1. Darah
Darah adalah sumber utama virus hepatitis B di tempat kerja. Virus juga dapat
ditemukan di jaringan lain dan cairan tubuh, tetapi dalam konsentrasi yang jauh lebih
rendah. Risiko penularan bervariasi sesuai dengan sumbernya. Virus dapat bertahan hidup
di luar tubuh selama setidaknya 7 hari dan masih dapat menyebabkan infeksi. Kontak
langsung dengan darah yang terinfeksi dapat menularkan virus hepatitis B melalui:
Tusukan kulit dengan jarum, lancet, pisau bedah, atau benda tajam lainnya yang
terkontaminasi darah.
Kontak langsung dengan luka terbuka pada orang yang terinfeksi.
Percikan ke kulit yang mengandung goresan kecil, lecet, luka bakar, atau bahkan
ruam kecil.
Percikan ke selaput lendir di mulut, hidung, atau mata.
Berbagi barang-barang pribadi, seperti sikat gigi, pisau cukur, jarum suntik, atau
monitor glukosa yang terdapat darah meskipun dalam jumlah sangat kecil.
Kontak tidak langsung dengan permukaan yang terkontaminasi darah juga dapat
menularkan virus hepatitis B. Virus dapat stabil dalam darah kering hingga 7 hari pada
suhu 25°C. Kontak tangan dengan permukaan yang terkontaminasi darah seperti bangku
laboratorium, tabung reaksi, atau instrumen laboratorium dapat menularkan virus ke kulit
atau selaput lendir.
2. Air Liur
Air liur orang dengan hepatitis B dapat mengandung virus hepatitis B, tetapi dalam
konsentrasi yang sangat rendah dibandingkan dengan darah. Suntikan air liur pada orang
yang terinfeksi dapat menularkan virus, sehingga luka gigitan juga dapat menyebarkan
penyakit. Tidak ada laporan tentang orang yang tertular hepatitis B akibat kontak dengan
manekin RJP, memakai peralatan bersama, atau melalui corong mulut pada alat musik.