Anda di halaman 1dari 21

Laporan Kasus

SINDROM GERIATRI

Melfi Triani Siska 1 Merlinda Veronica2


1
Penulis untuk korespondensi: Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Riau,
Alamat: Jl.Diponegoro V, Pekanbaru, e-mail: melfitrianisiska@gmail.com
2
Bagian Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Riau/RSUD Arifin
Achmad Provinsi Riau

Abstrak
Pendahuluan : Sindrom geriatri adalah sekumpulan kondisi klinis pada lanjut
usia yang dapat memengaruhi kualitas hidup seseorang
Laporan kasus : Seorang wanita 73 tahun datang ke RSUD AA dengan keluhan
sesak napas yang semakin memberat. sejak 1 hari SMRS. Sesak berkurang
apabila pasien dalam posisi duduk. Pasien mengaku sulit berjalan dan lemas.
Pasien juga mengeluhkan nyeri kepala yang dirasakan pada puncak kepala,
terasa seperti di tusuk-tusuk. Nyeri kepala ini disertai dengan rasa berat di
tengkuk. Pada pasien ditemukan sindrom geriatri berupa imobilisasi, gangguan
pendengaran dan penglihatan. Hal ini diikuti dengan komorbiditas yaitu
Hipertensi emergency dan CKD.Penatalaksanaan pada pasien geriatri
memerlukan terapi yang signifikan sesuai dengan tatalaksana terhadap pasien
geriatri untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.

Kata kunci: Sindrom geriatri, lanjut usia

Ilmu Penyakit Dalam FK UR-RSUD AA Juli 2018 1


Laporan Kasus

PENDAHULUAN

Pertambahan populasi lanjut sehingga pada lanjut usia cenderung

usia diberbagai belahan dunia, sulit untuk memelihara kestabilan

menyebabkan pembahasan tentang status fisik dan kimiawi dalam tubuh

proses menua sering bermunculan. atau homoestasis tubuh. Gangguan

Proses penuaan dianggap suatu proses pada homeostasis tubuh dapat

normal dan tidak selalu menyebabkan menyebabkan mudahnya terjadi

gangguan fungsi organ atau penyakit. disfungsi sistem organ dan turunnya

Berbagai faktor yang sangat toleransi terhadap obat-obatan.1,2

dipengaruhi oleh interaksi antara Pada tahun 2000 persentase

faktor genetik dan lingkungan. orang lanjut usia adalah sebesar

Gangguan fungsi pada proses 7,28% dan pada tahun 2020

penuaan yang sering terjadi seringkali diperkirakan mencapai 11,34%.

disebabkan oleh berbagai faktor Pertambahan jumlah warga geriatri di

seperti genetik, gaya hidup dan Indonesia diperkirakan mencapai

lingkungan sekitar.1 angka sebesar 41,4% pada rentang

Secara umum, lanjut usia tahun antara 1990-2025 berdasarkan

mengalami penurunan kapasitas data yang diperoleh dari USA-Bureau

fungsional pada tingkat seluler of the Consensus.3

maupun tingkat organ. Hal ini Istilah geriatri merupakan

menyebabkan orang lanjut usia salah satu istilah yang sering

umumnya tidak berespon efektif dikemukakan dalam proses menua.

terhadap berbagai rangsangan Geriatri merupakan cabang ilmu

lingkungan internal dan eksternal, kedokteran yang mengobati kondisi

Ilmu Penyakit Dalam FK UR-RSUD AA Agustus 2019 2


Laporan Kasus

dan penyakit yang berhubungan gejala dan tanda dari suatu penyebab

dengan proses menua dan usia lanjut.1 mendasar yang mungkin belum

Sindrom geriatri adalah sekumpulan diketahui.4 Geriatri berarti suatu

gejala pada usia tua yaitu gangguan keadaan yaitu5 :

kognitif, depresi, inkontinensia, a. Berkurangnya kapasitas

ketergantungan fungsional dan jatuh. cadangan homeostasis dari

Sindrom ini melibatkan beberapa semua sistem organ yang

organ dan dapat menyebabkan disebut homeostenosis.

keadaan yang buruk pada usia tua b. Homeostenosis tidak

serta meningkatan angka morbiditas menimbulkan gejala pada

yang signifikan.2 Patofisiologi pada keadaan tanpa stressor yang

sindrom geriatri dapat memiliki tidak signifikan, dan tidak

kesamaan meski dengan persentase menimbulkan halangan yang

yang berbeda sehingga perlu berarti pada aktivitas sehari-

intervensi dan strategi yang fokus hari.

