Abstract
Children with emotional and behavioral disorders are one of kind children with special
education need. Education as a basic right of every child in Indonesia, especially children with
emotional and behaviour disorder, has not been fully realized, this is due to the lack of
awareness of parents and teachers. The earlier the children with emotional and behaviour
disorders are detected, the higher the expectation to recovery is, so special elementary school
for emotional and behaviour disorder facilities are essential. For designing a building that
maximizes space program and environmental atmosphere available with the type of needs and
program activities that take place, the healing environment is chosen as a design solution at the
planned school. Healing environment is related to the creation of an environment that affects
health by influencing action and interaction by applying the sensory, natural, and psychological
aspects. Aspects of the healing environment will be applied to the spatial, site, form and mass
arrangement, and landscape.
serta stigma buruk masyarakat tentang murid faktor lingkungan mempunyai pengaruh yang
SLB-E. besar 40% dalam proses penyembuhan yaitu
Indonesia telah meratifikasi Konvensi Hak 40% faktor fisik, faktor medis 10 %, faktor
Anak sejak 5 September 1990. Hal ini genetis 20%, dan faktor lain 30% (Kaplan dkk,
merupakan komitmen Indonesia dalam 2010 dalam Kurniawati, 2007) Healing
menghormati dan memenuhi hak anak. environment adalah sebuah sistem dan tempat
Pemerintah mentransformasikan hak anak yang teridiri dari orang-orang, perilaku,
kedalam proses pembangunan dengan perawatan, dan parameter psikologis dan fisik
mengembangkan kebijakan Kota Layak Anak. mereka (Wayne B. Jonas, 2007 dalam Phyllis J.
Salah satu kota yang mendapat predikat kota Water,2008). Lingkungan fisik merupakan
layak anak adalah Surakarta, yang telah sebuah dimensi dari penyembuahan itu sendiri,
memulai upaya mewujudkan kota layak anak ini berkaitan dengan dimensi lain dari sebuah
sejak tahun 2006 (Solo Kota Layak Anak, optimal healing environment. Lingkungan
2014). Dalam mewujudkan kota layak anak, dapat berdampak pada kesehatan dengan
terdapat seruan internasional tentang mempengaruhi perilaku, aksi, dan interaksi dari
penuntansan Education for All yang diharapkan pasien dan keluarga juga berlaku pada pegawai
tercapai pada tahun 2015, tetapi pada perawatan
kenyataannya sampai dengan akhir tahun 2015 Dalam mendesain dengan pendekatan healing
belum sepenuhnya dapat tercapai (Suyatmi, environment, terdapat tiga aspek yaitu, alam,
2016). indra, dan psikologis (Murphy, 2008 dalam
Populasi anak tunalaras di Surakarta sejumlah Vidra Lidyasa dkk, 2012). Aspek alam
2.738 anak, berdasarkan prevalensi 2% dari diaplikasikan pada desain dengan healing
populasi anak sekolah (Sutjihati Somantri, garden dan penggunaan elemen serta orientasi
2006). Dari jumlah tersebut belum semuanya bangunan ke alam. Pendekatan indra adalah
tertampung dan tertangani, karena di Surakarta pendekatan menggunakan elemen-elemen yang
hanya terdapat dua lembaga pendidikan yang dapat memberi stimulus indra manusia yang di
khusus menangani anak tunalaras, yaitu SLBE aplikasikan dalam desain arsitektural. Indra
Bhina Putera Mandiri dan SLBE Prayuwana yang digunakan ada empat, yaitu indra
Anak Indonesia mendapatkan pendidikan penglihatan (warna, pencahayaan, skala,
formal paling dasar di sekolah dasar. Sebagai bentuk), indra pendengaran (musik,
pendidikan dasar, siswa sekolah dasar kebisingan), indra peraba (tekstur,
umumnya berusia 7-12 tahun. Anak usia SD penghawaan, suhu), dan indra penciuman (bau).
tengah belajar untuk mengatur emosinya dalam Kedua pendekatan tersebut secara tidak
seting sosial, membalas stimulus perilaku orang langsung mempengaruhi psikologis manusia
lain dengan pengaturan respon dan ekspresi dengan menghasilkan stimulus yang akan
(Aini Mahabbati, 2006). Apabila anak tunalaras menghasilkan respon
yang belum terdeteksi dan tidak dispesifikkan
berada di sekolah dasar akan mengakibatkan 2. METODE
proses pendidikan cenderung sulit baik bagi
Gagasan ide dasar pembuatan objek desain
guru maupun bagi siswa. Semakin dini
berawal dari fenomena non-arsitektur, yaitu
terdeteksi dan tertangani, maka kesempatan
tentang anak tunalaras yang menghasilkan
anak untuk kembali memulihkan perilakunya,
objek desain berupa sekolah dasar luar biasa
sehingga anak dapat melanjutkan pendidikan
bagian tunalaras. Kemudian dikembangkan
formal ke jenjang selanjutnya (Sekolah
dengan fenomena arsitektur yang ada dengan
Menengah Pertama) di sekolah reguler.
meakukan alnalisis berupa tinjauan data.
