Anda di halaman 1dari 4

AKI

A. Etiologi
Acute kidney injury (AKI) / Gagal ginjal Akut (GGA). Banyak faktor yang
dapat mencetuskan AKI, biasanya penyebabnya tidak tunggal. Etiologi dari AKI
diklasifikasikan kedalam 3 hal, yaitu prerenal, renal dan postrenal (Thaib, 1991).

1) AKI post renal; Menurut Torrente (1984) kelompok ini merupakan 2 -5 %


dari seluruh AKI. Langkah langkah yang ditempuh dalam persiapan dan
evaluasi sebagai berikut:
a) Riwayat penyakit dan pengobatan : Apakah sebelumnya terdapat
batu, pernah mengalami trauma; pernah mendapat radiasi didaerah pelvik.
Apakah terdapat hipertropi prostat.
b) Pemeriksaan fisik: Pemeriksaan rektum dan vagina. Pemeriksaan
kandung kencing, Palpasi ginjal, dan Pemeriksaan genitalia eksterna.
c) Tes-tes paraklinik: Pemeriksaan USG kandung kencing dan ginjal.
Pemeriksaan nefrogram. Jika ada indikasi dilakukan pemeriksaan sistoskopo
dan pielografi retrograd.

2) Pre renal: Kelainan kelompok ini banyak terjadi pada kasus bedah akut.
Langkah yang ditempuh untuk diagnosis sebagai berikut:
a) Riwayat penyakit dan pengobatan : Mencari hal-hal yang dapat
menyebabkan kehilangan cairan misalnya; dari traktus gastrintestinal, drain,
kehilangan incensible, diuretik, prosedur bedah.
b) Pemeriksaan fisik: Menemukan tanda-tanda kekurangan volume
cairan tubuh. Mendapatkan tanda-tanda gagal jantung atau gagal hati.
c) Tes-tes paraklinik
d) Pemeriksaan urin.
e) Pemeriksaaan nefrogram.
f) Pemeriksaan arteriografi.

3) AKI renal (parenkim): Kelainan ini sekunder karena perubahan pada


glomerulus, pembuluh darah atau peradangan.
a. Penyebab umum
1. Iskemia
a) Kelaianan prerenal yang berkepanjangan
b) Cedera, trauma
c) Reaksi transfusi
d) Luka bakar
e) Sepsis
f) Pakreatitits
g) Trombosis atau emboli pembuluh darah ginjal

2. Toksin, obstruksi tubuli:


a) Asam uxat
b) Oksalat
c) Sulfonamid
d) Logam berat
e) Mioglobin; hemoglobin Lain-lain ; Metoksifluran, kontras
radiologi

b. Nekrosis tubuli akut (NTA)


NTA biasanya dicetuskan oleh banyak faktor dan sering disertai fase
nonoliguria. Kadang-kadang suht membedakan dengan GGA pre renal, tetapi
dengan indeks dan serum diagnosis dapat ditegakkan lebih tepat (Tabel I).
Tetapi pada bedah akut kita sering tidak sempat melakukan analisis hal ini,
karena dihadapkan oleh masalah bedah yang harus segera ditanggulangi.

Rasio osmolalits urin/plasma merupakan salah satu variabel pengukuran yang


sangat penting untuk menilai fungsi ginjal. Rasio 1,1 : 1 atau kurang adalah nilai yang
patognomonik untuk NTA. Tetapi nilai ini akan bermakna jika pasien belum
mendapat diurtik 6 -12 jam sebelumnya; sebab diuretik dapat mempengaruhi
kemampuan reabsorpsi natirum dan memekatkan urin. Jika dicurigai adanya NTA,
sediaan urin dan darah untuk pemeriksaan diambil sebelum terapi diuretik.

B. Patofisiologi

Patofisiologi acute kidney injury (AKI) sangat kompleks dan dipengaruhi banyak
faktor. Sampai saat ini, patofisiologi AKI masih diperdebatkan karena sebagian besar peneliti
dilakukan pada binatang akibat sulitnya melaksanakan penelitian AKI pada kondisi gawat
darurat. Diperkirakan ada perbedaan antara patofisiologis AKI yang menyebabkan iskemia,
sepsis maupun obstruksi, namun ada pula penelitian yang menemukan kesamaan
biomolekuler. Mekanisme yang terlibat dengan etiologi AKI antara lain adalah Jejas endotel,
efek langsung dari nefrotoksik, hilangnya otot regulasi ginjal serta pembentukan mediator
keradangan. Iskemik pada ginjal akan menyebabkan berkurangnya atau serta rangkaian stres
oksidatif yang berakhir pada apoptosis, perubahan membran sel parenkim ginjal, kerusakan
struktur sel sel ginjal.

Iskemik pada ginjal akan mendorong terjadinya perubahan intrarenal termasuk


perubahan hemodinamik, disfungsi endotel, infiltrasi sel Radang pada parenkim ginjal,
trombosis intraglomerular dan obstruksi tubulus oleh sel-sel nekrotik. Proses ini berlanjut
dengan hilangnya otoregulasi ginjal, vasokonstriksi yang berlebihan, kurangnya nitric oxide
serta berlanjutnya stres oksidatif, peningkatan endotelium dan diregulasi produksi
prostaglandin yang pada akhirnya akan menyebabkan penurunanl laju filtrasi glomerular
(LFG).

Pada AKI ada jeda waktu antara penurunan LFG awal terjadinya Jejas pada ginjal.
Setelah gangguan pada ginjal berhenti maka ginjal akan berada pada kondisi stabil dan
kemudian berangsur-angsur walau serangan pada ginjal telah berhenti, tetapi proses intrarenal
akan terus berlangsung sehingga LFG akan terus menurun.

c. Manifestasi
Pada acute kidney injury (AKI), manifestasi klinis tercetus dalam beberapa hari atau
minggu Mortalitas pasien dengan acute kidney injury (AKI) dan memerlukan hemodialisis
masih tinggi. Jika dilakukan tindakan bedah dan anestesia nilai ini meningkat sampai lebih
dari 60%; untuk bedah yang berat seperti laparatomi eksplorasi dapat mencapai 90%. Karena
itu bedah elektif tidak dapat dibenarkan dilakukan pada pasein acute kidney injury (AKI),
tetapi bedah akut untuk menyelamatkan pasien terpaksa dilakukan dengan segala
konsekuensi. Seorang dokter anestesiologist harus waspada terhadap gangguan fungsi ginjal
yang tidak terdiagnosa dan menjurus ke acute kidney injury (AKI) selama atau pasca
anestesia. Kondisi ini mungkin terjadi akibat komplikasi dari hipertensi, infark jantung atau
gagal jantung kongestif, aneurisma aorta abdominal, gagal hepar, diabetes vaskulopati,
kelainan kongenital traktus urinarius atau beberapa penyakit lainnya (Thaib, 1991; Bolsin,
1996).

https://books.google.co.id/books?id=BICSDwAAQBAJ&pg=PA500&lpg=PA500&dq=buku
+penyakit+Acute+kidney+injury&source=bl&ots=WMrThKvPD-
&sig=ACfU3U0tNi4NoV5GpBPfJ_yHfvnquF7VLQ&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwinuNXSj
sfnAhXacn0KHaTRCjk4ChDoATAHegQICxAB#v=onepage&q=buku%20penyakit%20Acu
te%20kidney%20injury&f=false

Imai Indra.2013. Anestesia Pada Insufusiensi Renal Insufficiency. Banda Aceh. of


Medicine, Syiah Kuala University. Idea Nursing Journal Vol. IV No. 1 2013 ISSN : 2087-
2879 69

Anda mungkin juga menyukai