pada faktor etiologi.2 c. Terdapat resiko yang progresif

TINJAUAN PUSTAKA untuk terjadinya kegagalan

homeostasis seiring dengan


Definisi
pertambahan usia.
Secara umum, sindrom
Sindrom geriatri merupakan
merupakan gejala dan tanda yang
kondisi kesehatan yang multifaktorial
menandakan telah terjadi kelainan
yang terjadi akibat akumulasi dampak
tertentu atau suatu proses penyakit
dari kerusakan berbagai sistem pada
tertentu, sehingga dapat disimpulkan

bahwa sindrom merupakan pola

Ilmu Penyakit Dalam FK UR-RSUD AA Agustus 2019 3


Laporan Kasus

lanjut usia sehingga rentan terhadap 2. Faktor resiko yang umum

tantangan situasional.6 yang terjadi pada sindrom

Sindrom geriatri memiliki berhubungan dengan

beberapa karakteristik menurut Kane penurunan fungsional.

RL yaitu usia>60 tahun, tampilan 3. Berhubungan dengan

klinis tidak khas, multipatologis dan peningkatan morbiditas dan

fungsi organ menurun, gangguan mortalitas.

status fungsional dan gangguan

nutrisi.7 Manifestasi Klinis1,5

Karakteristik Sindrom Geriatri4,5 Manifestasi klinis pada sindrom

Karakteristik dari sindrom geriatri, geriatri yaitu:

yaitu: 1. Imobility (Imobilisasi)

1. Etiologi yang multifaktorial 2. Instability (Instabilitas dan

Pada lanjut usia, sindrom jatuh)

geriatri dapat terjadi karena 3. Intelektual Impairment

beberapa keadaan ataupun (Gangguan Kognitif)

penyakit yang mendasari 4. Incontinence (Inkontinensia

seperti CHF, artritis, Urin dan alvi)

penggunaan obat-obatan, 5. Isolation (Depresi)

penurunan fungsi penglihatan, 6. Impotence (impotensi)

depresi, sarkopenia, kesehatan 7. Immunodeficiency

mulut yang buruk, fungsi (penurunan imunitas)

sosial yang menurun, dan 8. Infection (infeksi)

ekonomi. 9. Inanitation (malnutrisi)

Ilmu Penyakit Dalam FK UR-RSUD AA Agustus 2019 4


Laporan Kasus

10. Impaction (konstipasi) Riwayat penyakit sekarang

11. Insomnia (gangguan tidur)


- 1 tahun SMRS pasien
12. Iatrogenik disorder (gangguan
mengeluhkan bahwa ia
latrogenik)
mengalami gangguan
13. Gangguan pendengaran,
pendengaran. Pasien juga
penglihatan dan penciuman
mengeluhkan bahwa kedua

LAPORAN KASUS matanya kabur. Pasien masih

mampu membaca dan mengaji


Anamnesis dan pemeriksaan fisik
akan tetapi harus
dilakukan pada tanggal 30 Agustus
menggunakan kacamata.
2019.
Pasien mengatakan bahwa ia
Nama : Ny. H
mulai susah untuk berdiri
Umur : 73 tahun 7 bulan
ketika sholat. Jadi selama 1
Pekerjaan : Tidak bekerja
tahun terakhir pasien mengaku
Masuk RS : 25 Agustus 2019
sholat dalam kondisi duduk
Nomor RM : 01022848
bersila.
Alamat : Jalan Pahlawan kerja
- 2 minggu SMRS pasien
no. 15 Marpoyan
mengeluhkan bahwa BAK nya
Damai
mulai kurang lancar, ia hanya
Keluhan utama
BAK > 5 kali tetapi keluar air
- Sesak napas yang memberat
kencingnya sedikit-sedikit.
sejak 1 hari SMRS.
Pasien juga tidak ada

mengkonsumsi obat untuk

memperlancar kencingnya.