Manusia dan alam lingkungan pada hakikatnya
Sekolah dasar luar biasa bagian tunalaras
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
adalah suatu lembaga pendidikan yang
dipisahkan. Keduanya saling berinteraksi, dan
memberikan pelayanan pendidikan formal
dari proses interaksi tersebut dapat berupa
jenjang paling dasar yang secara khusus
lingkungan fisik. Dengan demikian manusia
ditujukan untuk anak tunalaras. Mendesain
membentuk bangunan dan selanjutnya
sekolah khusus anak tunalaras terdapat empat
bangunan akan membentuk manusia (Sriti
hal yang perlu diperhatikan pada lingkungan
Mayang,2003) Sejalan dengan hal tersebut,
448
Endhita Januar Bihastuti, Ummul M, Maya AN, Sekolah Dasar Luar Biasa…
sekolahnya, yaitu kejelasan fungsi sebuah Setiap aspek memiliki elemen-elemen yang
ruang, ruangan yang dapat mengontrol diterapkan di desain seperti pada tabel berikut.
stimulasi berlebih, penataan ruang yang dapat Tabel 1: Penerapan healing environment
mempermudah pengawasan, serta sebuah Aspek Elemen Penerapan
tempat sepi untuk mendukung kebutuhan dari Penglihatan Warna
anak tunalaras pasif (Quinn, 2000 dalam Pencahayaan
Puspita Tunggadewi dkk, 2014). Bentuk
Untuk memfasilitasi anak tunalaras tersebut, Pendengaran Musik
perlu desain bangunan yang dapat Indra Pengaturan
memaksimalkan antara program ruang dan kebisingan
suasana lingkungan yang tersedia dengan jenis Peraba Tekstur
kebutuhan dan program kegiatan yang Penghawaan
berlangsung, maka healing environment dipilih Penciuman Bau
sebagai solusi desain pada sekolah yang Pemandangan Lansekap
direncanakan. Healing Area rekreasi
Penerapkan healing environment digunakan garden dan sosial
sebagai dasar untuk mensintesa antara fenomen Alam
informal
arsitektur dan fenomena non arsitektur yang Area seni
menghasilkan kriteria desain. Kriteria desain Area olahraga
menjadi dasar untuk menentukan konsep
Kenyamanan Keselamatan
peruangan, tapak, bentuk dan tata masa
fisik dan
bangunan, serta lansekap yang
Psikologis keamanan
ditransformasikan kan menjadi sebuah desain.
Rasa kontrol
Privasi
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Anak tunalaras diklasifikasikan menjadi
Konsep healing environment adalah menjadi 2 jenis, yaitu anak tunalaras aktif
membangun suasana melalui penyesuaian (externalizing behavior) dan anak tunalaras
semua elemen desain untuk dapat memberikan pasif (internalizing behavior). Prinsip healing
rangsangan positif bagi indra. Manusia environment digunakan dengan menerapkan
menyesuaikan responnya terhadap rangsang kontrol dan stimulasi pada lingkungan anak
yang datang dari luar, sedangkan stimulus dapat tunalaras. Kontrol dan stimulasi didasarkan
diubah sesuai dengan kebutuhan manusia pada karakter perilaku mereka yang dibagi
(Wohlwill, 1974 dalam Sriti Mayang, 2003). menjadi 2, seperti pada tabel di bawah.
Sehingga manusia menyesuaikan respon Tabel 2: : Analisis penerapan healing environment anak
terhadap lingkungan sekitarnya untuk tunalaras tipe externalizing
disesuaikan dengan daya-daya dan kebutuhan Karakter Kontrol Stimulus
Suka mengancam Ruang yang Ruang:
yang dimilikinya. Prinsip-prinsip penerapan atau aman Ruang yang
healing environment pada desain adalah mengintimidasi Kejelasan fungsi dapat
sebagai berikut berikut (Subekti, 2007 dalam Suka berkelahi ruang sehingga mendorong
atau menyerang menghindari interaksi
Febriani Kurniawati, 2007): Agresif ruang-ruang antar siswa
a. Desainnya harus mampu mendukung Membantah yang berpotensi dan guru dan
negatif (sepi dan siswa antar
proses pemulihan baik fisik maupun psikis tidak terpantau) siswa
seseorang. Menghilangkan Stimulus
b. Akses ke alam. benda-benda yang
atau potensi menenangkan
c. Adanya kegiatan-kegiatan outdoor yang kekerasan dan kondusif
berhubungan langsung dengan alam. Pembedaan Penggunaan
d. Desainnya diarahkan pada penciptaan ruang karya seni
berdasarkan yang
kualitas ruang agar suasana terasa aman, kelompok umur menenangkan
nyaman, dan tidak menimbulkan stres. Mengganggu Pengaturan dan memberi
Terdapat 3 aspek yang digunakan dalam orang lain perabot yang semangat
Sulit konsentrasi memberikan Kegiatan
mendesain healing environment, yaitu indra, Sulit diam jarak antar anak
alam, dan psikologi (Vidra Lidyasa dkk, 2012). Aktif bergerak
449
Arsitektura, Vol. 15, No.2, Oktober 2017: 447-454
450
Endhita Januar Bihastuti, Ummul M, Maya AN, Sekolah Dasar Luar Biasa…
menginspirasi komunikasi dan kerjasama dan karakter anak yang mudah terdistraksi,
(Kristi S. Gaines dkk, 2011). untuk itu dipilih latar gambar alam dengan
warna-warna yang memberikan efek tenang
dan nyaman seperti warna biru, hijau, merah
muda, dan coklat.
