Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN AUDIT KEPERAWATAN

RESIKO PERDARAHAN
PADA PASIEN STEMI POST PRIMARY PCI

Disusun Oleh:

1. A
2.

KOMITE KEPERAWATAN
RSUP Dr KARIADI SEMARANG
TAHUN 2015

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan audit

keperawatan pada diagnose keperawatan resiko perdarahan pada kasus STEMI

Post Primary PCI, dalam rangka tindak lanjut pelatihan auditor klinik tahun 2015

di RSUP Dr Kariadi Semarang.

Dalam penyusunan laporan ini, tim auditor telah mendapatkan banyak arahan

dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Bapak ...........................selaku Direktur Utama RSUP Dr Kariadi

Semarang

2. Panitia penyelenggara pelatihan auditor klinik RSUP Dr Kariadi

Semarang.

3. Komite Keperawatan sub mutu profesi.

4. Bagian rekam medik

5. Teman sejawat perawat RSUP Dr Kariadi Semarang.

6. Semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan proposal penelitian ini.

Peneliti menyadari proposal penelitian ini jauh dari sempurna, oleh karena itu

kritik dan saran sangat diharapkan. Harapan peneliti semoga laporan ini dapat

memberikan manfaat. Amin.

Semarang, Desember 2015

Tim auditor

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................ i
KATA PENGANTAR.............................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................ iii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................ iv
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang.............................................................................. 1-3
1.2 Tujuan............................................................................................. 3
1.3 Sasaran............................................................................................ 3
2. Metode
2.1 Penyusunan pedoman audit 3-5
Keperawatan……………………
2.2 Populasi dan sampel 5
audit…………………………………….
3. Hasil dan Pembahasan
3.1 Umum………………………………………………… 5-6
………
3.2 Karaktersitik………………………………………… 6
……….
3.3 Tingkat 6
Kesesuaian…………………………………………...
3.4 Penyebab Ketidaksesuaian Terhadap 6-7
Standar……………….
3.5 Rencana Tindak 7-9
Lanjut……………………………………….
4 Penutup

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Pedoman Audit Keperawatan 4

Tabel 2 Instrumen Audit Keperawatan 5

Tabel 3 Tingkat Kesesuaian Penatalaksanaan Asuhan 6


Keperawatan

Tabel 4 Penyebab Ketidaksesuaian terhadap Standar 7

Tabel 5 Rencana Tindak Lanjut (POA) Peningkatan Mutu 8-9


Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Resiko
Perdarahan Pada Pasien STEMI akut post Primary PCI
di RSUP Dr Kariadi Semarang

1
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rekapan Usulan Topik Audit Keperawatan