Ilmu Penyakit Dalam FK UR-RSUD AA Agustus 2019 5


Laporan Kasus

BAK nya berwarna teh pekat - 1 hari SMRS pasien

dan produksinya semakin mengeluhkan sesak napas

sedikit. Pasien juga pernah yang semakin memberat.

cuci darah sebanyak 3 kali dan Apabila pasien duduk sesak

kondisinya nya mulai napas nya berkurang. Pasien

membaik. BAB pasien lancar juga mengeluhkan tekanan

dan berwarna kuning akan darah tinggi yaitu 200/110 dan

tetapi konsistensinya sangat nyeri kepala. Nyeri kepala

lunak (mencret). Pasien juga yang dirasakan pada puncak

mengeluhkan mual 3 kali kepala, terasa seperti di tusuk-

dalam 1 hari dan nafsu makan tusuk. Nyeri kepala ini disertai

menurun. dengan rasa berat di tengkuk.

- 1 minggu SMRS pasien Mata berair, hidung berair dan

mengeluhkan lemas dan tidak silau disangkal.

sanggup berdiri, hanya duduk - Pasien juga tidak ada demam,

dan berbaring di tempat tidur mata tiba-tiba kabur (-), BAK

saja. Sebelumnya pasien tidak jarang dan BAB seperti biasa.

pernah mengetahui bahwa 2. Riwayat penyakit dahulu

dirinya memiliki gula darah


- Riwayat penyakit tekanan
rendah. Akan tetapi pasien
darah tinggi (+) sejak 2 tahun
dibawa ke RS Syafira dan
yang lalu
diberi tatalaksana cairan gula
- Riwayat penyakit kencing
kemudian pasien dirujuk ke
manis (-)
RSUD AA.
- Riwayat sakit magh (+)

Ilmu Penyakit Dalam FK UR-RSUD AA Agustus 2019 6


Laporan Kasus

- Riwayat penyakit jantung - Diet pasien tidak diatur,

disangkal pasien sering makan bersantan

- Riwayat stroke disangkal. dan berlemak, dan sebelum

- Riwayat penyakit ginjal (+) didiagnosis sakit kencing

- Riwayat penyakit asam urat manis, pasien sering makan

disangkal. dalam porsi biasa. Pasien juga

- Riwayat asma (+) sejak 1 jarang makan sayur.

tahun yang lalu. - Pasien tidak ada berolahraga.

- Kebiasaan merokok (-).


Riwayat penyakit keluarga

Pemeriksaan umum
- Tidak ada anggota keluarga

yang memiliki keluhan yang (Pemeriksaan umum IGD, Minggu

sama dengan pasien. 25 Agustus 2019)

- Riwayat sakit tekanan darah


• Keadaan umum: Tampak sakit
tinggi dan asam urat dalam
sedang
keluarga ada yaitu anak
• Kesadaran: Komposmentis
kandungnya.
• Tekanan darah: 190/120 mmHg
- Riwayat kencing manis (-)
• Frekuensi nadi : 81x/menit.

- Riwayat penyakit jantung (-) • Frekuensi nafas: 22x/menit

• Suhu tubuh : 36 oC
- Riwayat penyakit ginjal (-)
• BB sekarang : 80 Kg
Riwayat sosial, ekonomi, kebiasaan
• BB sebelum sakit: 75 Kg (5
- Pasien merupakan seorang ibu
tahun yang lalu)
rumah tangga yang tinggal
• TB : 155 cm
bersama anaknya.

Ilmu Penyakit Dalam FK UR-RSUD AA Agustus 2019 7


Laporan Kasus

• IMT: 31,25 kg/m2 (obesitas)

Pemeriksaan fisik Thoraks Depan - Paru

Kepala dan leher • Inspeksi : Bentuk dada

- Mata: Konjungtiva anemis (-/- normochest, pengembangan

), sklera ikterik (-/-), reflek dada simetris kanan dan kiri,

cahaya (+/+), pupil bulat, gerak nafas simetris, retraksi

isokor dengan diameter 2 (-), penggunaan otot bantu

mm/2 mm, mata cekung (-/-). pernapasan (-), pelebaran sela

- Telinga: Daun telinga normal, iga (-).

sekret (-), pendengaran • Palpasi : Nyeri tekan

(<</<<). (-), vocal fremitus sama

- Hidung : Deviasi septum (-), normal kanan kiri.

nafas cuping hidung (-), sekret • Perkusi :Sonor pada

(-), darah (-). kedua lapangan paru. Batas

- Mulut : Bibir kering (-), atrofi paru hati relatif SIK V. Batas

papil lidah (-), sianosis (-), paru hati absolute SIK VII.

bibir pucat (-), faring Peranjakan paru-hati 2 cm.

hiperemis (-), lidah kotor (-) • Auskultasi : Suara

gusi berdarah (-) pembesaran penapasan: vesikuler (+/+).

tonsil (-). Suara napas tambahan: ronkhi

- Leher: Posisi trakea di medial, (-/-), wheezing (-/-).

