Anda di halaman 1dari 2

ISSN: 2338 4638 Volume 2 Nomor 6a (2018)

Menyongsong Bonus Demografi Indonesia


Syarifah Gustiawati Mukri*

Sudah menjadi kewajiban bagi


suatu negara untuk melakukan
pembangunan generasi mudanya
sebagai asset masa depan.
Pembangunan itu dapat berupa
pembangunan gerakan pemuda,
bukan hanya pada level nasional
namun juga pada level
internasional. Bagi Indonesia
sendiri, gerakan tersebut
memberikan implikasi semakin
pentingnya posisi pemuda dalam
konteks bonus demografi sebagai
intelectual capital bagi bangsa yang
besar.
Bonus demografi merupakan
kesempatan emas yang dapat
dinikmati suatu negara, sebagai
akibat dari besarnya proporsi kekalahan dalam perang dunia untuk mewujudkan Indonesia yang
penduduk produktif rentang usia kedua pada tahun 1945. berkemajuan. Sehingga, jika dapat
antara 15 - 40 tahun dalam evolusi Sebagaimana Korea pada tahun dimanfaatkan dengan baik, gerakan
kependudukan yang dialaminya. 1950, mereka disebut sebagai ini akan membawa Indonesia
Bonus demografi merupakan masa negara termiskin di Asia. Namun mampu bangkit dari kemiskinan,
transisi demografi, yaitu terjadinya akhirnya, Korea mampu bangkit keterbelakangan mental, menjadi
penurunan tingkat kematian yang pasca kemiskinan dengan salah satu negara yang paling
diikuti dengan penurunan tingkat memanfaatkan bonus demografi berpengaruh dalam melahirkan ide
kelahiran dan dapat digunakan yang dapat melahirkan ide besar besar dari komunitas kecil, sebagai
untuk meningkatkan pertumbuhan dari kelompok kecil. Demikian poros intectual capital modal dalam
ekonomi dengan memanfaatkan pula halnya bangsa Indonesia, pendidikan dan inovasi, sekolah
penduduk usia produktif secara harus mempersiapkan diri dalam negarawan, dan menjadi bangsa
optimal. Dengan demikian, bonus menghadapi bonus demografi, yang disegani.
demografi akan menjadi sehingga bonus usia produktif
Bangsa Indonesia diperkirakan
kesempatan besar, jika banyaknya tersebut tidak menjadi sia-sia,
mengalami bonus demografi pada
penduduk usia produktif seimbang tetapi dapat dirasakan
tahun 2012-2028. Hal tersebut
dengan ketersediaan lapangan manfaatannya untuk kemajuan
menjelaskan bahwa Indonesia
pekerjaan (Noor, tth: 124). bangsa.
masih memiliki banyak waktu
Jepang pada tahun 1950 pernah Gerakan pemuda ini, secara untuk menyiapkan penduduk usia
mengalami bonus demografi, simultan dilakukan oleh seluruh produktif yang menjadi peran
meskipun mereka telah mengalami organisasi kepemudaan bertujuan utama dalam pemanfaatan bonus