Lampiran 2 Rekapan Prioritas Usulan Topik

Lampiran 3 Rekapan Pengumpulan Data Audit

Lampiran 4 Diagram Fish Bone Kriteria 4

Lampiran 5 Diagram Fish Bone Kriteria 5

Lampiran 6 Diagram Fish Bone Kriteria 6

2
1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

RSUP Dr.Kariadi dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya


sebagai rumah sakit kelas A Pendidikan, menghadapi berbagai macam
tantangan dan permasalahan-permasalahan, baik internal maupun
eksternal. Untuk mengatasi permasalahan tersebut RSUP Dr. Kariadi
melakukan pembenahan dengan mewujudkan tata kelola organisasi yang
baik dengan meningkatkan kompetensi dan budaya kinerja SDM,
meningkatkan peran RS Pendidikan, terwujudnya optimalisasi dan
efisiensi sumber daya, terwujudnya teknologi informasi yang terintegrasi,
terwujudnya manajemen pemeliharaan sarana prasarana, tercapainya
pertumbuhan dan produktivitas, efektivitas, serta mutu pelayanan dan
mutu klinik yang baik. Pelayanan yang bermutu inilah yang akan
mewujudkan kepuasan dan kepercayaan pelanggan baik pelanggan
internal maupun eksternal.
Begitupun pelayanan yang diberikan pada pasien Sindrom Koroner
Akut (SKA) STEMI post Primary PCI (Primary Percutaneous Coronary
Intervention).Sindroma koroner akut (SKA) adalah istilah yang digunakan
untuk kumpulan simptom yang muncul akibat iskemia miokard akut. SKA
yang terjadi akibat infark otot jantung disebut infark miokard. Yang
termasuk didalam SKA adalah unstable angina pectoris, infark miokard
non elevasi segmen ST (Non STEMI), dan infark miokard elevasi segmen
ST (STEMI) (Ramrakha, 2006). Oleh orang awam penyakit SKA lebih
dikenal dengan AMI (Akut Miokard Infark)/Penyakit Jantung Koroner.
Menurut laporan WHO, pada tahun 2004, penyakit infark miokard akut
merupakan penyebab kematian utama di dunia (WHO, 2008). Terhitung
sebanyak 7.200.000 (12,2%) kematian terjadi akibat penyakit ini di seluruh
dunia. Penyakit ini adalah penyebab utama kematian pada orang dewasa
dimana-mana (Garas, 2010). Infark miokard akut adalah penyebab
kematian nomor dua pada negara berpenghasilan rendah dengan angka

3
mortalitas 2.470.000 (9,4%) (WHO, 2008). Di Indonesia pada tahun 2002,
penyakit infark miokard akut merupakan penyebab kematian pertama,
dengan angka mortalitas 220.000 (14%) (WHO, 2008).
Direktorat Jenderal Yanmedik Indonesia meneliti, bahwa pada
tahun 2007, jumlah pasien penyakit jantung yang menjalani rawat inap dan
rawat jalan di rumah sakit di Indonesia adalah 239.548 jiwa. Kasus
terbanyak adalah panyakit jantung iskemik, yaitu sekitar 110.183 kasus.
Case Fatality Rate (CFR) tertinggi terjadi pada infark miokard akut
(13,49%) dan kemudian diikuti oleh gagal jantung (13,42%) dan penyakit
jantung lainnya (13,37%) (Depkes, 2009). Pada bulan Januari - Oktober
2015 diperoleh data sebanyak 50 tindakan Primary PCI dari 475 kasus
akut STEMI di RSUP Dr Kariadi Semarang.
Tindakan penanganan kasus STEMI akut ini, sebagai pilihan utama
adalah dengan tindakan invasif Primary PCI. Tindakan ini dilakukan
setelah hasil pengkajian pasien merekomendasikan tindakan Primary PCI
ini. Primary PCI adalah tindakan yang memasukkan kateter melalui
pembuluh darah arteri, bisa melalui artei femoralis atau radialis yang
bertujuan melebarkan kembali pembuluh darah dengan balonisasi dan akan
dilakukan tindakan pemasangan stent/ring pada pembuluh darah yang
menyempit tersebut dengan tujuan mencegah pembuluh darah kembali
menyempit. Tindakan ini dengan persiapan juga minum obat anti koagulan
jenis anti platelet dan clopidrogel yang bertujuan melapisi lapisan endotel
pembuluh darah saat akan dilakukan stenting. Tindakan ini sangat beresiko
timbulnya perdarahan karena untuk persiapan dan pelaksanaan tindakan
juga akan diberikan obat antikoagulan (Sander, 2011). Selain itu
komplikasi yang ditimbulkan dari tindakan Primary PCI adalah cedera
pada pembuluh darah antara lain perdarahan itu sendiri, hematom,
pseudoaneurismysme, rupture aorta, thrombosis, embolius (Kern, 2003).
Komite Keperawatan sebagai organisasi non struktural mempunyai
peran penting sebagai pengontrol mutu pelayanan keperawatan yang
diberikan oleh profesi keperawatan dalam melaksanakan asuhan
4
keperawatannya terhadap pasien. Oleh sebab itu komite keperawatan
submutu profesi memandang penting dilakukannya audit proses perawatan
terhadap pasien resiko perdarahan post Primary PCI. Dalam hal ini komite
keperawatan sub mutu profesi ingin membidik proses perawatan secara
langsung di lapangan terutama untuk menjawab pertanyaan tentang
Apakah pengelolaan pasien dengan resiko perdarahanyang dilakukan oleh
perawat sudah dilakukan sesuai SPO dan apakah sudah mengarah terhadap
pencapaian target indikator mutu pelayanan keperawatan.