KGB tidak membesar, Thoraks Depan- Jantung

kelenjar thyroid tidak • Inspeksi: ictus cordis tidak

membesar, JVP 5+2 cmH2O. terlihat.

Ilmu Penyakit Dalam FK UR-RSUD AA Agustus 2019 8


Laporan Kasus

• Palpasi : ictus cordis teraba di • Perkusi : Sonor pada kedua

linea midclavicula sinistra lapangan paru.

SIK V. • Auskultasi: Suara

• Perkusi: Batas kanan jantung: pernapasan: vesikuler (+/+).

linea parasternalis dextra. Suara tambahan: Ronkhi (-/-),

Batas kiri jantung: linea wheezing (-/-).

midclavicularis sinistra/ SIK

V. Batas atas jantung : linea Abdomen

parasternalis/SIK III. • Inspeksi : Perut tampak

• Auskultasi: Nadi : 81 kali/ datar, asites (-), venektasi (-),

menit. Bunyi jantung S1 dan distensi (-), scar (-)

S2 normal regular, M1>M2 , • Auskultasi : Bising usus

A1<A2, P1<P2, A2>P2. Suara (+) 10x/menit, double sound (-

tambahan: mur-mur (-), gallop ).

(-). • Palpasi: Dinding abdomen

Thoraks - Belakang supel, nyeri tekan epigastrium

• Inspeksi : Gerak nafas (-), hepar, lien, ren tidak

simetris, retraksi (-), ulkus teraba, turgor kulit kembali

dekubitus (-), sela iga melebar cepat, undulasi (-).

(-), kifosis (-), lordosis (-), • Perkusi : Timpani pada

skoliosis (-) seluruh region abdomen,

• Palpasi : Nyeri tekan (-), shifting dullness (-). Nyeri

vocal fremitus sama normal ketok CVA (+/+).

kanan kiri.

Ilmu Penyakit Dalam FK UR-RSUD AA Agustus 2019 9


Laporan Kasus

Ekstremitas atas: Kulit pucat (-), - Elektrolit (25/08/2019)

CRT < 2 detik, udem (-), sianosis (-), Na+ : 142 mmol/L (N)

akral hangat, palmar eritema (-), K+ : 6,46 mmol/L( )

clubbing fingers (-). Cl : 107,3 mmol/L(N)

Ekstremitas bawah: Kulit pucat (-), Resume

CRT < 2 detik, udem (-), sianosis (-),


Seorang wanita 73 tahun datang
akral hangat (-), pulsasi a.dorsalis
ke RSUD AA dengan keluhan sesak
pedis (+/+), a.tibialis posterior (+/+)
napas yang memberat dan lemas sejak
Pemeriksaan penunjang
1 hari SMRS. Apabila pasien duduk
- Darah rutin (25/08/2019)
sesak napas nya berkurang. Pasien
Hemoglobin : 8,1 mg/dl (↓)
juga mengeluhkan tekanan darah
Hematokrit : 25,5 % (↓)
tinggi yaitu 200/110 dan nyeri kepala.
Leukosit : 11,65 /ul ( )
Nyeri kepala yang dirasakan pada
Trombosit : 209.000/ul (N)
puncak kepala, terasa seperti di tusuk-
Eritrosit : 3.180.000 /ul (↓)
tusuk. Nyeri kepala ini disertai
MCV : 80,2 Fl (N)
dengan rasa berat di tengkuk. Pada
MCH : 25,5 pg (↓)
pasien ditemukan sindrom geriatri
MCHC : 31,8 g/dL (↓)
berupa gangguan pendengaran,

gangguan penglihatan, dan


- Kimia darah (25/08/2019)
inkontinensia urin. Hal ini diikuti
Ureum : 60 mg/dl( )
dengan komorbiditas yaitu Hipertensi
Kreatinin : 7,17 mg/dL ( )
emergensi dan penyakit ginjal kronik.

Ilmu Penyakit Dalam FK UR-RSUD AA Agustus 2019 10


Laporan Kasus

Daftar masalah: Non Farmakologi :

 Bed rest
Pasien mengalami sindroma
 Diet rendah garam I (200-400
geriatri berupa gangguan
mg Na)
pendengaran, gangguan penglihatan,
Farmakologi :
konstipasi dan inkontinensia urin.
 IVFD RL 20 tpm
Pasien juga mengalami beberapa
 Ranitidin tab 2 x 150 mg
penyakit yaitu Hipertensi emergensi
 Amlodipin 1x 10 mg
dan penyakit ginjal kronik.
 Nicardipin drip 10 mg

 Paracetamol 2 x 500 mg.