451
Arsitektura, Vol. 15, No.2, Oktober 2017: 447-454
452
Endhita Januar Bihastuti, Ummul M, Maya AN, Sekolah Dasar Luar Biasa…
kebutuhan ruang. Sedangkan penghawaan Area sosial informal ditujukan untuk mewadahi
diterapkan dengan penggunaan penghawaan kebutuhan sosial dan emosional para pengguna.
alami dan buatan sesuai dengan kebutuhan Area ini juga dapat menjadi pilihan tempat bagi
ruang. terapi individu maupun kelompok. Pengaturan
area sosial yang mempertimbangkan tingkat
3.4. Lansekap privasi dapat memberikan rasa kontrol bagi
Aspek alam pada healing environment yang pengguna untuk memiliki pilihan sesuai dengan
diterapkan di lansekap adalah healing garden. keadaan yang diinginkan. Area sosial dan
Tujuan healing garden adalah untuk membuat informal berupa area duduk, area berkumpul
orang merasa aman, stres berkurang, lebih dan area berjalan santai.
nyaman, dan merasa segar. Aktivitas luar ruang Area seni memiliki dampak positif dalam
dapat mendukung proses pembelajaran, penciptaan healing environment dan bagi anak-
mendorong anak untuk memiliki kemajuan anak. Area seni ini dibuat untuk mengasah
berbagai ketrampilan (motorik, sosial kreatifitas anak, mengasah kemampuan
emosional, sensorik), dan rekreasi relaksasi. kognitif, sosial emosional, dan motorik. Area
Pengaturan lansekap yang tepat dapat seni mewadahi salah satu kegiatan seni yaitu
mendorong aktivitas luar ruangan yang optimal, menggambar. Kriteria dalam pembuatan area
sehingga dibagi menjadi tiga zona, zona area bermain ini antara lain, aman, mudah dijangkau
olahraga, zona area rekreasi dan sosial anak, memiliki tampilan menarik. Area ini juga
informal, dan zona area seni. menjadi sarana salah karakteristik anak
Area olahraga dibagi menjadi dua yaitu area tunalaras yaitu suka mencorat-coret.
permukaan lunak dan area permukaan keras.
Area permukaan lunak diperuntukkan untuk 4. KESIMPULAN
aktivitas berkumpul, lari, dan olahraga lainnya.
Area permukaan lunak difungsikan untuk Kesimpulan dari penerapan healing
kegiatan olahraga basket. environment pada sekolah dasar luar biasa
bagian tunalaras di Surakarta adalah sebagai
berikut:
a. Prinsip healing environment berupa
desainnya harus mampu mendukung proses
pemulihan baik fisik maupun psikis
seseorang dan desainnya diarahkan pada
penciptaan kualitas ruang agar suasana
terasa aman, nyaman, dan tidak
Gambar 9: Area olahraga menimbulkan stres menghasilkan kontrol
Area rekreasi dan sosial informal bertujuan dan stimulus pada kontrol dan stimulus yang
untuk mewadahi aktivitas rekreasi disesuaikan dengan karakter anak tipe
(playground) dan aktivitas sosial antar externaling dan anak tipe internalizing,
pengguna. Area rekreasi berisi berbagai pilihan selanjutnya diterapkan menggunakan
permainan yang memenuhi beberapa kriteria, elemen-elemen healing environment pada
yaitu aman, berbahan lunak, dan memiliki peruangan, tapak, bentuk dan tata massa
berbagai alternatif jenis permainan, mengasah bangunan.
motorik anak, dan sesuai dengan umur anak. b. Prinsip healing environment berupa akses
kea lam dan Adanya kegiatan-kegiatan
outdoor yang berhubungan langsung dengan
alam diterapkan pada objek desain melalui
healing garden yang menghasilkan 3 jenis
area, yaitu area olahraga, area rekreasi dan
sosial informal, dan area seni.
453
Arsitektura, Vol. 15, No.2, Oktober 2017: 447-454
454