1.2 TUJUAN
Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan pada pasien resiko
perdarahan post Primary PCI.

1.3 SASARAN
a. Untuk menyakinkan bahwa pengkajian keperawatan resiko perdarahan
post Primary PCI dilaksanakan sesuai SPO.
b. Untuk menyakinkan bahwa perencanaan keperawatan dan tindakan
keperawatan dilaksanakan sesuai SPO.
c. Untuk menyakinkan bahwa perawat melakukan tindakan keperawatan
mandiri untuk mengatasi resiko perdarahan.
d. Untuk menyakinkan bahwa evaluasi keperawatan telah dilakukan
sesuai dengan SPO.

2. METODE
2.1 Penyusunan Pedoman Audit Keperawatan
Instrumen audit keperawatan disusun berdasarkan hasil diskusi dan
konsensus Tim Ad-Hoc yang terdiri .....................serta mengacu kepada
referensi dari SAK dan SPO penatalaksanaan resiko perdarahan post
Primary PCI pada pasien di RSUP Dr. Kariadi Semarang. Instrumen audit
klinik terdiri dari: Kriteria, Standar, Perkecualian dan Petunjuk
Pengambilan Data (Tabel 1).

5
Tabel 1. Pedoman Audit Keperawatan
No Kriteria Perkecualian Petunjuk pengumpulan data

Form rekam medik


Pasien STEMI Post RM1.00013.REV.1 Hal 3-4 untuk
Harus ada pengkajian
1 PPCI dengan 1 pasien baru. Pasien lama dari lembar
data laborat APPT, PTTK
antikoagulan catatan terintegrasi
RM1.00037.REV.1

Form rekam medik


Harus ada hasil
Pasien STEMI Post RM1.00013.REV.1 Hal 3-4 untuk
pengukuran tekanan
2 PPCI dengan 1 pasien baru. Pasien lama dari lembar
darah, respirasi dan nadi
antikoagulan catatan terintegrasi
tidak normal
RM1.00037.REV.1

Form rekam medik


Harus ada kolaborasi Pasien STEMI Post RM1.00013.REV.1 Hal 3-4 untuk
3 tindakan pemberian obat PPCI dengan 1 pasien baru. Pasien lama dari lembar
antikoagulan antikoagulan catatan terintegrasi
RM1.00037.REV.1

Form rekam medik


Harus ada edukasi
Pasien STEMI Post RM1.00013.REV.1 Hal 3-4 untuk
tindakan mencegah
4 PPCI dengan 1 pasien baru. Pasien lama dari lembar
timbulnya resiko
antikoagulan catatan terintegrasi
perdarahan
RM1.00037.REV.1

Form rekam medik


Harus ada tindakan Pasien STEMI Post RM1.00013.REV.1 Hal 3-4 untuk
5 kolaborasi monitoring PPCI dengan 1 pasien baru. Pasien lama dari lembar
faktor koagulasi darah antikoagulan catatan terintegrasi
RM1.00037.REV.1

Form rekam medik


Harus ada evaluasi Pasien STEMI Post RM1.00013.REV.1 Hal 3-4 untuk
6 tindakan pencegahan PPCI dengan 1 pasien baru. Pasien lama dari lembar
perdarahan antikoagulan catatan terintegrasi
RM1.00037.REV.1