Pemeriksaan anjuran :
Edukasi
• EKG.
-Bed rest sementara waktu sampai
• Funduskopi.
tekanan darah normal.
• CT scan kepala.
-kurangi asupan garam, kurangi
• Pemeriksaan Laboratorium
makanan yang asin-asin.
Fungsi Ginjal.
-Jangan stress, rileks.
• Pemeriksaaan profil lipid.
-Patuh minum obat setiap hari.
Penatalaksanaan
-Mengikuti pola makan sehat.
Tatalaksana awal (IGD):
-Meningkatkan kegiatan jasmani
 IVFD RL 20 tpm
setelah dirumah.
 Biknat 3 x 1 -Minum obat lainnya secara aman dan
 Asam folat 3x 1 teratur.
 Clonidin 2 x ½ -Lakukan pemantauan ureum,

kreatinin.
Tatalaksana Ruangan:

Ilmu Penyakit Dalam FK UR-RSUD AA Agustus 2019 11


Laporan Kasus

-Banyak konsumsi sayur.  Terapi dilanjutkan

 PRC 400 cc, 200/12 cc

Follow Up  Konsul ke dr ramzi

26 Agustus 2019 27 Agustus 2019

S : Lemah, sesak S : badan lemas, sesak nafas

 O: O:

 Kesadaran : CM GCS:  Kesadaran : CM GCS:

E3V5M4 E4V5M6

 Keadaan umum : tampak  Keadaan umum : tampak sakit

sakit ringan ringan

 Tekanan darah : 150/70  Tekanan darah : 110/55

mmHg mmHg

 Nadi : 62 kali/menit  Nadi : 80 kali/menit

 Respiratory Rate : 20  Respiratory Rate : 24

kali/menit kali/menit

 T : 36,6ºC  T : 36,5 ºC

 GDS : 136 A:

A:  Hipertensi emergensi teratasi

 Hipertensi emergensi  CKD

(Tekanan Darah sudah mulai  Sindrom geriatri

turun). P:

 Cek lab
 -CKD
 IVFD RL 20 tpm
 -Sindrom Geriatri
 Ranitidin tab 2 x 150 mg
P:

Ilmu Penyakit Dalam FK UR-RSUD AA Agustus 2019 12


Laporan Kasus

 Amlodipin 1x 10 mg P : IVFD RL 20 tpm

 Paracetamol 2 x 500 mg. Ranitidin tab 2 x 150 mg

 PRC 400 cc, 200/12 cc Amlodipin 1x 10 mg

 Hemodialisa Paracetamol 2 x 500 mg.

PRC 400 cc, 200/12 cc

28 Agustus 2019 29 Agustus 2019

S : badan lemas, sesak nafas S : badan lemas, sesak nafas

O: berkurang

 Kesadaran : CM GCS: O:

E4V5M6  Kesadaran : CM GCS:

 Keadaan umum : tampak sakit E4V5M6

ringan  Keadaan umum : tampak sakit

 Tekanan darah : 120/80 ringan

mmHg  Tekanan darah : 200/80

 Nadi : 88 kali/menit mmHg

 Respiratory Rate : 22  Nadi : 88 kali/menit

kali/menit  Respiratory Rate : 22

 T : 36,5 ºC kali/menit

 T : 36,5 ºC
 Ureum : 55 mg/dl
A:
 Kreatinin :7,1 mg/dl
 Hipertensi emergensi teratasi
A:
 CKD
 Hipertensi emergensi teratasi
 Sindrom geriatri
CKD
P:
Sindrom geriatri

Ilmu Penyakit Dalam FK UR-RSUD AA Agustus 2019 13


Laporan Kasus

 : IVFD RL 20 tpm  Sindrom geriatri

 Ranitidin tab 2 x 150 mg  Dilakukan Hemodialisa

 Amlodipin 1x 10 mg
P:
 Paracetamol 2 x 500 mg.
 : IVFD RL 20 tpm
 PRC 400 cc, 200 cc/12 jam
 Ranitidin tab 2 x 150 mg
 Infus NaCl 0,9 %
 Amlodipin 1x 10 mg
 O2 3 L, Konsul ke dr ramzi
 Paracetamol 2 x 500 mg.
30 Agustus 2019
 PRC 400 cc, 200 cc/12 jam
S : badan lemas, sesak nafas
 Infus NaCl 0,9 %
berkurang
 PRC 400 cc, 200 cc/12 jam
O:
 Infus NaCl 0,9 %

