipel
2. Susah menelan 3. Ukuran ~ axbxc (cm)
3. Sesak nafas 4. Batas ~ tegas/tidak tegas
Gejala Sistemik (Ca) 5. Konsistensi ~ padat/kenyal/kistik
1. Demam 6. Permukaan ~ kasar/halus
2. Penurunan nafsu makan – BB 7. Mobilitas ~ mobile/terbatas
3. Mudah lelah 8. Nyeri ~ ada/tidak
Gejala Metastasis (Ca) Palpasi KGB
1. Sesak/batuk ~ pleura/paru Palpasi pole bawah
2. Perut membesar/kuning ~ hepar PLAN DX
3. Kejang/nyeri kepala ~ otak T3/T4/TSH ~ menilai toksik/tidak
4. Nyeri tulang ~ tulang CXR ~ goiter retrosternal/metas paru
5. Benjolan di kepala ~ calvaria XRAY CERVICAL ~ desakan trakea
Faktor resiko USG ~ membedakan solid/kistik/mixed
Gangguan produksi
CT SCAN ~ invasi jaringan sekitar
1. Daerah rumah ~ endemik goiter
I131 ~ menilai metas dan fx thyroid
2. Kurang makan garam yodium
3. Sering makan bahan goitrogenik ALP ~ metastasis tulang
4. Penggunaan obat antitiroid ~ SGOT/PT ~ metastasis hepar
litium/amiodaron USG ABDOMEN ~ metastasis hepar
Kebutuhan meningkat CT KEPALA ~ metastasis otak
1. Pubertas BONE SCAN ~ metastasis tulang
2. Hamil FNAB ~ melihat apakah ada sel ganas
3. Menyusui VC ~ dilakukan saat operasi, jinak/ganas
PLAN TX
Non operatif
Obat anti-tiroid (untuk toxic)
1. PTU 3x100 mg
2. Propanolol ~ untuk krisis tiroid
Pre-operasi tiroidektomi
1. Lugolisasi dengan KI
Operatif
Indikasi
1. Keganasan
2. Toksik
3. Pendesakan
4. Psikososial
5. Kosmetik
Jenis operasi
1. Subtotal lobektomi (a)
2. Total lobektomi (a+b)
3. Subtotal tiroidektomi (a+c)
4. Near total tiroidektomi (a+b+c)
5. Total tiroidektomi (a+b+c+d)
Bila sudah metastasis
1. Ditambah RND/FND
2. Dilanjutkan whole body scan I131
a. Uptake iodium (+)
Ablasi dengan iodium radioaktif
b. Uptake iodium (-)
Levotiroksin 2x100 mg/hari
Komplikasi pembedahan
1. Perdarahan
2. Hipoparatiroid
3. Lesi organ sekitar
4. Infeksi
KIE
Dx ~ Struma (kausanya apa)
Rencana merujuk ke bedah kepala leher
NOTES
Differential diagnosis
Inflamasi ~ tiroiditis akut/sub/kronis
Neoplasma ~ ca tiroid
Autoimun ~ morbus basedow
Kongenital ~ kista duktus tiroglosus
Metabolik ~ struma hamil/pubertas
FORMAT
ANAMNESIS
Gejala lain
Faktor resiko
Px FISIK
Inspeksi
Palpasi
PLAN DX
D~
PLAN TX
Non operatif
Follow up
Operatif
KIE
NOTES
Differential diagnosis