6
Tabel 2.Instrumen Audit Keperawatan

No Kriteria

1. Harus ada pengkajian data laborat APPT, PTTK

2. Harus ada hasil pengukuran tekanan darah, respirasi dan nadi tidak normal

3. Harus ada kolaborasi tindakan pemberian obat antikoagulan

4. Harus ada edukasi tindakan mencegah timbulnya resiko perdarahan

5. Harus ada tindakan kolaborasi monitoring faktor koagulasi darah

6. Harus ada evaluasi tindakan pencegahan perdarahan

2.2 Populasi dan Sampel Audit


Populasi Audit Keperawatan resiko perdarahan pada pasien post
Primary PCI meliputi kunjungan pasien dengan STEMI akut yang
dilakukan tindakan primary PCI bulan Januari-Oktober 2015.
Berdasarkan data rekam medik didapatkan jumlah pasien STEMI akut
sebanyak 475 kasus dan 50 pasien tersebut dilakukan tindakan primary
PCI. Teknik pengambilan sampel dalam audit ini menggunakan teknik
total sampling, dimana seluruh populasi dijadikan sampel.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Umum
Audit klinik keperawatan dilaksanakan pada tanggal 5November
2015. Audit klinik keperawatan ini dilakukan dengan mencari daftar
pasien yang dirawat dengan diagnosis STEMI akut dengan tindakan
Primary PCI pada bulan Januari-Oktober 2015. Jumlah pasien yang
dilakukan audit sebanyak 32 pasien. Pengambilan data dengan melihat
rekam medis pasien yang pernah dirawat. Dari 50 rekam medis pasien
hanya 32 rekam medis yang dapat dilakukan audit. rekam. hal ini
dikarenakan diagnose resiko perdarahan tidak diangkat pada 18 rekam
medis.

7
3.2 Karakteristik
Semua sampel rekam medis diambil dari pasien yang dirawat di
RSUP Dr. Kariadi Semarang dengan diagnosa STEMI akut post Primary
PCI.

3.3 Tingkat Kesesuaian


Hasil audit meliputi tingkat kesesuaian setiap kriteria dalam
penatalaksanaan asuhan keperawatan nyeri akut pada pasien fraktur.
Audit keperawatan dilaksanakan pada kriteria yang masih berada di
bawah standar(< 85 %) yaitu kriteria 4 (37.5%),5 (6.25%) dan 6
(0%).Sedangkan untuk kriteria 1, 2 dan 3 tidak termasuk dalam kriteria
audit karena tingkat kesesuaiannya sudah mencapai batas minimal yaitu
≥85%.Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Tingkat Kesesuaian Penatalaksanaan Asuhan


Keperawatan
No. Kriteria Tingkat
Kesesuaian(%)
1. Harus ada pengkajian data laborat APPT, PTTK 100

Harus ada hasil pengukuran tekanan darah, respirasi


2. 96.8
dan nadi tidak normal

Harus ada kolaborasi tindakan pemberian obat


3. 90.6
antikoagulan

Harus ada edukasi tindakan mencegah timbulnya


4. 37.5
resiko perdarahan

Harus ada tindakan kolaborasi monitoring faktor


5. 6.25
koagulasi darah

6. Harus ada evaluasi tindakan pencegahan perdarahan 0

8
3.4 Penyebab Ketidaksesuaian Terhadap Standar
Berdasarkan hasil diskusi,Tim Ad-Hoc menggunakan alat bantu
diagram fish bone berhasil diidentifikasi penyebab ketidaksesuaian
terhadap standar penatalaksanaan asuhan keperawatan resiko perdarahan
pasien STEMI akut post Primary PCI. Penyebab ketidaksesuaian
tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4. Penyebab Ketidaksesuaian terhadap Standar


NO. KRITERIA PENYEBAB KETIDAKSESUAIAN
4. a. Perawat belum tahu hal-hal yang
perlu disampaikan pasca pimary
Harus ada edukasi tindakan
mencegah timbulnya resiko PCI
perdarahan b. Sarana edukasi yang belum
seragam
c. Grading pasien penerima edukasi
5. Harus ada tindakan a. Tidak ada inisiatif dari tenaga
kolaborasi monitoring faktor kesehatan yang mengelola
koagulasi darah b. Belum disahkannya SPO dan SAK
resiko perdarahan
c. Tata laksana monitoring resiko
perdarahan yang tidak
terdokumentasi baik
6. Harus ada evaluasi tindakan a. Belum adanya prosedur evaluasi
pencegahan perdarahan tindakan pencegahan perdarahan
b. Belum adanya tool evaluasi
perdarahan
c. Belum adanya tanda pasien yang
beresiko perdarahan
d. Belum disahkannya SPO dan SAK
resiko perdarahan sehingga belum
tersosisaliasasi
3.5 Rencana Tindak Lanjut
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut diatas, maka Tim Ad-Hoc
mengusulkan untuk melakukan tindak lanjut berupa menumbuhkan
kesadaran diri perawat dalam upaya meningkatkan kepatuhan perawat