 Kesadaran : CM GCS:  O2 3 L, HD +

E4V5M6

 Keadaan umum : tampak sakit 31 Agustus 2019

ringan S : badan lemas, sesak nafas

 Tekanan darah : 144/50 >>

mmHg O:

 Nadi : 76 kali/menit  Kesadaran : CM GCS:

 Respiratory Rate : 23 E4V5M6

kali/menit  Keadaan umum :

 T : 36,5 ºC tampak sakit ringan

 Tekanan darah :
A:
144/50 mmHg
 Hipertensi emergensiteratasi

Ilmu Penyakit Dalam FK UR-RSUD AA Agustus 2019 14


Laporan Kasus

 Nadi : 76 kali/menit O:

 Respiratory Rate : 23 Kesadaran : CM GCS: E4V5M6

kali/menit Keadaan umum : tampak sakit ringan

 T : 36,5 ºC Tekanan darah : 140/80 mmHg

 Ureum : 53 mg/dl Nadi : 76 kali/menit

 Kreatinin : 7,0 mg/dl Respiratory Rate : 25 kali/menit

 Hb 7,9 T : 36,5 ºC

A: Hb 7,9

 Hipertensi A:

emergensiteratasi  Hipertensi emergensi teratasi

 Sindrom geriatri  Sindrom geriatri

 Dilakukan Hemodialisa  Dilakukan Hemodialisa

 Cek Lab

P: P : PRC 400 cc, 200 cc/12 jam

 IVFD RL 20 tpm Infus NaCl 0,9 %

O2 3 L nasal kanul, HD +
 Ranitidin tab 2 x 150 mg

 Amlodipin 1x 10 mg
2 September 2019 S : sedikit
 Paracetamol 2 x 500 mg.
lemas
 PRC 400 cc, 200 cc/12
O:
jam
Kesadaran : CM GCS:
 Infus NaCl 0,9 %
E4V5M6

Keadaan umum : tampak sakit


1 September 2019
ringan
S : sesak nafas berkurang

Ilmu Penyakit Dalam FK UR-RSUD AA Agustus 2019 15


Laporan Kasus

Tekanan darah : 120/80 1. Hipertensi emergensi

mmHg Hipertensi pada geriatri

Nadi : 76 kali/menit dapat terjadi karena :

Respiratory Rate : 20 • Penurunan kadar renin karena

kali/menit menurunnya jumlah nefron

T : 36,5 ºC akibat proses menua.

Hb 11 • Peningkatan sensitivitas

A: terhadap asupan natrium.

Hipertensi emergensi teratasi Dengan bertambahnya usia

Sindrom geriatri semakin sensitif terhadap

CKD peningkatan atau penurunan

P : Infus NaCl 0,9 % kadar natrium.

Pasien boleh pulang • Penurunan elastisitas pembuluh

darah perifer sehingga resistensi


Pembahasan
pembuluh darah perifer
Salah satu tanda khas yang
meningkat yang mengakibatkan
ditemukan pada pasien geriatri adalah
hipertensi sistolik.
pasien mengalami multipatologi, hal
- Dari anamnesis di dapatkan
ini dapat terjadi karena usia pasien
bahwa Ny. H mengalami
yang sudah berumur yang tentunya
hipertensi sejak 2 tahun SMRS,
akan dikuti oleh kemunduran fungsi
selama 2 tahun ini pasien
organ.7
mengatakan bahwa ia tidak rutin
Pada Ny. H ditemukan
minum obat. Pasien menagatakan
beberapa penyakit diantaranya yaitu :
bahwa ia jarang kontrol ke

Ilmu Penyakit Dalam FK UR-RSUD AA Agustus 2019 16


Laporan Kasus

Puskesmas. Pasien datang ke IGD Terapi yang dapat diberikan

RSUD Arifin Achmad dengan pada pasien ini adalah pemberian

keluhan sesak nafas yang obat anti hipertensi kombinasi,

memberat sejak 1 hari SMRS yakni Amlodipin 1 x 10 mg dan

Apabila pasien duduk sesak napas nicardipin. Penurunan tekanan

nya berkurang. Pasien juga darah sesuai MAP ada 30,25

mengeluhkan tekanan darah tinggi mmHg dalam waktu hitungan jam-

yaitu 200/110 dan nyeri kepala. hari.