- 51 -
demografi. Usia produktif tersebut berkisar 20-30 tahun, karang taruna. Sementara hubungannya dengan
di usia tersebut mereka dapat menunjukkan jati dirinya organisasi pemuda lainnya hanya sebatas jaringan kerja.
di tingkat nasional. Berdasarkan data kependudukan di Sedang Ketua KNPI Kabupaten Bogor Muhammad
Indonesia terdapat 60 juta anak muda dari 200 juta Burhani menyatakan bahwa langkah awal pergerakan
jumlah penduduk Indonesia, kabupaten Bogor saja pemuda dengan mempersatukan perbedaan, menggali
jumlah penduduknya mencapai 5 juta sedangkan 60 % potensi pemuda, rapat kerja pemuda dan program
atau tiga juta dari jumlah total penduduk Bogor adalah kepemudaan lainnya. KNPI sebagai fasilitator pemuda
anak muda. berupaya menyamakan visi dan misi komunitas
pemuda kemudian bergerak Bersama (Bogor,
Momentum Indonesia dalam memanfaatkan
pemuda sebagai calon pemimpin bangsa adalah 31/11/2015).
keniscayaan. Kesempatan tersebut dilakukan secara Indonesia disinyalir memiliki kekuatan ekonomi di
simultan oleh seluruh organisasi kepemudaan. Pola dunia 20 tahun ke depan, sedangkan realitas
gerakan bersama yang dapat dilakukan yakni dalam menunjukkan bahwa indeks IPM Indonesia berada
meningkatkan kualitas pemuda melalui peningkatan diurutan 108 di dunia, sementara di negara Asean
pendidikan, ketrampilan dan kesehatan, serta Indonesia berada di urutan kelima bahkan di bawah
kemampuan bangsa dalam menyiapkan lapangan Malaysia. Untuk itu Indonesia harus fokus pada
pekerjaan bagi para tenaga kerja sesuai dengan program pembangunan sumber daya manusia, yaitu
kemampuan pendidikan program menanam
dan ketrampilan yang manusia untuk 25 tahun ke
dimiliki, sehingga mereka depan sebagai wujud
mampu memperoleh intelektual capital, dan
pendapatan yang dapat memanennya 30-40 tahun
menopang kehidupan diri berikutnya. Program
sendiri dan keluarganya, pengembangan potensi
terutama orang yang sumber daya pemuda
menjadi tanggung jawab tersebut menjadi prioritas
mereka di usia non untuk kemajuan bangsa,
produktif. Jadi, untuk agar lapangan pekerjaan
mendapatkan hasil dapat terserap secara
pemanfaatan yang optimal. Demikianlah,
maksimal, tidak hanya diperlukan kerja keras oleh diantara program yang harus disiapkan. Jika tidak
organisasi kepemudaan saja, melainkan seluruh disiapkan, maka bonus demografi ini akan menjadi
komponen kehidupan. bencana besar untuk sebuah bangsa yang besar.
Ketua Pemuda Muhammadiyah Nasihudin
Kabupaten Bogor menyatakan bahwa upaya yang dapat Pustaka Acuan:
dilakukan dalam menghadapi bonus demografi yaitu *Penulis adalah dosen tetap FAI Universitas Ibn Khaldun (UIKA)
dengan menciptakan pergerakan dakwah pemuda, Bogor, sekaligus alumni terbaik Pendidikan Kader Ulama (PKU)
selain diperlukan pengembangan sumber daya manusia angkatan IX.
di bidang dakwah bekerjasama antara PKU (Pendidikan Noor, Munawar, “Kebijakan Pembangunan Kependudukan dan Bonus
Kader Ulama) dan Organisasi kepemudaan. Perspektif Demografi”, dalam Serat Acitya; Jurnal Ilmiah UNTAG
lain disampaikan Irfan Darajat, Ketua Karang Taruna Semarang, (tth).
Pemuda Desa Kabupaten Bogor periode tahun 2013- Simposium Pemuda, “Peran Pemuda Kabupaten Bogor Versus Bonus
2018, ia menyatakan bahwa pemuda karang taruna Demografi”, Bogor, 31 Nopember 2015, Kerjasama Lembaga
Pengkajian Keagamaan dan Pendidikan Ulama (LPKPU), Majelis
harus kembali ke khittah yaitu kembali ke desa,
Ulama Indonesia (MUI) Kab. Bogor, Alumni Pendidikan Kader
melaksanakan program pemberdayaan karang taruna Ulama (PKU) Angkatan ke IX, Majelis Belia Malaysia, Komite
tingkat desa, dan fokus pergerakannya di desa, Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Bogor, Aliansi
sehingga kegiatan desa dapat terbantu oleh pemuda Pemuda Muhammadiyah, Aliansi Pemuda Karang taruna
Kabupaten Bogor.

‘Adalah; Buletin Hukum dan Keadilan merupakan berkala ilmiah yang diterbitkan oleh Pusat Studi Konstitusi dan Legislasi Nasional
(POSKO-LEGNAS), Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penasehat: Prof. Dr. H. Abdul Ghani Abdullah, SH., Prof. Dr. H. A Salman Maggalatung, SH., MH. Pemimpin Redaktur: Indra
Rahmatullah, Tim Redaktur: Nur Rohim Yunus, Fathuddin, Mara Sutan Rambe, Muhammad Ishar Helmi, Erwin Hikmatiar. Penyunting:
Latipah, Siti Nurhalimah. Setting & Layout: Siti Romlah

- 52 -

Anda mungkin juga menyukai