9
dalam memberikan asuhan keperawatan resiko perdarahan pada pasien
STEMI akut post Primary PCI sesuai standar asuhan keperawatan serta
meningkatkan kelengkapan dan keakuratan catatan asuhan keperawatan.
Rencana tindak lanjut ini secara detail dapat dilihat pada Tabel 5.

10
Tabel 5. Rencana Tindak Lanjut (POA) Peningkatan Mutu Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Resiko Perdarahan Pada Pasien
STEMI akut post Primary PCI Di RSUP Dr. Kariadi Semarang.

No Jangka
Kegiatan Tujuan Indikator Keberhasilan Penanggung jawab Biaya
Waktu
1 Penyusunan SAK Sebagai panduan aplikasi Tersusun dan disahkannya Ka. Bidang 2 minggu Anggaran
Resiko perdarahan asuhan keperawatan resiko SAK resiko perdarahan pelayanan Rumah Sakit
perdarahan di RS. keperawatan
2 Sosialisasi tentang Semua perawat memahami Dokumentasi asuhan Ka. Bidang 8 minggu Anggaran
juknis dan mampu keperawatan terisi lengkap pelayanan Rumah Sakit
dokumentasi askep mendokumentasikan askep 100%. keperawatan
sesuai SAK Sosialisasi dan monev
rutin dilakukan seminggu
sekali.
4 Pengusulan Meningkatkan skill perawat Dilaksanakan pelatihan Ka. Komite 8 minggu Anggaran
pelatihan asuhan dalam penatalaksanaan pasien Askep SKA Keperawatan Rumah Sakit
keperawatan pada dengan SKA.
pasien SKA

5 Supervisi, evaluasi Semua perawat mampu dan Dilakukan supervisi Karu/CCM dan Tiap 6 Anggaran
terhadap patuh dalam tindakan dan seminggu sekali Perawat bulan. Rumah Sakit
kepatuhan dokumentasi pemberian Penanggungjawab Dilakukan
tindakandan askep. Pasien selama 2
dokumentasi minggu
keperawatan

11
6 Penyusunan tool Semua perawat memahami Sosialisasi dan monev Ka. Bidang 8 minggu Anggaran
pemeriksaan dan mampu menggunakan rutin dilakukan seminggu pelayanan Rumah Sakit
perdarahan tool tersebut sekali. keperawatan

7 Penyusunan tool Semua perawat memahami Sosialisasi dan monev Ka. Bidang 8 minggu Anggaran
evaluasi tindakan dan mampu menggunakan rutin dilakukan seminggu pelayanan Rumah Sakit
pencegahan tool tersebut sekali. keperawatan
perdarahan

12
4. PENUTUP
Demikian hasil audit klinik keperawatan resiko perdarahan pada
pasien post Primary PCI yang telah dilaksanakan pada bulan November
2015. Semoga hasil audit klinik keperawatan ini bisa bermanfaat bagi
pengembangan mutu profesi dan pelayanan keperawatan di RSUP Dr.
Kariadi Semarang. Saran dan kritik yang membangun sangat kami
harapkan demi kesempurnaan proses audit klinik keperawatan yang kami
laksanakan.