Nyeri kepala yang dirasakan pada 2. Penyakit Ginjal Kronik

puncak kepala, terasa seperti di Penyakit ginjal kronik pada

tusuk-tusuk Nyeri timbul geriatri dapat mengkibatkan

mendadak dan terus menerus. penurunan kadar renin karena

Nyeri kepala ini disertai dengan menurunnya jumlah nefron akibat

rasa berat di tengkuk. Mata berair, proses menua. Pada geriatric

hidung berair dan silau disangkal. terjadi penurunan fungsi ginjal.

Gejala tidak ada menimbulkan Dari anamnesis, 2 minggu

kerusakan organ target. Hal ini SMRS pasien mengeluhkan bahwa

menunjukkan bahwa pasien telah BAK nya mulai kurang lancar, ia

mengalami hipertensi emergensi. hanya BAK > 5 kali tetapi keluar

Pemeriksaan lanjutan yang air kencingnya sedikit-sedikit.

sebaiknya dilakukan ialah Pasien juga tidak ada

pemeriksaan EKG untuk melihat mengkonsumsi obat untuk

adanya hipertrofi ventrikel kiri memperlancar kencingnya. BAK

ataupun gangguan koroner. nya berwarna teh pekat dan

Ilmu Penyakit Dalam FK UR-RSUD AA Agustus 2019 17


Laporan Kasus

produksinya semakin sedikit. penting yang menyertai lanjutnya.

Pasien juga pernah cuci darah Akibat dari dua masalah ini seringkali

sebanyak 3 kali dan kondisinya kehilangan rasa percaya diri,

nya mulai membaik. BAB pasien berkurang keinginan untuk pergi

lancar dan berwarna kuning akan keluar, untuk lebih aktif atau bergerak

tetapi konsistensinya sangat lunak kesana kemari. Gangguan penglihatan

(mencret). Pasien juga yang bisa dialami oleh lanjut usia

mengeluhkan mual 3 kali dalam 1 merupakan akibat dari berbagai

hari dan nafsu makan menurun. perubahan, seperti perubahan struktur

BAK yang berwarna teh pekat dan kelopak mata, perubahan system

terdapat nyeri ketok CVA lakrimal, proses penuaan pada kornea,

merupakan tanda dan gejala dari perubahan muskulus siliaris,

penyakit ginjal kronik. Kencing perubahan refraksi, perubahan

yang berwarna teh pekat dapat struktur jaringan dalam bola mata,

terjadi karena produksi urin yang perubahan fungsional. Proses

menurun. degenerasi dialami oleh berbagai

3. Sindroma Geriatri jaringan di dalam bola mata, media

Masalah kesehatan dalam bidang refrakta menjadi kurang cemerlang

geriatri yang ditemukan pada pasien dan sel-sel reseptor berkurang. Visus

ini adalah gangguan pendengaran, kurang tajam dibandingkan usia

gangguan penglihatan, dan muda.

inkontinensia urin Pada lanjut usia terjadi

Gangguan penglihatan dan gangguan degenerasi primer di organ Corti

pendengaran merupakan 2 masalah berupa hilangnya sel epitel syaraf

Ilmu Penyakit Dalam FK UR-RSUD AA Agustus 2019 18


Laporan Kasus

yang dimulai pada usia pertengahan. kandung kemih menurun. Sisa urin

Keadaan yang sama terjadi pula pada dalam kandung kemih, setiap selesai

serabut aferen dan eferen sel sensorik berkemih, cenderung meningkat dan

dari kokhlea. Terjadi pula perubahan kontraksi otot-otot kandung kemih

pada sel ganglion spiralis dibasis yang tidak teratur makin sering

kokhlea. Selain itu, juga dapat terjadi terjadi. Kontraksi-kontraksi

penurunan elastisitas membrane involunter ini ditemukan pada 40-

basalis di khoklea dan membrane 75% orang lanjut usia yang

timpani. Berbagai penurunan yang mengalami inkontinensia. Pada

terjadi pada organ pendengaran, wanita, menjadi lanjut usia juga

pasokan darah dari neuro-sensorik berakibat menurunnya tahanan pada

mungkin mengalami gangguan, urethra dan muara kandung kemih. Ini

sehingga baik jalur auditorik dan berkenaan dengan berkurangnya

lobus temporalis otak sering kadar estrogen dan melemahnya

terganggu akibat lanjutnya usia. jaringan/otot-plot panggul karena

Penatalaksanaan pada kasus ini proses melahirkan, apalagi bila

adalah dengan melakukan penilaian disertai tindakan-tindakan berkenaan

secara lebih lanjut oleh bagian dengan proses persalinan tersebut.