Semarang, 1Desember 2015


Kelompok 4 Tim Audit
Keperawatan

13
Lampiran 1

Rekapan Usulan Topik Audit Keperawatan

No Diagnose keperwatan RM1 P RM2 P RM3 P Rm4 I RM5 I RM6 I RM7 A RM8 A RM9 A RM 10
C532590 C51962 C314293 C518441 C529391 C535507 C519953 C C516236 M
540308 C494705
1 Nyeri dada 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 resiko tinggi penurunan 1 1 1 1
CO
3 resti perdarahan 1 1 1 1
4 gangguan perfusi jaringan 1 1
5 ansietas 1 1 1
6 intolerasni aktivitas 1 1 1 1
7 gangguan perfusi jaringan 1
miocard
8 gangguan pola nafas 1
9 resti infeksi 1
10 pola nafas tidak efektif 1
11 bersihan jalan nafas
12 gangguan mobilisasi
13 hipertermia
14 gangguan eliminasi
15 gangguan eliminasi BAB
16 gangguan irama jantung

14
No Diagnose keperwatan RM11 M RM12 RM13
C540648 C540024 C535764
RM14 RM15 RM16 H RM17 RM18 RM19 RM20
c532889 C098467 B048617 C453274 C526038 C539180 C411278
1 Nyeri dada 1 1 1 1 1
2 resiko tinggi penurunan 1 1
CO 1 1 1
3 resti perdarahan 1 1 1 1
4 gangguan perfusi jaringan 1 1
5 ansietas 1 1 1
6 intolerasni aktivitas 1 1 1 1 1
7 gangguan perfusi jaringan
miocard
8 gangguan pola nafas 1
9 resti infeksi 1
10 pola nafas tidak efektif 1
11 bersihan jalan nafas 1 1
12 gangguan mobilisasi 1 1
13 hipertermia 1 1
14 gangguan eliminasi 1
15 gangguan eliminasi BAB
16 gangguan irama jantung 1

15
No Diagnose keperwatan total
RM21 RM22
c536917 C529788
1 Nyeri dada 1 1 16
2 resiko tinggi penurunan
CO 1 10
3 resti perdarahan #REF! 16
4 gangguan perfusi jaringan 4
5 ansietas 6
6 intolerasni aktivitas 1 10
7 gangguan perfusi jaringan
miocard 1
8 gangguan pola nafas 1 3
9 resti infeksi 2
10 pola nafas tidak efektif 2
11 bersihan jalan nafas 2
12 gangguan mobilisasi 1 3
13 hipertermia 2
14 gangguan eliminasi 1
15 gangguan eliminasi BAB 1 1
16 gangguan irama jantung 1

16
Lampiran 2

Rekapan Prioritas Usulan Topik

No Diagnose keperwatan Total


risiko volume cost problem
1 Nyeri dada 3 4 3 4 14
2 resiko tinggi penurunan CO 4 3 3 3 13
3 resti perdarahan 3 4 3 4 14
4 gangguan perfusi jaringan 3 1 4 1 9
5 ansietas 4 2 4 4 14
6 intolerasni aktivitas 1 3 1 3 8
7 gangguan perfusi jaringan
miocard 3 1 4 1 9
8 gangguan pola nafas 2 1 3 1 7
9 resti infeksi 1 1 3 1 6
10 pola nafas tidak efektif 2 1 3 1 7
11 bersihan jalan nafas 3 1 3 1 8
12 gangguan mobilisasi 1 1 2 1 5
13 hipertermia 3 1 3 1 8
14 gangguan eliminasi 1 1 2 1 5
15 gangguan eliminasi BAB 3 1 2 1 7
16 gangguan irama jantung 4 1 4 1 10

17
Lampiran 3

Rekapan Pengumpulan Data Audit

RM KE 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
INISIAL
B HW S MP SU TH S AJS SD SU JS Tn S
PASIEN
RM C490776 C490025 C487677 C493738 C495325 C510883 C348066 B177372 C300135 C213269 C283598 B294082
KELAS
3 2 1 1 3 VVIP 2 2 VIPA VVIP 2 II
RAWAT
UMUR (th) 51 41 73 58 63 69 52 59 70 66 44 57
DPJP SR
PPJP B SR P IS SH SKR SD SJM ES P H KN
Kriteria 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Kriteria 2 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Kriteria 3 3 1 1 1 1 1 1 1 3 1 3 1
Kriteria 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1
Kriteria 5 3 3 3 1 3 3 3 3 3 1 3 3
Kriteria 6 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2