spesialisasi THT untuk menentukan Pada pasien ini ditemukan

jenis dari gangguan pendengaran inkontinensia urine. Saat anamnenis,

yang diderita pasien serta melakukan pasien mengeluhkan bahwa sejak 2

penatalaksanaan lanjutan. bulan SMRS pasien mengatakan

Secara umum, dengan bahwa ia tidak bisa menahan BAK,

bertambahnya usia, kapasitas sehinggga pasien menggunakan

Ilmu Penyakit Dalam FK UR-RSUD AA Agustus 2019 19


Laporan Kasus

pempers. Penatalaksanaan pada kasus (gangguan pendengaran, gangguan

ini adalah dengan melakukan metoda penglihatan, dan inkontinensia urin)

pengobatan seperti teknik latihan berdasarkan dari anamnesis dan

perilaku (Bahvioral Training) yang pemeriksaan fisik. Pasien telah

mempelajari dan mempraktekkan diberikan penatalaksanaan berupa

cara-cara untuk mengontrol kandung terapi medikamentosa, pemberian

kemih dan otot-otot sfingter dengan nutrisi sesuai dengan kondisi geriatri

cara latihan kandung kemih (bladder dan latihan yang cukup untuk

training), cara latihan otot dasar meningkatkan kualitas hidup.

panggu (pelvic floor exercise),

pemberian obat-obatan, dan tindakan DAFTAR PUSTAKA

pembedahan. 1. Fakultas Kedokteran; Universitas

Penatalaksanaan pada pasien lanjut Indonesia, Departemen Ilmu

usia berbeda dengan pasien usia Penyakit Dalam. Edisi 5. Jakarta:

muda. Hal ini disebabkan perubahan Universitas Indonesia; 2006.

kondisi tubuh sesuai usia serta adanya 2. Panita L, Kittisak S, Suvanee S,

masalah polifarmasi yang disebabkan Wilawan H. 2011. Prevalence

oleh penyakit kronis yang mendasari. and recognition of geriatric

Sehingga dalam pengobatan perlu syndromes in an outpatient clinic

kehati-hatian dan perlu mengetahui at a tertiary care hospital of

riwayat pengobatan lengkap pada Thailand. Medicine Department;

pasien.8 Medicine Outpatient Department,

Faculty of Medicine, Srinagarind


Kesimpulan pada kasus ini, Ny.H
Hospital, Khon Kaen University,
didiagnosa Sindrom Geriatri

Ilmu Penyakit Dalam FK UR-RSUD AA Agustus 2019 20


Laporan Kasus

Khon Kaen 40002, Thailand. Clinical geriatris. 6th Edition.

Asian Biomedicine. New York; NY: McGraw-Hill.

3. Pranarka, Kris. 2011. Simposium 8. Setiati S, Harimurti K, Dewiastv

geriatric syndromes: revisited. E, Istanti R, Sari W, Verdinawati

Semarang: Badan Penerbit T. Prevalensi geriatric giant dan

Universitas Diponegoro. gaya hidup pada pasien usia

4. Sharon K,Stephanie S, Mary ET, lanjut yang dirawat di Indonesia:

George AK. 2007. Geriatry penelitian multicenter. In Rizka

syndromes: clinical, research, A (Editor). Comprehensive

and policy implication of a core prevention & management for the

geriatric concept. Journal elderly; interprofesional geriatric

compilation, The American care. Jakarta; Perhimpunan

Geriatris Society. 55(5) 794-796. Gerontologi Medik Indonesia.

5. Lloyd JJ. 2007. Falls: A 2013-183.

Geriatric Syndrome. Florida State

University Collage of Medicine.

Donald W. Reynold Foundation.

6. Tinetti, Williams and Gill

Dizziness among Older Adult: A

possible Geriatric Syndrome;

Ann Intern Med. 2000;132:337-

344.

7. Kane RL, Outslander JG, Abrass

IB, Resrict B. 2008. Essentials of

Ilmu Penyakit Dalam FK UR-RSUD AA Agustus 2019 21

Anda mungkin juga menyukai