18
RM KE 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
INISIAL
Tn A P Tn Y A Tn S W Tn A Ny K Ny I N Tn D Tn. Yb T Ny P Ny. SY Tn Z Ny E S
PASIEN
RM C500822 C553668 C538679 C529378 C548885 C526038 C350656 C536917 C535507 C435847 497854 C070274
KELAS
II II I II II I I III I I I I
RAWAT
UMUR (th) 71 54 64 59 57 58 66 55 49 53 58 63
DPJP SSH AY ARF SSH ILH ARF SR ILH SR SSH ARF CLT
PPJP SK SD UK SM AM IY UK SD UK UK UK SM
Kriteria 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Kriteria 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Kriteria 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Kriteria 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3
Kriteria 5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Kriteria 6 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

19
Prosentase
RM KE 25 26 27 28 29 30
Angka 1
INISIAL
Tn W Tn M M Tn A S Tn G Tn S Tn A S
PASIEN
RM C544805 C524153 C519953 B202363 C554712 C518441
KELAS
II II I III II II
RAWAT
UMUR (th) 55 49 50 62 54 55
DPJP CLT SR SSH CLT ILH SR
PPJP IY SM SM ISH RS AM
Kriteria 1 1 1 1 1 1 1 100%
Kriteria 2 1 1 1 1 1 1 96,8%
Kriteria 3 1 1 1 1 1 1 90,6%
Kriteria 4 1 1 1 1 1 1 37,5%
Kriteria 5 3 3 3 3 3 3 6,25%
Kriteria 6 3 3 3 3 3 3 0%

Lampiran 4 Diagram Fish Bone Kriteria 4 CAUSES

20
EFFECT

MATERIAL MANAGEMEN MAN


:

Belum adanya Supervisi pemberian Tidak tahu hal-hal yang


sarana edukasi edukasi pasien post disampaikan saat
yang Primary PCI pemberian edukasi
representatif tindakan pencegahan
perdarahan

Tidak melakukan evaluasi


pemberian edukasi
pencegahan perdarahan

K4: Harus ada


edukasi tindakan
mencegah
timbulnya resiko
perdarahan
(37.5%)

Tidak ada lembar balik atau


sarana edukasi yang seragam

Grading penerimaan edukasi


yang belum seragam
Tidak ada prosedur edukasi
terstandar
Lampiran 5 Diagram Fish Bone Kriteria 5 CAUSES

21

MACHINE/TOOLS: MEASUREMENTS METHODE


EFFECT

MATERIAL MANAGEMEN MAN


:

Tata laksana
Belum ada inisiatif
monitoring
tanda
perdarahan

Belum adanya SPO


tentang resiko
perdarahan

K5: Harus ada


tindakan
kolaborasi
monitoring faktor
koagulasi darah
(6.25%)

Pendokumentasian di RM

Hasil laborat kritis


Tidak ada tindakan
pendelegasian

22

MACHINE/TOOLS: MEASUREMENTS METHODE


Lampiran 6 Diagram Fish Bone Kriteria 6 CAUSES EFFECT

MATERIAL MANAGEMEN MAN


:

Belum disahkan Supervisi evaluasi Tidak tahu cara


SAK tentang tindakan pencegahan mengevaluasi tindakan
resiko perdarahan <<< pencegahan perdarahan
perdarahan

Tidak melakukan evaluasi


Tidak ada sosialisasi SAK tindakan pencegahan
tentang resiko perdarahan
SPO pencegahan perdarahan
belum ada perdarahan

K6
Harus ada
evaluasi tindakan
pencegahan
perdarahan

Metode Evaluasi Belum Ada

Tidak ada penanda pasien


resiko perdarahan

Grading resiko perdarahan


Tidak ada prosedur evaluasi
dan tata laksana sesuai
tindakan pencegahan
grading tidak ada
perdarahan
23
Tidak ada tools yang singkat dan
jelas terkait item evaluasi
24

Anda mungkin juga menyukai